Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan peralatan produksi sekarang ini cukup memiliki
kemajuan, berbagai mesin produksi pun sudah banyak beredar dipasaran,
sehingga memudahkan orang-orang dalam melakukan pekerjaannya. Tetapi
orang-orang mungkin tidak sadar bahwa pengerjaan secara manual juga
sangat diperlukan sebagai bentuk pelatihan ketelitian.

Gambar. 1. Sketsa
Kerja bangku adalah salah satu kompetensi untuk mengerjakan bagian
kerja yang berfungsi sebagai acuan kita untuk memasuki dunia kerja dan
membuat suatu benda yang kita inginkan secara manual dan bermanfaat
dalam dunia kerja.
Pada proses pengerjaan kerja bangku sangatlah dibutuhkan ketelitian dan
kesabaran, karena dalam proses pengerjaannya banyak terjadi kesulitan.
Kesulitan itu antara lain kurang lurusnya dalam memotong benda kerja,
kurang rapi dalam mengikir, kurang center atau lurus dalam pengeboran
dan masih banyak yang lainnya, oleh sebab itu dalam pengerjaannya harus

hati-hati dan sesuai dengan langkah kerja, agar tidak terjadi kecelakaan
kerja.

A. Tujuan praktek
Agar mahasiswa dapat melakukan proses pembelajaran praktek teknologi
pembentukan dasar dan mengaplikasikan teori yang telah didapatkan, sehingga
pengalaman praktek teknologi pembentukan dasar dapat diaplikasikan setelah
menyelesaikan studinya.
B. Manfaat melaksanakan praktek
Meningkatkan keterampilan yang membentuk kemampuan mahasiswa sebagai

bekal untuk memasuki dunia kerja nantinya.


Memperoleh pengalaman yang nyata untuk meningkatkan keterampilan dalam
bekerja.

C. Waktu dan tempat pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan praktek teknologi pembentukan dasar dilaksanakan selama


satu semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di laboratorium pengelasan Jurusan
Teknik Otomotif Universitas Negeri Makassar.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. PERALATAN KERJA BANGKU
1. RAGUM
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang
akan dikikir, dipahat,digergaji,ditap,dll. Dengan memutar tangkai (handle)
ragum,Maka mulut ragum akan menjepit/membuka/melepas benda kerja
yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai
rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya.

Gambar 2: jenis-jenis Ragum


a. Bagian-bagian pada Ragum
Dalam sebuah ragum terdapat bagian-bagian antara lain :
1. Rahang gerak
2. Rahang tetap
3. Tangkai
b. Jenis-Jenis Ragum
Secara umum Ragum dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Ragum (catok)

Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus


dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais.
Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

Gambar 3 : Ragum
a) Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang
bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk
mengefrais bidang datar saja.

Gambar 4: Ragum Biasa

b) Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus
membentuk sudut terhadap spindle(poros putar ). Bentuk ragum ini
sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat
alas yang dapat diputar 360 derajat.

Gambar 5: ragum berputar


c) Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat
diatur letaknya secara datar dan tegak.

Gambar 6: Ragum universal


c. Cara Penggunaan Ragum
Cara penggunaan Ragum yaitu:
1. Memilih tinggi ragum yang sesuai
Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan kita :
a) berdiri tegak di ragum
b) tempelkan kepalan tangan pada dagu
c) sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita
ayunkan,sikut jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum
2. Menjepit benda kerja pada ragum

Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang
keluar dari mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila
bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis.Bila memungkinkan
perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil
daripada bagian yang terjepit.
Gunakan pelat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan
gigi ragum.Pelat pelapis bisa dibuat dari bahan plat tipis yang rata,
plat siku dll.
3. Posisi badan dan kaki
Kikir ditekan dan pada waktu didorong ke depan dengan
tekanan dari tangan kiri yang seimbang,sedangkan pada waktu kikir
ditarik ke belakang harus bebas dari tekanan namum tidak berarti kikir
harus diangkat dari permukaan benda kerja.Kedudukan kaki pada
pada saat mengikir kedua telapak kaki seolah-olah membentuk sudut
kurang 45.

2. GERGAJI
a. pengertian gergaji besi
Gergaji besi adalah alat untuk memotong benda kerja panjang dengan
ukuran yang telah ditentukan

Gambar 7: Gergaji
Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur sedehana.
Pada bagian sisi dari daun gergaji tangan tersebut terdapat gigi pemotong
yang dikeraskan.
Bahan dari daun gergaji ini terbuatdari baja perkakas (hSS) dan bahan
tungsten. Sifat dari daun gergaji tangan fleksibel atau melentur dengan
maksud agar tidak mudah patah.
Pada umumnya proses kerja gergaji hampir sama dengan proses kerja
kikir namun perbedaanya pada fungsinya. Kalau gergaji digunakan untuk
memotong atau membelah sedangkan kikir digunakan untuk mengurangi
pemukaan yang kurang rata untuk menentukan permukaan yang presisi.
b. Bagian-bagian gergaji:
1. Bingkai
Terbuat dari pipa baja yang kuat dan kuku agar hasilnya lurus dan kuat
bingkai yang dapat diatur terbuat dari pipa baja yang oval. Bingkai ini
dapat di pakai untuk macam macam gergaji
2. Tangkai
Biasanya terbuat dari bahan yang logam yang lunak
3. Pasak daun gergaji
Pasak ini dipasang pada kedua bingkainya
4. Mur kupu kupu
Digunakan untuk mengngencangkan daun gergaji, pada pemasangan
mata gergaji perlu diperhatikan arah matanya.
c. Pemeganan dan Penekanan Gergaji

Cara menggergaji hampir mirip dengan cara mengikir, yang berbeda


adalah cara pemegangan. Untuk pemotongan yang berat, tekanan gergaji
cukup besar, namun untuk pemotongan

yang perlu lurus

hasilnya, tekanan gergaji harus ringan.

Gamabr 8 : Cara Pemegangan Gergaji


1. Cara Penggunaan Gergaji
a) Pegang logam yang hendak dipotong dengan cara yang betul.
b) Alaskan pengapit ragum dengan kepingan logam yang lembut dan
nipis ataupun dengan kayu apabila hendak memotong logam yang
tipis.
c) Mula-mula potong dengan perlahan.
d) gunakan ibu jari sebagai panduan dan memulakan memotong.
e) apabila sudah kelihatan tanda, lakukan sorongan yang lebih
panjang dan tetap.
f) kelajuan pemotongan untuk gergaji biasa ialah lebih kurang 40
sorongan seminit.
g) Apabila pemotongan hampir selesai, sokong hujung yang
tergantung dengan sebelah tangan.
h) Semasa memotong, tekan dan tolak pada bingkai. Apabila
berundur, angkat gergaji sedikit tetapi jangan ditarik kerana ini
akan menumpulkan mata gergaji
3. KIKIR
Dalam salah satu matakuliah yang diajarkan dalam jurusan teknik
otomotif ada salah satu matakuliah tentang praktek yaitu matakuliah
praktikum kerja bangku atau dalam teknik otomotif disebut praktikum kerja
bengkel. Dalam mata kuliah ini ada beberapa kompetensi keahlian yang
akan diajarkan dan kompetensi-kompetensi tersebut harus dikuasai oleh
mahasiswa sebagai pra syarat untuk mendapat predikat lulus dari matakuliah

ini. Kompetensi-kompetensi tersebut adalah mengikir. Dalam dunia teknik


otomotif praktikum kerja bangku ini menjadi dasar untuk mengolah bendabenda kerja menjadi bentuk yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Banyak
hal yang didapat melalui proses pengerjaan benda kerja, menurut
Pahlevianto (2011) Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan
pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik
sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan
mesin-mesin produksi. Selain itu banyak pula mahasiswa yang belum
mengetahui cara-cara dalam melakukan praktikum kerja bangku yang baik
sesuai dengan standar kerja.
Kikir terbuat dari baja

karbon

tinggi

yang

ditempa

dan

disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya.


Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka
hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk
mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi,
penampang, dan panjang.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar setengah kasar dan sangat halus.
Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda
dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan
membuat sudut 45, yang lain 70, kedua-duanya terhadap sumbu
memanjang kikir.Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada
bahan lunak, misalnya alumunium.
Menurut Eko (2012) Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat
berupa kikir. Biasa dilakukan untuk mengurangi ketebalan benda kerja,
membentuk, meratakan, hingga menghaluskan benda kerja. Bisa dikatakan
bahwa mengikir berfungsi untuk meratakan, membuat siku, bahkan
menghaluskan permukaan bidang kerja. Mengikir adalah mengurangi
jumlah partikel-partikel benda kerja dengan menggesekkan kikir pada
permukaan benda kerja agar terbentuk atau agar sesuai dengan target
pencapaian. Alat yang dipergunakan dalam mengikir disebut kikir.

Gambar : 9 kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa, dan sesuai
dengan panjangnya, bentuknya, jenisnya dan gigi pemotongnya.
Menurut

Eko

(2012)

pengikiran

ialah

operasi

yang

menggunakan alat berupa kikir, Biasa dilakukan untuk mengurangi


ketebalan benda kerja. Biasa dikatakan bahwa mengikir berfungsi
untuk meratakan, membuat siku, bahkan menghaluskan permukaan
bidang kerja. Mengikir adalah mengurangi jumlah partikel-partikel
benda kerja dengan menggesekkan kikir pada permukaan benda kerja
agar terbentuk atau agar sesuai target pencapaian. Alat yang
dipergunakan dalam mengikir disebut kikir. Ada banyak sekali alat-alat
kikir yang tersedia di pasar dengan fungsi yang berbeda-beda pula.

[-j

Gambar. 10. Panjang kikir tidak termasuk tangkainya

10

Cara yang betul untuk melepas pegangan kikir

Gambar. 11. Pelepasan pegangan kikir


1. Btentuk kikir.
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan bentuk-bentuk kikir yang
umum dipakai.
1. Rata
Kikir ini digunakan untuk mengikir permukaan luar yang luas dan
membutuhkan kerataan atau level juga dapat digunakan untuk mengikir
permukaan dalam dengan syarat lebarnya harus lebih besar dari lebar kikir.

2. Segi empat
Kikir ini digunakan untuk mengikir alur sempit dengan permukaan lubang
segiempat bagian dalam.

11

3. Segi tiga
Kikir ini digunakan untuk mengikir sudut 60 0 atau lebih dan untuk
mengikir permukaan lubang yang berbentuk segitiga.

4. Bulat
Kikir ini digunakan untuk mengikir alur dengan kerataan radius dan juga
mengikir permukaan lubang dengan radius kecil.

5. Setengah bulat
Kikir ini digunakan untuk mengikir permukaan yang cekung dengan radius
yang lebih besar dan dapat untuk mengikir sudut 350 atau lebih dan juga
dapat untuk mengikir permukaan yang flat.

12

2.

Cara-cara kerja :

Gambar. 12. Cara kerja kikir


-

Memegang kikir .
Tangan kanan : Peganglah gagang kikir dengan kokoh dan tekanlah ujung
gagang tersebut dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak di
atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang.

Tangan kiri : Tempatkan telapak tangan dan ibu jari pada ujung kikir.
Jari-jari lain rapat dan melipat kebawah, diletakkan di luar ujung kikir
tanpa menggenggam kikir.

13

Mengikir menyilang
-

Gerakan

kikir

menyilang

450

pada

benda

kerja.

Kemudian gerakkan kikir menyilang 900 pada gerakan kikir


pertama.
Mengikir memanjang
Gerakan kikir sejajar dengan panjang benda Aq oyukerja.

Mengikir melintang
Gerakan kikir melintang (900) panjang benda kerja.

14

Memeriksa kerataan
Tempatkan mistar baja dengan kedudukan tegak pada diagonal
benda kerja, melintang dan memanjang.

15

4. JANGKA SORONG /KALIPER


Jangka sorong (Vernier Caliper) adalah instrumen presisi yang dapat
digunakan untuk mengukur dimensi benda bagian dalam dan luar, ditinjau
dari cara pembacaannya vernier caliper dapat di bagi dua, yaitu vernier
caliper manual, dan digital. Pengukuran menggunakan vernier caliper
manual lebih sulit bila dibandingkan dengan yang digital, karena hasil
pengukuran diinterpretasi dari skala oleh pengguna, sedangkan hasil
pengukuran menggunakan yang digital dapat dibaca langsung pada layar
LCD. Versi manual memiliki dua skala imperial (skala dalam inci) dan
metrik (skala dalam milimeter). Vernier manual masih bisa dibeli dan tetap
populer karena jauh lebih murah daripada versi digital. Juga, versi digital
membutuhkan baterai kecil sedangkan versi manual tidak membutuhkan
sumber listrik.
a. Bagian utama vernier caliper manual
b.
Rahang Pengukur Diameter Bagian dalam
0

1
0

0,05 mm
0

Permukaan Ujung untuk Kedalaman


Diameter Luar

Gambar 13: bagian bagian vernier caliper manual


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, yaitu:
1. Sebelum melakukan pengukuran bersihkan jangka sorong dan benda
yang akan diukurnya.
2. Sebelum jangka sorong digunakan, pastikan skala nonius dapat
bergeser dengan bebas.

16

3. Pastikan angka 0 pada kedua skala bertemu dengan tepat.


4. Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin
dengan skala utama. Pengukuran dengan ujung gigi pengukur
menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
5. Tempatkan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang diukur.
6. Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat, karena akan
menyebabkan terjadinya pembengkokan pada rahang ukur maupun
pada lidah pengukur kedalaman. Jika sudah pas, kencangkan baut
pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kuat karena
akan merusak ulir dari baut pengunci.
7. Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka
sorong diangkat keluar dengan hati-hati dari benda ukur.
8. Untuk mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir
sejajar dengan bidang pandangan, sehingga akan memudahkan dalam
melihat dan menentukan garis skala nonius yang segaris dengan skala
utama.
9. Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang
dibasahi oleh oli setelah dipakai.
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat
dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian
hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat
dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam
sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka
sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk
mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap
dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala
utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang
terdapat pada rahang geser.

17

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2
skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh
skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala
nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala
utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm = 0,01 cm atau
0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau
0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi
ketelitian jangka sorong adalah : Dx = x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan
untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti
(akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat
dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter
dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman
sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan
jangka sorong untuk keperluan tersebut
1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng)
dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
a. Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang
diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan
rahang tetap)
b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
c. Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur
terjepit oleh kedua rahang

18

d. Catatlah hasil pengukuran anda


2. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter
dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
2. Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua
rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
3. Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang
jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang
diukur
4. Catatlah hasil pengukuran anda
3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
a. Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
b. Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke
permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
c. Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka
sorong menyentuh dasar tabung.
d. Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

19

1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan
titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama
+ (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala
Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm) Karena Dx = 0,005
cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga
dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong
yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka
terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk
desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong
dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + Dx
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan/menusukkan bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.
Lihat contoh cara mengukur di bawah.

20

Gambar 14: contoh cara mengukur


Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di
contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu
berarti 0.04 mm. Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri
angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil
pengukurannya adalah 4,7 cm + 0.04 cm = 4,74 cm.
1. Siku
a. Pengertian siku

Gambar 15 : siku-siku
Penyiku adalah siku-siku yang digunakan untuk menyiku benda
kerja. Siku-siku geser digunakan untuk mengetahui kesikuan atau
pembanding kesikuan sudut yang tidak membentuk 90 derajat sedangkan
siku-siku dipergunakan untuk mengetahui sudut yang dibentuk adalah
tepat 90 derajat.

21

Gambar 16 : siku-siku geser


Siku-siku geser adalah bentuk lain siku-siku di mana salah satu
sisi siku-sikunya dapat digeser, jenis ini dipergunakan agar dapat
menyesuaikan dengan bidang yang akan diperiksa kesikuannya.
b. Penggunaan Penyiku
Digunakan untuk membantu penggores dalam menggores benda
kerja dan untuk mengetahui sudut yang dibentuk adalah tepat 90 derajat
pada benda kerja.

Gambar 17: penggunaa siku-siku

2. MESIN BOR
a. Pengertian Bor
Bor adalah salah satu mesin perkakas, yang secara umum
digunakan untuk mengebor suatu benda kerja. Pada mesin ini juga dapat
dilakukan pekerjaan pekerjaan yang lainnya seperti, memperluas
lubang, pengeboran untuk tirus pada bagian suatu lubang atau

22

pembenaman. Dalam pelaksanaannya pengeboran sesungguhnya adalah


suatu poros yang berputar, dimana pada bagian ujungnya (bagian bawah)
disambungkan mata bor yang dapat mengebor terhadap benda kerja yang
di jepit pada meja mesin bor.

Gambar 18: mesin bor


Jadi secara umum dalam pelaksanaan pengeboran suatu lubang
pada benda kerja diperlukan suatu mesin bor yang bekerja baik dan teliti.
mesin Dapat mengebor benda kerja secara terus menerus dan mempunyai
kecepatan poros yang dapat disetel menurut kebutuhannya dan dapat
dilakukan bermacam macam pengeboran yang sesuai kebutuhan.
b. Bagian Utama Mesin Bor
1) Spindel pada mesin bor berfungsi menggerakkan mata bor
2) Drill head pada mesin bor berfungsi menopang mekanisme penggerak
pisau potong dan menghantarkan ke benda kerja.
3) Lengan Radial, bagian dari mesin bor radial yang dapat bergerak naik
turun maupun berputar dimana motor penggerak dan drill head
terpasang kuat.
4) Meja, bagian yang menopang seluruh bagian mesin bor dimana meja
terbuat dari material besi cor dengan kekuatan yang tinggi dan
stabilitas yang mantap.
c.

Jenis jenis Mesin Bor


1. Mesin Bor Meja
Mesin bor meja digunakan untuk proses bor sederhana (aplikasi
ringan) dimana dalam pengoperasiannya (di)menggunakan penekanan

23

tangan pada hand feed lever atau otomatik untuk menurunkan mata
bor menuju benda kerja yang dilubangi.
2. Mesin Bor Tegak
Mesin bor tegak merupakan jenis mesin bor meja dengan
kemampuan mengerjakan benda kerja ukuran yang lebih besar dimana
proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis
naik turun.
3. Mesin Bor Radial
Mesin bor radial mampu digunakan untuk benda kerja dengan
dimensi yang relatif besar dengan pisau potong (mata bor) yang juga
besar.
4.

Mesin Bor Gang


Mesin bor gang mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya
empat spindel dengan satu buah meja. Mesin in digunakan untuk
melakukan beberapa operasi sekaligus sehingga lebih cepat.

B. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Untuk menjaga keselamatan kita pada waktu bekerja dengan alat yang
digunakan maka kita harus benar-benar dapat memilih alat keselamatan kerja
tersebut. Alat keselamatan kerja yang kita pakai harus benar-benar mampu
melindungi kita dari semua bahaya yang terjadi walaupun itu tidak dapat
berjalan 100 %. Cara memilih alat keselamatan kerja harus sesuai dengan
syarat utama yang harus dimiliki oleh tiap-tiap alat tersebut. Antara lain :
1) Pakaian praktek

Tidak merasa panas jika dipakai.


Tidak mengganggu gerakan tubuh.

2) Sepatu praktek

Tidak licin waktu dipakai


Mampu melindungi kaki dari chip yang jatuh dan benda-benda yang lain.
Alas kaki tidak mudah rusak karena berinteraksi dengan minyak pelumas.

24

3) Kaca mata

Tidak menggu penglihatan jika dipakai.


Mempunyai lubang sirkulasi udara.

1. Kacamata
Kaca mata digunakan untuk melindungi mata dari chip-chip yang
berterbangan pada saat pekerjaan dilakukan. Oleh karena itu kaca mata yang
dipakai oleh operator harus memenuhi syarat-syarat berikut :

Mampu menutup seluruh bagian-bagian mata dari kemungkinan

terkena chip.
Tidak mengganggu penglihatan operator dan
Memiliki lubang sebagai sirkulasi udara kemata.

Gambar. 19. Kacamata

2. Pakaian Praktek
Pakaian praktek yang dipakai operator harus mempunyai syarat-syarat
sebagai berikut :

Tidak mengganggu pergerakan tubuh operator.


Tidak terasa panas waktu dipakai.
Karena di negara kita beriklim tropis maka disarankan untuk pakaian

praktek terbuat dari bahan Cotton.

25

Gambar. 20. Pakaian Praktek


3. Sepatu Praktek
Sepatu harus benar-benar dapat memberikan perlindungan terhadap
kaki kita. Berdasarkan standart yang telah ditentukan, sepatu kerja terbuat
dari bahan kulit, sedangkan alas terbuat dari karet yang elastis tetapi tidak
mudah rusak karena berinteraksi dengan minyak pelumas (oli). Untuk bagian
ujung sepatu masih dilapisi dengan pelat besi yang digunakan untuk
melindungi kaki jika terjatuh oleh benda-benda yang berat.

Gambar. 21. Sepatu Praktek


BAB III
LAPORAN PRAKTEK
Praktek Mahasiswa Laboratorium Teknik Otomotif
Teknik Otomotif
Program S1

Fakultas Teknik-UNM
Mata
kuliah
:

Job sheet 1

Teknologi Waktu

pembentukan dasar

Topic : Menggergaji benda kerja

menit

A. Tujuan Pembelajaran
Agar praktikum terampil dalam:

26

50

1. Menggergaji dengan cara yang benar


2. Menggergaji benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan
B. Perlengkapan
1. Alat
a. Gergaji tangan.
b. Ragum
2. Bahan
Besi poros dengan diameter 25,4 mm dan panjang 100 mm
C. Keselamatan kerja
1. Memakai pakaian praktek (katelpak) warna biru
2. Sarung tangan
3. Jepitkan benda kerja pada ragum dengan kuat
D. Langkah kerja
1. Menjepit besi poros pada ragum dengan kuat
2. Mengukur besi poros sesuai dengan ukuran benda kerja
3. Menggergaji benda kerja sesuai dengan ukuran

27

E. Gambar

25,

mm

10, cm
F. Dokumentasi
Hasil pemotongan

28

Praktek

Laboratorium Teknik Otomotif

Mahasiswa

Fakultas Teknik-UNM

Teknik Otomotif
Program S1

Mata

kuliah

Job sheet 2

Teknologi Waktu

pembentukan dasar

3 x 50 menit

Topic : mengikir benda kerja


A. Tujuan Pembelajaran
Agar praktikan terampil dalam:
1. Mengikir benda kerja dengan baik
2. Melakukan pengukuran benda kerja
B. Perlengkapan
1. Alat
Ragum
Kikir
Mistar ingsut
Siku
2. Bahan
Besi poros ukuran diameter 25,4 mm dan panjang 90 mm
C. Keselamatan kerja
1. Memakai pakaian praktek
2. Sarung tangan
3. Memperhatikan ukuran benda kerja
4. Memperhatikan keselamatan peralatan
D. Langkah kerja
1. Menyiapkan peralatan dan benda kerja.
2. Menjepit benda kerja pada ragum dengan kuat.
3. Mengikir kasar benda kerja pada setiap sisi benda kerja.
4. Mengikir rata dimeter benda kerja.
5. Mengikir benda kerja secara bertahap hingga kedua sisi diameter
6. Mengikir rata panjang benda kerja.
7. Mengikir panjang benda kerja hingga permukaan rata.
8. Mengikir sisi yang lain hingga rata.

29

E. Gambar
Diameter

Panjang benda kerja

25,4 mmq

100 mm

Hasil benda kerja yang telah dikikir


90 mm
20 m

F. Dokumentasi

30

Praktek Mahasiswa

Laboratorium Teknik Otomotif

Teknik Otomotif
Program S1

Fakultas Teknik-UNM
Mata
kuliah
:

Job sheet 3

Teknologi Waktu

pembentukan dasar

3 x 50 menit

Topic : meniruskan benda kerja


A. Tujuan Pembelajaran
Agar praktikan terampil dalam:
1. Memotong benda kerja secara tirus
2. Meratakan benda kerja yang telah ditiruskan
B. Perlengkapan
1. Alat
Gergaji
Kikir
Ragum
Mistar ingsut
Penggores
siku / mistar
2. Bahan
Benda kerja diameter 20 mm dan panjang 90 mm
C. Keselamatan kerja
1. Memakai pakaian praktek
2. Memakai Sarung tangan
3. Memperhatikan ukuran benda kerja
4. Memperhatikan keselamatan peralatan
D. Langkah kerja
1. Mengukur benda kerja menjadi 2 bagian , bagian pertama ukurannya 55
mm dan bagian kedua 35 mm. Beri tanda goresan pada bagian kerja yang
telah diukur.
2. Mengukur benda kerja pada sisi kanan dan kiri sepanjang 5 mm segaris
pada goresan pertama.
3. Mengukur benda kerja pada ujung bagian kedua menjadi dua bagian,
bagian pertama 15 mm dan bagian kedua 5 mm, kemudia tarik garis
diagonal pada goresan yang pertama yang dihubungkan pada goresan
yang kedua.
4. Gergaji benda kerja sedalam 5 mm pada bagian goresan benda kerja
dilanjutkan dengan menggergaji tirus pada garis diagonal benda kerja

31

5. Mengikir benda kerja hingga permukaan rata dengan memperhatikan


ukuran benda kerja.
E. Gambar
55 mm

35mm
15 mm

5 mm

5 mm
Gambar benda kerja yang telah ditiruskan

F. Dokumentasi

Praktek Mahasiswa

Laboratorium Teknik Otomotif

Teknik Otomotif
Program S1

Fakultas Teknik-UNM
Mata
kuliah
:

Job sheet 4

Teknologi Waktu

pembentukan dasar

3 x 50 menit

Topic : mengebor benda kerja


A. Tujuan Pembelajaran

32

Agar praktikum terampil dalam:


1. Mengoperasikan mesin bor dengan baik
2. Melakukan proses membuat lubang untuk pegangan palu
B. Perlengkapan
1. Alat
Mesin bor
Ragum
Kikir bulat
2. Bahan
Benda kerja ukuran diameter 20 mm, panjang 90 mm ,dan telah
ditiruskan
C. Keselamatan kerja
1. Memakai pakaian praktek (katelpak) warna biru
2. Memperhatikan ukuran benda kerja
3. Memperhatikan keselamatan peralatan
D. Langkah kerja
1. Menjepit benda kerja pada mesin bor , ragum
2. Mengebor benda kerja dengan mesin bor duduk/duduk bor tangan
3. Mengikir lubang pada benda kerja yang telah dibor
4. Memasang pegangan palu.

33

E. Gambar
20 mm

10 mm

F. Dokumentasi

34

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Selama ini banyak orang yang berasumsi bahwa teori tidak selamanya sejalan
dengan pengalaman di lapangan, kegiatan praktek teknologi pembentukan dasar
merupakan salah satu alternatif untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa
agar teori yang selama ini didapatkan pada mata kuliah teori teknologi pembentukan
dasar dapat sinergi dengan prakteknya.
Pada dasarnya kegiatan praktek yang dilakukan di jurusan pendidikan teknik
otomotif ialah untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebagai calon
pekerja atau wirausahawan dalam bidang otomotif .
Semoga kegiatan praktek teknologi pembentuka dasar ini dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh mahasiswa sehingga dapat menjadi bekal untuk menjadi
sumber daya yang unggul di tengah masyarakat khususnya dalam bidang otomotif.
B. Saran
1. Kegiatan praktek teknologi pembentukan dasar tentunya tidak akan dapat
maksimal jika tidak didukung oleh beberapa elemen yang secara langsung terlibat
dalam proses praktek, seperti dosen, mahasiswa, dan pengelola laboraturium.
sebaiknya semua elemen ini dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab secara
maksimal agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
2. Alat dan bahan yang digunakan disaat praktek merupakan faktor menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran, sebaiknya dosen dan laboran memaksimalkan
komunikasinya, sehingga alat dan bahan yang akan digunakan pada proses
pembelajaran telah siap sebelum kegiatan dimulai dengan demikian proses
pembelajaran lebih maksimal.

35

DAFTAR PUSTAKA
http://faisalichal.blogspot.co.id/2013/06/k3-kesehatan-keselamatan-dankeamanan.html
http://muhammadmuzakii.blogspot.co.id/p/blog-page_18.html
http://alatukur.web.id/jangka-sorong-pengertian-dan-cara-kerjanya/
https://fadhilglory.wordpress.com/2014/12/11/mesin-gergaji-besi-hacksaw-danmesin-gergaji-bolak-balik-hacksawing-machine/
https://khedanta.wordpress.com/2011/08/15/siku-ukur/
http://goresanpenghayal.blogspot.co.id/2012/11/pemakaian-mesin-bor.html
http://safetytrainingindonesia.blogspot.co.id/2012/11/keselamatan-penggunaanperalatan.html
http://qhsepromotions.com/2015/03/25/jenis-jenis-fungsi-dan-cara-menggunakanapar-alat-pemadam-api-ringan/
http://lek-lut16.blogspot.co.id/2014/05/alat-alat-bengkel-kerja-bangku-mesin.html
http://technoku.blogspot.co.id/2008/10/jangka-sorong.html

36

Anda mungkin juga menyukai