Anda di halaman 1dari 17

Karsinoma Tiroid

Putu Ristyaning, Uleng Bahrun, Ruland DN Pakasi


Bagian ilmu Patologi klinik Fakultas kedokteran UNHAS/RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar
I. PENDAHULUAN
Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan pada kelenjar tiroid dengan gejala awal
ditandai adanya pembengkakan kelenjar tiroid yang berbentuk nodul yang padat, dapat
terjadi perluasan tumor yang memberi tekanan pada laring yang mengakibatkan suara
parau, jika perluasan sampai pada esofagus maka dapat terjadi disfagia. Karsinoma tiroid
merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada kelenjar endokrin, insidensnya relatif
kecil, diperkirakan hanya sekitar 1% dari seluruh keganasan. 1 Karsinoma tiroid merupakan
permasalahan kesehatan di seluruh dunia, baik dari segi insidens maupun mortalitasnya,
untuk itu diperlukan tindakan deteksi dini dan pengobatan segera mungkin serta melakukan
follow up untuk mencegah terjadi rekurensi dan metastasis jauh.2
II. ANATOMI DAN HISTOLOGI
Tiroid merupakan kelenjar endokrin manusia terbesar dengan berat sekitar 20 gram.
Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu, mengandung dua lobus simetris pada setiap sisi
midline, dihubungkan oleh band sempit jaringan tiroid yang disebut isthmus. Isthmus
kelenjar tiroid terletak di bawah kartilago tiroid, dipertengahan antara apeks kartilago tiroid
dan insisura suprasternum. Lobus tiroid berdekatan dengan arteri karotis dan recurrent
laryngeal nerve yang melewati kelenjar. Kelenjar tiroid berlokasi di bawah laring dan lobus
terletak pada sisi trakea. Kelenjar ini memiliki kapsul jaringan connective tebal dengan dua
pasang kelenjar paratiroid melekat pada bagian belakang posterior kapsul ini.1-3
Setiap lobus kelenjar tiroid mengandung banyak folikel. Folikel tiroid atau asinus
adalah unit struktural dan fungsional kelenjar tiroid, mengandung sel epitelial kuboid yaitu
epitelium folikular yang mengelilingi lumen sentral yang berisi sel koloid yang
mengandung thyroglobulin. Epitelium folikular juga mengandung sekitar 10% sel
parafolikular yang tersebar, yang disebut sel C. Sel C berasal dari neural crest,
mengandung granula-granula sitoplasma yang menyimpan hormon calcitonin. Epitelium
tiroid dikelilingi oleh lamina basal dan serabut-serabut retikular. Jaringan vasomotor,
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

serabut saraf simpatetik dan pembuluh darah dapat terlihat pada jaringan connective
diantara folikel-folikel tiroid.3,4

Gambar 1: Anatomi kelenjar Tiroid3

Sekresi hormon tiroid diatur oleh hormon TSH (Thyroid Stimulating


Hormon)/ Tirotropin yang disekresi oleh hipofisis. Thyroid Stimulating Hormon akan
memacu kelenjar tiroid untuk memproduksi dan mendistribusikan hormon tiroid dalam
bentuk T4 (Tiroksin) dan T3 (Triiodotironin). Kelenjar tiroid melepaskan T4 dan T3 ke
aliran darah, sebagian besar dalam keadaan terikat protein pre albumin (Thyroxine Binding
Prealbumin/Transtiretin), albumin (Thyroxine Binding Albumin) dan Thyroxine Binding
Globulin (75%), hanya sekitar 0,03% total serum T4 dan 0,3% total serum T3 dalam bentuk
bebas dan hanya hormon dalam bentuk bebaslah mempunyai aktifitas biologik.3
III.

EPIDEMIOLOGI
Insidens karsinoma tiroid bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 jiwa per
100.000 populasi dan diperkirakan sebesar 1% dari keganasan seluruh tubuh di negaranegara berkembang.4
American Cancer Society memperkirakan sekitar 17.000 kasus baru muncul setiap
tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1700 diantaranya mengakibatkan kematian,
karsinoma ini relatif jarang ditemukan, mencakup 1% dari seluruh jenis kanker dan 0,4%
mengakibatkan kematian. Karsinoma tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan
tersering di Indonesia.4
Karsinoma tiroid lebih banyak ditemukan pada wanita dan dewasa muda serta
jarang ditemukan pada anak-anak.4 Karsinoma tiroid merupakan jenis keganasan jaringan
endokrin yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin. 5 Diantara tumor-tumor
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

epitelial, karsinoma yang berasal dari sel-sel folikular jauh lebih banyak ditemukan
daripada yang berasal dari sel C (sel parafolikular). Kebanyakan yang berasal dari sel
folikular merupakan keganasan yang berkembang secara perlahan dengan 10 year survival
lebih dari 90%. Limfoma tiroid dan keganasan-keganasan non epitelial lain jarang
ditemukan.6
IV. KLASIFIKASI DAN STADIUM
Klasifikasi karsinoma tiroid dibedakan atas: Asal sel yang berkembang menjadi sel
ganas dan Tingkat keganasannya.4
1. Berdasarkan Asal Sel
A. Tumor berasal dari sel folikuler
Jinak: adenoma folikuler
Ganas: karsinoma
1. Berdiferensiasi baik: karsinoma folikuler, karsinoma papiler
2. Tak berdiferensiasi: karsinoma anaplastik
B. Tumor berasal dari sel C (berhubungan dengan tumor neuroendokrin):
Karsinoma meduler
C. Tumor berasal dari sel folikuler dan sel C
1. Sarkoma
2. Limfoma maligna
2. Berdasarkan tingkat keganasan dibagi atas tiga kategori, yaitu:
A. Tingkat keganasan rendah: karsinoma papiler, karsinoma folikuler.
B. Tingkat keganasan menengah: karsinoma folikuler, karsinoma meduler,
limfoma maligna.
C. Tingkat keganasan tinggi: Tak berdiferensiasi, angiosarkoma.
Meskipun banyak sistem penetapan stadium untuk karsinoma tiroid, tetapi sistem
TNM (tumor, nodus, metastasis) merupakan yang paling sering digunakan. (Tabel 1)
Tabel 1. Stadium Karsinoma Tiroid menurut Klasifikasi TNM
Papiler atau

Folikuler

< 45 tahun

>45 tahun

Semua T,
semua N, M0

II

Semua T,
semua N, M1

Stadium

Meduler

Diskripsi

T1, N0, M0

T1, N0, M0

T2-T3, N0, M0

T2-4, N0, M0

T1: 1 cm pada dimensi terbesar:


terbatas pada tiroid
N0: tidak ada metastasis nodus limfa
regional
M0: tidak ada metastasis
T2: tumor >1 cm tetapi <4 cm pada
dimensi terbesar; terbatas pada tiroid
T3: tumor >4 cm pada dimensi
terbesar; terbatas pada tiroid
T4: tumor ukuran berapapun yang
melewati kapsul tiroid
M1: metastasis

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

T4, N0, M0
Semua T, N1,
M0
Semua T, semua
N, M1
Semua T, semua
N, M1

III

IV+
Ket:

Semua T, N1,
M0

N1: metastasis nodus limfa regional*

Semua T,
semua N, M1

T: Tumor
*N1a:
N1b:

N: Nodus
M: Metastasis
metastasis pada nodus limfa servikal ipsilateral
metastasis pada bilateral, garis tengah, atau nodus limfa
servikal kontralateral atau mediastinal
+ semua karsinoma anaplastik adalah stadium IV
Sumber: Martin DA, James OA, John EN, Michael BK, et al. Thyroid Cancer. In: Clinical Oncology. Third Edition.
Elsevier Churchill Livingstone. 2004

V. ETIOLOGI
Etiologi karsinoma tiroid tidak diketahui dengan pasti, diduga akibat radiasi
eksternal terhadap tiroid selama masa kanak-kanak. Interval waktu antara keterpaparan
sampai penegakan diagnosis adalah sekurang-kurangnya lima tahun. Risiko menjadi
maksimal pada sekitar 20 tahun. Dosis radiasi yang dianggap menimbulkan karsinoma
tiroid adalah berkisar antara satu sampai 10 Gy (Grays). Penelitian telah menunjukan
bahwa dosis radiasi 9 Gy bisa sebagai penyebab karsinoma tiroid selama masa anakanak dan meningkat untuk dosis yang lebih tinggi hingga sampai 15 Gy. Usia yang
masih muda saat terpapar terhadap radiasi merupakan faktor risiko terjadinya karsinoma
tiroid. Sekarang ini pasien sudah jarang mendapatkan radiasi pada bagian leher untuk
penyakit ringan, sehingga hubungan ini akan semakin jarang. Pasien yang diobati
karena karsinoma servikal umumnya ditindaklanjuti secara ketat, serta disarankan untuk
melakukan palpasi leher dan pengukuran hormon TSH setiap tahun.7-9
Risiko karsinoma tiroid tidak meningkat pada pasien yang diberikan
iodine131 untuk tujuan diagnostik dan terapi, akan tetapi perlu diperhatikan pemberian
iodine131 untuk pengobatan hipertiroidisme dapat menyebabkan sel-sel normal mati.
Kejadian karsinoma tiroid papiler yang meningkat pada anak-anak di Marshall Islands
setelah bom atom dan di Ukraina setelah kecelakaan nuklir Chernobyl menunjukkan
bahwa isotop radioaktif iodine, baik iodine

131

maupun isotop memiliki efek

tumorigenik langsung terhadap tiroid. Di Ukraina kejadian kanker tiroid mulai


meningkat empat tahun setelah kecelakaan tersebut.5,7

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

VI. PATOGENESIS
Etiologi karsinoma tiroid sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Radiasi eksogen diduga merupakan penyebab karsinoma tiroid. Radiasi eksogen dapat
mengakibatkan sel-sel mengalami mutasi DNA sebagai komponen dasar gen. Mutasi
yang terjadi pada DNA di dalam gen yang meregulasi siklus sel (pertumbuhan,
kematian dan pemeliharaan sel) akan menyebabkan penyimpangan siklus sel, dan salah
satu akibatnya adalah pembentukan kanker.10 Kanker disebabkan perubahan dalam
onkogen, gen supresor tumor (tumor suppressor gene) dan gen micro-RNA. Perubahanperubahan ini biasanya terjadi somatik, walaupun mutasi yang terjadi pada sel germinal
(germ-line) dapat berakibat predisposisi seseorang untuk menderita kanker herediter.
Onkogen terjadi melalui mutasi somatik proto-onkogen yang tidak memiliki
kemampuan transformasi yang merupakan gen-gen yang memegang peran kunci pada
proses pertumbuhan dan diferensiasi sel. Aktivasi proto-onkogen menjadi onkogen
dapat terjadi melalui perubahan struktural dalam gen, translokasi kromosom,
amplifikasi gen atau mutasi dalam berbagai elemen yang dalam keadaan normal
berfungsi mengontrol ekspresi gen bersangkutan.
Kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel ini yaitu
proto-onkogen yang mengalami mutasi disebut sebagai onkogen dimana protein yang
dikode akan bersifat overaktif (ras, bcl-2 dan cerb B-2) dan gen penekan tumor (tumor
suppressor gene = TSG), suatu protein yang berperan sebagai faktor pengendali
pertumbuhan sel (p53, p21, pRb dan Bax). Adanya overaktif onkogen menyebabkan
tidak terjadinya apoptosis melalui penghambatan pembukaan Pt pore (Permeabilitas
Transision pore) pada mitokondria sehingga gen menjadi immortal. Tumor suppressor
gen dikenal sebagai anti-onkogen karena berfungsi melakukan kontrol negatif
(penekanan) pada pertumbuhan sel atau menginduksi apoptosis. Gen p53 dan pRb
bekerja di dalam inti sel khususnya pada proses pengendalian siklus pembelahan sel.
P53 juga mengendalikan ekspresi p21 yang bekerja menghambat semua CDK (Cyclin
Dependent-protein Kinase). Selain itu p35 juga berfungsi mendeteksi kerusakan DNA,
mengiduksi reparasi DNA. Gabungan mutasi dari kelompok gen tersebut akan
menyebabkan kelainan siklus sel, akhirnya akan terjadi pertumbuhan sel yang tidak
diperlukan dan tanpa kontrol serta bersifat karsinogenesis.3,11,12
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

Karsinogenesis berlangsung lama dan dibagi tiga tahap yaitu inisiasi,


promosi dan progresi. Tahap inisiasi sudah terjadi perubahan permanen di dalam genom
sel akibat kerusakan DNA yang dapat dipicu oleh berbagai faktor antara lain radiasi,
radikal bebas maupun virus yang berakhir pada mutagenesis. Sel yang telah berubah ini
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sel normal di sekitarnya. Tahap inisiasi
berlangsung dalam satu sampai beberapa hari, diikuti tahap promosi, pada tahap ini sel
yang mengalami kerusakan (cacat) akan mengalami proliferasi dan diferensiasi serta
berkembang menjadi malignan. Tahap ini berlangsung lama bisa lebih dari sepuluh
tahun, suatu proses panjang yang disebabkan oleh kerusakan yang melekat dalam
materi genetik di dalam sel, terjadi instabilitas genetik yang menyebabkan perubahanperubahan mutagenik dan epigenetik. Proses ini akan menghasilkan klon baru sel-sel
tumor yang memiliki aktivitas proliferasi yang bersifat invasif dan potensi
metastasisnya meningkat. Metastasis dapat ke area sekitarnya misalnya ke kelenjar
limfe dan bagian tubuh lainnya misalnya ke paru. Pertumbuhan dalam jumlah yang
cukup besar akan mempengaruhi fungsi tubuh dan gejala-gejala kanker akan muncul.
Tahap terakhir ini berlangsung selama lebih dari satu tahun, sehingga seluruh
karsinogenesis dapat berlangsung selama dua puluh tahun.11,12

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

Gambar 2. Proses Mutasi Gen


Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010

VII.

MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan penderita datang disebabkan oleh karena pembesaran tiroid
atau dijumpainya nodul atau beberapa nodul. Lesi-lesi malignan dapat ditemukan pada
usia yang sangat muda hingga yang sangat tua, yang perlu diketahui adalah telah berapa
lama kelainan tersebut dijumpai dan apakah pertumbuhannya lambat, cepat atau timbul
secara tiba-tiba. Informasi ini merupakan diagnostik yang signifikan karena nodul atau
massa multipel yang tumbuh perlahan sedikit sekali yang menjadi malignan
dibandingkan dengan pembesaran nodul soliter yang berkembang dengan cepat.3-5,7,13
Biasanya nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri, apabila ditemukan nyeri
diagnosis banding yang harus dipertimbangkan adalah tiroiditis akut, tiroiditis subakut,
infark tumor sel Hrtle (jarang) dan Hashimoto tiroiditis.10,11

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

Sebagian besar keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang berat,
kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu.
Pada pasien dengan nodul tiroid yang besar, kadang disertai dengan adanya gejala
penekanan pada esofagus dan trakea.3-5,7
VIII.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali
keganasan jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan
minggu. Sebagian kecil pasien, khususnya pasien dengan nodul tiroid yang besar,
mengeluh adanya gejala penekanan pada esofagus dan trakea. Biasanya nodul tiroid
tidak disertai rasa nyeri, kecuali timbul perdarahan didalam nodul atau pada
tiroiditis akut. Keluhan lain pada keganasan yang mungkin ada adalah suara
2.

parau.3,14
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan fisis diarahkan pada kemungkinan adanya keganasan tiroid.
Pertumbuhan nodul yang cepat merupakan salah satu tanda keganasan tiroid,
terutama jenis karsinoma tiroid yang tidak berdiferensiasi (anaplastik). Tanda
lainnya adalah konsistensi nodul keras dan melekat ke jaringan sekitar, serta
terdapat pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher. Informasi yang
berhubungan dengan kecendrungan terjadi peningkatan karsinoma tiroid adalah: 3,14
1.
2.
3.
4.
5.

Keluhan suara parau, susah napas, batuk, disfagia


Riwayat radiasi pada saat kanak-kanak
Padat, keras, tidak rata dan terfiksir
Limfadenopati servikal
Riwayat keganasan tiroid sebelumnya

3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Thyroid Stimulating Hormone yang

diproduksi

kelenjar

hipofisis

merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan hormone tiroid.


Kadar hormone tiroid menurun, maka kadar TSH meningkat. Pemeriksaan TSH
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

menggunakan uji sensitif merupakan skrining awal yang direkomendasikan saat


dicurigai penyakit tiroid, dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan
antara hipotiroid, hipertiroid, dan pasien normal. Thyroid Stimulating Hormone
normal dapat menyingkirkan penyakit tiroid primer. Kadar TSH meningkat,
maka hal ini mengarah pada hipotiroid. Kadar TSH menurun, mengarah pada
hipertiroidisme.
b. Triiodotironin (T3) dan Tiroksin (T4) serum
Kadar TSH abnormal, pemeriksaan hormon T3 dan T4 perlu dilakukan
untuk menentukan derajat abnormalitas tiroid. Peningkatan kadar T3 dan T4
berhubungan

dengan

kadar

TSH

yang

rendah,

menunjukkan

suatu

hipertiroidisme, sedangkan peningkatan kadar TSH disertai kadar T4 yang


rendah menunjukkan hipotiroidisme.
c. Tiroglobulin serum (Tg)
Tiroglobulin merupakan protein yang diproduksi oleh jaringan tiroid normal,
mempunyai fungsi sintesis hormon tiroid yang diproduksi kelenjar tiroid dan
kadarnya dapat meningkat secara nyata pada pasien dengan karsinoma tiroid
aktif. Tiroglobulin lebih bermanfaat untuk karsinoma sel-sel yang memproduksi
hormon tiroid (papiler dan folikuler), dapat dipergunakan sebagai tumor marker
untuk monitoring diferensiasi karsinoma, ablasi total kelenjar tiroid karena
pembedahan subsequent radioiodine terapi. Kadar Tg yang terdeteksi
merupakan indikasi diferensiasi karsinoma tiroid yang berlanjut dan dapat
digunakan untuk monitoring inflamasi yang melibatkan kelenjar tiroid seperti
tiroiditis, walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kasinoma tiroid, namun
peningkatan Tg ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor
residif.3,15
d. Kalsitonin
Kalsitonin merupakan peptida dengan rangkaian 32 asam amino yang
disekresikan oleh sel C parafolikel kelenjar tiroid dan berperan dalam
metabolisme kalsium dalam tubuh. Pengambilan spesimen dalam keadaan
puasa, tidak lipemik atau hemolisis, pemeriksaan kalsitonin sangat tidak stabil
oleh sebab itu serum harus segera dipisahkan kurang dari 30 menit dan
dibekukan.3,5-7
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

e. Thyroid Peroxidase mRNA (TPO mRNA)


Thyroid Peroxidase (TPO) adalah enzim glikoprotein yang terikat membran
dengan berat molekul 107kD, ditemukan pada permukaan sel-sel follikular.
Thyroid Peroxidase diperlukan untuk mengkatalisis iodine menjadi intermediate
aktif dan merupakan tahapan penting pada sintesis hormon tiroid (T3 dan T4).
Thyroid Peroxidase mRNA diperiksa dengan Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction (RT-PCR) sehingga disebut sebagai TPO RT-PCR.
Saat ini TPO RT-PCR tidak dapat menggantikan teknik standar dalam diagnosis
rekurensi lokal atau sebaran metastasis pada pasien karsinoma tiroid, tetapi TPO
RT-PCR berkorelasi dengan status nodus limfe, grade dan kadar Tg serum untuk
pasien dengan penyakit non metastasis.3,5,7
f. RET protooncogene, calcitonin gene dan Carsinoembryonic Antigen (CEA)
gene
Karsinoma tiroid meduler berasal dari sel C kelenjar tiroid dan
mengekspresikan mRNA spesifik seperti yang ditranskripsikan dari RET
protooncogene, gen calcitonin dan gen untuk CEA yang sering tidak muncul
pada sel folikuler tiroid normal atau tumor follicular thyroid.3,5,7
g. Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Reseptor mRNA dan Tiroglobulin (Tg)
mRNA
Karsinoma tiroid yang mengandung reseptor TSH fungsional dan karsinoma
tiroid metastase yang terdiferensiasi dapat dideteksi dengan RT-PCR TSH-R dan
Tg mRNA. Dengan pengembangan Real-Time RT-PCR kuantitatif lebih lanjut,
pengukuran TSH-R mRNA dengan PCR akan menjadi lebih sensitif untuk
memantau karsinoma tiroid.3,5,7 Kadar serum dari TSH adalah 0,5-5 mU/L,
meningkat pada hipotiroidisme dan menurun pada hipertiroidisme.5,7
h. Bajah (Biopsi Aspirasi Jarum Halus)
Pada dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagai
prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor
tiroid.4
i. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan dengan:
a. Frozen Section
b. Pemeriksaan histopatologi jaringan operasi
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

10

Pada pemeriksaan secara mikroskopis dijumpainya invasi ke pembuluh darah


atau kapsul.4
4. Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada nodul tiroid tidak dapat menentukan jinak atau ganas,
tetapi dapat membantu mengarahkan dugaan nodul tiroid tersebut cenderung jinak atau
ganas.
a. Foto X-ray: untuk melihat obstruksi trakea karena penekanan tumor dan melihat
klasifikasi pada massa tumor, juga untuk melihat metastase ke paru dan tulang.
b. Barium Meal: untuk melihat adanya disfagi
c. USG: untuk membedakan tumor solid dan kistik
d. CT Scan: untuk melihat perluasan tumor
e. Scintigrafi: dengan menggunakan radioisotop dapat membedakan hotnodul dan
coldnodul, daerah coldnodul dicurigai tumor ganas.4,6
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Karsinoma tiroid perlu dibedakan dengan penyakit: Struma difus toksik dan
Hashimoto Tiroiditis. (Tabel 2)

Tabel 2. Diagnosis Banding Karsinoma Tiroid3,5,7

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

11

Struma Difus Toksik

Hashimoto Tiroiditis

Karsinoma Tiroid

Kekurangan intake
yodium
Hipermetabolisme:
palpitasi, tremor,
mudah lelah, diare,
berkeringat, takikardi,
ofthalmopati
Meningkat

Reaksi autoimun

Belum diketahui diduga


radiasi
Pembesaran kelenjar tiroid,
tahap lanjut terdapat
penekanan ke esofagus dan
trakea

Menurun

Normal/ meningkat

Menurun

Meningkat

Normal

Meningkat
Normal/ Meningkat

Normal/ Menurun
Meningkat

Normal
Meningkat

Anti-tiroid peroksidase
(Anti-TPO)
Kalsitonin

Meningkat

Meningkat

Normal

Normal

Normal

Tiroid peroksidase
mRNA (TPO mRNA)
TSH Reseptor mRNA
dan Tg mRNA

Meningkat (Meduler
karsinoma tiroid)
+

Etiologi
Manifestasi Klinik

Tiroksin (T3) dan


Triiodotironin (T4)
Thyroid Stimulating
Hormon (TSH)
Free Thyroxine (FT4)
Tiroglobulin serum (Tg)

IX.

Pembesaran kelenjar
tiroid, rasa penuh
dileher, lelah

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari terapi karsinoma tiroid adalah memperkecil resiko
rekurensi dan metastasis jauh, dalam hal ini menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas. Terapi yang dapat digunakan untuk penanganan penderita karsinoma tiroid
diantaranya adalah tiroidektomi, ablasi tiroid dengan iodine radioaktif, supresi TSH dan

radiasi eksterna.6,11
1. Operasi
Total atau near total thyroidectomy dianjurkan dilakukan untuk penderita karsinoma
tiroid dengan ukuran tumor >1- 1,5cm, ada nodul tiroid kontralateral, ada metastasis
regional atau metastasis jauh, riwayat karsinoma tiroid dalam keluarga atau ada riwayat
radiasi di daerah kepala leher, karena hampir 20-90% karsinoma tiroid tipe papiller dan
Hurthle cell cancer ditemukan ada metastasis ke kelenjar regional, maka central
compartment neck dissection perlu dipertimbangkan pada penderita sejenis ini.11
Pasien Papillary thyroid Carcinoma (PTC) dan Follicular Thyroid
Carcinoma (FTC) yang dilakukan total thyroidectomy harus dilakukan ablasi dengan
I131, tujuannya untuk menghancurkan sisa jaringan tiroid yang masih ada.11
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

12

2. Terapi Supresi TSH


Penderita karsinoma tiroid pasca operasi perlu diberikan terapi supresi TSH dengan
pemberian tiroksin. Dianjurkan kadar TSH mencapai < 0,1 mU/L, untuk penderita
dengan resiko rendah, apabila setelah satu tahun tidak ada tanda rekurensi maka kadar
tiroksin dapat diturunkan dan kadar TSH dipertahankan terus sekitar 0,1 mU/L selama
3-5 tahun setelah remisi dicapai. Thyroid Stimulating Hormone perlu ditekan karena
pada permukaan sel tiroid terdapat reseptor TSH yang dapat meningkatkan kecepatan
pertumbuhan sel, baik sel normal maupun sel karsinoma.11
3. Radioterapi
Radioactive Iodine, External Beam Radio therapy (EBRT) atau keduanya
mempunyai peranan dalam meningkatkan survival pada pasien yang tumornya tidak
bersih diangkat.8
4. Follow-up pasca operasi
Pasien karsinoma tiroid papiler dan folikuler yang telah dilakukan total tiroidektomi
dan ablasi tiroid perlu dilakukan follow-up dengan mengukur kadar Tg secara periodik
dan dilakukan I131 diagnostik whole body scan (WBS) sampai remisi komplit tercapai.
Pemeriksaan kadar Tg berperan sangat penting dalam follow-up penderita karsinoma
tiroid, terdeteksinya kadar Tg dalam darah menandakan karsinoma tiroid masih ada.
Kadar Tg dapat dipakai sebagai tumor marker dalam melakukan follow-up penderita.8,11

X. ALGORITME DIAGNOSIS

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

13

Hipotiroidisme primer

T4

Hipotiroidisme Subklinik

TSH

T4 Hipotiroidisme dimediasi TSH

Hiportiroksinemia Eutiroid
Penyakit nontiroidal berat

T4

Tidak ada tes lanjutan


(?) Ulangi tes lab

T4

Hipertiroksinemia Eutiroid

T4
Pasien lansia dapat meningkatkan risiko fibrilasi atrium
Hipertiroidisme subklinik

TSH *

RAIU**

T4

RAIU**

Sumber: Medscape, http://www.medscape.com

Ket: * TSH < 0,03 mU/L : indikasi tirotoksikosis


** Radioaktif Iodine Uptake I123 scan tiroid
*** Produksi dari bio-inaktif TSH menggunakan pemeriksaan radioimmunoassay
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

14

XI. PROGNOSIS
Secara umum prognosis penderita karsinoma tiroid sangat baik dengan
survival lebih dari 90%, namun demikian sepertiga dari penderita ini dapat mengalami
rekurensi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa prognosis ini berhubungan dengan
usia penderita, umur lebih dari 60 tahun mempunyai tingkat rekurensi dan kematian
yang lebih tinggi.12
Karsinoma tiroid papiler mempunyai angka survival yang lebih tinggi dari
tipe folikuler, adanya infiltrasi kejaringan sekitar akan membuat prognosis jadi jelek.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa ukuran tumor, jenis histopatologis dan kadar
Tg satu bulan pasca operasi merupakan faktor prognostik yang sangat penting untuk
penderita karsinoma tiroid.13
Bentuk yang paling umum (papiler dan folikuler) tumbuh secara perlahan
dan bisa berulang, namun jenis ini jarang berakibat fatal pada penderita dibawah 45
tahun. Bentuk meduler juga memiliki prognosis yang baik jika hanya mengenai kelenjar
tiroid saja dan prognosisnya menjadi buruk jika sudah menjadi karsinoma tiroid
anaplastik yang tumbuh dengan cepat dan responnya buruk terhadap radioterapi.3
XII.

RINGKASAN
Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan pada kelenjar tiroid dengan gejala
awal ditandai adanya pembengkakan kelenjar tiroid yang berbentuk nodul yang padat.
Tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar dengan berat sekitar 20 gram. Kelenjar
tiroid berbentuk kupu-kupu, mengandung dua lobus simetris pada setiap sisi midline,
dihubungkan oleh band sempit jaringan tiroid yang disebut isthmus. Setiap lobus
kelenjar tiroid mengandung banyak folikel. Folikel tiroid atau asinus adalah unit
struktural dan fungsional kelenjar tiroid. Sekresi hormon tiroid diatur oleh hormon TSH
(Thyroid Stimulating Hormon)/ Tirotropin yang disekresi oleh hipofisis. Thyroid
Stimulating Hormon akan memacu kelenjar tiroid untuk memproduksi dan
mendistribusikan hormon tiroid dalam bentuk T4 (Tiroksin) dan T3 (Triiodotironin).
Etiologi karsinoma tiroid sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Radiasi eksogen
diduga merupakan penyebab karsinoma tiroid. Diagnosis karsinoma tiroid dapat

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

15

ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang teliti, pemeriksaan


laboratorium dan diagnosis pasti dengan pemeriksaan fine needle aspiration baik
dengan atau tanpa bantuan USG.
Tujuan utama dari penanganan karsinoma tiroid adalah memperkecil resiko
rekurensi dan metastasis jauh, sehingga bisa menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas penderita. Banyak kombinasi terapi yang bisa digunakan untuk penanganan
penderita karsinoma tiroid diantaranya adalah tiroidektomi, ablasi tiroid dengan iodine
radioaktif, supresi thyrotropin dan radiasi eksternal. Prognosis penderita kanker tiroid
sangat baik dengan survival lebih dari 90%, namun demikian sepertiga dari penderita
ini dapat mengalami rekurensi.

DAFTAR PUSTAKA
1. How J, Tabah R. Explaining the increasing of differentiated thyroid cancer. CMAJ
2007. 177. 1383-4.
Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

16

2. Zidan J, Karen D, Stein M, Rosenblatt E, Basher W, Kuten A. Pure versus follicular


variant of papillary thyroid carcinoma. Clinical features, prognostic factors, treatment
and survival. Cancer. 2003. 97. 1181-5.
3. Soekimin H. 2004. Karsinoma Folikular Tiroid. Bagian Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. USU digital library.1-5. Akses: 3 februari
2011.
4. Imam S. 2007. Karsinoma Tiroid. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke4. Jilid III. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fak Kedokteran Universitas Indonesia.
1981-5.
5. Martin S, Maurice T, Philippe C, Gilbert S. 2008. Cancer of the Endocrine Glands.
Thyroid Cancer. In: Clinical Oncology. p. 648-60.
6. Sampepajung D. 2007. Thyroid Cancer. In: The Diagnose and The management.
Oncology Division. Department of Surgery Medical Faculty. Hasanuddin University.
1-7.
7. Martin DA, James OA, John EN, Michael BK, et al. 2004. Thyroid Cancer. In:
Clinical Oncology. Third Edition. Elsevier Churchill Livingstone.; 1612-22.
8. Baratawidjaja KG. 2006. Imunologi Kanker. Dalam: Imunologi Dasar. Edisi ke-7.
Gaya Baru Jakarta. 358-65.
9. Corwin EJ. 2007. Konsep Fisiologis Kanker. Dalam: Buku Saku Patofisiologi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 86-9.
10. Abbas AK. 2005. Immunity to Tumors. In: Cellular and Molecular Immunology. Ed
5th, Updated Ed. Elsevier Saunders,; 391-410.
11. Freeby M, Mc Connell RJ. Differentiated Thyroid Cancer. Common Oncol. 2007;197204.
12. Thomas VM. Evaluation of the Thyroid Nodul. Cancer control. 2000. Vol.7, No.3.
223-28. Accessed: 28 Februari 2011.
13. Hardjoeno, dkk. 2007. Tes Fungsi Tiroid. Dalam: Interpretasi Hasil Tes Laboratorium
Diagnostik. Hasanuddin University Press (LEPHAS). Cetakan kelima. 315-33.
14. Kresno SB. 2011. Onkogen dan Gen Micro-RNA. Dalam: Ilmu Dasar Onkologi.
Edisi Ke-2. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 44-88.
15. Kresno SB. 2007. Aspek Imunologi Tumor. Dalam: Imunologi Diagnosis dan
Prosedur Laboratorium. Edisi Ke-4. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 208-28.
16. Medscape. http://www.medscape.com

Karsinoma Tiroid_Referat Imunologi_Maret 2011

17

Anda mungkin juga menyukai