METALURGI I
MODUL VII
ANALISIS SURFACE-ROUGHNESS
Praktikan:
Deara Putri Supriadi
123.15.013
Kelompok I
Asisten:
Maskuri Junaidi, S.T
Tanggal Praktikum:
9 Desember 2017
2017
Laboratorium Teknik Metalurgi I
A. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan yang dicapai adalah:
B. Dasar Teori
Non destructive testing merupakan uji tak merusak. Adalah penggunaan metode fisik
untuk menginspeksi cacat yang mungkin terdapat pada material, komponen ataupun rakitan
tanpa merusak kegunaan dari material tersebut. NDT digunakan dalam memantau kualitas :
a. Bahan baku yang digunakan dalam kontruksi produk.
1
Laboratorium Teknik Metalurgi I
dengan istilah permukaan mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil pemotongan secara
normal atau serong dari suatu penampang permukaan. Untuk mengukur dan menganalisis
suatu permukaan dalam tiga dimensi adalah sulit. Oleh karena itu, untuk mempermudah
pengukuran maka penampang permukaan perlu dipotong. Cara pemotongan biasanya ada
empat cara yaitu pemotongan normal, serong, singgung dan pemotongan singgung dengan
jarak kedalaman yang sama. Garis hasil pemotongan inilah yang disebut dengan istilah profil,
dalam kaitannya dengan permukaan. Dalam analisisnya hanya dibatasi pada pemotongan
secara normal.
Dengan melihat profil ini maka bentuk dari suatu permukaan pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi dua yaitu permukaan yang kasar (roughness) dan permukaan yang
bergelombang (waviness). Permukaan yang kasar berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur
dan terjadi karena getaran pisau (pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat dari pemakanan
(feed) pisau potong dalam proses pembuatannya. Sedangkan permukaan yang bergelombang
mempunyai bentuk gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur.
Gambar 7.2 Kekasaran, gelombang dan kesalahan bentuk dari suatu permukaan
2. Tingkat kedua : profil permukaan yang berbentuk gelombang. Penyebabnya antara lain
karena adanya kesalahan bentuk pada pisau (pahat) potong, posisi senter yang kurang tepat,
adanya getaran pada waktu proses pemotongan.
2
Laboratorium Teknik Metalurgi I
3. Tingkat ketiga : profil permukaan yang berbentuk alur (grooves). Penyebabnya antara lain
karena adanya bekas-bekas proses pemotongan akibat bentuk pisau potong yang salah atau
gerak pemakanan yang kurang tepat (feed).
4. Tingkat keempat : profil permukaan yang berbentuk serpihan (flakes). Penyebabnya antara
lain karena adanya tatal (beram) pada proses pengerjaan
Sedangkan gabungan dari karakteristik profil permukaan dari tingkat pertama sampai
tingkat keempat menghasilkan profil permukaan seperti gambar ini :
2. Parameter-parameter permukaan
Sebelum membicarakan parameter-parameter permukaan perlu dibicarakan terlebih
dulu mengenai profil permukaan.
Profil Geometris Ideal (Geometrically Ideal Profile)
Profil ini merupakan profil dari geometris permukaan yang ideal yang tidak mungkin
diperoleh dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam proses pembuatannya.
Bentuk dari profil geometris ideal ini dapat berupa garis lurus, lingkaran, dan garis lengkung.
3
Laboratorium Teknik Metalurgi I
Profil tengah adalah profil yang berada ditengah-tengah dengan posisi sedemikian
rupa sehingga jumlah luas bagian atas profil tengah sampai pada profil terukur sama dengan
jumlah luas bagian bawah profil tengah sampai pada profil terukur. Profil tengah ini
sebetulnya merupakan profil referensi yang digeserkan kebawah dengan arah tegak lurus
terhadap profil geometris ideal sampai pada batas tertentu yang membagi luas penampang
permukaan menjadi dua bagian yang sama yaitu atas dan bawah.
4
Laboratorium Teknik Metalurgi I
antara harga profil terukur dengan profil tengah. Menentukan kekasaran rata-rata (Ra) dapat
pula dilakukan secara grafis.
5
Laboratorium Teknik Metalurgi I
kekasaran permukaan benda uji. Prinsip kerja dari Surface Roughness adalah dengan
menggunakan transducer dan diolah dengan mikroprocessor.
Langkah – langkah pengerjaan dengan alat ini adalah :
1. Benda uji diletakkan pada meja datar.
2. Ujung dari dial indicator di set pada posisi stabil untuk melakukan pembacaan skala
tekanan tehadap permukaan benda uji
3. Tentukan seberapa panjang dari bagian benda ukur yang akan di uji kekasaran
permukaannya, nantinya panjang inilah yang akan di lewati oleh dial indicator.
4. Apabila dial indicator telah melakukan pengukuran sepanjang jarak yang kita tentukan,
nilai kekasaran permukaan akan tercatat, dan dapat dilihat dalam bentuk print out.
5. Sebelum dilakukan pengukuran, benda uji dan alat ukur telah diatur sehingga sedapat
mungkin tidak terdapat kesalahan dalam pengukuran.
D. Prosedur Percobaan
6
Laboratorium Teknik Metalurgi I
E. Data Percobaan
Grade 400
Rmax 5,709 µm
M-Speed 0,20 mm/s
Pc ± 5,0% - 4,0
Grade 1000
7
Laboratorium Teknik Metalurgi I
Grade 1500
Standarad
Ra 0,236 µm
ASME95
Cutoff 0,80 mm Rq 0,413 µm
Grade 2000
Standarad
Ra 0,152 µm
ASME95
Cutoff 0,80 mm Rq 0,213 µm
8
Laboratorium Teknik Metalurgi I
F. Pembahasan
Dalam pengujian kekerasan, parameter yang paling penting untuk dianalisis adalah
kekasaran rata-rata aritmetis (Ra).
Alat Surface Roughness yang digunakan adalah Surfcorner dengan standard ASME95.
Alat tersebut kemudian diletakkan dipermukaan sampel, dan diatur jarak dan kecepatan yang
diinginkan. Kemudian, alat tersebut dijalankan lalu alat tersebut akan bergerak sepanjang dan
secepat yang telah kita atur di Surfcorner. Setelah selesai, akan keluar output berupa data-
data yang didapat dalam bentuk print out. Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah, kita
ingin memperoleh sampel mana yang lebih memiliki tingkat kekasaran yang lebih rendah.
Karena semakin kasar permukaan suatu sampel, maka dalam proses machining akan lebih
besar memakan permukaan sampel. Hal tersebut tidak diinginkan karena hasil yang didapat
akan buruk dan rusak.
Kelebihan SR :
Kekurangan SR :
9
Laboratorium Teknik Metalurgi I
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Kekasaran%20Permukaan (Diakses
pada 22 Desember 2017.)
International Atomic Energy Agency. “Liquid Penetrant and Magnetic Particle Testing at
Level 2”. Vienna, Austria. 2000
10