Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri dari pembangkit uap atau yang dikenal
dengan sebutan ketel uap yang berfundasi sebagai sarana untuk mengubah air
menjadi uap bertekanan. Ketel uap dalam bahasa inggris disebut dengan nama
boiler berasal dari kata boil yang berarti mendidihkan atau menguapkan,sehingga
boiler dapat diartikan sebagai alat pembentukan uap yang mampu mengkonversi
energi kimia dari bahan bakar padat ( padat cair dan gas ) yang menjadi energi
panas. Uap yang dihasilkan dari ketel uap merupakan gas yang timbul akibat
perubahan fase cairan menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang
memerlukan sejumlah energi dalam pembentukannya. Zat cair yang dipanaskan
akan mengakibatkan pergerakan moleku-molekul menjadi cepat,sehingga melepas
diri dari lingkungannya dan berubah menjadi uap. Air yang berdekatan dengan
bidang pemanas akan memiliki temperature yang lebih tinggi (berat jenis yang
lebih rendah) dibandingkan dengan air yang bertemperatur rendah, sehingga air
yang bertemperatur tinggi akan naik kepermukaan dan air yang bertemperatur
rendah akan turun. Peristiwa ini akan terjadi secara terus menerus (sirkulasi)
hingga berbentuk uap. Uap yang dihasikan oleh ketel uap dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan antara lain : Utilitas suatu daya pembangkit tenaga
listrik dan industri.

II. TEORI DASAR


1. Pengertian Boiler (Ketel Uap)

Boiler atau ketel uap merupakan suatu pesawat konversi energi yang
mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas. Energi
panas ini akan dimanfaatkan untuk proses pendidihan (boiling) air menjadi uap
air. Uap air yang terbentuk masih bersifat jenuh sehingga perlu ada pemanasan
lanjut untuk menghasilkan uap superpanas yang akan mempunyai sifat-sifat
seperti gas sempurna. Uap superpanas tersebut digunakan untuk menggerakkan
sudu-sudu turbin uap sebagai penggerak mula.
Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita
sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan
selalu diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara,
material wadah air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini mencakup
tiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal yakni konduksi,
konveksi, dan radiasi.

Gambar 2.1. Boiler Pipa Air Superheated

Pada boiler pipa air di atas misalnya, sumber panas didapatkan dari pembakaran
bahan bakar di dalam furnace. Energi panas ini sebagian akan terpancar secara
radiasi ke pipa-pipa evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa tersebut. Panas

yang terserap oleh permukaan pipa akan secara konduksi berpindah ke sisi
permukaan dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir air yang terus-menerus menyerap
panas tersebut. Proses penyebaran panas antar molekul air di dalam aliran ini
terjadi secara konveksi. Perpindahan panas konveksi antar molekul air, seakanakan menciptakan aliran fluida tersendiri terlepas dengan aliran air di dalam pipapipa boiler.

Gambar 2.2. Proses Pembentukan Uap


di Dalam Pipa Boiler

Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir mengikuti
bentuk boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang perjalanan, panas yang
terkandung di dalam gas buang akan diserap oleh permukaan tubing boiler dan
diteruskan secara konduksi ke air di dalam pipa. Secara bertahap, air akan berubah
fase menjadi uap basah (saturated steam) dan dapat berlanjut hingga menjadi uap
kering (superheated steam).

2. Sistem Boiler
2.1.

Sistem Air umpan

adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam. Sedangkan
sistem air umpan adalah sistem penyediaan air secara otomatis untuk boiler
sesuai dengan kebutuhan steam. Ada dua sumber Air umpan, yaitu:

Kondensat : steam yang telah berubah fasa menjadi air (mengembun)

Air make up : air baku yang sudah diolah

Untuk meningkatkan efisiensi boiler air umpan sebelum di suplai ke boiler


dipanaskan terlebih dahulu menggunakan limbah panas dari chimney.
2.2.
Sistem Steam
Sistem steam adalah mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam

boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Proses


pengontrolan produksi steam dalam boiler, seperti: kapasitas, pressure, dsb.
Selanjutnya steam didistribusikan ke pengguna melalui jalur perpipaan.
2.3.
Sistem Bahan bakar
Sistem bahan bakar adalah semua equipment atau peralatan yang digunakan

untuk menyediakan bahan bakar boiler. Peralatan yang digunakan tergantung


pada jenis bahan bakar yang digunakan boiler.
3. Klasifikasi dan Jenis-jenis Boiler
Boiler pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup pada ujung pangkalnya dan

dalam perkembanganya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak

orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada sudut pandang masingmasing.


Dalam hal ini ketel uap / boiler diklasifikasikan dalam kelas yaitu :
Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
Berdasarkan pemakaiannya
Berdasarkan letak dapur (Furnace position).
Menurut jumlah lorong (Boiler tube)
Tergantung kepada poros tutup drum (Shell)
Menurut bentuk dan letak pipa
Menurut sistem peredaran air ketel (Water Sirkulation)
Tergantung berdasarkan bahan bakarnya
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai Boiler bila ditinjau berdasarkan
bahan bakar yang digunakan untuk pembuatan uap, yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
3.1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
a. Ketel Pipa api ( Fire tube boiler )

Gambar 3.1 Ketel Pipa api ( Fire tube boiler )

Pada ketel pipa api, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan ketel
ada di dalam shell untuk dirubah menjadi steam. Ketel pipa api
biadanya digunakan untuk kapasitas steam sampai 14.000 kg/jam
dengan tekanan 18 kg/cm2. Ketel pipa api dapat menggunakan bahan
bakar minyak bakar, gas atau bahan bkar padat dalam operasinya.
Untuk alasan ekonomis, sebagian besar ketel pipa api dikontruksi
sebagai paket boiler ( dirakit pabrik )untuk semua bahan bakar.

b. Ketel pipa air ( water tube boiler )

Gambar 3.2 Ketel pipa air

( water tube boiler )


Pada ketel pipa air, air diumpankan boiler melalui pipa-pipa masuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakaran
membentuk steam pad daerah uapdalam drum. Ketel ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus
ketel untuk pembangkit tenaga. Ketel yang modern dirancang dengan
kapasitas steam antar 4.500 12.000 ton/jam, dengan tekanan sangat
tingi. Banyak ketel pipa air yang dikontruksikan secara paket jika
digunankan bahan bakar minyak bakar dan gas.
untuk ketel pipa air yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket. Karakteristik ketel pipa air sebagai berikut:
Fored, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan

efisiensi pembakaran.
Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant

pengolahan air.
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

3.2.

Berdasarkan pemakaiannya
a. Ketel stasioner ( stasionary boiler ) atau ketel tetap
yang termasuk stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan pada suatu
pondasi yang tetap, seperti ketel untuk pembangkitan tenaga, untuk
industri dll

Gambar 3.3 Ketel stasioner ( stasionary boiler )


b. ketel mobil ( mobile boiler ), ketel pindah / portable boiler
yang termasuk ketel mobil adalah ketel yang dipasang pada pondasi
yang berpindah-pindah (mobil ), seperti boiler lokomotif, loko mobile
dan ketel panjang serta lain yan sepertinya termasuk ketel kapal
( marine boiler ).

Gambar 3.4. ketel mobil ( mobile boiler )


3.4.

Berdasarkan

letak

dapur (Furnace position).


a. Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler )
dalam hai ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalam ketel .
kebanyakan ketel pipa api memakai system ini

Gambar 3.5 Internally Fired Steam Boiler


b. Ketel dengan pembakaran di luar ( outernally fired steam boiler )
dalam hai ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalam ketel .
kebanyakan ketel pipa air memakai system ini.

Gambar 3.6. outernally fired steam boiler.


3.5.

Menurut jumlah lorong (boiler tube)


a. Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler ).
pada single tube steam boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong api
maupun lorong air. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan
simple vertikal boiler adalah single water tube boiler.

Gambar 3.7. single tube steam boiler

b. Ketel dengan lorong ganda ( multi tube steam boiler )


multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube boiler
misalnya ketel B dan W dll

Gambar 3.8. multi tube steam boiler

a.

3.6.
Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
Ketel tegak ( vertikal steam boiler ), seperti ketel cocharn, ketel clarkson dll

Gambar 3.9. ( vertikal steam boiler)

b.

Ketel mendatar ( horizontal steam boiler ), seperti ketel cornish, lancashire,


scotch dll.

Gambar 3.10. horizontal steam boiler

3.7.

Berdasarkan bentuk dan letak pipa


a. ketel dengan pipa lurus, bengok dan berllekak-lekuk ( stright, bent and
sinous tubeler heating surface )

Gambar 3.11. ketel dengan pipa lurus,


bengok dan berllekak-leku

b. ketel dengan pipa miring datar dan miring tegak ( horizontal, inclined
or vertical tubeler heating surface )

Gambar 3.12. ketel dengan pipa


miring datar dan miring tegak

3.8.

Berdasarkan peredaran air ketel ( water circulation )

Gambar 3.13 Ketel Berdasarkan peredaran air


( water circulation )

a. Ketel dengan peredaran alam ( natural circulation steam boiler )


pada natural circulation boiler, peredaran air dalam ketel terjadi secara
alami yaitu air yang ringan naik, sedangkan terjadilah aliran aliran
conveksi alami. Umumnya ketel beroperasi secara aliran alami, seperti
ketel lancashire, babcock & Wilcox.
b.

Ketel dengan peredaran paksa ( forced circulation steam boiler )

pada ketel dengan aliran paksa, aliran peksa diperoleh dari sebuah
pompa centrifugal yang digerakkan dengan elektric motor misalnya lamont boiler, benson boiler, loeffer boiler dan velcan boiler.
3.9.

Berdasarkan tekanan kerjanya


a. tekanan kerja rendah : 5 atm
b. tekanan kerja sedang : 5-40 atm
c. tekanan kerja tinggi : 40-80 atm
d. tekanan kerja sangat tinggi : >80 atm
3.10. Berdasarkan kapasitasnya
a. kapasitas rendah : 2500 kg/jam
b. kapasitas sedang : 2500-50000 kg/jam
c. kapasitas tinggi : >50000 kg/jam
3.11. Berdasarkan pada sumber panasnya (heat source )
a. ketel uap dengan bahan bakar alami
b. ketel uap dengan bahan bakar buatan
c. ketel uap dengan dapur listrik
d. ketel uap dengan energi nuklir

III.

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan dan dianalisa, ada banyak tipe dan klasifikasi boiler. Masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu dalam memilih atau
membangun sebuah boiler harus benar-benar tahu spesifikasi yang diinginkan
agar sesuai dengan aturan (standar) yang telah ditentukan dan sesuai dengan
kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA
http://aanhambaallah.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://matabayangan.blogspot.co.id/2013/04/jenis-jenis-ketel-uap.html
https://www.scribd.com/doc/250221239/Klasifikasi-Boiler

Anda mungkin juga menyukai