Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kecuali rasa syukur atas kehadirat Allah swt hingga
saat ini penulis diberi kesempatan menumpahkan ide-idenya kedalam karya ilmiah ini, hanya
hidayah-Nya penulis dapat menyusun karya ilmiah ini hingga selesai. Begitu juga dengan rasulNya Muhammad saw, yang menjadi inspirasi hidup, pengukuh semangat penulis agar selalu
ingin menguak takbir alam sang pencipta.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1

Bapak Drs. Barlius, selaku Kepala SMAN 1 Padang.

Ibu Dra. Linda, selaku Guru Pembimbing.

Pada tulisan ini penulis telah mencarikan penyelesaian dalam permasalahan yang penulias
aturkan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan yang disebabkan
oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruksif sehingga dapat menyempurnakan karya tulis ini di masa yang
akan dating.

Padang, 5 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... .........i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................................1
Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................2
Pengertian Pancasila.............................................................................................................2
Ciri-ciri dan Sifat beserta Fungsi Pancasila.........................................................................2
Fungsi Pancasila...................................................................................................................2
Pelaksanaan Pengamalan Pancasila......................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................6
Pengamalan Pancasila...........................................................................................................6
Macam-macam Cara Pengamalan Pancasila........................................................................8
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................12
Kesimpulan..........................................................................................................................12
Saran....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang

Pada dasarnya pelajar didik untuk menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki
pemikiran yang luas, realities dan sistematis dalam menjalankan ketatanegaran. Akan tetapi,
rusaknya generasi penerus bangsa yang pada umunya di kalangan pelajar akan membuat
dampak negative yang amat besar, dan kurangnya pengamalan butir-butir pancasila sebagai
pencerminan nilai luhur membuat generasi muda pada pelajar berakibat buruk.
Sehingga pelajar akan dapat menjadi lebih anarkis atau premanisme dan akan lebih
berprilaku menyimpang dan mudah terpengaruh hal negatif. Oleh karena itu dalam makalah
ini akan dijelasakan bagaimana cara mengamalkan pancasila dalam kehidupan di kalangan
pelajar. Agar menjadi penerus generasi muda yang baik dan dapat mengharumkan nama
Negara.

B Tujuan

Lebih memahami cara pengamalan pancasila

Dapat mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta, panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Ciri-ciri dan Sifat beserta Fungsi Pancasila


Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bersifat:
a. Sistematis (rutun), tak boleh ditukar balikan urut-urutanya.
b. Kesatuan totalitas yang organis (utuh, manunggal dan senyawa).

C. Fungsi Pancasila
Pancasila diungkapkan dan merupakan pencerminan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa
Indonesia, yang dijiwai dan dipandang hidup bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai:
a. Dasar Negara Republik Indonesia
b. Filsafat Negara Republik Indonesia
c. Ideologi Negara Republik Indonesia
d. Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia

D. Pelaksanaan Pengamalan Pancasila


a. Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama dan
kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayanya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemarmelakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Persatuan Indonesia
1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan bernegara.

3. Cinta Tanah Air dan Bangsa


4. Bangsa sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan /
perwakilan
1. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
6. Musyawarah dilakuakan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tiunggi harkat dan martabat manusia serta nilainilai kebenaran dan keadilan
e. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasanaa kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga kesimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.

5. Suka member pertolongan kepada orang lain.


6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Mengharagai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengamalan Pancasila
i.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajak kita untuk takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, dan kita semua harus memiliki agama atau keyakinan. Selain itu, sila ke
1 ini mengajak kita untuk menjalin kerukunan dengan sikap saling hormat menghormati
dan saling toleransi terhadap antar pemeluk agama. Walaupun kita memiliki kepercayaan
yang berbeda, kita harus tetap menjaga kerukunan beragama antara pemeluk agama satu
dengan agama yang lainnya. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia ada 5 agama yang
diakui yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kita semua diharapkan hidup
ii.

berdampingan, dan dapat menjaga hubungan baik diantara pemeluk agama lainnya.
Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini mengajak kita
untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kita sebagai negara yang heterozigot harus
mengakui persamaan derajat dan hak hak asasi manusia serta menjunjung nilai nilai
kemanusiaan dan saling tolong menolong bila saudara-saudara kita yang sedang berada
dalam kesulitan. Di Indonesia banyak terdapat lembaga-lembaga yang dapat membantu
mereka, diantaranya ada Lembaga HAM yang membela hak asasi kita apabila ada yang

iii.

bersikap tidak adil kepada kita.


Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Bagi saya, sila ketiga ini benar benar
menggambarkan Pancasila, dengan semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika,
walaupun berbeda beda tapi tetap satu. Indonesia mempunyai bermacam macam adat
dan budaya, berjuta juta penduduk dan bemacam-macam suku tetapi kita harus bersatu
jika ada yang berniat menghancurkan atau menjajah Indonesia. Kita harus berani

membela negara untuk kepentingan negara. Mungkin untuk zaman sekarang kita tidak
perlu berperang menggunakan senjata, tapi dengan wawasan kita terutama dalam bidang
pertanian, kita dapat melawan negara lain. Mengharumkan nama bangsa Indonesia di
dunia. Kita juga harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Ini yang sering membuat bangsa Indonesia terpecah, contohnya adalah
suku A dan B yang mengatasnamakan suku mereka, mempermasalahkan yang seharusnya
iv.

dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.


Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Masih ada hubungannya dengan sila sila diatas,
mengapa menyelesaikan suatu masalah harus dengan cara kekerasan atau anarkis?
Bahkan untuk permasalahan yang dapat diselesaikan dengan cara musyawarah. Semua
masalah itu sebenarnya bisa kita selesaikan dengan cara kekeluargaan, bermusyawarah.
Menanyakan pendapat yang satu dan yang lainnya, dengan kepala dingin. Ini sebenarnya
pengamalan yang ingin disampaikan sila keempat, namun sangat sulit dilakukan.
Bermusyawarah untuk mendapatkan hasil yang mufakat dalam setiap pengambilan
keputusan, kita tidak boleh memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Kita harus
menghormati dan menghargai pendapat orang lain, berhati besar untuk menerima
keputusan apapun yang dihasilkan oleh musyawarah dan pastinya bekerjasama untuk
mempertanggungkan

v.

jawabkan

keputusan

tersebut

sehingga

kita

harung

mengesampingkan ego kita dahulu.


Sila kelima, Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan, suatu kata yang
sudah mulai langka di zaman sekarang ini. Yang salah dibela mati-matisn, yang benar
malah ditinggalkan begitu saja. Yang memiliki kesalahan besar mendapat human ringan

sedangkan yang memiliki kesalahan kecil atau tidak besar mendapat hukuman yang berat.
Dari pembahasan sebelumnya dapat dilihat bahwa negara kita sudah berkurang rasa
keadilan mereka. Banyak yang tidak diperhatikan hanya karena miskin atau tidak
berpendidikan atau berada di wilayah terpencil. Banyak orang yang sudah tidak membela
keadilan, mungkin karena materi atau mungkin memang karena sudah tidak peduli.
Walaupun sekarang sudah zaman emansipasi, namun masih banyak juga yang
memandang rendah terhadap kemampuan wanita. Padahal kemampuan wanita kadang
jauh lebih bagus dari pria. Kita juga harus lebih banyak belajar untuk menghargai dan
menghormati orang lain. Selain itu, untuk diri sendiri, kita juga harus dapat
menyeimbangkan antara hak dan kewajiban untuk diri kita.

B. Macam-macam Cara Pengamalan Pancasila


1. Dilihat dari segi jalurnya.
a. Jalur pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan Pancasila,
baik pendidikan formal (sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi) maupun
pendidikan nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat
erat kaitanya dengan kehidupan.
Dalam pendidikan formal semua tindak perbuatannya haruslah mencerminkan
nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus
ditanamkan dan dikembangkan sejak pelajar masih kecil, sehingga proses pendarahdagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang
mendukung. Lingkungan masyarakat juga turut menentukan sehingga harus dibina

dengan sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan


pengamalan Pancasila.
Melalui pendidikan inilah mhasiswa menyerap nilai-nilai moral Pancasila.
Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari
pemikiran dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran pelaksanaan pedomaan
pengamalan Pancasila adalah perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan
tempat tinggal masing-masing, maupun di lingkungan tempat menuntut ilmu
b. Jalur organisasi
Pengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen kampus. Organisasi
sosial pada kampus adalah wadah pemimpin-pemimpin muda dalam bidangnya
masing-masing sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga
segala unsur-unsur dalam organisasi seperti para anggota hmj, atau dpemf, atau bem,
dan sebagainya harus mengikuti pedoman pengamalan Pancasila agar berkepribadian
Pancasila tertanam. Sehingga organisasi dalam kampus unswagati berjalan dengan
baik sesuai prosedur yang ada.

2. Pengamalan Pancasila Secara Subjektif dan Objektif


a. Pengamalan Pancasila secara Objektif
Pengamalan pancasila yang obyektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi
dalam setiap penyelengaraan kampus, baik di bidang organisasi maupun non
organisasi. Dan semua bidang kampus unswagati terutama realisasinya dalam bentuk
peraturan kampus itu tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Tujuan, misi dan visi kampus harus memiliki beberapa arti yang tercantum dalam
nilai-nilai pancasila.
2. Aturan yang terdapat dalam kampus maupun dalam organisasi kampus harus
mengandung makna nilainilai pancasila.

b. Pengamalan Pancasila secara Subjektif


Pengamalan pancasila pengamalan pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan
dalam pribadi seseorang, warga negara, individu, penduduk, penguasa, dan orang
Indonesia. Pengamalan pancasila yang subyektif ini justru lebih penting dari
pengamalan yang karena pengamalan yang subyektif merupakan syarat pengamalan
pancasila yang obyektif (Notonegoro).
Dengan demikian pelaksanaan pancasila yang subyektif ini berkaitan dengan
kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu tiap pelajar untuk mengamalkan
pancasila. Dalam pengertian inilah akan terwujud jika suatu keseimbangan
kerohanian yang mewujudkan suatu bentuk kehidupan dimana kesadaran wajib taat
aturan sekolah telah berpadu menjadi kesadaran wajib moral. Sehingga dengan
demikian suatu perbuatan yang tidak memenuhi wajib melaksanakan pancasila.
Dalam pengamalan pancasila yang subyektif ini bilamana nilai-nilai pancasila telah
dipahami, diresapi, dan dihayati oleh seseorang pelajar maka orang itu telah memiliki
moral pancasila dan jika berlansung terus menerus sehingga melekat dalam hati
maka disebut dengan kepribadian pancasila.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam mengamalkan nilai pancasila dalam kehidupan sekolah bahwasanya
sangatlah penting. Sebagai mana kita ketahui pelajar di Indonesia sekarang mulai banyak
terjerumus dalam hal negative dalam menanggapi permasalahan, hal ini lah salah satu
contoh yang dapat merusak generasi penerus bangsa dan dapat merusak system
ketatanegaraan.
Oleh karena itu agar pelajar-pelajar menjadi pelajar pancasila, perlulah nilai-nilai
pancasila diterapkan dalam diri individu dan di seluruh kegitan sekolah, agar tercipta
suatu generasi yang dapat menjunjung tinggi nama baik sekolah dan menjadi warga
Negara pancasila.

Saran
Berdasarkan pada kesimpulan maka dalam hal ini penulis dapat memberikan saransaran sebagai berikut:
a

Dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila haruslah didasari dengan niat pada diri
individu masing-masing.

Dan disamping itu, penulis mengingatkan agar nilai-nilai pancasila diamalakan dengan
sebaik-baiknya agar kehidupan di sekolah menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

SyafeI Imam. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Deepublish.


Ismaun. 1978. Sila-Sila Pancasila. Malang: Labolatorium IKIP Malang
http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-pengertian-pancasila/
http://www.anneahira.com/pendidikan-pancasila.htm

Anda mungkin juga menyukai