Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

ROSITA WAEL (2013-41-077)


YAKOBA LABOBAR (2013-41-078)
YUSTINA MAKUPIOLA (2012-41-069)
JUNE SOPACUA (2012-41-169)
JUNETH SALAHMAHU (2013-41- )
WA NIRMA (2013-41-051)
LORENSI HITIPEUW
JUANITA SOUHALI
NURHAIDA TOUWE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
nikmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah, yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, serta teman-teman yag
telah memberi saran dan dukungan. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan tugas yang akan datang.

Ambon, 23 Mei 2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Manajemen Kurikulum Program Pengajaran


Manajemen Tenaga Kependidikan
Manajemen Kesiswaan
Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat (Husemas)
Manajemen Layanan Khusus Sekolah

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

G.

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan
manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang
lingkup dan bidang kajian manajemen pendidikan. Namun demikian manajemen pendidikan mempunyai
jangkauan yang lebih luas dari pada manajemen sekolah. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah
saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan bisa
menjangkau sistem yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan
internasional.
Digunakan istilah manajemen sekolah, terjemahan dari school management dan akan melihat
bagaimana manajemen substansi-subtansi pendidikan di suatu sekolah atau manajemen berbasis sekolah
agar dapat berjalan dengan tertib, lancar dan benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerjasama untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen
berbasis sekolah adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri.
Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka
MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesisiwaan, keuangan, sarana
prasarana pendidikan, pengelola hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus
lembaga pendidikan. Dengan demikian makalah ini membahas tentang manajemen anggaran/biaya
pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, serta manajemen layanan khusus .

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bagaimana manajemen Kurikulum dan Pogram Pengajaran ?


Bagaimana manajemen Manajemen Tenaga Kependidikan ?
Bagaimana manajemen Kesiswaan ?
Bagaimana manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ?
Bagaimana manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat ?
Bagaimana manajemen layanan khusus?

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menjelaskan Kurikulum dan Pogram Pengajaran.


Menjelaskan manajemen Manajemen Tenaga Kependidikan.
Menjelaskan manajemen Kesiswaan.
Menjelaskan manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menjelaskan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
Menjelaskan manajemen layanan khusus.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kurikulum Program Pengajaran
Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan
oleh Depertemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat .Karena itu level sekolah yang paling penting
adalah bagaimana kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk
mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.
Pengembangan kurikulum muatan lokal dimaksudkan terutama untuk mengimbangi kelemahankelemahan kurikulum sentralisassi, dan bertujuan agar peserta didik mencintai dan mengenal
lingkungannya serta mau dan mampu melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas
sosial , dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional, pembangunan regional, maupun
pembangunan local sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkunganya.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun
muatan lokal yang di wujudkan melalui proses belajar mengjar untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional, institusional, kurikular, dan intruksional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, dan diperlukan kegiatan manajemen
program pengajaran. Dengan demikian manajemen atau administrasi pengajaran adalah keseluruhan
proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran
terlaksana secara efektif dan efesien.
Manejer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulim dan
program pengajaran serta melakukan penguasan dan pelaksanaannya. Dalam proses pemgembangan
program sekolah, majer hendaknya tidak membatasi diri pada pendiikan dalam arti sempit, yang harus
menghubugkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan
lingkungan.
Kepalah sekolah merupakan seorang manejer disekolah yang akan bertanggungjawab penuh
terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran
disekolah, sehingga kepentingan tersebut sedikitnya terdapat 4 langkah yang harus dilakukan :
1. Menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid.
2. Meningkatkan perencanaan program
3. Memilih dan melaksanakan program
4. Menilai perubahan program.
Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS,
kepalah sekolah sebagai pengelolah program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan
isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional kedalam program tahunan, caturulan dan bulanan. Adapu
program mingguan atau program satuan pengajaran , wajib dikembangkan guru sebelum melakukan
kegiatan mengajar mengajar. Berikut ini ada lima prinsip yang harus diperhatikan.
1. Tujuan yang dikehendak harus jelas,makin operasional tujuan,makin mudah terlihat dan makin
tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
2. Program itu harus sederhana dan fleksibel .
3. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelasn pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program disekolah.

Dengan demikian perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan
jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan
penilaian , penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan
perbaiakan pengajar serta pengisian waktu jam kosong.
B. Manajemen Tenaga Kependidikan
Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinanya dalam mengelolah tenaga
kependidikan yang tersedia disekolah. Dalam hal ini peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat
dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik
majajemen personali yang modern.
Manajemen tenaga kependidikan atau majajemen personalian pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal,
namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.Sehubungan dengan itu, fungsi prsonalia yang harus
dilaksanakan pimpinan, adalah menarik , mengembangkan, menggaji, dan memotifasi personil guna
mencapai tujuan system, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan
perkembangan karir tenaga kependidikan serta menyalaraskan tujuan individu dan organisasi.
Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik (Guru), Pengelola Satuan Pendidikan,
Manajemen tenaga kependidikan antara lain meliputi:
1. Perencanaan pegawai.
2. Pengadaan pegawai.
3. Pembinaan dan pengembangan pegawai.
4. Promosi dan mutasi.
5. Pemberhentian pegawai.
6. Kompensasi dan
7. Penilaian pegawai.
Tujuh manajemen tenaga kependidikan di atas perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa
yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan
kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.
C. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah. Manajemen
kesiswaan bukan hanya terbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas
secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses
pendidikan disekolah.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar
kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manjemen kesiswaan sedikitnya
memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu ;
Penerimaan murid baru
Kegiatan kemajuan belajar,
Bimbingan dan pembinaan disiplin.
Berdasarkan tiga tugas utama tersebut sutina (1985) menjabarkan tanggungjawab kepala sekolah
dalam mengelolah bidang kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut:
1. Kehadiran murid disekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu;

2. Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukan murid kekelas dan program studi;
3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar;
4. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan dan
pengajaran luar biasa;
5. Pengendalian disiplin murid;
6. Program bimbingan dan penyuluhan;
7. Program kesehatan dan keamanan;
8. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap
kepribadian, serta aspek sosial emosional, disamping ketrampilan lain. sekolah tidak hanya bertanggung
jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anakanak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk kepentingan tersebut diperlukan
data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk itu diskolah perluh dilakukan pencatatan dan
ketatalaksaan kesiswaan, dalam bentuk presensi dalam buku presensi siswa, buku raport, daftar kenaikan
kelas, buku mutasi dan sebagainya.
D. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khuusnya proses bekajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja
kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk
proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengjaran biologi, halaman sekolah sebagai
sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berati pada jalannya proses pendidikan.
Kegiatan pengelolahan ini meliputi kegiatan perencaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan
inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih,
rapi, indah sehiingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik untuk guru maupun murid untuk
berada disekolah. Disamping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai
secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengna kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid
sebagai pelajar.
E. Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat (Husemas)
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu
untuk mendapatkan simpati masyarakat pada umumnya serta dari publiknya, pada khususnya sehingga
kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisen, demi membantu tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan masyarakat, khususnya masyarakat publiknya, seperti para orangtua murid/anggota badan
Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3), dan atasan langsungnya. Demikian pula hasil pendidikan
pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan bahkan dambaan masyarakatnya, maka kegiatan-kegiatan

sekolah juga harus terpadu dengan derap masyarakatnya. Sekolah juga menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Tetapi orang tua hanya sebagai pembantu penyelenggaraan
pendidikan, dan tidak berhak untuk mempengaruhi apalagi mengubah arah sasaran pendidikannya.
Simpati yang diharapkan dari publiknya akan menambah animo masyarakat terhadap sekolah
tersebut, yang berarti menambah masukan yang sangat berharga. Maka segala daya upaya untuk
menambah simpati harus terus dilancarkan dengan meningkatkan layanannya kepada masyarakat,
menampilkan produk-produk unggulannya serta prestasi yang menonjol yang berakibat baik harus
dimanfaatkan untuk usaha-usaha diatas, seperti acara tutup tahun yang diikuti dengan bazaar yang
menampilkan serta memperkenalkan prestasi-prestasi sekolah, hasil pekerjaan serta kreasi para siswa,
hasil penelitian, hasil kejuaraan keteladanan dan sebagainya.
Secara lebih jelasnya maka Husemas ini dapat dilihat dari fungsi, tujuan, manfaat dan bentukbentuk operasionalnya.
a. Fungsi pokok dari Husemas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya serta publik
(masyarakat terdekat dan langsung terkait) khususnya.
b. Tujuan dari Husemas adalah meningkatkan popularitas sekolah dimata masyarakat.
c. Manfaat dari Husemas dengan demikian adalah menambah simpati masyarakat yang dapat
meningkatkann harga diri (prestise) sekolah.
d. Bentuk-bentuk operasional dari Husemas bisa bermacam-macam tergantung pada kreativitas
sekolah, kondisi dan situasi sekolah, fasilitas dan sebagainya.
e. Kegiatan olah raga dan kesenian juga dapat merupakan saerana Husemas.
f. Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak
mengganggun kelancaran PBM.
g. Mengikutsertakan sivitas akademika sekolah dalam kegiatan-kegiatan masyarakat sekitarnya.
h. Mengikutsertakan tokoh-tokoh/pemuka-pemuka/pakar-pakar masyarakat dalam kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler sekolah.
Adapun sifat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat merupakan:
a. Hubungan timbale balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.
b. Hubungan yang bersifat sukarela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang tak
terpisahkan (integral) dari masyarakat.
c. Hubungan yang bersifat kontinu/ berkesinambunganantara sekolah dengan masyarakat.
d. Hubungan keluar kampus atau external public relation guna menambah simpati masyarakat
tehadap sekolah.
e. Hubungan kedalam kampus atau internal public relation guna menambah keyakinan atau
mempertebal pengertian para sivitas akademika tentang segala pemilikan material dan non
material sekolah.
Dengan adanya hubungan-hubungan tersebut diatas dapatlah terjalin kreativitas serta dinamika
kedua belah pihak yang inovatif. Selain itu dapat memadukan kehidupan sekolah dan kehidupan
masyarakat.

F. Manajemen Layanan Khusus Sekolah


Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki
tanggung jawab dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu

penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani
maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab II Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi
tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang
dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.
Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan untuk
mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di
sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan
pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara lain juga
berusaha agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek
jasmani maupun rohaninya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus
adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang
kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Manjamen kurikulum dan program pengajaran dapat mencakup kegiatan perencaan,
pelaksanan, dan penilaina kurikulum.
Manajeman pendidikan tenaga kepedidikan bertujuan untuk memberdayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil optimal, namun tetap dalam
kondisi yang menyenangkan.
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik dimana bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berati pada
jalannya proses pendidikan.
Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat,
khususnya masyarakat publiknya, seperti para orangtua murid/anggota badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan (BP3), dan atasan langsungnya.
Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan
untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan
khusus siswa di sekolah

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai