Anda di halaman 1dari 23

Materi TDO - Jacking, Blocking and Lifting

JACKING, BLOCKING & LIFTING


I.

Uraian

Dongkrak (jack) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkat


kendaraan pada proses perawatan dan perbaikan, terutama untuk pekerjaan
dibawah kendaraan, seperti roda, chassis, dll.
Pada umumnya, dongkrak beroperasi menggunakan media fluida (sistem
hidrolis), dimana tenaga mekanis diubah menjadi tenaga hidrolik dan diubah
lagi menjadi tenaga mekanik, sehingga daya/tenaga yang kita berikan jadi
lebih ringan.
Sebelum membahas apa itu dongkrak dan bagaimana pengoperasiannya,
simak dulu bahasan tentang sistem hidrolis.
1.

Sistem Hidrolis
Fluida adalah zat yang bersifat mengalir . Hal ini disebabkan karena
molekul-molekulnya mempunyai daya tarik-menarik ( kohesi ) antar molekul
sangat kecil atau bahkan nol.
Fluida terdiri atas zat cair ( liquid ) dan zat gas.
Sistem Tenaga Fluida (Fluid power system) adalah suatu rangkaian
pemindahan tenaga dan / atau pengaturan tenaga dengan menggunakan
media ( perantara ) fluida .Tenaga dari sumber tenaga atau pembangkit
tenaga diteruskan oleh fluida melalui saluran fluida , unit-unit pengatur atau
control element ke unit penggerak sebagai output dari system tersebut.
Fungsi Fluida ialah
: untuk menghantarkan (mentransfer) atau
menyalurkan tenaga yang dibangkitkan oleh pembangkit tenaga
(primemover) ke seluruh sirkuit (rangkaian) hingga outputnya dapat dilihat
pada aktuator.

Sistem Hidrolik adalah sistem tenaga fluida yang menggunakan cairan


( liquid ) sebagai media transfer. Cairan hidrolik biasanya berupa oli ( oli
hidrolik ) atau campuran antara oli dan air. Cairan fluida perlu disimpan pada
tangki atau disebut tangki oli yang bersih bebas dari debu atau kotoran lain,
disimpan pada lokasi yang teduh, jauh dari api dan tertutup rapat.
2.

Hukum-Hukum Fluida
a)

Hukum PascaL

Pada fluida ( liquid atau gas) yang tertutup, tekanan diteruskan ke segala
arah sama rata secara tegak lurus sehingga setiap bidang yang sama
luasnya akan mendapat tekanan yang sama besar.
Dari hukum Pascal tersebut dapat dituliskan rumus sebagai berikut :

Contoh :
Gaya sebesar 140 N diperlukan untuk memindahkan beban. Udara kempa
yang tersedia bertekanan 0,7 N/mm2 . Berapa besar diameter tabung
pneumatic.
Jawab : F = P . A maka A = F / P . 0,785 . d2 = 140 / 0,7 = 200 mm2 .
Jadi diameter tabung pneumatic adalah : 16 mm.
Perlipatan gaya :
Hukum Pascal tersebut di atas dapat digunakan untuk menghitung
pemindahan gaya atau dapat dikatakan perlipatan gaya sebagai berikut :
Dengan gaya kecil (F1) pada alat seperti gambar 2.di bawah ini dapat
mengangkat beban dengan gaya yang berlipat ganda besarnya (F 2). Besar
gaya F2 dapat dihitung dengan rumus berikut :

Jarak angkat :
Jarak angkat atau sejauh mana beban diangkat (s 2 ) dapat dihitung dengan
rumus berikut :

Perlipatan Tekanan :
Dengan menggunakan piston bertingkat tekanan juga dapat ditingkatkan.
Perhatikan gambar berikut :

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Contoh :
rhatikan gambar 4 berikut .
Diketahui
: p1 = 10.105 Pa ;
0,00042 m2 .
Ditanyakan : Berapa p2 ?

A1 = 8 cm2 = 0,0008 m2

Jawab :
Jadi p2 = 1900000 Pa = 19 bar
b)

Hukum Boyle

; A2 = 4,2 cm2 =

Pada suhu yang tetap hasil kali antara tekanan dan volume adalah constan .
Rumus menjadi :

Pada tekanan yang tetap volume dan perubahan suhu berbanding lurus atau
dikatakan bahwa perubahan volume sebanding dengan perubahan suhu.
Perhatikan rumus berikut :

Contoh:
Udara dengan volume 0,8 liter pada suhu 20 derajat Celcius dipanaskan
hingga mencapai suhu 71 derajat Celcius.Berapa volume sekarang.
Jawab:
Diketahui : V1 = 0,8 l
T1 = 273 + 20 = 293 K
T2 = 273 + 71 = 344
Soal
: V2 =
Jawab
: V1 / V2 = T1 / T2.
V2 = V1.T2/T1
=0,8.344/293
= 0,94 l
Volume akhir adalah 0,94 liter. Jadi pemuaian sebesar 0,14 liter.
c)

Hukum Boyle-Gay Lussac

Bila hukum Boyle dikombinasi dengan Hukum Gay Lussac maka rumusnya
menjadi seperti berikut :

Catatan :
Hukum Boyle-Gay Lussac hanya berlaku untuk gas sempurna (perfect gass) yaitu
gas pada suhu normal atau suhu ruang dan tekanan di bawah 1000 psi.

Yang dimaksud dengan kondisi normal ialah kondisi subtansi padat, cair dan
gas pada standard temperatur dan tekanan ( STP ).
Kondisi normal secara teknik :
Ts =293,15 o K
atau ts = 20 0 C
Ps = 98,0665 Pa = 98,0665 N/m2 = 0,980665 bar .
Kondisi normal secara fisika :

Ts = 273,15 0 K
atau ts = 0 0 C
Ps = 101,325 Pa =101,325 N/m2 = 1,01325 bar.
Contoh

Berapa derajatkah suhu udara kempa bila tekanannya ditingkatkan dari 2


bar menjadi 4 bar sedangkan suhu awalnya 25 0 Celcius.
Diketahui : V = C
p1 = 2 bar
p2 = 4bar
t1 = 25 0 C
Soal
: Suhu akhir T2 =.
?
Jawab
: T1 = 25+273 = 298 0 K
T2 = T1 . p2/p1 = 298.4/2 =596 0 K = 596 273 = 323 0 C
Jadi suhu akhir ialah 323 0 C
d)

Jumlah Aliran Flow Rates) :

Yang dimaksud dengan jumlah aliran adalah banyaknya fluida yang telah
mengalir pada suatu pipa / konduktor untuk setiap satuan waktu. Bila
dikatakan jumlah aliran (flow rate) sebesar Q = 10 l/menit berati telah
mengalir fluida sebanyak 10 l selama I menit.
Sehingga rumus untuk jumlah aliran dapat dituliskan sebagai berikut :

e)

Kecepatan aliran

Rumus tersebut di atas dapat juga dituliskan berdasarkan kecepatan aliran


fluida sebagai berikut :

Contoh
Diketahui : Jumlah aliran rata-rata Q = 4,2 l/min.
kecepatan aliran v = 4 m/s
Ditanyakan : Berapa luas penampang pipa ( A )

Jawab

: Q = 4,2 l/min. = 4,2 / 60 dm 3 / s = 0,07. 103 m3 / s

Jadi luas penampang pipa adalah :0,00002 m2 atau 0,2 cm2 .


f)

Jumlah aliran tetap

Setiap fluida yang melalui sebuah saluran (pipa) dikatakan bahwa jumlah
aliran yang melalui saluran yang berbeda-beda luas penampangnya akan
selalu tetap sama pada setiap titik.
Perhatikan gambar 5, berikut ini !
Q1 = A1 . v1 , Q2 = A2 . v2 , Q3 = A3 . v3 .

Sehingga dapat kita tuliskan rumus sebagai berikut :

Dimana :
Q = jumlah aliran rata-rata ( m3 / s )
A = luas penampang saluran (m2 )
v = kecepatan aliran ( m/s)
Contoh :
Diketahui
: Jumlah pengeluaran pompa hidrolik Q = 10 l/min.(lihat
Gambar.6 )
Diameter saluran masuk d1 = 6 mm
Diameter piston
d2 = 32 mm
Ditanyakan : Kecepatan liquid masuk melalui inlet v1 = .
Kecepatan piston
v2 = ..

Jadi : kecepatan liquid masuk v1 = 5,95 m/s


kecepatan piston
v2 = 0,21 m/s.
3.

Komponen Sistem Hidrolik


1). Unit Tenaga (Power Pack)

Unit tenaga atau power pack berfungsi sebagai pembangkit aliran yaitu
mengalirkan cairan fluida ke seluruh komponen sistem hidrolik untuk
mentransfer tenaga yang diberikan oleh penggerak mula.
Unit tenaga terdiri atas :

Penggerak mula (Primemover) yang berupa motor listrik atau motor


bakar. Penggerak mula menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran

poros, yaitu dari hasil pengubahan tenaga listrik atau tenaga panas
menjadi tenaga mekanik.

Pompa hidrolik berfungsi mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh sistem.


Poros pompa hidrolik disambung (dikopel) dengan poros penggerak
mula,sehingga begitu penggerak mula berputar maka pompa hidrolik
pun berputar. Putaran pompa ini akan menyebabkan terjadinya
penyedotan cairan dari tangki hidrolik dan penekanan cairan ke
saluran tekan.

Tangki hidrolik yang fungsi utamanya adalah menampung atau


menjadi wadah cairan hidrolik.

Kelengkapan unit tenaga yang membantu unit ini bekerja dengan baik.

Gambar tersebut menunjukkan salah satu contoh pompa hidrolik dan


termasuk jenis pompa roda gigi. Roda gigi penggerak diputar oleh penggerak
mula sehingga dengan berputarnya pasangan roda gigi itu terjadilah proses
pemompaan.

Unit Pengatur (Control elements)

Unit pengatur atau unit pengendali atau control elements merupakan bagian
yang menjadikan sistem hidrolik termasuk sistem otomasi. Mengapa
demikian, karena unit ini akan mengatur atau mengendalikan hasil kerja atau
output dari sistem hidrolik sehingga baik gerakan, kecepatan, urutan gerak,
arah gerakan maupun kekuatannya dapat diatur secara otomatis. Dengan

unit pengatur ini sistem hidrolik dapat didesain untuk berbagai macam
tujuan otomatisasi dalam suatu mesin industri, sehingga dapat dikatakan
bahwa macam-macam penggunaan sistem kontrol hidrolik sangat luas dan
hanya dibatasi oleh daya kreatifitas perancangnya.
Unit pengatur ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup (valve) yang
menurut fungsinya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Katup pengarah (Directional control valve)
b. Katup pengatur tekanan (Pressure regulator)
c. Katup pengatur aliran (Flow control valve)
a) Katup Pengarah :
Sesuai dengan namanya katup ini berfungsi untuk mengatur arah jalannya
cairan hidrolik untuk mendorong aktuator atau dengan kata lain katup
pengarah berfungsi untuk mengarahkan gerakan aktuator.
Gambar 2a dan 2b berikut ini adalah contoh-contoh katup pengarah.
Katup pengarah di bawah ini disebut katup 3/2, penggerak manual/lever.
Artinya pada katup ini terdapat 3 (tiga) saluran (lubang), mempunyai dua
posisi yaitu posisi netral (sebelum di- operasikan) dan posisi ON setelah
dioperasikan untuk menggerakkan aktuator. Katup ini beroperasinya
digerakkan secara manual oleh tuas atau lever.

Katup pengarah di bawah ini (Gambar 2b) adalah katup 4/3, penggerak lever
dengan penahan.( 4/3, DCV, manually with detent). Saluran-salurannya atau
lubang (port) diberi nama sebagai berikut :
Saluran P atau 1 adalah saluran masuk yaitu cairan hidrolik dari pompa
masuk ke katup .
Saluran A dan B atau 2 dan 4 adalah saluran operasional yang
menghubungkan katup ke / dari aktuator.

Saluran T atau 3 adalah saluran buang yang menghubungkan katup dengan


tangki hidrolik.
Pada katup ini posisi netral adalah posisi tengah.

b) Katup Pengatur Tekanan


Katup ini berfungsi untuk mengatur tekanan cairan hidrolik yang bekerja
pada sistem.
Kita tahu bahwa pada cairan hidrolik yang mengalir bebas tanpa hambatan
tidak akan terjadi tekanan. Hanya apabila ada hambatan atau blok barulah
terjadi tekanan pada cairan hidrolik. Semakin lama pompa hidrolik bekerja
dan semakin lama terjadi blok maka tekanan akan meningkat. Untuk
membatasi tekanan kerja sistem hidrolik maka dipasanglah katup pengatur
tekanan tersebut. Gambar 3 di samping menunjukkan salah satu katup
pengatur tekanan yang sederhana. Apabila tekanan cairan hidrolik
berlebihan maka dia akan masuk ke katup pengatur tekanan melalui saluran
(lubang) P dan mampu mendorong katup popet atau peluru yang ditahan
oleh pegas sehingga cairan keluar melalui T terus ke tangki.

c) Katup Pengatur Aliran

Katup ini berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya aliran cairan yang melalui
saluran.

Gambar tersebut adalah salah satu contoh katup pengatur aliran (flow
control) yang dapat disetel. Apabila baut penyetel diputar kanan misalnya
maka saluran akan semakin sempit sehingga cairan yang mengalir semakin
sedikit. .Dengan semakin kecilnya aliran fluida maka tenaga yang ditransfer
pun akan semakin kecil pula.
3 Unit Penggerak (Aktuator)

o
o

o
o

Unit penggerak hidrolik berfungsi untuk mengubah tenaga fluida ( tenaga


yang ditransfer oleh fluida) menjadi tenaga mekanik berupa gerakan lurus
ataupun gerakan putar.
Penggerak hidrolik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Penggerak lurus (Linear actuator):
Silinder kerja tunggal
Silinder kerja ganda
Penggerak putar (Rotary actuator) ;
Motor hidrolik
Penggerak putar terbatas (Limited rotary actuator)
Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah silinder hidrolik kerja tunggal,
artinya silinder ini mendapat suplai tenaga (dorongan cairan hidrolik hanya
dari satu sisi.). Kemudian piston kembali oleh dorongan beban (kiri) dan
piston kembali oleh pegas (kanan)

Gambar di bawah ini menunjukkan silinder kerja ganda, yaitu suplai cairan
hidrolik dari kedua sisi silinder. Dua buah saluran masuk dapat kita lihat pada
bagian bawah silinder yaitu bagian yang tidak bernomor.

Gambar berikut ini menunjukkan salah satu contoh motor hidrolik. Disebut
motor hidrolik karena berputarnya disebabkan oleh dorongan cairan hidrolik
dan berputar secara kontinyu.

Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu contoh penggerak putar


terbatas,yaitu aktuator berputar di bawah (tidak mencapai ) 3600 .

II.

Jacking, Blocking and Lifting


Proses jacking, blocking dan lifting digunakan untuk mempermudah kita
dalam melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan, terutama untuk
pekerjaan dibagian bawah kendaraan.
Proses jacking adalah suatu proses dimana kendaraan yang akan dilakukan
perawatan dan perbaikan diangkat sebagian atau keseluruhan, seperti
mengganti ban, servis rem, dll. Alat yang digunakannya adalah dongkrak
(jack) dan penopang (Stand)

Proses blocking adalah suatu proses menahan salah satu roda jika bagian
lain kendaraan akan diangkat menggunakan dongkrak. Hal ini dimaksudkan
agar kendaraan tidak tergelincir ketika diangkat. Kita bisa menggunakan
balok kayu/ campuran karet sebagai penahannya.
Proses lifting adalah suatu proses mengangkat/menaikan kendaraan
secara keseluruhan sehingga kita bisa leluasa bekerja dibagian bawah
kendaraan, seperti servis kaki-kaki, ganti kopling, servis transmisi, dll. Alat
yang digunakannya adalah car lift.
1.

Dongkrak (Jacking)
Sebagaimana yang disebutkan diatas, dongkrak adalah suatu alat yang
digunakan untuk membantu manusia mengangkat kendaraan yang akan
dilakukan pemeliharaan atau perbaikan.
Dongkrak terdiri dari berbagai jenis, diantaranya yang umum digunakan
adalah:
1)

Dongkrak Buaya (Crocodile Jack)

Dongkrak ini yang paling banyak digunakan dibengkel-bengkel mobil.


Dewasa ini seiring perkembangannya, dongkrak ini selain digunakan
dibengkel-bengkel, perseorangan yang memiliki mobil pribadi juga banyak
yang memiliki dongkrak jenis ini. Hal ini dikarenakan selain ada yang
ukurannya kecil, sehingga bisa disimpan didalam mobil, juga dikarenaka
penggunaannya yang lebih mudah dan lebih aman.
2)

Bottle jack / dongkrak botol

Dongkrak ini disebut bottle jack karena bentuknya seperti botol. Fungsi
bottle jack sama seperti crocodile jack, yaitu untuk mengangkat kendaraan
pada ketinggian tertentu untuk dapat melakukan perbaikan pada bagian
bawah kendaraan.
Perbedaannya adalah untuk mendongkrak sebuah kendaraan, dongkrak
harus diletakkan tegak lurus pada torak pengangkatnya supaya jangan
sampai bengkok.
Cara Menggunakan Dongkrak

Letakkan ganjalan pada ban-ban belakang apabila bagian depan


kendaraan yang diangkat. Sebaliknya, letakkan ganjalan pada ban-ban
depan apabila bagian belakang kendaraan yang diangkat.

2.

Dongkrak ditempatkan ditempat yang telah ditentukan.

Sebelum dongkrak mulai mengangkat, periksalah sekali lagi apakah


tempat pengangkatan kendaraan tepat berada ditengah-tengah sadel
dongkrak. Sebab bila tidak, dongkrak dapat slip sewaktu mengangkat
kendaraan.

Sebelum mengangkat dan menurunkan kendaraan, periksalah bahwa


tidak ada orang atau sesuatu disekitarnya, apabila lagi dibawah
kendaraan. Jangan sekali-kali bekerja dibawah kendaraan yang hanya
ditopang dengan dongkrak saja. Topanglah kendaraan tersebut dengan
stand (penopang)

Car Lift
Dalam perbaikan bodi kendaraan baik kerusakan ringan maupun kerusakan
berat, sering diperlukan peralatan hidrolik untuk memperbaiki kerusakan
tersebut. Peralatan hidrolik yang sering digunakan salah satunya adalah alat
pengangkat mobil (car lift).

Car lift juga merupakan alat pengangkat kendaraan yang memberikan


keleluasaan yang lebih besar kepada mekanik bengkel untuk bergerak
secara leluasa di bawah kendaraan dalam memperbaiki hampir seluruh
komponen yang ada di bawah kendaraan, karena mekanik dapat berdiri dan
berjalan di bawah kendaraan sehingga perbaikkan lebih mudah
dilakukan .Car lift hanya digunakan oleh bengkel-bengkel besar, karena di
samping harganya cukup mahal juga membutuhkan tempat yang cukup luas.

a.

Macam-macam car lift


Jika tinjau dari alat penggeraknya car lift terutama dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu penggerak mekanik (poros berulir), penggerak
hidrolik, dan penggerak pneumatik, untuk jenis pneumatik belum digunakan
secara umum di Indonesia. Sedangkan jika tinjau dari bentuknya car lift
terdiri dari beberapa jenis, yaitu : single post, double post dan four post car
lift. Tenaga yang digunakan untuk mengalirkan oli menggunakan pompa
yang digerakkan oleh tenaga manusia langsung, pompa yang digerakkan
motor listrik, ataupun dengan pompa yang digerakkan dengan udara tekan.
Aliran fluida dari pompa dialirkan ke silinder, yang menyebabkan piston akan
terangkat ke atas dan penyangga akan mengangkat kendaraan.
1)

Tipe Single Post Car Lift

Pada car lift tipe single post terdapat empat lengan yang dapat diatur sedemikian
rupa baik panjang-pendeknya serta arah lengannya, sehingga mobil dapat
terangkat dengan aman. Jenis ini banyak digunakan untuk membuka bengkel
pencucian kendaraan, karena dapat menjangkau beberapa bagian mesin dengan
leluasa. Namun untuk perbaikan bodi ataupun kaki-kaki kendaraan, faktor
keamanannya kurang baik bila dibandingkan dengan jenis car lift yang lainnya.
Apabila bekerja di bawah car lift jenis ini, perlu hati-hati ketika dibawah kendaraan.

2)

Tipe Two Post Car Lift

Demikian juga untuk car lift jenis double post car lift juga memiliki landasan
penyangga kendaraan yang dapat diatur untuk menyesuaikan dengan bodi/
rangka kendaraan. Alat pengangkat kendaraan ini cocok untuk perbaikan
bodi khususnya kaki-kaki (roda) karena roda menggantung dan lebih aman
daripada jenis single post car lift.
3)

Tipe Four Post Car Lift

Sedangkan untuk tipe four post car lift, memiliki tingkat keamanan yang
paling baik. Akan tetapi tidak cocok untuk perbaikan kaki-kaki kendaraan,
dan lebih cocok untuk pekerjaan dibawah kendaraan seperti perbaikan
transmisi, differensial (gardan), sistem rem dan sebagainya.
Ketika mengoperasikan car lift dilarang membawa penumpang atau ada
orang didalam kendaraan. Pintu kendaraanpun juga harus tertutup rapat
atau lebih aman terkunci. Apabila car lift memiliki kunci tambahan sebagai
pengaman ketika sedang digunakan, maka kunci harap dipasang. Apabila
peralatan tidak bisa berfungsi dengan sempurna, maka alat tersebut jangan
digunakan. Lakukan terlebih dahulu perbaikan, termasuk jika alat sudah
tidak bisa bekerja cepat seperti biasanya, mungkin minyak pelumas perlu
dicek, atau terdapat kebocoran pada sistem.
b.

Cara menggunakan car lift


Bentuk konstruksi car lift yang digerakkan secara mekanik maupun hidrolik,
hampir tidak dapat dibedakan, termasuk cara menggunakannya pun hampir
sama. Dengan demikian, jika sudah bisa menggunakan car lift penggerak
mekanik maka otomatis akan dapat menggunakan penggerak hidrolik. Cara
menggunakannya adalah sebagai berikut :

Pindahkan kendaraan ke area car lift hinga kendaran dapat diangkat


dengan aman. Faktor keamanan yang harus diperhatikan adalah :

a)
b)

Daya angkat car lift harus diatas berat kendaraan


Posisi kendaraan pada car lift harus seimbang dan tepat pada dudukan
yang aman, untuk menghindari kendaran terguling.
c)
Disekitar car lift
harus bebas dari barang-barang yang mungkin
mengganggu pada saat kendaraan diangkat.

Tekan tombol motor listrik hingga kendaraan terangkat setinggi yang


diinginkan. Untuk car lift yang menggunakan lengan pengangkat,

sebelum mobil terangkat, periksa dahulu lengan pengangkat apakah


sudah tepat pada duduka n yang diharapkan dan terhindar dari
komponen-komponen yang mungkin rusak.

c.

Jika car lift dilengkapi dengan alat pengaman (umumnya penggerak


hidrolik) maka pasanglah alat pengaman tersebut untuk mencegah
kerusakan pada sistem hidrolik car lift dan sekaligus mencegah car
hoist turun secara tiba-tiba.

Perawatan car lif

Lumasilah secara rutin bagian-bagian mekanik yang bergesekan yaitu


tiang penyangga untuk penggerak hidrolik dan poros berulir untuk
pengerak mekanik

Tambahkan oli hidrolik pada car lift penggerak hidrolik jika oli
berkurang pada tabung oli, terutama jika car lift tidak dapat bergerak
naik untuk mengangkat kendaraan.

Periksa secara rutin kebocoran oli pada seluruh komponen system hidrolik

3.

Safety Stand

Safety stand adalah merupakan alat penopang dan pengaman kendaraan


yang sudah diangkat dengan dongkrak. Khususnya dibengkel dan garasi,
safety stand mutlak dibutuhkan karena dongkrak tidak dapat menjamin
keamanan terhadap terjadinya slip antara dongkrak dengan titik tumpu pada
kendaraan, terutama jika Cranes digunakan khusus untuk mengangkat
engine dan transmisi yang akan diperbaiki dan sekaligus untuk
memasangkannya setelah perbaikan.
Demikian bahasan materi tentang jacking, blocking and lifting.
untuk menilai sejauhmana pengetahuan tentang materi tersebut, silahkan
kerjakan evaluasi dibawah ini. silahkan klik link nya.
Latihan Soal Jacking, Blocking and Lifting
Sumber:
Sisjono.(2005). Dasar - Dasar Sistem Tenaga Fluida. Bandung: Pusat
Pengembangan dan Penataran Guru Teknologi (P3GT)
Google

Anda mungkin juga menyukai