PENDAHULUAN
Pankreas adalah suatu organ penting yang berfungsi sebagai kelenjar
eksokrin dan endokrin. Dikatakan kelenjar eksokrin karena pankreas memiliki
sel-sel asinus yang setiap harinya mensekresikan sekitar 2-2.5 liter enzimenzim dan pro-enzim pencernaan yang kaya akan bikarbonate misalnya,
tripsinogen,
chymotripsinogen,
procarboxypeptidase,
proelastase
dan
Pada tahun 2002, terdapat 232.000 kasus baru karsinoma kaput pankreas
dan 227.000 kematian di seluruh dunia. Di Inggris terdapat 7.152 kasus baru
pada tahun 2002 dan 7.040 kematian di tahun 2003. Data dari Eropa
menunjukkan 60.139 kasus baru per tahun, mewakili 10,4% dari semua
penyakit saluran pencernaan dan 64.801 kematian per tahun.2,3
Karsinoma kaput pankreas merupakan penyakit yang berhubungan
dengan usia lanjut. Di Indonesia, karsinoma kaput pankreas tidak jarang
ditemukan dan merupakan tumor ganas ketiga terbanyak pada pria setelah
tumor paru dan tumor kolon. Insidens tertinggi pada usia 50 60 tahun.
Kurang dari 0,3% dari karsinoma kaput pankreas terjadi pada usia dibawah 40
tahun. Karsinoma kaput pankreas lebih sering terjadi pada pria dibanding
wanita. Insiden pada pria dari segala usia adalah 4,6 per 100.000 dan untuk
wanita adalah 3,3 per 100.000 penduduk (1,4:1).3
III.
ETIOLOGI
Etiologi karsinoma kaput pankreas masih belum jelas. Penelitian
epidemiologik menunjukkan adanya hubungan karsinoma kaput pankreas
dengan beberapa faktor, antara lain :4
1. Faktor eksogen (lingkungan)
Faktor eksogen antara lain kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol,
kopi dan zat karsinogen industri.
2. Faktor endogen
Faktor endogen yaitu usia, penyakit pankreas (pankreatitis kronik dan
diabetes mellitus) dan mutasi gen.4
IV.
ANATOMI
Kelenjar pankreas terletak di antara duodenum dan limpa, melintang
di retroperitoneum, setara dengan level vertebra torakal ke-12 hingga lumbal
ke-1. Pankreas dapat dibagi menjadi empat bagian, kaput, kolum, korpus, dan
kaudal. Kaput terletak dimedial duodenum, berdekatan erat dengan pars
desendens duodenum. Bagian kaput pankreas yang ke arah medio-posterior
disebut prosesus unsinatus, di antara prosesus unsinatus dan kaput pankreas
melintas arteri dan vena mesenterium superior. Di antara kaput dan korpus
pankreas terdapat bagian menyempit yaitu kolum, di posteriornya terdapat
vena porta. Dari kolum hingga hilum lienis adalah korpus dan kaudal
pankreas, antara keduanya tidak memiliki batas yang jelas.4,5
Pasokan darah pankreas terutama berasal dari arteri
pankreatikoduodenalis superior dan inferior, serta arteri lienalis, sebagian dari
arteri mesenterika superior. Percabangan tiap arteri di dalam pankreas
membentuk arkus vaskular, maka pasca reseksi parsial pankreas tidak mudah
muncul defisit pasokan darah ke pankreas yang tersisa, vena semuanya masuk
ke vena lienalis dan vena mesenterika superior, kemudian bermuara ke vena
porta.4,5
Pankreas kaya akan saluran limfatik yang saling berhubungan.
Limfatik
kaput
pankreas
terutama
mengalir
ke
kelenjar
limfe
tripsinogen,
kadar
lipase,
serum
Glutamic
Oxaloacetate
Transaminase
PATOGENESIS
Kanker dimulai ketika sel-sel di bagian tubuh mulai tumbuh di luar
kendali. Ada berbagai jenis kanker, tetapi itu semua dimulai karena out-ofcontrol dari pertumbuhan sel yang abnormal. Pertumbuhan sel kanker
berbeda dari pertumbuhan sel normal. Bukannya mati, sel-sel kanker terus
tumbuh dan membentuk sel-sel abnormal baru. Tumbuh di luar kendali dan
menyerang jaringan lain adalah hal yang membuat sel menjadi sel kanker.
Begitu juga dengan karsinoma kaput pankreas.5
Karsinoma kaput pankreas berasal dari sel-sel duktal dimana
serangkaian mutasi genetik telah terjadi di protoonkogen dan gen supresor
tumor. Mutasi pada onkogen K-ras menjadi peristiwa awal dalam
perkembangan tumor dan terdapat lebih dari 90 % tumor. Saat ini ada tiga
lesi prekursor utama Pancreatic Ductal Adenocarcinoma (PDAC) yg
teridentifikasi.
Pertama
dan
yang
paling
umum
adalah
Pancreas
invasif
dapat
menunjukkan
tahap
akhir
dalam
rentang
tumorgenesis.6,7
Adenokarsinoma duktus merupakan yang paling sering terbentuk dari
lesi proliferasi duktus yang muncul pada sistem duktus pankreas. Penelitian
genetik telah mengidentifikasi dan mengklasifikasi lesi prekursor morfologis
adenokarsinoma duktus pankreas, seperti Neoplasma intraepithelial pancreas
(PanIN). Epitelial duktus pankreas berkembang dari duktus normal ke
neoplasma intraepithelial pankreas tingkat yang lebih tinggi, serta kearah
kanker invasif. Tiga tingkatan PanIN telah di bedakan. Kanker kaput
pankreas, terbentuk dari akumulasi mutasi gen yang didapatkan, seperti
onkogen, gen supresor tumor dan gen pemeliharaan genomik. Akumulasi
gen-gen tersebut dianggap berkembang dalam rentang waktu yang dapat di
prediksi.6,7
Perkembangan duktus epithelial pankreas dari normal menjadi
neoplasma intraepithelial pankreas, hingga kanker invasif (gambar 2).
GEJALA KLINIK
Gejala awal dari penyakit ini seringkali tidak spesifik dan sering
terabaikan sehingga akan terlambat didiagnosis. Gejala klinis yang timbul
tergantung dari ukuran dan lokasi kanker serta metastasenya dan seringkali
tidak memberikan gejala khas sampai kankernya berukuran cukup besar.
Keluhan awal, misalnya kembung, anoreksia, muntah, diare, steathorea dan
badan lesu biasanya tampak dan berlangsung lebih dari dua bulan sebelum
diagnosis ditegakkan. Ikterus, nyeri abdomen dan penurunan berat badan
merupakan gejala klasik yang sering menjadi keluhan utama pasien.7
saraf.
Kategori N
a. Nx : Pembesaran kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai.
b. N0 : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional.
c. N1 : Kanker telah menyebar ke kelenjar limfe regional.
3. Kategori M
a. M0 : Kanker tidak menyebar ke kelenjar limfe lain atau organ
lain (seperti hepar, paru-paru, otak, dan lain sebagainya).
b. M1 : Ditemukan adanya metastasis
2.
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
VIII.
DIAGNOSIS
Diagnosis karsinoma kaput pankreas dapat ditegakkan berdasarkan :7,8
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisis
Pada anamnesis, dapat ditelusuri berbagai gejala-gejala yang dialami
pasien misalnya penurunan berat badan, penurunan nafsu makan dan
nyeri abdomen (lokasi, intensitas, penjalaran, serta progresivitasnya).
Selain itu, pada anamnesis dapat kita temukan informasi tentang adanya
faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya karsinoma kaput pankreas pada
pasien dan riwayat kebiasaan serta riwayat penyakit yang pernah diderita
pasien, misalnya riwayat merokok, minum alkohol, diabetes mellitus,
nyeri abdomen sebelumnya, stetorea dan lain sebagainya, sedangkan pada
pemeriksaan fisis, dicari tanda-tanda karsinoma kaput pankreas, misalnya
yang paling sering yaitu ikterus, gizi kurang dan juga tanda-tanda
komplikasi dan metastasis seperti hepatomegali, edema, tanda-tanda
perdarahan dan pembesaran kelenjar getah bening.
b. Pemeriksaan laboratorium4-7,9
1. Darah; sebagian besar pasien memperlihatkan tanda-tanda anemia,
karena defisiensi nutrisi atau perdarahan peranal, atau sebagai akibat
penyakitnya yang kronik.
- Amilase serum pada umumnya meninggi, lipase serum lebih
-
sering meninggi.
Tes faal hati, terutama bagi mereka yang memperlihatkan gejala
kolestasis ekstrahepatik, diantaranya : bilirubin serum, alkali
dini.
Ca 19-9 (Carbohydrat Antigen 19-9)
Ca 19-9 merupakan suatu substansi yang dihasilkan oleh sel-sel
kanker kelenjar eksokrin pankreas dan dapat dideteksi pada
pemeriksaan darah. Penanda tumor CA 19-9 meningkat pada
Tomography
Cholangiopancreatography
(CT-scan),
(ERCP)
Endoscopic
dan
Magnetic
Retrograde
Resonance
Cholangiopacreatography (MRCP).
1. Ultrasonografi Transabdominal (USG)
Ultrasonografi transabdominal dilakukan sebagai insitial
screening test dalam evaluasi adanya ikterus obstruktif. Adanya
dilatasi duktus biliaris atau terdapat suatu massa pada kaput pankreas
sangat menyokong keberadaan karsinoma kaput pankreas.
IX.
DIAGNOSIS BANDING
Definis
i
Etiolog
i
Gejala
Klinik
Pem.
Labortorium
Radiologi
Pankreatitis
Kronik
Proses
inflamasi
pankreas
yang
kronik, kontinyu,
yang
ditandai
adanya perubahanperubahan
morfologik yang
irreversible.
Intoksikasi alkohol,
metabolit toksik,
cystic fibrosis pada
pankreas,
obatobat.
Ikterus, Nyeri/sakit
epigastrium,
distensi
dan
kembung,
diare,
steatore.
Hepatitis
Kolelitiasis
Karsinoma Kaput
Pankreas
Inflamasi jaringan Penyakit
batu Massa pada kaput
hepar oleh virus empedu yg dapat pankreas
hepatitis.
ditemukan dalam
kandung empedu,
di dalam saluran
empedu
atau
kedua-duanya.
Virus
hepatitis Infeksi
(A, B, C, D, E)
dalam
empedu.
Demam,
nyeri
tekan
hepar,
ikterus,
anoreksia, nausea,
vomitus,
nyeri
otot.
Pemeriksaan DR : Pemeriksaan DR :
Leukositosis
Leukositosis (+).
Pemeriksaan
ringan.
Pemeriksaan
Kimia : SGOT ,
kimia : SGOT , SGPT ,GGT ,
SGPT
Bilirubin
,
HBsAg (+)
-Peninggian
intensitas
echo
jaringan
yg
menyeluruh atau
dapat juga hanya
sebagian
kecil
pankreas.
-Pelebaran saluran
pankreas
yg
berat
Pemeriksaan DR :
anemia.
Pem. Kimia :
amilase, lipase,
alkali fosfatase,
bilirubin,
SGOT, SGPT,
Glukosa darah
Penanda tumor :
CEA & Ca 199
USG
: Gambaran
USG : massa
Peningkatan echo hiperechoik yang pada
kaput
dari
dinding bebas
pada pankreas.
cabang-cabang
kandung empedu
portae perifer.
serta
khas
membentuk
bayangan akustik
dibawahnya.
Pemeriksaan DR :
Leukositosis (+).
Pemeriksaan Kimia
: SGOT , SGPT ,
GGT , Bilirubin ,
alkali fosfatase
nyeri
irregular
X. PENATALAKSANAAN12,13
Penatalaksanaan karsinoma kaput pankreas berdasarkan pada panduan
(guideline) National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2009.
a. Pengobatan kuratif
Pengobatan kuratif ialah dengan pembedahan disertai neoadjuvant
terapi dengan menggunakan kemoterapi disertai radioterapi untuk
mematikan sisa-sisa sel tumor. Pengobatan ini diberikan pada karsinoma
kaput pankreas dengan stadium dini (stadium I dan II). Pembedahan yang
menjadi standar pada kasus kanker pankreas yaitu prosedur Whipple,
dimana dilakukan reseksi pada kaput pankreas, duodenum, bagian
lambung dan kandung empedu. Tindakan paliatif pada pembedahan yang
sering dilakukan adalah dengan membuat billiary bypass melalui
laparoskopi untuk memberikan drainase saluran empedu sehingga
bilirubin dapat dikeluarkan.
prosedur Whipple
AGambar 8. Pembedahan dengan menggunakan
B
12
asupan
nutrisi
yang
adekuat
melalui
diet
TKTP
untuk
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari karsinoma kaput pankreas
tergantung pada ukuran tumor, stadium kanker dan metastasisnya. Selain dari
karsinoma kaput pankreas, komplikasi juga dapat ditimbulkan dari hasil
proses pembedahan dan efek dari kemoterapi dan radioterapi yang dapat
berbeda pada masing-masing pasien.14
XII.
PROGNOSIS
Prognosis pada karsinoma kaput pankreas ditentukan oleh tingkat
stadium kanker pankreas.
Adapun prognosis karsinoma kaput pankreas yaitu :
a. Qua ad vitam
: Malam
b. Qua ad fungsionam : Malam
c. Qua ad sanationam : Malam
Seringkali karsinoma kaput pankreas terlambat didiagnosis sehingga pada
saat diagnosis ditegakkan karsinoma kaput pankreas telah berada pada
stadium akhir sehingga prognosisnya menjadi sangat buruk, angka harapan
hidup dalam 5 tahun kurang dari 15%.15
XIII.
RINGKASAN
Pankreas adalah suatu organ penting yang berfungsi sebagai kelenjar
eksokrin dan endokrin. Karsinoma kaput pankreas ini sangat sulit untuk
didiagnosa pada tahap awal. Insiden karsinoma kaput pankreas telah
meningkat dari tahun ke tahun. Karsinoma kaput pankreas merupakan
penyakit yang berhubungan dengan usia lanjut. Insiden tertinggi pada usia
50-60 tahun. Karsinoma kaput pankreas lebih sering terjadi pada pria
dibanding wanita.
Penelitian epidemiologik menunjukkan adanya hubungan karsinoma
kaput pankreas dengan beberapa faktor eksogen (lingkungan) dan faktor
endogen pasien. Pankreas dapat dibagi menjadi 4 bagian, kaput, kolum,
korpus, dan kaudal. Pasokan darah pankreas terutama berasal dari arteri
pankreatikoduodenalis superior dan inferior, serta arteri lienalis, sebagian
dari arteri mesenterika superior. Pankreas kaya akan saluran limfatik yang
saling berhubungan.
Kanker dimulai ketika sel-sel di bagian tubuh mulai tumbuh di luar
kendali. Karsinoma kaput pankreas berasal dari sel-sel duktal dimana
serangkaian mutasi genetik telah terjadi di protoonkogen dan gen supresor
tumor. Mutasi pada onkogen K-ras menjadi peristiwa awal dalam
perkembangan tumor dan terdapat lebih dari 90 % tumor.
Gejala awal dari penyakit ini seringkali tidak spesifik dan sering
terabaikan sehingga akan terlambat didiagnosis. Keluhan awal, misalnya
kembung, anoreksia, muntah, diare, stetorea, badan lesu, ikterus, nyeri
abdomen dan penurunan berat badan merupakan gejala klasik yang sering
menjadi keluhan utama pasien.
Adapun standarisasi penentuan stadium kanker yang digunakan yaitu
sistem TNM dari The American Joint Committee on Cancer (AJCC).
Penentuan stadium berdasarkan sistem TNM. Diagnosis karsinoma kaput
pankreas dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis,
pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Karsinoma kaput pankreas perlu
dibedakan dengan pankreatitis kronik, hepatitis dan kolelithiasis.
Penatalaksanaan karsinoma kaput pankreas dapat berupa terapi
kuratif, paliatif dan farmakoterapi. Komplikasi karsinoma kaput pankreas
tergantung pada ukuran tumor, stadium kanker dan metastasisnya. Selain
dari karsinoma kaput pankreas, komplikasi juga dapat ditimbulkan dari hasil
proses pembedahan dan efek dari kemoterapi dan radioterapi yang dapat
berbeda pada masing-masing pasien. Prognosis pada karsinoma kaput
pankreas ditentukan oleh tingkat stadium kanker pankreas. Seringkali
karsinoma kaput pankreas terlambat didiagnosis sehingga pada saat
Refarat Kimia Klinik
17
XIV.
ALGORITMA
Meningkat
Pertimbangkan
diagnosis lain
CEA, Ca 19-9
Normal
USG, MRI
Meningkat
Karsinoma Kaput
Pankreas
DAFTAR PUSTAKA
1. Japaries, Willie. Karsinoma Pankreas. Dalam Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi
Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2008: hal 442-9.
2. Mayer, J Robert. Pancreatic Cancer. In: Kasper L, Denis et all. Harrisons
Principles of Internal Medicine .16th Edition. United States of America:
McGraww Hill Companies, Inc. 2005; Chapter 79.
3. Castillo, Carlos Fernandez-del., Jimenez, Ramon E. Pancreatic cancer.
In:Feldman, M., Friedman, L S., Brandt, L J. Sleisenger & Fordtrans
Gastrointestinal and Liver Disease. 8th edition. Philadelphia. Elsevier, Inc. 2006.
Chapter 58.
4. Padmomarono, F Soemanto. Kanker Pankreas. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna Publishing. 2006; hal
492-6.
5. Lindseth, N Glenda . Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas. In:
Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Edisi 6 Volume 1. Jakarta.
Penerbit EGC. 2003; hal 507-8.
6. Sanityoso, Andri. Hepatitis virus akut. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna Publishing. 2006; hal 427.
7. Freelove, R.; Walling, Anne D. Pancreatic Cancer: Diagnosis and Management.
American Family Physician. Available from www.aafp.org Updated July 1, 2015.
8. Bowles, Matthew J., Benjamin, Irving S. Cancer of the stomach and pancreas.
In: Logan, Robert P. H. ABC of the upper Gastrointestinal Tract. Spain. BMJ
books. 2002: p. 43
9. Brand, Randall E. Tumors Of The Pancreas. In: Friedman, Scott L.; McQuaid,
Kenneth R.; Grendell, James H. Current Medical Diagnosis and Treatment in
Gastroenterology. Edisi Kedua. California. McGraw Hill. 2003; p. 511-8.
10. Murfitt, Janet. The pancreas. In: Sutton, David. Textbook of Radiology and
Imaging volume 1. 7th edition. China. Churchill Livingstone. 1998: 789.
11. Boer, Aswar. Ultrasonografi Pankreas. In: Ekayuda, Iwan. Radiologi
Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2009: hal 483-8.
12. Debas, Haile T. Pancreas. In Gastrointestinal surgery pathophysiology and
management. USA. Springer. 2003:p. 90,92.
13. Bowles, Matthew J., Benjamin, Irving S. Cancer of the stomach and pancreas.
In: Logan, Robert P. H. ABC of the upper Gastrointestinal Tract. Spain. BMJ
books. 2002: p. 43
14. Hariharan, D; Saied, A.; Kocher, H. Analysis of mortality rates for pancreatic
cancer across the world. The Official Journal of the International Hepato
Pancreato Biliary Association. Blackwell Publishing. Available from
www.ncbi.nlm.nih.gov, updated december 20, 2007.
15. Hua, Yun-Peng, et al. Pancreatic head carcinoma: clinical analysis of 189
cases. Guangzhou, china. Hepatobiliary Pancreat Dis IntVol 8No 1 February
152009. Available from www.hbpdint.com.