Qe Hs 1351607153
Qe Hs 1351607153
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah, Petunjuk Teknis (Juknis) bantuan sarana
prasarana pendidikan dan bantuan pembinaan lembaga kemahasiswaan
PTAI ini dapat diselesaikan dengan harapan dapat memenuhi
kebutuhan berbagai pihak yang berkenaan dengan program bantuan di
lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.
Juknis ini berfungsi sebagai acuan dalam pelaksanaan program
bantuan sarana prasarana pendidikan dan bantuan pembinaan lembaga
kemahasiswaan di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)
yang memuat tentang proses dan mekanisme pengajuan bantuan mulai
dari usulan proposal, tahapan seleksi, penilaian, penetapan penerima
bantuan, tahapan pencairan dana, pembuatan laporan serta evaluasi
dan monitoring.
Program bantuan sarana dan prasarana pendidikan PTAI ini
adalah salah satu upaya untuk mendorong peningkatan mutu secara
mandiri dan berkelanjutan yang menjadi tanggungjawab setiap PTAI.
Program ini bersifat stimulan dan dilakukan secara kompetitif agar
tercipta budaya bersaing yang sehat secara internal dan eksternal.
Program yang dibantu pendanaannya oleh Direktorat Pendidikan
Tinggi Islam pada tahun 2012 ini terdiri atas bantuan ICT,
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium
microteaching, bantuan perpustakaan, bantuan sarana ruang kuliah,
bantuan pembangunan gedung, baik mulai baru maupun melanjutkan,
dan/atau rehabilitasi atau perbaikan gedung PTAI.
Selain program bantuan sarana dan prasarana pendidikan PTAI di
atas, juknis ini juga mengatur program bantuan pembinaan
lembaga/organisasi kemahasiswaan di lingkungan PTAI. Organisasi
kemahasiswaan PTAI sebagai salah satu wahana pengembangan
kepribadian dan peningkatan wawasan dan intelektual, merupakan
salah satu bagian dari keseluruhan sistem akademis di PTAI.
Kontribusinya ditujukan untuk membina dan mengembangkan
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
iii
v
1
2
4
4
E. Persyaratan
F. Prosedur Pengajuan Bantuan
G. Seleksi dan Penetapan
H. Sumber Bantuan
I. Mekanisme Penyaluran Bantuan
J. Penggunaan Bantuan
K. Pelaporan
L. Monitoring dan Evaluasi
Lampiran Spesifikasi Minimal
5
5
6
6
7
7
8
10
11
21
22
24
24
24
Persyaratan
Prosedur Pengajuan Bantuan
Seleksi dan Penetapan
Sumber Bantuan
Mekanisme Penyaluran Bantuan
Penggunaan Bantuan
Pelaporan
Monitoring dan Evaluasi
25
25
26
27
27
28
30
31
35
36
37
38
38
39
39
40
40
41
42
43
PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN SARANA PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
____________________________________________
A.
Latar belakang
E.
Persyaratan
Untuk pengajuan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama;
2. Memiliki izin penyelenggaraan yang masih berlaku;
3. Tidak menyelenggarakan kelas jauh;
4. Mempunyai program rencana pemanfaatan bantuan yang
jelas;
5. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga;
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
lembaga;
7. Bersedia menandatangani Kontrak Prestasi;
8. Bersedia mematuhi petunjuk teknis, spesifikasi dan
peraturan yang berlaku.
F.
J.
Penggunaan Bantuan
Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini
dipergunakan untuk:
1. membuat/membangun ICT;
2. membuat/membangun laboratorium bahasa;
3. membuat/membangun laboratorium komputer;
4. membuat/membangun laboratorium microteching;
5. membuat/membangun perpustakaan; atau
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 7
JENIS BARANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
VOLUME
SPESIFIKASI
10
10
1
1
1
1
Unit
buah
buah
buah
buah
buah
Branded
Tipe LCD 19"
Branded
disesuaikan
3.000 Lumans
Laserjet
paket
disesuaikan
2
1
10
10
2
2
buah
buah
buah
buah
buah
buah
13"
disesuaikan
Meja Kayu
Kursi Lipat
2 PK
Ukuran 4 susun
Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki jaringan internet yang dapat diakses atau digunakan
oleh mahasiswa.
- PTAI memiliki portal/situs/web PTAI sebagai sarana komunikasi dan
informasi PTAI.
- PTAI memiliki perangkat elektronik canggih untuk menunjang proses
belajar mengajar.
SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN LABORATORIUM BAHASA
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JENIS BARANG
Peralatan Khusus +
Headphone
Mixer, Player
LCD Projector + Wall
Screen
Laptop
Printer
Cable conecting dan instalasi
Meja Narasumber / Dosen
Kursi Narasumber / Dosen
Meja Lab (khusus)
Kursi Lab
Air Conditioner (AC)
Filling Cabinet
VOLUME
SPESIFIKASI
20 set
Branded
set
Branded
buah
3.000 Lumans
2
1
1
1
1
20
20
2
2
buah
buah
paket
buah
buah
buah
buah
buah
buah
13"
Laserjet
disesuaikan
Meja Kayu
Kursi Kayu
Meja Kayu
Kursi Lipat
2 PK
Ukuran 4 susun
Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki laboratorium bahasa yang representatif sebagai ruang
praktek atau belajar.
- Meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa bagi para mahasiswa.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.
SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN LABORATORIUM KOMPUTER
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
JENIS BARANG
Personal Computer (CPU)
Layar Monitor
Computer (server)
LCD Projector + Wall
Screen
Printer
Cable conecting , Hub dan
instalasi
Meja Narasumber / Dosen
Kursi Narasumber / Dosen
Meja Komputer
Kursi
Air Conditioner (AC)
Filling Cabinet
Laptop
VOLUME
SPESIFIKASI
15 unit
15 buah
1 buah
Branded
Tipe LCD 19"
Branded
buah
3.000 Lumans
buah
Laserjet
paket
disesuaikan
1
1
15
15
2
1
1
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
Meja Kayu
Kursi Kayu
Meja Kayu
Kursi Lipat
2 PK
Ukuran 4 susun
13"
Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki lab. komputer yang representatif sebagai ruang
praktek atau belajar.
- Meningkatkan kemampuan penguasaan komputer bagi para
mahasiswa.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 13
SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN LABORATORIUM MICROTEACHING
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO
JENIS BARANG
RUANG PRAKTIKUM
Kursi Mahasiswa
2
3
8
9
10
Meja Presentator
Kursi Presentator
Camera CCTV (colour +
rotary)
Microphone Area
Room Speaker
LCD Proyektor + Wall
Screen
Penerangan
Laptop
Sekat Ruangan
B
1
2
3
4
5
6
RUANG OBSERVASI
Kursi Observasi
LCD Televisi
Microphone
Kaca Satu Arah
Rak Televisi
Sekat Ruangan
4
5
6
7
VOLUME
10
- buah
20
1 buah
1 buah
SPESIFIKASI
Kursi Lipat
Meja Kayu
Kursi Kayu
buah
Colour + Rotary
3
2
buah
buah
buah
2000 Lumans
1
1
1
Paket
buah
ruang
disesuaikan
13"
7m x 8m
10
1
1
1
1
1
buah
buah
buah
set
buah
ruang
Kursi Lipat
29"
disesuaikan
6mx3m
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
RUANG OPERATOR
LCD Televisi
Meja Operator
Kursi Operator
Personal Komputer
Printer
Digital Video Recording
(DVR)
Control Camera Fix
Lensa Zoom Optical +
Adaptor
DVD Player, Mixer,
Power
Sekat Ruangan
3
1
3
1
1
buah
buah
buah
set
buah
buah
buah
set
set
ruang
21"
Kursi Lipat
Branded
Laserjet
3mx3m
Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki lab. microteaching yang representatif sebagai ruang
praktek atau belajar.
- Meningkatkan kemampuan metodologi mengajar bagi para
mahasiswa.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.
SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN PERPUSTAKAAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
JENIS BARANG
Buku referensi dan buku
koleksi
Laptop
Computer (server)
Personal Computer (CPU)
Layar Monitor
Software penunjang
program
LCD Projector + Wall
Screen
Printer
Cable conecting , Hub dan
instalasi
Scanner
Meja Komputer
Kursi
Televisi (TV)
DVD Player
Air Conditioner (AC)
Rak Buku
VOLUME
SPESIFIKASI
100 judul
disesuaikan
1
1
10
10
buah
buah
unit
buah
13"
Branded
Branded
Tipe LCD 19"
buah
Branded
buah
3.000 Lumans
buah
Laserjet
paket
disesuaikan
1
10
10
1
1
1
2
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
Branded
Meja Kayu
Kursi Lipat
Tipe LED 32"
disesuaikan
2 PK
disesuaikan
Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki perpustakaan yang representatif sebagai sumber
belajar.
- Meningkatkan minat baca dan minat menulis karya ilmiah bagi
mahasiswa dan dosen.
- Meningkatkan kualitas perpustakaan yang berbasis teknologi menuju
perpustakaan digital.
SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN SARANA RUANG KULIAH
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO
JENIS BARANG
VOLUME
SPESIFIKASI
1
2
3
Laptop
LCD Projector + Wall Screen
Printer
Cable conecting , Breket dan
instalasi
10 unit
10 buah
10 buah
Branded
3.000 Lumans
Laserjet
10 paket
disesuaikan
Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki ruang kuliah yang representatif dan interaktif.
- Meningkatkan penggunaan teknologi canggih bagi dosen dalam
mengajar.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.
PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
____________________________________________
A. Latar Belakang
Saat ini dengan adanya otonomi pendidikan, pemerintah
memberikan ruang dan gerak yang lebih leluasa (flexibility)
terhadap lembaga pendidikan untuk menata, mengelola dan
melaksanakan proses pendidikan menurut potensi dan
profesionalitas-nya. Pemerintah disamping memiliki kewenangan
mengeluarkan regulasi terhadap proses pendidikan secara
nasional, sudah barang tentu ikut berperan dan berpartisifasi aktif
memberikan berbagai bantuan dan program kegiatan secara
bertahap, merata dan berkelanjutan.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya sebuah
Perguruan Tinggi Agama Islam disamping berupaya mengerahkan
dan memberikan segala potensi dan sumber daya (resources) yang
dimilikinya, juga sangat berharap adanya peran serta dan
kontribusi nyata pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama
membantu program-program pemberdayaan dan peningkatan
kualitas PTAIS.
Sesungguhnya Perguruan Tinggi Agama Islam saat ini sedang
menghadapi berbagai tantangan yang dari waktu ke waktu
semakin kompleks dan kompetitif, disamping juga memiliki
peluang dan kesempatan yang cukup menjanjikan. Tantangan
tersebut lebih disebabkan oleh berbagai perubahan dan
perkembangan yang dinamis dalam berbagai aspek kehidupan,
yang memungkinkan adanya tuntutan untuk dapat menerima dan
menyesuaikan diri ke arah yang lebih progresif dan kompetitif
dalam semua lini dan aspek kehidupan.
Kini Perguruan Tinggi Agama Islam tidak hanya sekedar
menggugurkan kewajiban institusi-nya untuk menghasilkan
lulusan peserta didiknya sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan, akan tetapi lebih dari itu, sebuah lembaga pendidikan
di masa mendatang mampu memberikan dan menyiapkan sumber
daya (resources) yang mumpuni dan berkualitas secara lokal,
nasional maupun global.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 21
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
D. Target Sasaran
Sasaran program Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta
dan Fakultas Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (FAI
pada PTU).
E.
Persyaratan
Untuk pengajuan Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama;
2. Memiliki izin penyelenggaraan yang masih berlaku;
3. Tidak menyelenggarakan kelas jauh;
I.
J.
Penggunaan Bantuan
Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini
dipergunakan untuk:
1. membangun gedung baru;
2. membangun gedung yang sedang berjalan (lanjutan);
dan/atau
3. rehabilitasi gedung (spesifikasi terlampir).
Penerima bantuan dapat membentuk Tim / Panitia pelaksana
(Task force), termasuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak
terkait (ahli atau kontraktor).
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 27
Uraian/Rincian
Ket.
1.
Dana
bantuan
100
%
diperuntukan
penggunaannya
untuk bangunan gedung yang
terkait dengan proses pendidikan
PTAIS seperti pembangunan
gedung baru, gedung lanjutan
dan rehab gedung.
2.
Aktifitas/kegiatan
yang
diperbolehkan
penggunaanya
terkait dengan pembangunan
gedung baru PTAIS antara lain :
1) Pondasi (sloof & kolom)
2) Dinding
(pemasangan
bata, kusen pintu dan
jendela, plester dan
teralis)
3) Rangka atap;
4) Atap;
5) Plafon;
6) Lantai (keramik);
7) Teras;
8) Upah tukang;
9) Finishing.
3.
4.
Aktifitas/kegiatan
yang
diperbolehkan
penggunaanya
terkait dengan pembangunan
gedung lanjutan (lebih dari 1
lantai) antara lain :
1) Dinding
(pemasangan
bata, kusen pintu dan
jendela, plester dan
teralis)
2) Rangka atap;
3) Atap;
4) Plafon;
5) Lantai (keramik)
6) Teras;
7) Upah tukang;
8) Finishing.
Aktifitas/kegiatan
yang
dilarang/tidak
dibenarkan
penggunaannya terkait dengan
pembangunan gedung baik baru
maupun lanjutan seperti :
Pembelian
tanah/lahan,
pembuatan AJB/sertifikat tanah,
Arsitektur, IMB, pengurugan
tanah/lahan, beli/sewa/kontrak
gedung, pemasangan litrik baru/
tambah daya, AC, karpet dan
pemagaran.
PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN PEMBINAAN
LEMBAGA KEMAHASISWAAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
____________________________________________
A. Latar belakang
Kebijakan pendidikan tinggi dengan paradigma baru
menunjukkan adanya perubahan pengelolaan perguruan tinggi
yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Meskipun
perguruan tinggi di Indonesia mempunyai latar belakang sejarah
serta visi dan misi, pengorganisasian, dan model kepemimpinan
yang berbeda satu sama lain, namun tetap terikat pada satu tujuan
yakni perguruan tinggi yang sehat, sehingga mampu berkontribusi
pada daya saing bangsa.
Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) merupakan
customer yang harus dilayani secara prima. Oleh karena itu upaya
pembinaan dan pengembangan sumber daya dosen dan pegawai,
pemenuhan sarana dan prasarana belajar, dan pembenahan
menajamen perguruan tinggi, ditujukan untuk mengoptimalkan
kemampuan akademik dan non-akademik mahasiswa sesuai
dengan visi misi perguruan tinggi di lingkungan PTAI. Dengan
meningkatnya kemampuan tersebut, diharapkan mampu
melahirkan mahasiswa unggul yang mampu memberikan
kontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Dalam konteks pembinaan dan pengembangan yang mencakup
keempat dimensi di atas, disusunlah strategi pembinaan dan
pengembangan mahasiswa PTAI sebagai referensi bagi para
pengambil kebijakan dan para pembimbing kemahasiswaan.
Keberadaan pedoman ini menjadi penting, terutama sejak
bergulirnya reformasi ketatanegaraan yang disertai dengan
euphoria kebebasan yang berlebihan, dan demokratisasi di segala
sudut kehidupan.
Bila kondisi euphoria kebebasan semacam ini terus berlangsung,
maka dalam jangka panjang dikhawatirkan kampus dapat
kehilangan jati dirinya sebagai sumber kekuatan moral dan ilmu,
tetapi lebih merupakan sumber kekuatan politik praktis. Tentu
hal ini tidak bersesuaian dengan Tridharma Perguruan Tinggi
serta misi utama PTAI.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 35
B.
Dasar Hukum
1
K. Pelaporan
A. PENERIMAAN DANA BANTUAN
Penerima bantuan wajib memberi laporan penerimaan dana
bantuan dengan mengirimkan foto copy buku tabungan yang
mencatat tanggal masuknya dana bantuan paling lambat 1
(satu) minggu setelah dana diterima.
B. PENGGUNAAN DANA
Penerima bantuan wajib membuat laporan penggunaan dana
bantauan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai dilaksanakan.
Format laporan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai
berikut :
a. Pendahuluan, menerangkan maksud dan tujuan kegiatan
selama kegiatan berlangsung;
b. Organisasi pelaksana kegiatan (task force), waktu
pelaksanaan, mekanisme serta sumber daya pendukung
kegiatan;
c. Desain dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);
d. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan setelah proses
penggunaan bantuan;
e. Hambatan dan kendala selama proses pelaksanaan
bantuan serta solusi yang dilakukan dalam mengatasinya;
f. Peluang dan harapan yang bisa diperoleh dari kegiatan
tersebut;
g. Keberlanjutan program (sustainability);
h. Realisasi penggunaan bantuan sampai akhir pelaksanaan,
bukti bukti pengeluaran (kwitansi, faktur dan lain-lain)
serta bukti setor pajak sesuai ketentuan dan peraturan
yang berlaku;
i. Data data pendukung dari kegiatan tersebut
(dokumentasi).
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI
NOMOR 81/PMK.05/2012
____________________________________________
NOMOR 81/PMK.05/2012
TENTANG
BELANJA BANTUAN SOSIAL
PADA KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a.
b.
c.
bahwa
dalam
rangka
melindungi
masyarakat dari kemungkinan terjadinya
risiko sosial, dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dialokasikan dana
belanja bantuan sosial;
bahwa agar pengalokasian dan pengelolaan
dana belanja bantuan sosial dapat
dilaksanakari secara tertib, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan, perlu
merigatur ketentuan mengenai belanja
bantuan sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga;
bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7
ayat (2) huruf a Undang-undang Nomor .
1. Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara berwenang
menetapkan kebijakan dan pedoman
pelaksanaan anggaran negara;
d.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf. c, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang
Perbendaharaan
Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor? 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
Keputusan Presiden Nomor 56/P tahun
2010;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman
Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
TENTANG BELANJA BANTUAN SOSIAL
PADA
KEMENTERIAN
NEGARA/
LEMBAGA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1.
2.
3.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
dengan
pihak
ketiga,
dan
Pasal 7
Petunjuk teknis pengelolaan belanja Bantuan Sosial yang ditetapkan
oleh Kuasa PA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b paling
sedikit memuat:
a. tujuan penggunaan Belanja Bantuan Sosial;
b. pemberi bantuan sosial;
c. penerima bantuan sosial
d. alokasi anggaran;
e. persyaratan penerirna bantuan sosial;
f. tata kelola pencairan dana Belanja Bantuan Sosial;
g. pelaksanaan penyaluran Belanja Bantuan Sosial; dan
h. pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial.
BAB V
PENCAIRAN DAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL
Bagian Kesatu Penetapan Penerirna Bantuan Sosial
Pasal 8
(1) Dalam rangka menentukan penerirna bantuan sosial, PPK
melakukan seleksi penerirna bantuan sosial sesuai
kriteria/persyaratan yang ditentukan dalam pedoman umum
pengelolaan dan pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial yang
ditetapkan oleh PA dan petunjuk teknis pengelolaan Belanja
Bantuan Sosial yang ditetapkan oleh Kuasa PA.
(2) Berdasarkan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPK
menetapkan surat keputusan penerirna bantuan sosial.
(3) Dalam rangka penyaluran Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk
uang, surat keputusan penerirna bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:
a. identitas penerirna bantuan sosial;
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 55
Pasal 10
(1) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf b dilakukan dalam hal:
a. penerima bantuan sosial dalam bentuk uang tidak
memungkinkan untuk membuka rekening pada bank/pos;
b. dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan merupakan
Program Nasional yang menurut peraturan perundangundangan harus disalurkan melalui lembaga penyalur; atau
c. jumlah penerima bantuan sosial dalam bentuk uang pada satu
jenis Belanja Bantuan Sosial dan satu DIPA lebih dari 100
(seratus) penerima bantuan sosial.
(2) Dalam rangka pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, Kuasa PA membuka rekening
pada Bank/Pos Penyalur.
(3) Pembukaan rekening pada Bank/Pos Penyalur oleh Kuasa PA
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
pengelolaan rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja.
(4) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf b disalurkan kepada penerima bantuan sosial
dengan cara:
a. pemindahbukuan dari rekening Bank/Pos Penyalur ke
rekening penerima bantuan sosial; atau
b. pemberian uang tunai dari rekening Bank/Pos Penyalur
kepada penerima bantuan sosial oleh petugas Bank/Pos
Penyalur.
Pasal 11
(1) Dalam rangka pelaksanaan penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, PPK melakukan
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 57
BAB VI
TATA CARA PENGAJUAN SPP, SPM, DAN SP2D DALAM
RANGKA PENCAIRAN DANA BELANJA BANTUAN SOSIAL
Pasal 13
(1) Dalam rangka pencairan dana Belanja Bantu an Sosial, PPK
mengajukan SPP Belanja Bantuan Sosial kepada PP-SPM yang
paling sedikit dilampiri dengan:
a. Surat keputusan penerima bantuan sosial;
b. Daftar dan rekapitulasi penerima bantuan sosial;
c. Naskah kontrak/perjanjian kerjasama penyaluran Belanja
Bantuan Sosial an tar a PPK dan Bank/Pos Penyalur dalam
hal penyaluran bantuan sosial dilakukan melalui Bank/Pos
Penyalur;
d. Dokumen kontrak pengadaan barang dan/atau jasa antara
PPK dan penyedia barang dan/atau jasa dalam hal dana
Belanja Bantuan Sosial disalurkan dalam bentuk barang
dan/atau jasa.
(2) PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan lampiran yang
diajukan oleh PPK.
(3) Dalam hal berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), SPP dinyatakan lengkap dan benar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, PP-SPM menerbitkan SPM-LS.
(4) Tata cam pengujian SPP, pengajuan SPM-LS oleh PP-SPM ke
KPPN, dan penerbitan SP2D oleh KPPN dilaksanakan sesuai
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN.
BAB VII
PENYETORAN DANA BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN
PEMBAYARAN KEMBALI ATAS SETORAN DANA BELANJA
BANTUAN SOSIAL
Bagian Pertama
Penyetoran Dana Belanja Bantuan Sosial
Pasal 14
(1) PPK melakukan penelitian atas laporan penyaluran dana Belanja
Bantuan Sosial yang disampaikan oleh Bank/Pos Penyalur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf e.
(2) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdapat dana Belanja Bantuan Sosial yang belum tersalurkan
sampai dengan batas waktu yang tercantum dalam
kontrak/perjanjian kerja sama, PPK menerbitkan surat perintah
penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial ke REKENING Kas
Umum Negara
(3) Penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang dilakukan pada tahun anggaran berjalan
menggunakan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB).
(4) SSPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri dengan daftar
nama penerima bantuan sosial yang tidak tersalurkan.
(5) Setoran dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dibukukan sebagai pengembalian belanja sebesar nilai
setoran dana Belanja Bantuan Sosial pada fungsi, subfungsi,
program, kegiatan, output, dan jenis belanja yang sama
sebagaimana yang tercantum dalam SSPB.
(6) Dalam hal penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial tidak
dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 61
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan yang
mengatur mengenai pencairan dan penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2012
MENTERI KEUANGAN,
ttd.
AGUS D.W. MARTOWARDOJO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 563