Anda di halaman 1dari 72

PETUNJUK TEKNIS

BANTUAN SARANA PENDIDIKAN


BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN
DAN
BANTUAN PEMBINAAN
LEMBAGA KEMAHASISWAAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN ANGGARAN 2012

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah, Petunjuk Teknis (Juknis) bantuan sarana
prasarana pendidikan dan bantuan pembinaan lembaga kemahasiswaan
PTAI ini dapat diselesaikan dengan harapan dapat memenuhi
kebutuhan berbagai pihak yang berkenaan dengan program bantuan di
lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.
Juknis ini berfungsi sebagai acuan dalam pelaksanaan program
bantuan sarana prasarana pendidikan dan bantuan pembinaan lembaga
kemahasiswaan di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)
yang memuat tentang proses dan mekanisme pengajuan bantuan mulai
dari usulan proposal, tahapan seleksi, penilaian, penetapan penerima
bantuan, tahapan pencairan dana, pembuatan laporan serta evaluasi
dan monitoring.
Program bantuan sarana dan prasarana pendidikan PTAI ini
adalah salah satu upaya untuk mendorong peningkatan mutu secara
mandiri dan berkelanjutan yang menjadi tanggungjawab setiap PTAI.
Program ini bersifat stimulan dan dilakukan secara kompetitif agar
tercipta budaya bersaing yang sehat secara internal dan eksternal.
Program yang dibantu pendanaannya oleh Direktorat Pendidikan
Tinggi Islam pada tahun 2012 ini terdiri atas bantuan ICT,
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium
microteaching, bantuan perpustakaan, bantuan sarana ruang kuliah,
bantuan pembangunan gedung, baik mulai baru maupun melanjutkan,
dan/atau rehabilitasi atau perbaikan gedung PTAI.
Selain program bantuan sarana dan prasarana pendidikan PTAI di
atas, juknis ini juga mengatur program bantuan pembinaan
lembaga/organisasi kemahasiswaan di lingkungan PTAI. Organisasi
kemahasiswaan PTAI sebagai salah satu wahana pengembangan
kepribadian dan peningkatan wawasan dan intelektual, merupakan
salah satu bagian dari keseluruhan sistem akademis di PTAI.
Kontribusinya ditujukan untuk membina dan mengembangkan
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI iii

kepribadian dalam rangka mencapai fungsi dan tujuan mencerdaskan


kehidupan bangsa yang bermartabat, dan mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, berilmu, dan
beramal, serta mampu learning how to think (belajar bagaimana
berpikir), learning how to do (belajar bagaimana harus melakukan),
learning how to be (belajar menjadi dirinya sendiri), dan learning how to
live together (belajar bagaimana harus hidup bersama orang lain). Jadi,
organisasi mahasiswa intra kampus pada dasarnya merupakan wahana
untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan penalaran, serta
menyalurkan minat dan kegemaran.
Dalam mencari pengalaman hidup dan mengembangkan potensi
diri melalui organisasi kemahasiswaan, mahasiswa selain dituntut
untuk mengedepankan kebenaran dan kejujuran, mereka juga dituntut
senantiasa mengedepankan nilai-nilai multikulturalisme warga kampus.
Oleh karena itu Direktorat Pendidikan Tinggi Islam merasa perlu
memberikan dukungan dana untuk Pembinaan Lembaga
Kemahasiswaan.
Akhirnya, mudah-mudahan Juknis ini dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan, bukan saja bagi pengelola PTAI tetapi juga
semua pihak yang terkait dan memiliki kepentingan dengan informasi
sekitar program bantuan bagi PTAI tahun anggaran 2012 ini.
Wassalamualaikum wr. wb.
Jakarta,
A.n. Direktur Jenderal,
Direktur Pendidikan Tinggi Islam,
TTD
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

iv Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi

iii
v

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA PENDIDIKAN


PTAI
A. Latar belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Target Sasaran

1
2
4
4

E. Persyaratan
F. Prosedur Pengajuan Bantuan
G. Seleksi dan Penetapan
H. Sumber Bantuan
I. Mekanisme Penyaluran Bantuan
J. Penggunaan Bantuan
K. Pelaporan
L. Monitoring dan Evaluasi
Lampiran Spesifikasi Minimal

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PRASARANA


PENDIDIKAN PTAI
A. Latar belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Target Sasaran
E. Persyaratan

5
5
6
6
7
7
8
10
11

21
22
24
24
24

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI v

F. Prosedur Pengajuan Bantuan


G. Seleksi dan Penetapan
H. Sumber Bantuan
I. Mekanisme Penyaluran Bantuan
J. Penggunaan Bantuan
K. Pelaporan
L. Monitoring dan Evaluasi
Lampiran Spesifikasi Minimal

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBINAAN LEMBAGA


KEMAHASISWAAN PTAI
A. Latar belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Target Sasaran
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.

Persyaratan
Prosedur Pengajuan Bantuan
Seleksi dan Penetapan
Sumber Bantuan
Mekanisme Penyaluran Bantuan
Penggunaan Bantuan
Pelaporan
Monitoring dan Evaluasi

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI


NOMOR 81/PMK.05/2012

vi Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

25
25
26
27
27
28
30
31

35
36
37
38
38
39
39
40
40
41
42
43

PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN SARANA PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

____________________________________________

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI vii

viii Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

A.

Latar belakang

Salah satu standar isi pendidikan yang harus dipenuhi sebagai


bagian integral dari konsep ideal pendidikan yaitu standar sarana
prasarana pendidikan. Konsep pemenuhan sarana prasarana
pendidikan pada saat ini telah digariskan dan dituangkan secara
legal formal dalam koridor regulasi yang jelas seperti UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Guru dan
Dosen dan Peraturan Pemerintah tentang Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Pendidikan, merupakan sebuah proses interaksi belajar mengajar,
pada essensinya tidak mengenal batas, ruang, dan waktu.
Pendidikan berlaku untuk siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
Oleh karenanya bidang pendidikan sesungguhnya menempati
posisi yang sangat urgen dan strategis dalam kehidupan umat
manusia. Untuk melaksanakan proses pendidikan itu maka
diperlukan sebuah wadah baik prasarana maupun sarana yang
dapat memberikan kemudahan dan dukungan dalam mengelola
pendidikan menjadi lebih sistematis, terpadu dan integral.
Sungguh ironis, jika kita melihat eksistensi lembaga pendidikan,
khususnya pendidikan yang berada di masyarakat/yayasan, masih
jauh dari yang diharapkan, oleh karenanya saat ini sangat
dibutuhkan seperangkat instrument yang dapat memposisikan
lembaga itu ke dalam posisi yang strategis dan ideal, minimal
dapat diterima dan diakui luas oleh masyarakat, seperti halnya
lembaga pendidikan lain. Instrumen-instrument itu secara
langsung dan tidak sangat memberi dampak (implikasi) dan
manfaat (benefit) pada pengembangan dan kemajuan pendidikan di
lembaga itu.
Eksistensi dan esensi pengembangan serta pemberdayaan
Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) yang lebih
bermutu diwujudkan dengan menciptakan dan membangun
PTAIS dari semua sisi dan komponen pendukungnya, salah satu
diantaranya adalah penggunaan dan pemanfaatan fasilitas atau
sarana pendukung pembelajaran yang lebih modern dan
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 1

berkualitas sesuai dengan kemajuan dan perkembangan teknologi


pendidikan, misalnya penggunaan laboratorium pembelajaran
dalam rangka menciptakan dan menghasilkan proses
pembelajaran yang bermutu. Saat ini fasilitas pendukung
pembelajaran seperti laboratorium sudah banyak berkembang dan
menjadi kebutuhan utama pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai sarana praktek mahasiswa, seperti laboratorium
microteaching, komputer, bahasa dan perpustakaan. Fasiltas dan
sarana pembelajaran seperti ini untuk lingkungan PTAIS
merupakan sesuatu yang masih sulit ditemukan karena terasa
berat untuk memperolehnya, mengingat PTAIS dalam perjalanan
dan pertumbuhannya masih amat bergantung dari seberapa besar
kemampuan sumber daya yang ada di yayasan tersebut dan
seberapa besar kiprah dan kontribusi masyarakat/mahasiswa
/lembaga tersebut terhadap bidang pendidikan yang digelutinya.
Dalam konteks tersebut di atas, Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam, bermaksud membantu dan mendorong PTAIS agar secara
perlahan dan gradual mampu memberikan pelayanan pendidikan
kepada masyarakat yang lebih bermutu, antara lain salah satunya
adalah dengan memberikan progam-program bantuan sarana
pendidikan seperti misalnya bantuan perpustakaan atau
laboratorium sebagai sarana penunjang/praktek pembelajaran di
PTAIS. Untuk itu Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen
Pendidikan Islam pada tahun 2012 telah memprogramkan
bantuan sarana pendidikan bagi PTAIS. Dengan bantuan tersebut
diharapkan proses pembelajaran di PTAIS akan mengalami
perkembangan, kemajuan dan peningkatan yang lebih berkualitas,
dan mampu berkiprah secara utuh di bidang pendidikan
sebagaimana layaknya lembaga pendidikan lain.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003
2 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2012; ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5167);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga ( Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5178 );
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 3

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama;
9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta
susunan organisasi, tugas dan fungsi Eselon I Kementerian
Negara Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2010;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini adalah:
1. Membantu dan mendorong PTAIS dalam mengembangkan
dan meningkatkan sarana pendidikan, baik secara kuantitas
maupun kualitas;
2. Memotivasi dan merangsang PTAIS untuk lebih berdaya dan
berkarya membangun institusinya;
3. Membantu PTAIS dalam meningkatkan citra sebagai lembaga
pendidikan yang dapat diterima masyarakat dan berdaya
saing tinggi;
4. Membantu PTAIS dalam meningkatkan hasil lulusan (Out
put) yang lebih berkualitas.
D. Target Sasaran
Sasaran program Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta
(PTAIS) dan Fakultas Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum
(FAI pada PTU).

4 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

E.

Persyaratan
Untuk pengajuan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama;
2. Memiliki izin penyelenggaraan yang masih berlaku;
3. Tidak menyelenggarakan kelas jauh;
4. Mempunyai program rencana pemanfaatan bantuan yang
jelas;
5. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga;
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
lembaga;
7. Bersedia menandatangani Kontrak Prestasi;
8. Bersedia mematuhi petunjuk teknis, spesifikasi dan
peraturan yang berlaku.

F.

Prosedur Pengajuan Bantuan


1. Mengirimkan berkas permohonan Bantuan Sarana
Pendidikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Cq.
Direktur Pendidikan Tinggi Islam dengan alamat:
Kementerian Agama RI
Lantai 8 Ruang B.806
Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat
DKI Jakarta
2. Berkas permohonan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 harus sudah diterima paling lambat 30 April
2012.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 5

G. Seleksi dan Penetapan


1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam membentuk Tim Seleksi
Proposal Usulan Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012.
2. Seleksi didasarkan atas proposal yang diajukan dan/atau
menggunakan data-data yang dimiliki oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam.
3. Apabila jumlah PTAI yang mengajukan bantuan melebihi
jumlah bantuan yang tersedia, maka Tim Seleksi dapat
melakukan penilaian atas proposal yang disampaikan.
4. Penilaian
(pada
poin
3)
didasarkan
dengan
mempertimbangkan:
a. kebutuhan PTAIS;
b. kesesuaian data dalam proposal;
c. memiliki akreditasi dari BAN-PT yang masih berlaku;
d. hasil rekomendasi dari verifikasi yang dilakukan oleh
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.
5. Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan Surat
Keputusan Penerima Bantuan Sarana Pendidikan PTAI
Tahun Anggaran 2012 atas dasar usulan yang diajukan oleh
Tim Seleksi.
6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang
Penerima Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran
2012
akan
diumumkan
melalui
website
www.kemenag.go.id
H. Sumber Bantuan
Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini
bersumber dari DIPA Ditjen Pendidikan Islam Tahun Anggaran
2012, Nomor : 0084/025-04.1.01/00/2012, Tanggal 9
Desember 2011, dengan kode mata anggaran nomor : (025.04
.07). 2132.007.001.011. B. 573111.
6 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Dana bantuan sarana pendidikan PTAI ini berlaku untuk tahun


anggaran 2012.
I.

Mekanisme Penyaluran Bantuan


1. Calon penerima bantuan melengkapi dokumen-dokumen
pencairan antara lain:
a. fotocopy NPWP atas nama lembaga;
b. fotocopy nomor rekening Bank atas nama lembaga
dan bukan atas nama orang (pribadi);
c. Surat Keterangan Bank (ASLI) yang menyatakan
bahwa rekening tersebut masih aktif.
2. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan menerbitkan
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) setelah
persyaratan pada point 1 terpenuhi.
3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam menerbitkan Surat
Perintah Pembayaran (SPP) berdasarkan SPTB.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Cq. Bagian Keuangan
menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan
SPP.
5. KPPN Jakarta IV menerbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) dan menyalurkan dana bantuan kepada
rekening PTAI penerima bantuan yang dilakukan sekaligus
(100%).

J.

Penggunaan Bantuan
Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini
dipergunakan untuk:
1. membuat/membangun ICT;
2. membuat/membangun laboratorium bahasa;
3. membuat/membangun laboratorium komputer;
4. membuat/membangun laboratorium microteching;
5. membuat/membangun perpustakaan; atau
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 7

6. melengkapi sarana dan alat pendidikan di ruang kuliah.


Spesifikasi terlampir.
Penerima bantuan dapat membentuk Tim / Panitia pelaksana
(Task force), termasuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak
terkait (ahli atau kontraktor).
Penggunaan bantuan ini tidak boleh (dilarang) digunakan untuk:
1. membeli dan/atau menyewa lahan (tanah);
2. membeli dan/atau menyewa gedung;
3. biaya operasional pendidikan (gaji, ATK dll);
4. biaya rapat, transport, konsumsi dan lainnya yang tidak
terkait langsung dengan proses pelaksanaan bantuan ini.
Waktu pelaksanaan penggunaan dana bantuan adalah 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak tanggal diterimanya dana bantuan.
K. Pelaporan
1. Laporan Penerimaan Dana Bantuan
Laporan penerimaan dana bantuan adalah laporan yang
dibuat oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah dana
bantuan telah diterima (masuk) dalam rekening bank
perguruan tinggi.
Laporan berisi dokumen-dokumen, berupa:
a. Fotocopy Buku Bank yang menunjukkan dana bantuan
dimaksud telah masuk ke rekening tersebut
(fotocopy diperbesar dan jelas);
b. Kwitansi atau tanda bukti terima dana bantuan yang
telah ditandatangani di atas meterai (dokumen
disediakan Direktorat);
c. Kontrak Prestasi yang telah ditandatangani di atas
meterai (dokumen disediakan Direktorat);

8 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

d. Berita Acara Pembayaran yang telah ditandatangani di


atas meterai (dokumen disediakan Direktorat).
Laporan dibuat rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan: 1 (satu)
rangkap fotocopy disimpan oleh penerima bantuan; 1 (satu)
rangkap ASLI dan 1 (satu) rangkap fotocopy diserahkan ke
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana
Prasarana dan Kemahasiswaan.
Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
sejak tanggal diterimanya dana bantuan.
2. Laporan Penggunaan Dana Bantuan
Laporan penggunaan dana bantuan adalah laporan yang
disusun oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah
dana bantuan telah selesai dipergunakan atau dilaksanakan.
Format laporan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Pendahuluan, menerangkan maksud dan tujuan
kegiatan selama kegiatan berlangsung;
b. Organisasi pelaksana kegiatan (task force), waktu
pelaksanaan, mekanisme serta sumber daya
pendukung kegiatan;
c. Desain dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);
d. Mitra kerja dan Instansi/Lembaga/Kontraktor yang
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan (jika ada);
e. Hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan atau
penggunaan dana bantuan;
f. Hambatan dan kendala selama proses pelaksanaan atau
penggunaan bantuan serta solusi yang dilakukan dalam
mengatasinya;
g. Keberlanjutan program (sustainability);

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 9

h. Realisasi penggunaan bantuan sampai akhir


pelaksanaan, bukti-bukti pengeluaran (kwitansi,
faktur dan lain-lain);
i. Bukti setor pajak sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku;
j. Data-data pendukung dalam pelaksanaan atau
penggunaan dana bantuan (dokumentasi).
Laporan dibuat 2 (dua) rangkap, dengan ketentuan 1 (satu)
rangkap ASLI disimpan oleh penerima bantuan dan 1 (satu)
rangkap fotocopy disampaikan ke Direktorat Pendidikan
Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana Prasarana dan
Kemahasiswaan.
Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
setelah dana bantuan selesai dilaksanakan atau dipergunakan.
Laporan Penerimaan Dana Bantuan maupun Laporan Penggunaan
Dana Bantuan disampaikan ke alamat:
Kementerian Agama RI
Lantai 8 Ruang B.806
Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat
DKI Jakarta
L.

Monitoring dan Evaluasi


Direktorat Pendidikan Tinggi Islam melakukan monitoring dan
evaluasi, serta dimungkinkan melakukan pendampingan terhadap
pelaksanaan program Bantuan Sarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012.
Selanjutnya hasil monitoring, evaluasi dan/atau pendampingan
tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi dan penentuan
kebijakan di tahun-tahun mendatang.

10 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

SPESIFIKASI MINIMAL BANTUAN


INFORMATION COMMUNICATION TECNOLOGY (ICT)
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO

JENIS BARANG

1
2
3
4
5
6

Personal Computer (CPU)


Layar Monitor
Computer (server)
Software penunjang program
LCD Projector + Wall Screen
Printer
Cable conecting , Hub dan
instalasi
Laptop
Router Wireless
Meja Komputer
Kursi
Air Conditioner (AC)
Filling Cabinet

7
8
9
10
11
12
13

VOLUME

SPESIFIKASI

10
10
1
1
1
1

Unit
buah
buah
buah
buah
buah

Branded
Tipe LCD 19"
Branded
disesuaikan
3.000 Lumans
Laserjet

paket

disesuaikan

2
1
10
10
2
2

buah
buah
buah
buah
buah
buah

13"
disesuaikan
Meja Kayu
Kursi Lipat
2 PK
Ukuran 4 susun

Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki jaringan internet yang dapat diakses atau digunakan
oleh mahasiswa.
- PTAI memiliki portal/situs/web PTAI sebagai sarana komunikasi dan
informasi PTAI.
- PTAI memiliki perangkat elektronik canggih untuk menunjang proses
belajar mengajar.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 11

SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN LABORATORIUM BAHASA
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

JENIS BARANG
Peralatan Khusus +
Headphone
Mixer, Player
LCD Projector + Wall
Screen
Laptop
Printer
Cable conecting dan instalasi
Meja Narasumber / Dosen
Kursi Narasumber / Dosen
Meja Lab (khusus)
Kursi Lab
Air Conditioner (AC)
Filling Cabinet

VOLUME

SPESIFIKASI

20 set

Branded

set

Branded

buah

3.000 Lumans

2
1
1
1
1
20
20
2
2

buah
buah
paket
buah
buah
buah
buah
buah
buah

13"
Laserjet
disesuaikan
Meja Kayu
Kursi Kayu
Meja Kayu
Kursi Lipat
2 PK
Ukuran 4 susun

Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki laboratorium bahasa yang representatif sebagai ruang
praktek atau belajar.
- Meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa bagi para mahasiswa.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.

12 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN LABORATORIUM KOMPUTER
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

JENIS BARANG
Personal Computer (CPU)
Layar Monitor
Computer (server)
LCD Projector + Wall
Screen
Printer
Cable conecting , Hub dan
instalasi
Meja Narasumber / Dosen
Kursi Narasumber / Dosen
Meja Komputer
Kursi
Air Conditioner (AC)
Filling Cabinet
Laptop

VOLUME

SPESIFIKASI

15 unit
15 buah
1 buah

Branded
Tipe LCD 19"
Branded

buah

3.000 Lumans

buah

Laserjet

paket

disesuaikan

1
1
15
15
2
1
1

buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah

Meja Kayu
Kursi Kayu
Meja Kayu
Kursi Lipat
2 PK
Ukuran 4 susun
13"

Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki lab. komputer yang representatif sebagai ruang
praktek atau belajar.
- Meningkatkan kemampuan penguasaan komputer bagi para
mahasiswa.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 13

SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN LABORATORIUM MICROTEACHING
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO

JENIS BARANG

RUANG PRAKTIKUM

Kursi Mahasiswa

2
3

8
9
10

Meja Presentator
Kursi Presentator
Camera CCTV (colour +
rotary)
Microphone Area
Room Speaker
LCD Proyektor + Wall
Screen
Penerangan
Laptop
Sekat Ruangan

B
1
2
3
4
5
6

RUANG OBSERVASI
Kursi Observasi
LCD Televisi
Microphone
Kaca Satu Arah
Rak Televisi
Sekat Ruangan

4
5
6
7

VOLUME

10
- buah
20
1 buah
1 buah

SPESIFIKASI

Kursi Lipat
Meja Kayu
Kursi Kayu

buah

Colour + Rotary

3
2

buah
buah

buah

2000 Lumans

1
1
1

Paket
buah
ruang

disesuaikan
13"
7m x 8m

10
1
1
1
1
1

buah
buah
buah
set
buah
ruang

Kursi Lipat
29"
disesuaikan
6mx3m

14 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

RUANG OPERATOR
LCD Televisi
Meja Operator
Kursi Operator
Personal Komputer
Printer
Digital Video Recording
(DVR)
Control Camera Fix
Lensa Zoom Optical +
Adaptor
DVD Player, Mixer,
Power
Sekat Ruangan

3
1
3
1
1

buah
buah
buah
set
buah

buah

buah

set

set

ruang

21"
Kursi Lipat
Branded
Laserjet

3mx3m

Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki lab. microteaching yang representatif sebagai ruang
praktek atau belajar.
- Meningkatkan kemampuan metodologi mengajar bagi para
mahasiswa.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 15

SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN PERPUSTAKAAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

JENIS BARANG
Buku referensi dan buku
koleksi
Laptop
Computer (server)
Personal Computer (CPU)
Layar Monitor
Software penunjang
program
LCD Projector + Wall
Screen
Printer
Cable conecting , Hub dan
instalasi
Scanner
Meja Komputer
Kursi
Televisi (TV)
DVD Player
Air Conditioner (AC)
Rak Buku

VOLUME

SPESIFIKASI

100 judul

disesuaikan

1
1
10
10

buah
buah
unit
buah

13"
Branded
Branded
Tipe LCD 19"

buah

Branded

buah

3.000 Lumans

buah

Laserjet

paket

disesuaikan

1
10
10
1
1
1
2

buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah

Branded
Meja Kayu
Kursi Lipat
Tipe LED 32"
disesuaikan
2 PK
disesuaikan

16 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki perpustakaan yang representatif sebagai sumber
belajar.
- Meningkatkan minat baca dan minat menulis karya ilmiah bagi
mahasiswa dan dosen.
- Meningkatkan kualitas perpustakaan yang berbasis teknologi menuju
perpustakaan digital.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 17

SPESIFIKASI MINIMAL
BANTUAN SARANA RUANG KULIAH
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
TAHUN ANGGARAN 2012
NO

JENIS BARANG

VOLUME

SPESIFIKASI

1
2
3

Laptop
LCD Projector + Wall Screen
Printer
Cable conecting , Breket dan
instalasi

10 unit
10 buah
10 buah

Branded
3.000 Lumans
Laserjet

10 paket

disesuaikan

Tujuan Khusus :
- PTAI memiliki ruang kuliah yang representatif dan interaktif.
- Meningkatkan penggunaan teknologi canggih bagi dosen dalam
mengajar.
- PTAI memiliki peralatan canggih untuk menunjang proses belajar
mengajar.

18 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN PRASARANA PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

____________________________________________

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 19

20 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

A. Latar Belakang
Saat ini dengan adanya otonomi pendidikan, pemerintah
memberikan ruang dan gerak yang lebih leluasa (flexibility)
terhadap lembaga pendidikan untuk menata, mengelola dan
melaksanakan proses pendidikan menurut potensi dan
profesionalitas-nya. Pemerintah disamping memiliki kewenangan
mengeluarkan regulasi terhadap proses pendidikan secara
nasional, sudah barang tentu ikut berperan dan berpartisifasi aktif
memberikan berbagai bantuan dan program kegiatan secara
bertahap, merata dan berkelanjutan.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya sebuah
Perguruan Tinggi Agama Islam disamping berupaya mengerahkan
dan memberikan segala potensi dan sumber daya (resources) yang
dimilikinya, juga sangat berharap adanya peran serta dan
kontribusi nyata pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama
membantu program-program pemberdayaan dan peningkatan
kualitas PTAIS.
Sesungguhnya Perguruan Tinggi Agama Islam saat ini sedang
menghadapi berbagai tantangan yang dari waktu ke waktu
semakin kompleks dan kompetitif, disamping juga memiliki
peluang dan kesempatan yang cukup menjanjikan. Tantangan
tersebut lebih disebabkan oleh berbagai perubahan dan
perkembangan yang dinamis dalam berbagai aspek kehidupan,
yang memungkinkan adanya tuntutan untuk dapat menerima dan
menyesuaikan diri ke arah yang lebih progresif dan kompetitif
dalam semua lini dan aspek kehidupan.
Kini Perguruan Tinggi Agama Islam tidak hanya sekedar
menggugurkan kewajiban institusi-nya untuk menghasilkan
lulusan peserta didiknya sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan, akan tetapi lebih dari itu, sebuah lembaga pendidikan
di masa mendatang mampu memberikan dan menyiapkan sumber
daya (resources) yang mumpuni dan berkualitas secara lokal,
nasional maupun global.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 21

Sudah sewajarnya Perguruan Tinggi Agama Islam mampu


menyikapi situasi dan kondisi yang demikian dengan berupaya
meningkatkan kualitas pendidikannya, diantaranya dengan
meningkatkan seluruh dimensi yang terkait dengan proses
pendidikan, baik berupa sarana prasarana, sumber daya manusia
(pendidik dan tenaga kependidikan) maupun bidang lainnya yang
secara kongkrit dapat mendukung peningkatan kualitas
pendidikan di Perguruan Tinggi Agama Islam.
Untuk itu Kementerian Agama melalui APBN Tahun Anggaran
2012, akan memberikan bantuan prasarana pendidikan PTAI
dalam bentuk block grant (bantuan langsung) kepada PTAIS, yang
pengunaannya dapat dipakai untuk pembangunan/rehabilitasi
gedung yang terkait dengan proses pembelajaran. Bantuan ini
diharapkan dapat memotivasi dan merangsang PTAIS untuk dapat
memaksimalkan dan memberdayakan bantuan tersebut kedalam
sebuah aksi/tindakan yang lebih nyata dan kongkrit.
Tujuan dari bantuan ini diharapkan dapat mendorong PTAIS
meningkatkan mutu prasarana PTAI (gedung/ruang/kelas dll.)
dan meningkatkan citra PTAIS di mata masyarakat, yang pada
akhirnya akan menghasilkan proses pendidikan dan lulusan yang
berkualitas dan berdaya saing.
B.

Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

22 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2012; ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5167);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga ( Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5178 );
8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama;
9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta
susunan organisasi, tugas dan fungsi Eselon I Kementerian
Negara Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2010;

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 23

10. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
C.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 adalah:
1. Membantu dan mendorong PTAIS dalam mengembangkan
dan meningkatkan infrastruktur pendidikan (gedung/lokal
belajar) baik secara kuantitas maupun kualitas;
2. Memotivasi dan merangsang PTAIS untuk lebih berdaya dan
berkarya membangun institusinya;
3. Membantu PTAIS dalam meningkatkan citra sebagai
lembaga pendidikan yang dapat diterima masyarakat dan
berdaya saing tinggi;
4. Membantu PTAIS dalam meningkatkan hasil lulusan (Out
put) yang lebih berkualitas.

D. Target Sasaran
Sasaran program Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta
dan Fakultas Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (FAI
pada PTU).
E.

Persyaratan
Untuk pengajuan Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama;
2. Memiliki izin penyelenggaraan yang masih berlaku;
3. Tidak menyelenggarakan kelas jauh;

24 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

4. Mempunyai program rencana pemanfaatan bantuan yang


jelas;
5. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga;
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
lembaga;
7. Bersedia menandatangani Kontrak Prestasi;
8. Bersedia mematuhi petunjuk teknis, spesifikasi dan peraturan
yang berlaku.
F.

Prosedur Pengajuan Bantuan


1. Mengirimkan berkas permohonan Bantuan Prasarana kepada
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Cq. Direktur
Pendidikan Tinggi Islam dengan alamat:
Kementerian Agama RI
Lantai 8 Ruang B.806
Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat
DKI Jakarta
2. Berkas permohonan Bantuan Prasarana Pendidikan Tahun
Anggaran 2012 harus sudah diterima paling lambat 30 April
2012.

G. Seleksi dan Penetapan


1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam membentuk Tim Seleksi
Proposal Usulan Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012.
2. Seleksi didasarkan atas proposal yang diajukan dan/atau
menggunakan data-data yang dimiliki oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 25

3. Apabila jumlah PTAI yang mengajukan bantuan melebihi


jumlah bantuan yang tersedia, maka Tim Seleksi dapat
melakukan penilaian atas proposal yang disampaikan.
4. Penilaian
(pada
poin
3)
didasarkan
dengan
mempertimbangkan:
a. kebutuhan PTAIS;
b. kesesuaian data dalam proposal;
c. memiliki akreditasi dari BAN-PT yang masih berlaku;
d. hasil rekomendasi dari verifikasi yang dilakukan oleh
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.
5. Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan Surat
Keputusan Penerima Bantuan Prasarana Pendidikan Tahun
Anggaran 2012 atas dasar usulan yang diajukan oleh Tim
Seleksi.
6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang
Penerima Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012 akan diumumkan melalui website
www.kemenag.go.id
H. Sumber Bantuan
Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini
bersumber dari DIPA Ditjen Pendidikan Islam Tahun Anggaran
2012, Nomor : 0084/025-04.1.01/00/2012, Tanggal 9
Desember 2011, dengan kode mata anggaran nomor : (025.04
.07). 2132.007.001.011. B. 573111.
Dana bantuan prasarana pendidikan PTAI ini berlaku untuk tahun
anggaran 2012.

26 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

I.

Mekanisme Penyaluran Bantuan


1. Calon penerima bantuan melengkapi dokumen-dokumen
pencairan antara lain:
a. fotocopy NPWP atas nama lembaga;
b. fotocopy nomor rekening Bank atas nama lembaga
dan bukan atas nama orang (pribadi);
c. Surat Keterangan Bank (ASLI) yang menyatakan
bahwa rekening tersebut masih aktif.
2. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan menerbitkan
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) setelah
persyaratan pada point 1 terpenuhi.
3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam menerbitkan Surat
Perintah Pembayaran (SPP) berdasarkan SPTB.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Cq. Bagian Keuangan
menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan
SPP.
5. KPPN Jakarta IV menerbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) dan menyalurkan dana bantuan kepada
rekening PTAI penerima bantuan yang dilakukan sekaligus
(100%).

J.

Penggunaan Bantuan
Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun Anggaran 2012 ini
dipergunakan untuk:
1. membangun gedung baru;
2. membangun gedung yang sedang berjalan (lanjutan);
dan/atau
3. rehabilitasi gedung (spesifikasi terlampir).
Penerima bantuan dapat membentuk Tim / Panitia pelaksana
(Task force), termasuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak
terkait (ahli atau kontraktor).
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 27

Penggunaan bantuan ini tidak boleh (dilarang) digunakan untuk:


1. membeli dan/atau menyewa lahan (tanah);
2. membeli dan/atau menyewa gedung;
3. biaya operasional pendidikan (gaji, ATK dll);
4. biaya rapat, transport, konsumsi dan lainnya yang tidak
terkait langsung dengan proses pelaksanaan bantuan ini.
Waktu pelaksanaan penggunaan dana bantuan adalah 60 (enam
puluh) hari kalender sejak tanggal diterimanya dana bantuan.
K. Pelaporan
1. Laporan Penerimaan Dana Bantuan
Laporan penerimaan dana bantuan adalah laporan yang
dibuat oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah dana
bantuan telah diterima (masuk) dalam rekening bank
perguruan tinggi.
Laporan berisi dokumen-dokumen, berupa:
a. Fotocopy Buku Bank yang menunjukkan dana bantuan
dimaksud telah masuk ke rekening tersebut
(fotocopy diperbesar dan jelas);
b. Kwitansi atau tanda bukti terima dana bantuan yang
telah ditandatangani di atas meterai (dokumen
disediakan Direktorat);
c. Kontrak Prestasi yang telah ditandatangani di atas
meterai (dokumen disediakan Direktorat);
d. Berita Acara Pembayaran yang telah ditandatangani di
atas meterai (dokumen disediakan Direktorat).
Laporan dibuat rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan: 1 (satu)
rangkap fotocopy disimpan oleh penerima bantuan; 1 (satu)
rangkap ASLI dan 1 (satu) rangkap fotocopy diserahkan ke

28 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana


Prasarana dan Kemahasiswaan.
Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
sejak tanggal diterimanya dana bantuan.
2. Laporan Penggunaan Dana Bantuan
Laporan penggunaan dana bantuan adalah laporan yang
disusun oleh perguruan tinggi penerima bantuan, setelah
dana bantuan telah selesai dipergunakan atau dilaksanakan.
Format laporan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Pendahuluan, menerangkan maksud dan tujuan
kegiatan selama kegiatan berlangsung;
b. Organisasi pelaksana kegiatan (task force), waktu
pelaksanaan, mekanisme serta sumber daya
pendukung kegiatan;
c. Desain dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);
d. Mitra kerja dan Instansi/Lembaga/Kontraktor yang
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan (jika ada);
e. Hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan atau
penggunaan dana bantuan;
f. Hambatan dan kendala selama proses pelaksanaan
atau penggunaan bantuan serta solusi yang dilakukan
dalam mengatasinya;
g. Keberlanjutan program (sustainability);
h. Realisasi penggunaan bantuan sampai akhir
pelaksanaan, bukti-bukti pengeluaran (kwitansi,
faktur dan lain-lain);
i. Bukti setor pajak sesuai ketentuan dan peraturan
yang berlaku;

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 29

j. Data-data pendukung dalam pelaksanaan atau


penggunaan dana bantuan (dokumentasi).
Laporan dibuat 2 (dua) rangkap, dengan ketentuan 1 (satu)
rangkap ASLI disimpan oleh penerima bantuan dan 1 (satu)
rangkap fotocopy disampaikan ke Direktorat Pendidikan
Tinggi Islam Cq. Subdit Sarana Prasarana dan
Kemahasiswaan.
Laporan harus sudah diterima Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
setelah dana bantuan selesai dilaksanakan atau dipergunakan.
Laporan Penerimaan Dana Bantuan maupun Laporan Penggunaan
Dana Bantuan disampaikan ke alamat:
Kementerian Agama RI
Lantai 8 Ruang B.806
Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat
DKI Jakarta
L.

Monitoring dan Evaluasi


Direktorat Pendidikan Tinggi Islam melakukan monitoring dan
evaluasi, serta dimungkinkan melakukan pendampingan terhadap
pelaksanaan program Bantuan Prasarana Pendidikan PTAI Tahun
Anggaran 2012.
Selanjutnya hasil monitoring, evaluasi dan/atau pendampingan
tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi dan penentuan
kebijakan di tahun-tahun mendatang.

30 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Lampiran Spesifikasi Minimal


SPESIFIKASI MINIMAL
Bantuan Prasarana Pendidikan Tinggi Agama Islam
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
Tahun Anggaran 2012
No.

Uraian/Rincian

Ket.

1.

Dana
bantuan
100
%
diperuntukan
penggunaannya
untuk bangunan gedung yang
terkait dengan proses pendidikan
PTAIS seperti pembangunan
gedung baru, gedung lanjutan
dan rehab gedung.

1. Dana harus dihabiskan


sesuai dengan juimlah
bantuan yang diberikan.
2. Standar bangunan baik
kualitas, ukuran dan
arsitekturnya
menggunakan standar
baku yang berlaku
secara nasional.

2.

Aktifitas/kegiatan
yang
diperbolehkan
penggunaanya
terkait dengan pembangunan
gedung baru PTAIS antara lain :
1) Pondasi (sloof & kolom)
2) Dinding
(pemasangan
bata, kusen pintu dan
jendela, plester dan
teralis)
3) Rangka atap;
4) Atap;
5) Plafon;
6) Lantai (keramik);
7) Teras;

Biaya/harga satuan bahan


bangunan dan tenaga/upah
disesuaikan dengan standar
biaya umum yang berlaku di
daerah setempat.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 31

8) Upah tukang;
9) Finishing.
3.

4.

Aktifitas/kegiatan
yang
diperbolehkan
penggunaanya
terkait dengan pembangunan
gedung lanjutan (lebih dari 1
lantai) antara lain :
1) Dinding
(pemasangan
bata, kusen pintu dan
jendela, plester dan
teralis)
2) Rangka atap;
3) Atap;
4) Plafon;
5) Lantai (keramik)
6) Teras;
7) Upah tukang;
8) Finishing.

Biaya/ harga satuan bahan


bangunan dan tenaga/upah
disesuai dengan standar
biaya umum yang berlaku di
daerah setempat.

Aktifitas/kegiatan
yang
dilarang/tidak
dibenarkan
penggunaannya terkait dengan
pembangunan gedung baik baru
maupun lanjutan seperti :
Pembelian
tanah/lahan,
pembuatan AJB/sertifikat tanah,
Arsitektur, IMB, pengurugan
tanah/lahan, beli/sewa/kontrak
gedung, pemasangan litrik baru/
tambah daya, AC, karpet dan
pemagaran.

Aktifitas ini bisa dilakukan


jika diperlukan dengan
mengguna kan dana imbal
swadaya.

32 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN PEMBINAAN
LEMBAGA KEMAHASISWAAN
PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

____________________________________________

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 33

34 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

A. Latar belakang
Kebijakan pendidikan tinggi dengan paradigma baru
menunjukkan adanya perubahan pengelolaan perguruan tinggi
yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Meskipun
perguruan tinggi di Indonesia mempunyai latar belakang sejarah
serta visi dan misi, pengorganisasian, dan model kepemimpinan
yang berbeda satu sama lain, namun tetap terikat pada satu tujuan
yakni perguruan tinggi yang sehat, sehingga mampu berkontribusi
pada daya saing bangsa.
Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) merupakan
customer yang harus dilayani secara prima. Oleh karena itu upaya
pembinaan dan pengembangan sumber daya dosen dan pegawai,
pemenuhan sarana dan prasarana belajar, dan pembenahan
menajamen perguruan tinggi, ditujukan untuk mengoptimalkan
kemampuan akademik dan non-akademik mahasiswa sesuai
dengan visi misi perguruan tinggi di lingkungan PTAI. Dengan
meningkatnya kemampuan tersebut, diharapkan mampu
melahirkan mahasiswa unggul yang mampu memberikan
kontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Dalam konteks pembinaan dan pengembangan yang mencakup
keempat dimensi di atas, disusunlah strategi pembinaan dan
pengembangan mahasiswa PTAI sebagai referensi bagi para
pengambil kebijakan dan para pembimbing kemahasiswaan.
Keberadaan pedoman ini menjadi penting, terutama sejak
bergulirnya reformasi ketatanegaraan yang disertai dengan
euphoria kebebasan yang berlebihan, dan demokratisasi di segala
sudut kehidupan.
Bila kondisi euphoria kebebasan semacam ini terus berlangsung,
maka dalam jangka panjang dikhawatirkan kampus dapat
kehilangan jati dirinya sebagai sumber kekuatan moral dan ilmu,
tetapi lebih merupakan sumber kekuatan politik praktis. Tentu
hal ini tidak bersesuaian dengan Tridharma Perguruan Tinggi
serta misi utama PTAI.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 35

B.

Dasar Hukum
1

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang


Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2012; (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5167);

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

36 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang


Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga ( Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5178 );

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama;

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta
susunan organisasi, tugas dan fungsi Eselon I Kementerian
Negara Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2010;

10 Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
11 Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor:
Dj.I/05/2012 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran
dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Tahun 2012.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan
PTAI ini adalah :
1. Mempersiapkan kepribadian mahasiswa yang berwawasan
integratif dan interkonektif yang dilandasi dengan kualitas
akademik dan non akademik yang mumpuni;
2. Mengembangkan wawasan mahasiswa sehingga tercipta
suasana kampus yang kondusif dan civitas akademika yang
santun, humanis dan religius;

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 37

3. Mengembangkan penalaran dan keilmuan; penelusuran


bakat, minat, kepribadian dan kepedulian sosial;
kesejahteraan dan kegiatan penunjang, berlandaskan pada
kaidah-kaidah ilmiah, moral, dan rasa tanggung jawab sosial
kemasyarakatan;
4. Menyiapkan mahasiswa yang berakhlak mulia, menghargai
nilai-nilai keilmuan dan kemanusiaan; dan
5. Menyiapkan kemampuan soft skill (kemampuankemampuan yang tak nampak untuk meraih sukses)
mahasiswa yang memadai.
D. Target Sasaran
Sasaran program bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI
tahun 2012 ini adalah Organisasi Kemahasiswaan yang ada di PTAI
baik intra maupun ekstra kampus.
E. Persyaratan
Untuk pengajuan bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan
PTAI tahun 2012 ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
:
a. Mengajukan proposal kepada Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama;
b. Lembaga Kemahasiswaan tidak sedang dibekukan oleh
Pimpinan PTAI;
c. Mempunyai program rencana pemanfaatan bantuan yang
jelas;
d. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga;
e. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
lembaga;
f. Bersedia menandatangani kontrak kinerja/prestasi;
38 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

g. Bersedia mematuhi petunjuk teknis, dan peraturan yang


berlaku.
F. Prosedur Pengajuan Bantuan
Mengirimkan berkas permohonan bantuan Pembinaan Lembaga
Kemahasiswaan PTAI kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam
c.q Direktur Pendidikan Tinggi Islam dengan alamat:
Gedung Kementerian Agama
Lt 8 Ruang B806
Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat
DKI Jakarta
Berkas permohonan bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan
PTAI yang telah diterima, menjadi milik Direktorat Pendidikan
Tinggi Islam dan tidak dapat dipinta kembali.
G. Seleksi dan Penetapan
1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam membentuk Tim Seleksi
penerima bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI
tahun 2012.
2. Seleksi didasarkan atas proposal yang diajukan dan/atau
menggunakan data-data yang dimiliki oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam.
3. Apabila jumlah Proposal yang diajukan oleh Lembaga
Kemahasiswaan melebihi jumlah bantuan yang tersedia, maka
Tim Seleksi dapat melakukan penilaian atas proposal yang
disampaikan.
4. Penilaian ( poin 3) dapat didasarkan dengan
mempertimbangkan :
a. Skala/cakupan Kegiatan (lokal/nasional)

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 39

b. kebutuhan lembaga Kemahasiswaan;


c. kesesuaian data dalam proposal;
d. Kondisi Lembaga Organisasi kemahasiswaan tidak
dibekukan oleh Pimpinan PTAI;
e. hasil rekomendasi dari visitasi atau monitoring yang
dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
(jika ada).
5. Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan Surat
Keputusan penerima bantuan sarana atas dasar usulan yang
diajukan oleh Tim Seleksi.
6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang
penerima bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI
tahun 2012 diumumkan melalui website www.kemenag.go.id
H. Sumber Bantuan
Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012 ini
bersumber dari DIPA Ditjen Pendidikan Islam Tahun Anggaran
2012, Nomor : 0084/025-04.1.01/00/2012, Tanggal 9
Desember 2011, dengan kode mata anggaran
nomor :
(025.04.07). 2132.023.001.011.S. 526311.
Dana bantuan ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2012.
I. Mekanisme Penyaluran Bantuan
1. Penerima bantuan melengkapi dokumen-dokumen pencairan
antara lain :
a. copy nomor NPWP atas nama lembaga;
b. copy nomor rekening Bank atas nama lembaga dan
bukan atas nama orang (pribadi);
c. surat Keterangan Bank yang menyatakan bahwa
rekening tersebut masih aktif.
40 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

2. Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan menerbitkan


Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTB) setelah persyaratan
pada point 1 terpenuhi.
3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam menerbitkan Surat
Perintah Pembayaran (SPP) berdasarkan SPTB.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam c.q Bagian Keuangan
menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan
SPP.
5. KPPN Jakarta IV menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) dan menyalurkan dana bantuan kepada rekening PTAI
penerima bantuan yang dilakukan sekaligus (100%).
J. Penggunaan Bantuan
Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012
dengan rincian sebagai berikut :
1. Honor Panitia dan Narasumber kegiatan kemahasiswaan
(dengan ketentuan dipotong Pajak dan disetorkan ke kas
negara)
2. Akomodasi dan konsumsi kegiatan kemahasiswaan
3. Tranportasi kegiatan kemahasiswaan
4. Sarana pendukung kegiatan kemahasiswaan yang lainnya.
Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI tahun 2012
ini tidak boleh (dilarang) digunakan untuk :
1. Membeli alat komunikasi seperti HP
2. Kendaraan bermotor
3. Barang-barang yang tidak menunjang kegiatan kemahasiswaan.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 41

K. Pelaporan
A. PENERIMAAN DANA BANTUAN
Penerima bantuan wajib memberi laporan penerimaan dana
bantuan dengan mengirimkan foto copy buku tabungan yang
mencatat tanggal masuknya dana bantuan paling lambat 1
(satu) minggu setelah dana diterima.
B. PENGGUNAAN DANA
Penerima bantuan wajib membuat laporan penggunaan dana
bantauan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai dilaksanakan.
Format laporan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai
berikut :
a. Pendahuluan, menerangkan maksud dan tujuan kegiatan
selama kegiatan berlangsung;
b. Organisasi pelaksana kegiatan (task force), waktu
pelaksanaan, mekanisme serta sumber daya pendukung
kegiatan;
c. Desain dan Rincian Anggaran Biaya (RAB);
d. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan setelah proses
penggunaan bantuan;
e. Hambatan dan kendala selama proses pelaksanaan
bantuan serta solusi yang dilakukan dalam mengatasinya;
f. Peluang dan harapan yang bisa diperoleh dari kegiatan
tersebut;
g. Keberlanjutan program (sustainability);
h. Realisasi penggunaan bantuan sampai akhir pelaksanaan,
bukti bukti pengeluaran (kwitansi, faktur dan lain-lain)
serta bukti setor pajak sesuai ketentuan dan peraturan
yang berlaku;
i. Data data pendukung dari kegiatan tersebut
(dokumentasi).

42 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Laporan dibuat 2 (dua) rangkap, dengan ketentuan 1 rangkap


(asli) disimpan oleh penerima bantuan dan 1 rangkap (copy)
disampaikan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Cq.
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, dengan alamat:
Gedung Kementerian Agama Lt 8 Ruang B806
Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat
DKI Jakarta
L.

Monitoring dan Evaluasi


Direktorat Pendidikan Tinggi Islam melakukan Monitoring, serta
dimungkinkan melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan
program Bantuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan PTAI
tahun 2012.
Selanjutnya hasil monitoring dan pendampingan tersebut
digunakan sebagai bahan evaluasi dan penentuan kebijakan di
tahun-tahun mendatang.

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 43

44 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI
NOMOR 81/PMK.05/2012

____________________________________________

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 45

46 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 81/PMK.05/2012
TENTANG
BELANJA BANTUAN SOSIAL
PADA KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

a.

b.

c.

bahwa
dalam
rangka
melindungi
masyarakat dari kemungkinan terjadinya
risiko sosial, dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dialokasikan dana
belanja bantuan sosial;
bahwa agar pengalokasian dan pengelolaan
dana belanja bantuan sosial dapat
dilaksanakari secara tertib, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan, perlu
merigatur ketentuan mengenai belanja
bantuan sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga;
bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7
ayat (2) huruf a Undang-undang Nomor .
1. Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara berwenang
menetapkan kebijakan dan pedoman
pelaksanaan anggaran negara;

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 47

d.

Mengingat

1.

2.

3.

4.
5.

6.

bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf. c, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang
Perbendaharaan
Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor? 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
Keputusan Presiden Nomor 56/P tahun
2010;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman
Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja;

48 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
TENTANG BELANJA BANTUAN SOSIAL
PADA
KEMENTERIAN
NEGARA/
LEMBAGA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1.

2.

3.

Belanja Bantuan Sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang,


barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah. Pusat/Daerah
kepada raasyarakat guna melindungi masyarakat dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan
kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat.
Risiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat
menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang
ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok, dan/atau
masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis
politik, fenomena alam, dan bencana alam yang jika tidak
diberikan Belanja Bantuan Sosial akan semakin terpuruk dan
tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat
DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atau satuan kerja serta disahkan
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kan tor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umura Negara dan berfungsi
sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban Anggaran

Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 49

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dokumen


pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
4. Kan tor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya
disingkat KPPN adalah ins^ansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kan tor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, yang memperoleh kewenangan sebagai Kuasa
Bendahara Umum Negara.
5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah
Menteri/ Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/ Lembaga
bersangkutan.
6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga"
yang bersangkutan.
7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
8. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang
selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh Kuasa PA untuk melakukan pehgujian atas
Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah
Membayar.
9. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP
adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat
yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/ PPK dan
disampaikan kepada PP-SPM.
10. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat
SPM-LS adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh
PP-SPM kepada pihak ketiga atas dasar perikatan atau surat
keputusan.
50 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

11. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D


adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
12. Bank/Pos Penyalur adalah bank/pos mitra kerja sebagai tempat
dibukanya rekening atas nama satuan kerja untuk menampung
dana Belanja Bantuan Sosial yang akan disalurkan kepada
penerima bantuan sosial.
13. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat
penyirnpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara atau pejabat yang
ditunjuk untuk menampung seluruh penerimaan negara dan atau
membayar seluruh pengeluaran.negara pada Bank/Sentral Giro
yang ditunjuk.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mengatur mengenai
pengalokasian, pencairan dan penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial
pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada. penerima bantuan
sosial termasuk pertanggungjawabannya.
BAB III
PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA BANTUAN SOSIAL
Pasal 3
(1) Anggaran Belanja Bantuan Sosial dialokasikan dalam APBN
berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai penyusupan dan penelaahan
Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 51

(2) Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial dipisahkan dari unsur biaya


operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya
pencairan dan penyaluran bantuan sosial serta biaya yang timbul
dalam rangka pengadaan barang dan jasa.
(3) Biaya-biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan pada
Belanja Barang.
Pasal 4
(1) Anggaran Belanja Bantuan Sosial disusun oleh Kementerian
Negara/Lembaga dengan memperhatikan:
a. tujuan penggunaan bantuan sosial;
b. pemberi bantuan sosial;
c. penerima bantuan sosial; dan
d. bentuk bantuan sosial yang disalurkan.
(2) Tujuan penggunaan anggaran bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. Rehabilitasi sosial, yang bertujuan untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami
disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar;
b. Perlindungan sosial, yang bertujuan untuk mencegah dan
menangani risiko dari guncangan kerentanan sosial
seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai kebutuhan
dasar minimal;
c. Pemberdayaan sosial, yang merupakan semua upaya yang
diarahkan untuk menjadi warga negara yang mengalami
masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya;
d. Jaminan sosial, yang merupakan skema yang melembaga
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak;
e. Penanggulangan kemiskinan, yang merupakan kebijakari,.
program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang,
52 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

keluarga, kelompok. dan/atau masyarakat yang tidak


mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan
tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi
kemanusiaan; dan
f. Penanggulangan bencana, yang merupakan serangkaian
upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Pemberi bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b merupakan Kementerian Negara/ Lembaga yang tugas dan
fungsinya terkait dengan penanganan kemungkinan terjadinya
Risiko Sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi, dan/atau
kesejahteraan masyarakat.
Penerima Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri dari perorangan, keluarga, kelompok, dan/atau
masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai
akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, dan
fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum.
Penerima Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
termasuk juga lembaga Non Pemerintah bidang pendidikan,
kesehatan, keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk
melindungi individu, kelompok dan/atau masyarakat dari
kemungkinan terjadinya Risiko Sosial, meningkatkan kemampuan
ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat.
Bantuan sosial yang diberikan olen pemberi bantuan sosial
sebagaimana dimaksud pads ayat (3) kepada penerluia bantuan
sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tidak
untuk:
a. dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; atau
b. diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial.
Bentuk Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. uang;
b. barang; dan/atau
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 53

(8) Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan dalatn bentuk uang


sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a yang digunakan oleh
penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa,
dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan sosial secara
swakelola.
(9) Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan dalam bentuk barang
dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf b dan
huruf c, dilaksanakan melalui penyaluran barang dan/atau jasa
kepada penerima bantuan sosial yang pengadaan barang dan/atau
jasanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pasal 5
Anggaran Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dan Pasal 4 dituangkan dalam DIPA Kementerian Negara/Lembaga.
BAB IV
KEWENANGAN PA, KUASA PA, DAN PPK DALAM RANGKA
PENGELOLAAN DANA BELANJA BANTUAN SOSIAL
Pasal 6
Kewenangan PA, Kuasa PA, dan PPK dalam rangka pengelolaan dana
Belanja Bantuan Sosial diatur sebagai berikut:
a. PA memiliki kewenangan untuk menetapkan pedoman umum
pengelolaan dan pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang disesuaikan
dengan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga
berkenaan;
b. Kuasa PA memiliki kewenangan untuk menetapkan petunjuk
teknis pengelolaan Belanja Bantuan Sosial, dan mengesahkan surat
keputusan penerima bantuan sosial;
c. PPK memiliki kewenangan untuk melakukan proses seleksi,
penentuan dan penetapan surat keputusan penerima bantuan
54 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

sosial, melakukan perikatan


melaksanakan pembayaran.

dengan

pihak

ketiga,

dan

Pasal 7
Petunjuk teknis pengelolaan belanja Bantuan Sosial yang ditetapkan
oleh Kuasa PA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b paling
sedikit memuat:
a. tujuan penggunaan Belanja Bantuan Sosial;
b. pemberi bantuan sosial;
c. penerima bantuan sosial
d. alokasi anggaran;
e. persyaratan penerirna bantuan sosial;
f. tata kelola pencairan dana Belanja Bantuan Sosial;
g. pelaksanaan penyaluran Belanja Bantuan Sosial; dan
h. pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial.
BAB V
PENCAIRAN DAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL
Bagian Kesatu Penetapan Penerirna Bantuan Sosial
Pasal 8
(1) Dalam rangka menentukan penerirna bantuan sosial, PPK
melakukan seleksi penerirna bantuan sosial sesuai
kriteria/persyaratan yang ditentukan dalam pedoman umum
pengelolaan dan pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial yang
ditetapkan oleh PA dan petunjuk teknis pengelolaan Belanja
Bantuan Sosial yang ditetapkan oleh Kuasa PA.
(2) Berdasarkan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPK
menetapkan surat keputusan penerirna bantuan sosial.
(3) Dalam rangka penyaluran Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk
uang, surat keputusan penerirna bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:
a. identitas penerirna bantuan sosial;
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 55

b. nilai uang bantuan sosial; dan


c. nomor rekening penerirna bantuan sosial.
(4) Dalam hal penerirna bantuan sosial tidak mempunyai nomor
rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, nomor
rekening yang dicantumkan dalam surat keputusan penerirna
bantuan sosial adalah nomor rekening Bank/Pos Penyalur.
(5) Dalam rangka penyaluran Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk
barang dan/atau jasa, surat keputusan penerirna bantuan sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:
a. identitas penerirna bantuan sosial;
b. nilai barang bantuan sosial; dan
c. bentuk barang dan/atau jasa yang akan diberikan.
(6) Surat keputusan penerirna bantuan sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) selanjutnya disahkan oleh Kuasa PA.
(7) Surat keputusan penerima bantuan sosial yang disahkan oleh Kuasa
PA sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan dasar
pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial.
(8) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, penetapan surat
keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pengesahan
surat keputusan penerima
bantuan
sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dapat dilakukan secara' bertahap bagi
penerima yang telah memenuhi persyaratan.
Bagian Kedua
Pencairan Dana Belanja Bantuan Sosial Yang Disalurkan Dalam Bentuk
Uang
Pasal 9
Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan dalam bentuk
uang dilakukan melalui pembayaran langsung (LS):
a. dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening penerima bantuan
sosial pada bank/pos; atau
b. dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening Bank/Pos
Penyalur.
56 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Pasal 10
(1) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf b dilakukan dalam hal:
a. penerima bantuan sosial dalam bentuk uang tidak
memungkinkan untuk membuka rekening pada bank/pos;
b. dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan merupakan
Program Nasional yang menurut peraturan perundangundangan harus disalurkan melalui lembaga penyalur; atau
c. jumlah penerima bantuan sosial dalam bentuk uang pada satu
jenis Belanja Bantuan Sosial dan satu DIPA lebih dari 100
(seratus) penerima bantuan sosial.
(2) Dalam rangka pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, Kuasa PA membuka rekening
pada Bank/Pos Penyalur.
(3) Pembukaan rekening pada Bank/Pos Penyalur oleh Kuasa PA
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
pengelolaan rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja.
(4) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf b disalurkan kepada penerima bantuan sosial
dengan cara:
a. pemindahbukuan dari rekening Bank/Pos Penyalur ke
rekening penerima bantuan sosial; atau
b. pemberian uang tunai dari rekening Bank/Pos Penyalur
kepada penerima bantuan sosial oleh petugas Bank/Pos
Penyalur.
Pasal 11
(1) Dalam rangka pelaksanaan penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, PPK melakukan
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 57

pemilihan Bank/Pos Penyalur sesuai ketentuan peraturan


perundang-undangan
mengenai
pengadaan
barang/jasa
pemerintah.
(2) Bank/pos yang terpilih menjadi Bank/Pos Penyalur dana Belanja
Bantuan Sosial menandatangani kontrak/perjanjian kerja sama
dengan PPK.
(3) Kontrak/perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) paling sedikit memuat:
a. hak dan kewajiban kedua belah pihak;
b. tata cara dan syarat penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial
dalam bentuk uang kepada penerima Belanja Bantuan Sosial;
c. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur untuk
menyalurkan dana Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk uang
kepada penerima bantuan sosial paling lama 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak dana Belanja Bantuan Sosial ditransfer
dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening Bank/Pos
Penyalur;
d. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur bahwa sisa
Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk uang pada Bank/Pos
Penyalur yang tidak tersalurkan dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender harus disetor ke Rekening Kas Umum
Negara: padavbari kerja berikutnya;
e. kewajiban Bank/Pos Penyalur untuk menyampaikan laporan
penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial secara berkala
kepada PPK;
f. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur untuk
menyetorkan bunga dan jasa giro pada Bank/Pos Penyalur
yang tirnbul dalam rangka kegiatan penyaluran dana Belanja
Bantuan Sosial ke Rekening Kas Umum Negara;
g. pernyataan kesanggupan Bank/Pos Penyalur untuk
menyetorkan sisa dana Belanja Bantuan Sosial yang tidak
tersalurkan sampai dengan akhir tahun anggaran ke Rekening
Kas Umum Negara; dan
h. ketentuan mengenai sanksi yang dikenakan terhadap sal ah.
satu pihak yang melanggar kontrak/perjanjian kerja sama.
58 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

(4) Dalam kontrak/perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) tidak diperkenankan mencantumkan klausul potongan
atau pungutan terhadap penerima dana Belanja Bantuan Sosial.
(5) Dalam hal ketentuan yang tercantum pada kontrak/perjanjian kerja
sama melampaui jangka.waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
Bagian Ketiga
Pencairan Dana Belanja Bantuan Sosial Yang Disalurkan Dalam Bentuk
Barang dan/atau Jasa
Pasal 12
(1) Dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa untuk bantuan
sosial yang akan disalurkan dalam bentuk barang dan/atau jasa
kepada penerima bantuan sosial, PPK menandatangani kontrak
pengadaan barang dan/atau jasa dengan penyedia barang dan/atau
jasa.
(2) Pengadaan barang dan/atau jasa yang akan disalurkan kepada
penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat juga termasuk pelaksanaan penyaluran barang dan/atau jasa
sampai dengan diterima oleh penerima bantuan sosial.
(3) Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial dalam rangka pengadaan
barang dan/atau jasa yang akan disalurkan untuk penerima
bantuan sosial dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS)
dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening penyedia barang
dan/atau jasa.
(4) Penyaluran barang dan/atau jasa yang pengadaannya menggunakan
dana Belanja Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial
dilakukan oleh:
a. PPK; atau
b. Penyedia barang dan/atau jasa sesuai kontrak
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 59

BAB VI
TATA CARA PENGAJUAN SPP, SPM, DAN SP2D DALAM
RANGKA PENCAIRAN DANA BELANJA BANTUAN SOSIAL
Pasal 13
(1) Dalam rangka pencairan dana Belanja Bantu an Sosial, PPK
mengajukan SPP Belanja Bantuan Sosial kepada PP-SPM yang
paling sedikit dilampiri dengan:
a. Surat keputusan penerima bantuan sosial;
b. Daftar dan rekapitulasi penerima bantuan sosial;
c. Naskah kontrak/perjanjian kerjasama penyaluran Belanja
Bantuan Sosial an tar a PPK dan Bank/Pos Penyalur dalam
hal penyaluran bantuan sosial dilakukan melalui Bank/Pos
Penyalur;
d. Dokumen kontrak pengadaan barang dan/atau jasa antara
PPK dan penyedia barang dan/atau jasa dalam hal dana
Belanja Bantuan Sosial disalurkan dalam bentuk barang
dan/atau jasa.
(2) PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan lampiran yang
diajukan oleh PPK.
(3) Dalam hal berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), SPP dinyatakan lengkap dan benar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, PP-SPM menerbitkan SPM-LS.
(4) Tata cam pengujian SPP, pengajuan SPM-LS oleh PP-SPM ke
KPPN, dan penerbitan SP2D oleh KPPN dilaksanakan sesuai
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN.

60 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

BAB VII
PENYETORAN DANA BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN
PEMBAYARAN KEMBALI ATAS SETORAN DANA BELANJA
BANTUAN SOSIAL
Bagian Pertama
Penyetoran Dana Belanja Bantuan Sosial
Pasal 14
(1) PPK melakukan penelitian atas laporan penyaluran dana Belanja
Bantuan Sosial yang disampaikan oleh Bank/Pos Penyalur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf e.
(2) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdapat dana Belanja Bantuan Sosial yang belum tersalurkan
sampai dengan batas waktu yang tercantum dalam
kontrak/perjanjian kerja sama, PPK menerbitkan surat perintah
penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial ke REKENING Kas
Umum Negara
(3) Penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang dilakukan pada tahun anggaran berjalan
menggunakan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB).
(4) SSPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri dengan daftar
nama penerima bantuan sosial yang tidak tersalurkan.
(5) Setoran dana Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dibukukan sebagai pengembalian belanja sebesar nilai
setoran dana Belanja Bantuan Sosial pada fungsi, subfungsi,
program, kegiatan, output, dan jenis belanja yang sama
sebagaimana yang tercantum dalam SSPB.
(6) Dalam hal penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial tidak
dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 61

pada ayat (3), penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan pada tahun
anggaran berikutnya menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak
(SSBP) yang dilampiri dengan daftar nama penerima bantuan
sosial.
(7) Penyetoran dana Belanja Bantuan Sosial dan bunga/jasa giro yang
timbul dalam rangka kegiatan penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial, surat setorannya dibuat secara terpisah.
Bagian Kedua
Pembayaran Kembali Atas Setoran Dana Belanja Bantuan Sosial
Pasal 15
(1) Pembayaran kembali atas setoran dana yang tidak tersalurkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) hanya dapat
dilakukan pada tahun anggaran berjalan.
(2) Mekanisme pembayaran kembali setoran dana Belanja Bantuan
Sosial diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 16
(1) Kuasa PA bertanggungjawab atas pencapaian target kinerja
penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial kepada penerima bantuan
sosial.
(2) PPK bertanggungjawab atas pelaksanaan penyaluran dana Belanja
Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial untuk menjamm
bantuan sosial telah sesuai dengan peruntukan dan tepat sasaran
dengan berpedoman pada petunjuk teknis yang ditetapkan oleh
Kuasa PA.
62 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

(3) Dalam rangka pengawasan penyaluran dana Belanja Bantuan


Sosial, Kuasa PA dapat melakukan koordinasi dengan aparat
pengawasan fungsional.
(4) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyaluran dana
Belanja Bantuan Sosial, Kuasa PA harus menyusun laporan
pertanggungjawaban.
(5) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) paling sedikit memuat jumlah pagii bantuan sosial yang
disalurkan, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan,
dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas
Umum Negara.
(6) Dalam hal masih terdapat dana-Belanja Bantuan Sosial pada
rekening Bank/Pos Penyalur yang belum disetorkan sampai akhir
tahun anggaran, dana tersebut disajikan sebagai Kas Lainnya di
Kementerian Negara/Lembaga pada Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LKKL).
(7) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dilampiri dengan:
a. data bukti transfer/tanda terima/konfirmasi dari Bank/Pos
Penyalur/penerima bantuan sosial, untuk penyaluran dana
Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk uang; atau
b. berita acara serah terima, untuk penyaluran dana Belanja
Bantuan Sosial dalam bentuk barang dan/atau jasa.
(8) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Pencairan dan penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial yang sedang
dilaksanakan sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku, dapat tetap
dilaksanakan dan disesuaikan dengan Peraturan Menteri ini.
Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI 63

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan yang
mengatur mengenai pencairan dan penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2012
MENTERI KEUANGAN,
ttd.
AGUS D.W. MARTOWARDOJO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 563

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BIRO UMUM
u.b.
KEPALA BAGIAN TU KEMENTERIAN
GIARTO
NIP 195904201984021001

64 Juknis Bantuan Sarpras dan Lembaga Kemahasiswaan PTAI

Anda mungkin juga menyukai