REFERAT
MARET 2016
Disusun Oleh :
MELISSA
N 111 13 026
Pembimbing :
SAMPUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................2
A. ANATOMI MATA..............................................................................................2
B. ANATOMI LENSA.............................................................................................3
C. FISIOLOGI LENSA............................................................................................4
D. KATARAK .........................................................................................................5
E. PEMBEDAHAN PADA KATARAK................................................................10
F. KESIMPULAN..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak adalah kekeruhan lensa yang menyebabkan turunnya tajam
penglihatan dan menyebabkan keluhan gangguan penglihatan lainnya seperti
penurunan kontras sensitivitas, silau dan tidak nyaman. 1,2
WHO 1972, mendefinisikan kebutaan sebagai tajam penglihatan dibawah
3/60. Kebutaan adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius bagi setiap
negara. Berdasarkan WHO (1979), prevalensi kebutaan lebih besar pada negara
berkembang. Kebutaan ini sendiri akan berdampak secara sosial dan ekonomi bagi
orang yang menderitanya. Ironisnya, 75% dari kebutaan yang terjadi dapat
dicegah atau diobati. 3,4
Indonesia sebagai negara berkembang, tidak luput dari masalah kebutaan.
Disebutkan, saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia 60% diantaranya
berada di negara miskin atau berkembang. Indonesia, dalam catatan WHO berada
diurutan ketiga dengan terdapat angka kebutaan sebesar 1,47%. 5,6
Pengobatan katarak meliputi tindakan non-bedah dan tindakan bedah.
Tindakan bedah untuk katrak ada bermacam-macam pilihan, yaitu Ekstraksi
Katarak Intrakapsular (EKIK), Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK), Small
Incicion Cataract Surgery (SICS) dan Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular dengan
Fakoemulsifikasi. 3,4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI MATA
Anatomi dan fisiologi mata sangat rumit dan mengaggumkan. Secara
konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang
kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.3,7,8
Mata memiliki struktur sebagai berikut :
memfokuskan cahaya.
Pupil : daerah hitam ditengah-tengah iris.
Iris : jaringan bewarna yag berbentuk cincin, menggantung di belakang
kornea dan di depan lensa, berfungsi mengatur jumlah cahaya yang
ke otak.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan
visual ke otak.
Humor aqueus : caian jernih dan encer yang mengalir diantara lensa
dan kornea (mengisi segmen anterior bola mata) serta merupakan
sumber makanan bagi lensa dan kornea, dihasilkan oleh prosessus
siliaris.
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di
depan retina (mengisi segmen posterior mata)
Gambar 1.
B. ANATOMI LENSA
Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah
(avaskular), tembus pandang, dengan diameter 9 mm dan tebal 5 mm yang
memiliki fungsi untuk mempertahankan kejernihan, refraksi cahaya, dan
memberikan akomodasi.. Ke depan berhubungan dengan cairan bilik mata, ke
belakang berhubungan dengan badan kaca. Digantung oleh Zonula zinii
(Ligamentum suspensorium lentis), yang menghubungkannya dengan korpus
siliaris. Permukaan posterior lebih cembung daripada permukaan anterior.
Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai membran yang
sempermiabel, yang akan memperoleh air dan elektrolit untuk masuk.3,7,
Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih
keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat
lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi
lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dengan
persambungan lamellae ini ujung ke ujung berbentuk ( Y ) bila dilihat dengan
slitlamp. Bentuk ( Y ) ini tegak di anterior dan terbalik di posterior. Lensa
ditahan ditempatnya oleh ligamen yang dikenal zonula zinii, yang tersusun
dari banyak fibril dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam
ekuator lensa.3,7,
Lensa terdiri atas 65% air dan 35% protein (kandungan tertinggi diantara
jaringan-jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa berada di
dalam jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa
daripada dikebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat
dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh
darah atau saraf di lensa.3,7,
Gambar 2.
C. FISIOLOGI LENSA
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk
memfokuskan
cahaya
datang
dari
jauh,
otot-otot
siliaris
relaksasi,
zonula
berkurang.
Kapsul
lensa
yang
elastik
kemudian
biasnya. Kerjasama fisiologis antar zonula, korpus siliaris, dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.2,7
Pada orang dewasa lensanya lebih padat dan bagaian posterior lebih
konveks. Proses sklerosis bagian sentral lensa, dimulai pada masa kanakkanak dan terus berlangsung perlahan-perlahan sampai dewasa dan setelah ini
proses bertambah cepat, dimana nukleus menjadi besar dan korteks bertambah
tipis. Pada orang tua lensa lebih besar, lebih gepeng, warnanya kekuningan,
kurang jernih dan tampak seperti gray reflex atau senil reflex, yang sering
disangka katarak. Karna proses sklerosis ini lensa menjadi kurang elastis dan
daya akomodasinya berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia, dimana pada
orang Indonesia dimulai pada usia 40 tahun.2,7
D. KATARAK
a) Definisi
Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa
kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam penglihatan penderita
berkurang.
b) Etiologi
Penyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang
menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan
lensa dapat dipercepat oleh faktor risiko seperti merokok, paparan
sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi vit E, radang menahun
dalam bola mata, dan polusi asap motor/pabrik yang mengandung
timbal.3,7
Cedera pada mata seperti pukulan keras, tusukan benda, panas
yang tinggi, dan trauma kimia dapat merusak lensa sehingga
menimbulkan gejala seperti katarak.7
Katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak, disebut
sebagai katarak kongenital. Katarak kongenital terjadi akibat
adanya peradangan/infeksi ketika hamil, atau penyebab lainnya.
Katarak juga dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit infeksi dan
metabolik lainnya seperti diabetes mellitus.
c) Epidemiologi
7
Lebih dari 90% kejadian katarak merupakan katarak senilis. 2040% orang usia 60 tahun ke atas mengalami penurunan ketajaman
penglihatan akibat kekeruhan lensa. Sedangkan pada usia 80 tahun
keatas
insidensinya
mencapai
60-80%.
Prevalensi
katarak
sehingga
mengakibatkan
pandangan
dengan
tekanan
osmotik
yang
berat)
Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa
Serat irregular
Pada korteks jelas kerusakan serat sel
tidak
berwarna karena
kadar
asam
koagulasi,
sehingga
mengakibatkan
e) Klasifikasi
Morfologi
Maturitas
Onset
Kapsular
Insipien
Kongenital
Subkapsular
Intumesen
Infantil
Kortikal
Immatur
Juvenil
Supranuklear
Matur
Presenil
Nuklear
Hipermatur
Senil
Polar
Morgagni
10
f) Stadium katarak
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatu
r
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
(air masuk)
Iris
Normal
Bilik
(air keluar)
Terdorong
Normal
Tremulans
mata Normal
Dangkal
Normal
Dalam
bilik Normal
Sempit
Normal
Terbuka
depan
Sudut
mata
Shadow test
Pseudops
Penyulit
Glaukoma
Uveitis
Glaukoma
g) Manifestasi klinis
Manifestasi dari gejala yang dirasakan oleh pasien penderita
katarak terjadi secara progresif dan merupakan proses yang kronis.
Gangguan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari
katarak yang diderita pasien.3,5
Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:
1. Penurunan visus
2. Silau
3. Perubahan miopik
4. Diplopia monokular
5. Halo bewarna
6. Bintik hitam di depan mata
11
visus
berkisar
antara
6/9
sampai
hanya
persepsi cahaya
2. Pemeriksaan iluminasi oblik
3. Shadow test
4. Oftalmoskopi direk
5. Pemeriksaan sit lamp
E. PEMBEDAHAN PADA KATARAK
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.
Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu
Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE) dan Ekstra Capsuler Cataract
Ekstraksi (ECCE).7
Indikasi
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi visus,
medis, dan kosmetik.7
1. Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada
tiap individu, tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak
terhadap aktivitas sehari-harinya.
2. Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan
pada lensa matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi
katarak
seperti
glaukoma
imbas
lensa
(lens-induced
glaucoma),
Subtenon Block
Memasukkan kanula tumpul melalui insisi pada konjungtiva dan
kapsul tenon 5 mm dari limbus dan sepanjang
area subtenon.
13
Topical-intracameral anesthesia
Anestesi permukaan dengan obat tetes atau gel (proxymetacaine
0.5%, lidocaine 2%) yang dapat ditambah dengan injeksi
intrakamera atau infusa larutan lidokain 1%, biasanya selama
hidrodiseksi.
katarak
yang
sering
digunakan
yaitu
ICCE,
ECCE,
dan
Phacoemulsifikasi, SICS.
dipindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan
dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan
tindakan pembedahan yang sangat lama. ICCE tidak boleh dilakukan atau
kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih
mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada
pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan
perdarahan.3,6,
14
Gambar 4.
Teknik
ICCE
2. Extra
Capsular Cataract Extraction ( ECCE )
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi
lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa
lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini
dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,
implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder
lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata
dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya
telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina,
mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah
penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan
kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
terjadinya katarak sekunder.3,6,
15
Gambar 5.
Teknik
ECCE
(phaco)
adalah
teknik
untuk
membongkar
dan
memindahkan kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat
kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa
katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang
dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil
16
Gambar 7.
Phacoemulsification
4. Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm.
Namun tetap dikatakan SICS sejak design arsiteknya tanpa jahitan,
Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya (self-sealing). Teknik
operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature, mature, dan
hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma
fakolitik dan dapat dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.6
17
tehnik Keuntungan
Kerugian
bedah katarak
Extra
capsular
cataract
extraction
(ECCE)
Incisi kecil
vitreus
Kekeruhan
pada
kapsul posterior
Dapat
terjadi
Kejadian
endophtalmodonesis
lebih
kapsul
sedikit
Trauma
endotelium
terhadap
kornea
lebih
sedikit
18
sedikit
capsular
Intra
cataract
diangkat
extraction
makula
(ICCE)
Komplikasi
pada
vitreus
Fakoemulsifikasi
Astigmatisma
jarang
terjadi
Endopthalmitis
Memerlukan
dilatasi
Komplikasi
Komplikasi
operasi
dapat
berupa
komplikasi
preoperatif,
intraoperatif,
postoperatif awal, postoperatif lanjut, dan komplikasi yang berkaitan dengan lensa
intra okular (intra ocular lens, IOL).6
Komplikasi preoperatif
a) Ansietas; beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas)
akibat ketakutan akan operasi. Agen anxiolytic seperti diazepam 2-5
mg dapat memperbaiki keadaan.
b) Nausea dan gastritis; akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid
dan/atau gliserol. Kasus ini dapat ditangani dengan pemberian antasida
oral untuk mengurangi gejala.
c) Konjungtivitis iritatif atau alergi; disebabkan oleh tetes antibiotik
topical preoperatif, ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari.
19
Komplikasi intraoperatif
a) Laserasi m. rectus superior; dapat terjadi selama proses penjahitan.
b) Perdarahan hebat; dapat terjadi selama persiapan conjunctival flap atau
selama insisi ke bilik mata depan.
c) Cedera pada kornea (robekan membrane Descemet), iris, dan lensa;
dapat terjadi akibat instrumen operasi yang tajam seperti keratom.
d) Cedera iris dan iridodialisis (terlepasnya iris dari akarnya)
e) Lepas/ hilangnya vitreous; merupakan komplikasi serius yang dapat
terjadi akibat ruptur kapsul posterior (accidental rupture) selama
teknik ECCE.
Macular
Edema
(CME),
delayed
chronic
postoperative
20
BAB III
KESIMPULAN
Katarak adalah abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan lensa yang
menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Katarak merupakan
penyebab kebutaan nomor 1 di seluruh dunia. Hal ini didukung oleh factor usia,
radiasi dari sinar ultraviolet, kurangnya gizi dan vitamin serta factor tingkat
kesehatan dan penyakit yang diderita. Penderita katarak akan mengalami gejalagejala umum seperti penglihatan mulai kabur, kurang peka dalam menangkap
cahaya (fotofobia) sehingga cahaya yang dilihat hanya berbentuk lingkaran semu,
lambut laun akan terlihat seperti noda keruh berwarna putih di bagian tengah lensa
kemudian penderita katarak akan sulit menerima cahaya untuk mencapai retina
dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Katarak ada beberapa jenis menurut etiologinya yaitu katarak senile,
congenital, traumatic, toksis, asosiasi, dan komplikata. Katarak hanya dapat
diatasi melalui prosedur operasi. Ada 4 jenis teknik operasi katarak yaitu ICCE,
ECCE, Phacoemulsification, SICS. Akan tetapi jika gejala tidak mengganggu
tindakan
operasi
tidak
diperlukan,
kadang
kala
hanya
dengan
DAFTAR PUSTAKA
21
22