Anda di halaman 1dari 49

PENDAHULUAN

DEFINISI HIV-AIDS
HIV (Human
Immunodef
ciency Virus)
AIDS
(Acquired
Immunodef
ciency
Syndrome)

virus yang menyerang sistem


kekebalan tubuh manusia dan
kemudian menimbulkan AIDS
kumpulan gejala atau penyakit
yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi HIV. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV

EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO 2013 jumlah orang
yang terjangkit virus HIV mencapai
35,3juta orang dan yang meninggal
akibat penyakit AIDS mencapai 1,5
juta orang

Saat ini, dilaporkan adanya


pertambahan kasus baru setiap 2
jam, dan setiap hari minimal 1
pasien meninggal karena AIDS di
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
dan di Rumah Tahanan. Dan di
setiap propinsi ditemukan adanya
ibu hamil dengan HIV dan anak yang
HIV atau AIDS.

HIV AIDS pertama kali ditemukan


diprovinsi bali pada tahun 1987.
Menurut DEPKES pada tahun 2014
penderita HIV terdapat 150.296
orang, sedangkan kasus AIDS
sebanyak 55.799 orang.

Berdasarkan laporan provinsi, yang


terbanyak adalah provinsi DKI
Jakarta (32.782 kasus) dengan 5
besar wilayah di dki Jakarta, jatim,
jabar, papua, bali.

Perkiraan kelompok rawan yang


tertular HIV

ETIOLOGI
HIV adalah virus RNA yang termasuk dalam famili Retroviridae subfamili
Lentivirinae.

2
SUBTIP
E

HIV-1
HIV2

MORFOLOGI VIRUS
HIV merupakan HIV merupakan lentivirus,
subgroup dari retrovirus. Ada dua jenis virus
utama yaitu HIV-1 dan HIV-2.
HIV adalah partikel ikosahedral bertutup
(envelope) dengan ukuran 100-140 nm.

Inti virus terdiri dari:


1. Untaian RNA
2. Enzim reverse transcriptase,
3. Integrase dan
4. Protease yang diperlukan untuk proses
replikasi virus
Terdapat tonjolan-tonjolan yang tertanam
yang merupakan selubung virus yang terdiri
dari gp120 dan gp41.
Gp120 berperan pada pengikatan HIV
dengan reseptor CD4 dari sel.
GP41 mengadakan fusi antara virus
dengan membran sel host pada saat virus
masuk ke sel host.

Sumber:Pathologic Basic
of Disease

GENOM VIRUS

Struktur genom RNA yaitu struktur yang dari 3 gen utama yang mengkode
pembentukan strukturstruktur virusm yaitu gen gag, pol dan env, tat, rev
dan nef.
Segmen LTR (Long Terminal Repeat) pada ujung rangkaian setiap
genom berfungsi untuk mengatur integrasi virus ke genom host,
ekspresi gen virus, dan replikasi.
Rangkaian gag mengkode protein struktur inti
rangkaian env mengkode glikoprotein amplop gp120 dan gp41 yang
diperlukan untuk memulai infeksi virus
Rangkaian pol mengkode enzim transkriptase reversi, integrase, dan
enzim protease untuk replikasi.

Siklus Hidup
HIV

SUMBER PENULARAN

Kontak seksual
(lewat mukosa
genital)
Hematogen
Vertikal
(ibu ->
janin/bayi)

heteroseksual
homoseksual
Jaringan
transplantasi
Jarum suntik
Infeksi intrapartum,
perinatal dan air
susu ibu

FAKTOR RESIKO
Tingginya pecandu narkotika suntik (IDU)
Industri seks
Kemiskinan
Migrasi penduduk
Kurangnya pengetahuan mengenai IMS / HIV/ AIDS
Rendahnya pemakaian kondom pada aktiftias seksual
berisiko
Tingginya hubungan seksual di luarnikah dan pra nikah

KELOMPOK RESIKO TINGGI :


IDUs

WPS

Homoseksual
atau biseks.

Pasangan
dari
kelompok
berisiko
(ibu ->
janin/bayi

Pelanggan
penjaja seks
&
pasanganny
a
Penerima
darah atau
produk darah
(transfusi)

SISTEM IMUN NORMAL

Sel B
Bentuk
antibodi
spesifik
Kenali antigen
spesifik
Bungkus
antigen ->
sistem
komplemen
Bungkus
antigen ->
rentan thd
fagosit

Sel T

CD 4: aktivasi sel B,
killer cell, makrofag
(saat ada antigen
spesifik)
CD8: membunuh sel
yang terinfeksi virus,
bakteri, kanker
f/ regulasi sistem imun,
membunuh sel yang
membawa target
antigen spesifik

SIKLUS HIDUP HIV

PATOGENESIS

PATGEN&PATFIS

CONT..

(+ PERJALANAN PENYAKIT)

HIV -- > AIDS

Typical
progress
or (60Slow
progress 70%):
10-11
or (515%): 15 tahun
tahun

Rapid
progressor
(10-20
tahun): 5
tahun

FASE PERJALANAN PENYAKIT

GEJALA KLINIS

STADIUM 1 (ASIMTOMATIS)

Asimtomati
s

Limfadeno
pati Meluas
Persistent

LIMFADENOPATI MELUAS PERSISTENT

STADIUM 2 (RINGAN)

Berat badan
menurun <10% dari
BB semula

Herpes zoster dalam


5 tahun terakhir

Kelainan kulit dan


mukosa ringan
seperti
dermatitis seboroik,
prurigo, onikomikosis,
papular pruritic eruption
(PPE),infeksi jamur kuku,
ulkus oral yang rekuren,
cheilitissaluran
angularis,napas
Infeksi

bagian atas seperti

sinusitis, faringitis, otitis


media

Dermatitis
seboroik

onikomikosis

Ulkus oral

Erupsi papular pruritik

Herpes zoster

STADIUM 3
Berat badan menurun
>10% dari BB semula

Diare kronis yang tidak


diketahui penyebabnya
berlangsung > 1 bulan

Demam tanpa sebab


yang jelas yang
(intermiten atau
konstan) > 1 bulan

Kandidiasis Oral
(thrush)

Hairy leukoplakia oral

TB paru

Infeksi bakteri berat


(pnemonia, pyomiositis,
meningitis, infeksi
tulang/sendi.)

Stomatitis/gingivitis/peri
odontitis ulceratif
nekrotik akut

Anemia (Hb < 8 g/dl)


tanpa sebab jelas,
neutropenia,
trombositopenia kronis

KANDIDIASIS

ORAL HAIRLY LEUKOPLAKIA

STADIUM 4
HIV wasting
syndrome (BB
turun 10% + diare
kronik > 1 bln
atau demam >1
bln yg tdk
disebabkan peny
lain)

Pneumonia
Pneumocystis
(PCP)

Pneumonia
bakterial berat
rekuren

Toksoplasmosis
pada otak

Kriptosporidosis
diare >1 bulan

Cytomegalovirus
(CMV) pada 1
organ selain hati,
limpa, kelenjar
getah bening

Herpes simplex
virus (HSV)
mukokutaneus >
1 bulan,

Progressive
multifocal
leucoenphalopath
y (PML)

Mikosis
disseminata

STADIUM 4 (CONT..)
Kandidiasis
esofagus,
trakea, bronkus

Mikobakteriosis
atipik
disseminata
atau di paru

Septikemi
Salmonella nontifoid

TB ekstra paru

Limfoma atau
tumor padat
terkait HIV
(Sarkoma Kaposi
Ensefalopati HIV,
ca cerviks)

Neuropati terkait
HIV simtomatis/
kardiomiopati
terkait HIV
simtomatis

DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium membuktian keberadaan
antibodi terhadap HIV dan mendeteksi keberadaan virus
HIV
Antibodi HIV menggunakan teknik ELISA, aglutinasi atau
dotblot immunobinding assay.

Strategi I,
1 kali pemeriksaan hasil reaktif terinfeksi HIV.
Strategi II
2x pemeriksaan
serum pertama : reaktif.
Pemeriksaan pertama reagensia dengan sensitivitas
tertinggi
pemeriksaan kedua reagensia yang lebih spesifik serta
berbeda jenis antigen.

serum pertama : non-reaktif hasil tesnya negatif


pemeriksaan kedua : reaktif terinfeksi HIV.
pemeriksaan kedua : non-reaktif pemeriksaan harus
diulang hasil tetap tidak sama, maka dilaporkan sebagai
indeterminate.

Strategi III
3x pemeriksaan
3x pemeriksaan reaktif (+) HIV
3x hasil ini tidak sama :
equivocal/indeterminate memiliki
riwayat pemaparan terhadap HIV atau
berisiko tinggi tertular HIV
non-reaktif tidak memiliki riwayat
pemaparan atau risiko tinggi tertular
HIV

PENCEGAHAN
Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru
Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman
Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya
diberitahu tentang semua resiko

TATA LAKSANA
Pengobatan infeksi HIV terdiri dari pengobatan terhadap virus dan
pencegahan terhadap infeksi oportunistik.
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi viral load sebanyak
mungkin sehingga dapat menghentikan atau memperlambat
progresivitas selama mungkin, memperbaiki status imun, serta
memperpanjang usia hidup dan memperbaiki kualitas hidup.

FARMAKOLOGI
Terapi Antiretroviral (ARV)
Tujuan
Menurunkan jumlah RNA virus
Mencegah komplikasi
Menurunkan transmisi HIV
Menurunkan mortalitas
Menggunakan tiga jenis ARV
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NRTI)
Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI)
Protease inhibitor (PI)

CONT

Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)


Zidovudin (AZT)

200mg/8 jam, atau


300mg 2x/hari

Sediaan:
Tablet kunyah 100mg

Didanosin (ddl)

BB >60 kg: 200mg


2x/hari
BB <60kg: 125mg
2x/hari

Sediaan:
Tablet kunyah 100mg

Zalcitabin (ddC)

0.75mg 3x/hari

Stavudin (d4T)

60kg: 40mg 2x/hari


<60kg: 30mg 2x/hari

Kapsul: 30mg, 40mg


Tablet: 150mg

Lamivudin (3TC)

150mg 2x/hari, atau


300mg/hari

Tablet 200mg

Emtricitabin (FTC)

200mg/hari

Tenofoir (TDF)

300mg 4x/hari

Efek Samping: Toksisitas Mitokondria

Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)


Nevirapin (NVP)

200mg/hari selama 14 hari lalu 200mg 2x/hari

Efavirens (EFV)

600mg sebelum tidur

Efek Samping: Hiperesensitivitas

Protease Inhibitor (PI)


Lopinavir/ritonavir

400mg atau 100mg 2x/hari

Efek Samping: Gangguan Metabolik

PEMANTAUAN TERAPI ARV


Pemantauan klinis pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 12 dan 24 setelah
memulai ARV, dilanjutkan setiap 6 bulan bila pasien mencapai kondisi
stabil. Penilaian klinis termasuk tanda-gejala efek samping obat,
kegagalan terapi ARV, dan dukungan kepatuhan pasien.
Pemeriksaan hitung CD4+ rutin setiap 6 bulan
Pemeriksaan jumlah RNA Virus (viral load) digunakan untuk mendeteksi
kegagalan terapi. Idealnya dilakukan setiap 6 bulan dan setiap 12 bulan.
Diharapkan viral load menjadi tidak terdeteksi setelah 6 bulan terapi.

ALGORITMA PEMANTAU TERAPI ARV


(WHO, 2014)
Tersangka
kegagalan klinis
atau imunologis

Pemantau
an rutin
viral load

Tes Viral
Load

Viral load
>1000
kopi/mL
Evaluasi
kepatuhan
pasien
Ulang pemeriksaan
viral load steteah 3-6
bulan
Viral load
1000
kopi/mL

Viral load
>1000
kopi/mL

Lanjutkan
terapi lini
pertama

Ganti ke
terapi lini
kedua

PROGNOSIS
Diperkirakan bahwa infeksi HIV yang berulang dan
pemajanan terhadap infeksi-infeksi lain,seperti virus
herpes simpleks, CMV, dan EBV mengakibatkan
progresivitas penyakit.
Median survival pasien AIDS adalh antara 1-2 tahun
untuk negara maju dan kurang dari 1 tahun untuk
negara yang sedang berkembang.

PERAWATAN

a. Rehabilitasi/Edukasi
memberikan dukungan mental-psikologis
Membantu mereka untuk bisa mengubah perilaku risiko tinggi
menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko
Mengingat kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa
mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang
berkaitan dengan penyakitnya, antara lain bagaimana
mengutarakan masalah peribadi dan sensitif kepada keluarga dan
orang terdekat.

b. Edukasi
Mendidik pasien dan keluarga tentang bagaimana
menghadapi kenyataan hidup bersama AIDS,
Kemungkinan diskriminasi dari masyarakat sekitar,
Bagaimana tanggungjawab keluarga, teman dekat,
atau masyarakat lain
Pendidikan tentang cara hidup sehat, mengatur diet,
hindari kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
seperti merokok, minum minuman keras dan
penggunaan narkotik.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai