Anda di halaman 1dari 21

RESUSITASI CAIRAN

Oleh : Riza Rahmawati


Pembimbing : dr. Ristiawan Muji L., SpAn

Pendahuluan
Resusitasi cairan intravena adalah
komponen penting dalam anastesi dan
penanganan kegawatdaruratan.
Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan
volum intravaskular untuk menambah
cardiac output dan perfusi organ.
Kegagalan resusitasi pasien dengan
adekuat dapat berakibat pada multi-organ
disfunction syndrom dan kadang-kadang
kematian

Kompartemen Cairan

Pertukaran antar Kompartemen


Cairan
Intrasel
Intersisial
Oksigen, CO2, air, dan molekul yang larut
dalam lemak menembus membran sel
secara langsung
Kation seperti Na +, K +, dan Ca2+ tidak
dapat menembus membran dengan baik karena
potensial tegangan transmembran (yang positif
ke luar) diciptakan oleh Na + - K + pump. Oleh
karena itu, kation ini dapat menyebar hanya
melalui saluran protein spesifik

Intravaskular

Ekstravaskular

Dinding kapiler biasanya 0,5 m tebal, terdiri dari


satu lapisan sel endotel dengan membrana basalis.
Hanya zat yang larut dalam air dan memiliki berat
molekul rendah seperti Na, Cl, K, dan glukosa
dapat melewati celah antar endotel dengan
mudah.
Zat dengan berat molekul tinggi seperti protein
plasma menembus celah endotel dengan
buruk (kecuali di hati dan paru-paru, di mana
celah yang ada yang lebih besar).

Hipovolemi
Hipovolemi adalah kondisi dimana cairan
ekstraselular berkurang dan ketika
sudah sangat parah akan menampakkan
gambaran klinik berupa reduksi perfusi

jaringan (Al-Khafaji dan Webb, 2004).


Penurunan TD yang signifikan, hipotensi postural,
gelisah, bingung, ekstremitas dingin, pucat, sianosis,
pulsasi perifer berkurang, waktu CRT meningkat,
oliguria, turgor kulit menurun.

Klasifikasi Hipovolemi

Syok dibagi dalam empat kelas berdasarkan tanda dan gejalanya.


Meskipun didasarkan dari kehilangan darah, prinsip yang sama juga
berlaku pada hipovolemi dengan penyebab apapun .
Class I

Class II

Class III

Class IV

Blood loss (mL)

750

7501500

15002000

>2000

Blood loss (% of blood


volume)

15

1530

2040

>40

Heart rate (bpm)

<100

>100

>120

>140

Systemic blood
pressure

Normal

Normal

Decreased

Decreased

Pulse pressure
increased

Normal or

Decreased

Decreased

Decreased

Capillary refill test

Normal

Positive

Positive

Positive

Respiratory rate
(breaths/min)

1420

2030

3040

<35

Urine output (mL/hr)

>30

2030

515

Negligible

Mental status

Slightly anxious

Mildly anxious

Fluid replacement

Crystalloid

Crystalloid

Anxious and confused Confused and lethargic


Crystalloid and blood

Crystalloid and blood

Cairan Intravena
Kristaloid
Cairan kristaloid adalah cairan yang berisi ion
dengan berat molekul rendah (garam) dengan atau
tanpa glukosa sehingga kristaloid dapat dengan
cepat menyebar ke ruang interstitial, dan
terdistribusi ke seluruh ruang ekstraseluler.

75% didistribusikank ke ekstravaskular dan 25%


sisanya tetap di intravaskular.
Hanya dapat bertahan di intravaskular selama 20-30
menit.
Kristaloid : darah = 2 - 4:1

Ringer Laktat (Hartmanns solution)


Paling sedikit mempengaruhi komposisi cairan
ekstraseluler
Cairan yang paling fisiologis ketika tubuh membutuhkan
cairan yang banyak.
Laktat akan dikonversi oleh hati menjadi bikarbonat
dapat menjadi Buffer asidosis metabolik
Karena komposisinya, RL dihubungkan dengan kejadian
hiperkalemi pada pasien dengan acute kidney injury
atau CKD
Caira
n

Osmol Na
aritas (mmo
l/L)

K
(mmo
l/L)

Ca
(mmo
l/L)

Cl
(mmo
l/L)

Gluko
sa
(gram
/L

Lakta
t
(mmo
l/L)

Plasm
a

291

135145

4,5 - 5

2,22,6

94-111

1-2

RL

280,6

131

5,4

111

29

Bicar
bonat
(mmo
l/L)

Normal Salin (NaCl 0,9%)


Jika diberikan dalam volume besar akan
menyebabkan asidosis hiperchloremic dilusi
oleh karena kandungan klorida dan sodium yang
tinggi ( @ 154 mEq/L) juga rendahnya konsentrasi
bikarbonat plasma karena klorida yang tinggi.
Dipilih bila terdapat alkalosis metabolik
hypochloremic
Pengenceran PRC sebelum transfusi
Caira
n

Osmol Na
aritas (mmo
l/L)

K
(mmo
l/L)

Ca
(mmo
l/L)

Cl
(mmo
l/L)

Plasm
a

291

135145

4,5 - 5

2,22,6

94-111

NS

308

154

154

Gluko
sa
(gram
/L

Lakta
t
(mmo
l/L)
1-2

Bicar
bonat
(mmo
l/L)

D5W pengganti kekurangan air murni dan


sebagai cairan rumatan pada pasien dengan
pembatasan natrium

NaCl 3% terapi hiponatremia yang berat.


NaCl 3%-7,5% telah disetujui sebagai cairan
resusitasi pada pasien dengan syok hipovolemik
Cairan ini harus dimasukkan secara perlahan
(dianjurkan memasukan melalui CVC (central venous
catheter)) sebab dapat menyebabkan hemolisis

Cairan Intravena
Koloid
Cairan koloid, mengandung berat molekul
yang lebih tinggi seperti protein atau
polimer glukosa yang besar. Cairan
koloid dapat menjaga tekanan

onkotik dan menjaga cairan


intravascular. Dapat bertahan di
intavaskuler cukup lama yaitu 3-6 jam.
Koloid : darah = 1:1

Hetastarch (hydroxyethyl starch)


tersedia dalam 6% cairan dengan rata-rata bobot
molekular 450.000.
Hetastarch sangat efektif sebagai plasma
expander dan lebih murah dibanding albumin.
Hetastarch adalah nonantigenic dan jarang
menimbulkan reaksi anaphylactoid
Pada pemberian 0,5-1 L tidak didapatkan pengaruh
terhadap pembekuan dan waktu pendarahan
Caira
n

Osmol Na
aritas (mmo
l/L)

K
(mmo
l/L)

Ca
(mmo
l/L)

Cl
(mmo
l/L)

Gluko
sa
(gram
/L

Lakta
t
(mmo
l/L)

Plasm
a

291

135145

4,5 - 5

2,22,6

94-111

1-2

RL

280,6

131

5,4

111

29

Bicar
bonat
(mmo
l/L)

Gelatin dihubungkan dengan reaksi alergi


dimediasi oleh histamin
Albumin mahal, tidak mudah didapatkan
Dextran
memiliki efek antiplatelet,
jika diberikan melebihi 20 mL/kg per hari dapat
memperpanjang waktu perdarahan
kegagalan ginjal.
bersifat antigenik, telah dilaporkan terjadi reaksi
anaphylactic dan reaksi anaphylactoid baik yang
berat atau yang ringan.

Resusitasi Cairan,

karena

trauma :
Pertama harus dipastikan bahwa airway dan breathing

aman.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan resusitasi
Jika terdapat sumber perdarahan yang tampak, langsung
lakukan usaha untuk menghentikan perdarahan.
Cairan utama yang diberikan adalah kristaloid sebanyak
2-4x dari darah yang hilang karena kristaloid hanya
bertahan pada intravaskuler sebanyak 25% saja, sementara
75% sisanya menuju kompartemen ekstravaskuler
Pemberian tersebut diberikan sampai terjadi respon
hemodinamik yang adekuat
Jika pemberian cairan kristaloid sudah mencapai 3-4 L
namun hemodinamik pasien masih belum stabil, maka perlu
diberikan cairan kolloid

Resusitasi cairan,

non trauma:

Sepsis atau dehidrasi akibat muntah dan diare


Pertama dinilai terlebih dahulu berapa banyak cairan yang
hilang atau sesuai dengan derajat dehidrasi.
Perkiraan cairan yang hilang tersebut ditambahkan dengan
jumlah cairan rumatan berdasarkan berat badan dengan
perhitungan sebagai berikut:
10 kg pertama : 4ml/kgBB/jam
10 kg berikutnya : 2 ml/kgBB/jam
Berat badan sisanya : 1 ml/kgBB/jam

Kemudian diberikan cairan kristaloid sebanyak 20ml/kgBB dan


habis dalam 20-30 menit, lalu keadaan pasien dinilai ulang
Jika tidak ada perbaikan pemberian cairan dapat diulang lagi
sampai hemodinamik pasien stabil.
Setelah stabil, jumlah cairan sisa dari perhitungan sebelumnya,

50% sisa defisit + cairan rumatan diberikan selama 8


jam. Kemudian sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.

Resusitasi berhasil, jika :


Hemodinamik telah stabil;
TD, nadi, RR, CRT dalam batas
normal
Urin output >0,5cc/kgBB/jam

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai