Suhartanto
Universitas Jendral Soedirman
suhartantoipa2@yahoo.com
Abstrak
Pabrik amoniak adalah pabrik yang menyediakan bahan baku seperti amoniak
dan CO2 untuk produksi pada suatu industri. Pada sintesisnya untuk
mempercepat proses pembentukan amoniak di butuhkan bahan khusus untuk
membantu prosesnya, yaitu suatu katalis. Katalis adalah suatu bahan yang di
gunakan untuk mempercepat suatu proses, tetapi tidak ikut beraksi dalam
pembentukannya. Katalis tersebut mempunyai batas waktu pakai, dan jika
tidak dipakai maka akan menjadi suatu limbah padat B3. Pabrik amoniak
melakukan penyimpanan limbah B3 pada TPS kemuadian diserahkan pada
pihak ke tiga untuk mengolahnya. Dasarnya Butuh pengelolaan yang baik,
agar tidak mencemari lingkungan. Jenis limbah industri B3 yang tidak
memenuhi baku mutu yang dibuang langsung ke lingkungan merupakan
sumber pencemaran lingkungan. Untuk menghindari Pencemaran tersebut
perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup.
Kata kunci : Amoniak, Katalis, Limbah B3
1. PENDAHULUAN
Bahan baku pembuatan pupuk urea
adalah gas karbondioksida dan amoniak,
kedua bahan baku tersebut diperoleh dari
pabrik amoniak, proses pembuatan gas
CO2 dan NH3 di pabrik amoniak yang
memerlukan bahan baku gas alam, udara
dan air demin. Gas alam akan di reaksikan
dengan steam yang terbentuk di pabrik
amoniak sehingga menghasilkan gas H2
dan CO2. Gas CO2 , akan dikirimkan ke
pabrik urea sedangkan gas H2 akan
direaksikan dengan gas N2 membentuk
NH3.
Gas
N2
diperoleh
dengan
menambahkan udara kedalam sistem.
Selanjutnya amoniak cair akan di kirim ke
pabrik Urea. (PT Pupuk Kujang, 2015).
Pembangunan
pabrik
amoniak
telah ikut mendorong produksi pupuk urea
guna meningkatkan produksi pangan.
Namun demikian pembangunannya telah
pula menimbulkan permasalahan baru
yaitu pencemaran lingkungan. Operasi
pabrik menggunakan berbagai bahan
kimia, baik sebagai bahan baku, bahan
kimia
yang
terbentuk
selama
operasimaupun produk amoniak. Bahanbahan kimia tersebut apabila tidak dapat
dikelola
dengan
sempurna
akan
mengakibatkan pencemaran lingkungan
kerja dan lingkungan kehidupan sekitar.
Disamping itu kondisi operasi beberapa
peralatan yang menerapkan
temperatur
dan
tekanan
yang tinggi dapat
membahayakan lingkungan. Emisi yang
ditimbulkan, tetesan minyak, bahan-bahan
buangan selama operasi maupun pada
waktu perbaikan juga dapat merupakan
sumber pencemaran.
Buangan industri amoniak dapat
mengganggu
kesehatan
kerja
dan
lingkungan sekitar. Oksida nitrogen, NOx
dan oksida sulfur, SOx akan menimbulkan
hujan asam sehingga dapat merusak
tumbuh-tumbuhan dan kehidupan air.
Klorida, Cl, dapat merusak sistim
pernapasan dan membran mucous mata.
Padatan tersuspensi akan mengganggu
pernapasan, jarak pandang, mengakibatkan
iritasi mata, dan pada beberapa padatan
2. TUJUAN
1. Mengetahui
bagaimana
cara
pengelolaan Katalis pada pabrik
amoniak.
2. Mengetahui bagaimana karakteristik
katalis yang di gunakan
3. Bagaimana cara pengelolaan limbah
katalis B3
3. METODE
Melihat
bagaimana
katalis
digunakan dalam proses pembentukan
amoniak, kemudian melihat karakteristik
katalis tersebut, setelah itu pengelolaan
yang dilakukan setelah katalis tidak lagi
di gunakan karena tidak lagi optimal
ataupun sudah tidak digunakan lagi
sehingga menjadi limbah B3.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses
pembuatan
amoniak
dilakukan dengan mereaksikan hidrogen
dan nitrogen dalam reaktor unggun
berkatalis
yang
disebut
ammonia
converter. Hidrogen dan nitrogen sebagai
salah satu komponen gas sintesis di
hasilkan melalui reaksi katalitik gas alam
dengan steam (steam reforming) dan
oksida parsial dalam reformer di unit
reforming. Bahan baku utama pembuatan
amoniak adalah gas alam, air (steam)), dan
udara. Gas alam di peroleh dari pertamina
melalui kontak jual beli jangka panjang,
air di peroleh dari situ jatiluhur, dan udara
di ambil secara bebas dari alam (Junaedi,
Herri, Benny, 2006).
Pada produksi Amoniak, katalis
yang di gunakan biasanya digunakan pada
proses berikut ini
a.
Desulfurisasi
meninggalkan
convection section pada
100~2000C adalah sumber utama emisi
dari pabrik, terutama CO2, NOx, dan
sedikit SO2 dan CO.
c.
Secondary Reforming
Shift Conversion
e.
CO2 Removal
f.
Metanasi
Sintesa Amoniak
Sintesa
amoniak
biasanya
berlangsung pada tekanan 100~250 bar
dan temperatur
350~5500C dengan katalis besi sesuai
dengan reaksi;
N2 + 3H2 2NH3 dH298 =
- 46 KJ/mol NH3.
Amoniak yang terbentuk selanjutnya
dipisahkan dari recycle gas dengan
pendinginan
/ kondensasi. Hasil
kondensasi kurang sempurna apabila
pendinginan dilakukan dengan air. Uap
amoniak digunakan sebagai refrigeran
dalam kebanyakan pabrik untuk mencapai
konsentrasi amoniak yang cukup rendah
dalam gas yang direcycle ke dalam
konverter. Uap amoniak selanjutnya
dicairkan setelah dikompresi dalam
kompresor refrigeran.
h.
Steam
mempunyai
yang dapat
steam di
Reformer
High Shift
Temperatur
(HTS)
Low Shift
Temperatur
(LTS)
Metanator
Ammonia
Converter
FeO
48
CuO
48
NiO
72
FeO
14.1
18.4
23.7
Poten
2970
2970
0,0%
si
Pema
nasan
Globa
l [kg
CO 2e
q.]
Eutrof
ikasi
Poten
si [kg
P eq.]
Asap
Penci
ptaan
Poten
si [kg
NMV
OC]
Partik
ulat /
anorg
anik
Respi
ratory
[kg
PM
2.5
eq.]
Prime
r
Permi
ntaan
Energ
i
(Total
)
[MJ]
0,0200
0,0200
0,0%
5.60
5.87
4,6%
0,262
0,465
43,8%
43.126
43.125
0,0%
Hidrodesulfurisasi
katalis
dari
maksimal
20%
nd
sebelum siklus 2 dan
10%
sebelumsiklus 3 rd.
Kerugian dalam massa atau
kegiatan
dalam siklus 2 dan
rd
3 dikompensasi dengan penambahan
katalis perawan ke unit. Akibatnya,
katalis asli dapat dikatakan untuk
menyelesaikan sekitar dua setengah
siklus, yang berarti bahwa selama
hidupnya, 1 kg katalis menghasilkan
sekitar 70.000 liter solar sulfur ultrarendah.
Saat ini, kehilangan aktivitas dalam
katalis umumnya terbalik dengan
melakukan "refresh TM" katalis berikut
regenerasi, proses rekondisi yang
mengaktifkan
kembali
situs
aktif
katalis. Hal ini menyebabkan sekitar
hilangnya massa 5%, tetapi menghasilkan
katalis dengan tingkat asli dari aktivitas
selama
2 nd dan
mungkin siklus
produksi 3 rd.
Untuk keperluan penelitian ini,
diasumsikan bahwa pada tahun 2013
refresh TM katalis
adalah
dilakukan
setelah setiap siklus produksi, tetapi pada
tahun
1993, teknologi menyegarkan TM tidak
tersedia
mengakibatkan
hilangnya
aktivitas yang diuraikan di atas untuk
setiap siklus.
Katalis yang digunakan untuk
hidrodesulfurisasi dikirim untuk daur
ulang pada akhir-of-hidup dengan
molibdenum, kobalt dan nikel konstituen
pulih untuk digunakan di sektor lain
seperti industri baja. Kredit untuk
produksi dihindari trioksida molibdenum
primer dan kobalt dan nikel metal telah
diterapkan.
fase kegunaan
Profil emisi kendaraan diesel telah
berubah secara signifikan dalam dua
dekade terakhir sebagai kontrol emisi dan
teknologi
mesin
telah
ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menyajikan perubahan
tahun
2011
merupakan
tahunan
pengurangan 754.000 ton atau 287 juta
m 3 emisi sulfur dioksida.
Penggunaan 10 ppm diesel berarti
bahwa meskipun dua kali lipat dalam
permintaan untuk bahan bakar diesel untuk
kendaraan jalan dalam 20 tahun terakhir,
emisi sulfur dioksida dari sektor ini
setidaknya 100 kali lebih rendah di negaranegara di Uni Eropa-28 dari mereka pada
tahun 1993.
Potensi pengasaman
Dampak pengasaman siklus hidup
untuk kedua 10 ppm ultra-rendah sulfur
diesel dan 2000 ppm diesel
Dibandingkan dengan tahun 2000
ppm diesel, 10 ppm diesel menunjukkan
penurunan
pengasaman
24%. Sebuah
rincian dari hasil pengasaman dengan tahap
proses ditunjukkan pada grafik di atas.
Ini menggambarkan dominasi fase
penggunaan, yang menyumbang 74% dari
total potensi pengasaman selama 10 ppm
diesel dan 80% dari dampak untuk tahun
2000 ppm diesel.Proses produksi diesel
selain hidrodesulfurisasi berkontribusi
hampir semua dampak yang tersisa. Proses
dan materi yang berhubungan dengan
hidrodesulfurisasi hanya menyumbang
0,3% dari dampak keseluruhan, dengan
produksi katalis itu sendiri (termasuk
regenerasi dan daur ulang) akuntansi hanya
0,06%
dari
dampak
pengasaman
keseluruhan untuk 10 ppm diesel.
Mengingat
penurunan
yang
signifikan dalam kandungan sulfur dalam
bahan bakar (faktor 200) mungkin
diharapkan bahwa pengurangan lebih besar
dalam dampak pengasaman akan terlihat.
Sementara emisi penggunaan fase
sulfur dioksida memang 200 kali lebih
rendah selama 10 ppm diesel dari tahun
2000 ppm diesel, sebagian besar dampak
pengasaman dalam tahap penggunaan
sebenarnya dihasilkan oleh emisi oksida
nitrogen, bukan sulfur dioksida, yang
kurang terpengaruh oleh peningkatan
bahan bakar yang tercakup dalam studi
ZnO
Temperatur
penyalaan
sendiri
Tidak
menyala
dengan
sendiriny
a
Kegunaan Produk
Zinc oxside (Zno) banyak digunakan
untuk industri. Zinc oxcide berisi katalis
dan daya serap yang di gunakan pada
proses prduksi untuk industri pemurnian,
petro kimia, pemurnian bahan kimia dan
kimia penting.
Keuntungan
Efisiensinya
tinggi
kandungan
katalis dan daya serap pada ZnO yang
mana menguntungkan bila digunakan
untuk industri. Menggunakan suatu katalis,
reaksi kimianya dapat digunakan pada
temperatur yang rendah , tekanan rendah
atau dengan formasi lebih rendah oleh
produk. Efisisensi yang tinggi pada katalis
penting untuk memperbaiki proses kimia
kedepannya untuk membuatnya lebih
ramah lingkungan dan lebih efisiensi
biayanya dengan mengurangi konsumsi
energi
dan penyebab emisi CO2.
Kemudian ZnO juga dapat menyaring
UVA dan UVB radiasi yang berbahaya dan
memberikan penjagaan dari terbakar
matahari.
Struktu
k Kimia
Parameter
Zn2+ O2-
keadaan
Fisik
Padatan
titik
leleh/beku
>1000oC
Titik Didih
Titik
Pencahayaa
n
Mudah
tidaknya
terbakar
tidak
mudah
terbakar
Nyeri keracunan
Parameter
ledakan
tidak
meledak
Iritasi
Nilai
Informasi Kesehatan
Pada katalis ZnO infornasi tentang
dampak/ efek samping yang akan terjadi
jika kontak dengan manusia, apakah ada
dapak serius yang terjadi. Berikut
informasi dampak yang terjadi pada
kesehatan manusia :
Tabel 5. Efek samping bahan pada
manusia
Penilaan Efek samping
Sebenarnya tid
setelah mel
pencernaan dan
Tidak menyebabk
Mutasigen
Penyebab kanker
Air Beracun
tidak
Mudah
Bahan selamanya akan menyebabkan
mudah
tidaknya
terbaka
efek samping yang merugiakan
pada
terbakar
r
tidak
Paramete uji
Bahan anorganik, oleh karenanya
meleda
r ledakan
k
Temperat
Penimbunan pada organismeurtidak
penyalaa
n sendiri
Kegunaan Produk
Nikel Oksida (NiO) digunakan untuk
produksi dari katalis. NiO berisi
elektrifikasi dan kramik yang berfungsi
sebagai penghantar panas. Selanjutnya,
dapat digunakan pula untuk produksi nikel
yang berisi gelas, pigmen dan baja khusus.
Informasi Kesehatan
Pada katalis NiO infornasi tentang
dampak/ efek samping yang akan terjadi
jika kontak dengan manusia, apakah ada
dapak serius yang terjadi. Berikut
informasi dampak yang terjadi pada
kesehatan manusia :
Molar
mol
Kenampak
Cristal
Bahan anorganik, oleh karenanya
uji Hitam
an
biodegradasi tidak dapat Densitas
dipakai 5,745g/c
m3
Titik Leleh
1377oC
Titik Didih
Solubititas
pada Air
Kelarutan
3414oC
Tidak
larut
Tidak
larut pada
alkali,
alkohol,
tetapi
larut pada
asam
Indeks
Relatif
2,23
Bahaya
Utama
Cepat
Terbakar
Temperatu
r
Penyalaan
Sendiri
Tersedia
Penggunaan
Industri kosmetik menggunakan
produk untuk membuat berbagai pigmen di
make-up. Karena itu adalah non-toksik,
anti air, dan tidak menjalankan atau
berdarah, itu adalah aditif yang ideal untuk
kosmetik seperti maskara, foundation, dan
eye shadow. Ada dua jenis yang berbeda
dari senyawa yang digunakan dalam
industri kosmetik: besi oksida II yang
memiliki pigmen hitam, dan besi oksida III
(ferric oxide, Fe2O3, CAS NO: 1309-371), yang berwarna merah.
Dalam dunia seni, digunakan untuk
membuat pigmen seperti sienna dibakar
dan Banyaknya dibakar. Metode ini
menciptakan pigmen warna cat telah
digunakan sejak zaman prasejarah.
Lukisan-lukisan gua di Lascaux adalah
contoh dari berapa lama senyawa ini telah
digunakan dalam penciptaan seni.
Pigmen yang berbeda dari senyawa
ini digunakan untuk mewarnai hal-hal
seperti cat, beton, kulit, semir sepatu, ubin,
dan karet. pigmen coklat dapat berkisar
dalam warna dari coklat muda sampai
coklat warna kopi. pigmentations merah
berkisar dalam warna dari oranye ke merah
tua.
Efek berbahaya
Efek ekologi
Formasi
Enthalpi
Standar
Strukt
uk
Kimia
Cu2+
O2-
156 kJ
mol1
Sifat
Parameter
Nilai
Massa
Molar
79, 545
g/mol
Bubuk
Hitam ke
coklatan
6,315
g/cm3
Kenampa
kan
Densitas
Titik
Leleh
Titik
Didih
Solubititas
pada Air
Kelarutan
1326oC
2000oC
Tidak
larut
Tidak
larut pada
alkohol,
Ammoni
um
hidroksid
a,
Ammoni
um
karbonat
tetapi
larut pada
sianida,
potasion,
dan
ammoniu
m clorida
Indeks
Relatif
2,63
Bahaya
Utama
Berbahay
a Paada
Lingkung
an
Temperatu
r
Penyalaan
Sendiri
Molar
Entropi
Stendar
Tidak
Terbakar
43 Jmol1
K1
Saran
Pengelolaan limbah padat pada
skala perusahaan besar biasanya sudah
sangat baik pengelolaannya, tetapi untuk
skala industri menengah kebawah
biasanyamasih
kurang
mendapat
perhatian, perlu adanya pembimbingan
secara serius agar kerusakan lingkungan
tidak samakin bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
R.
2004.
Yogyakarta : ANDI
Kimia
Lingkungan.
Kesimpulan