Oleh:
Kelompok 3
Anggota (NIM) :
⚫ Audi Prasetya Bagdja (123.15.001)
⚫ Titus Christoper (123.15.010)
⚫ Roziq Fatihkhatur Rizal (123.15.015)
⚫ Deara Putri Supriadi (123.15.013)
⚫ Zheldy Yonathan (123.15.015)
⚫ Fhadli Batubara (123.15.017)
Tanggal Praktikum
12 Mei 2018
Nama Asisten
Raden Reza Rizkiansyah, ST., MT.
Aris Nurdiansyah (123.14.010)
Kartika Meisalina (123.15.029)
BAB I
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Salah satu metode pemrosesan logam yang banyak dilakukan di industri manufaktur
adalah pengerolan logam. Pembuatan baja modern dan produksi logam ferro, nonferro, maupun
paduan secara umum melibatkan kombinasi pengecoran kontinu dengan proses rolling
(Kalpakjian,2009). Tujuan utama proses pengerolan logam adalah untuk mereduksi ketebalan
logam yang akan di rol. Proses ini dapat dilakukan pada logam temperatur panas (hot rolling)
maupun temperatur dingin (cold rolling) tergantung dari aplikasinya.
Proses deformasi dengan cara pengerolan memberikan pengaruh terhadap
kekerasan yang merata pada Tembaga. Dalam proses pengerolan maka material yang
melalui alat pengerol akan memiliki kekerasan yang merata karena pada saat mengerol
tekanan pada tiap titik akan sama. Dalam hal ini proses pengerolan akan lebih unggul
dalam kekerasan yang merata.
II. Tujuan Praktikum
- Mengetahui jenis proses pembentukan logam
- Mengetahui perubahan sifat mekanik dan struktur mikro akibat proses pengerjaan
dingin.
- Mengetahui parameter yang berperan pada proses pembentukan logam.
Laboratorium Teknik Material
BAB II
DASAR TEORI
Pengerolan merupakan proses mendeformasi plastis logam dengan gaya
kompresi antara 2 rol yang berputar konstan. Gaya ini akan mereduksi ketebalan logam
dan mempengaruhi struktur butirnya. Reduksi ketebalan ini dapat diukur dengan
melihat perbedaan ketebalan sebelum dan sesudah reduksi. Selama operasi pengerolan
logam, bentuk geometri benda kerja berubah tapi volumenya tetap sama.
Pada proses pengerolan logam terdapat dua gaya yang bekerja, yaitu gaya radial (Pr) dan
gaya tangensial (F). Arah gaya radial keluar bidang lingkaran pada roll sedangkan arah
gaya tangensial tegak lurus terhadap gaya radial.
Laboratorium Teknik Material
BAB III
DATA PERCOBAAN
Beban
P (N) ΔL (mm)
(kg)
14 139,9 0,1
21 209,9 0,2
71 699,7 0,3
157 1539,4 0,4
200 1959,2 0,5
271 2658,9 0,6
328 3218,7 0,7
400 3918,4 0,8
443 4338,3 0,9
500 4898 1
543 5317,9 1,1
585 5737,7 1,2
643 6297,5 1,3
728 7137,1 1,4
828 8116,8 1,5
Laboratorium Teknik Material
30
20 engineering
10 TRUE
0
0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016
Strain
40
30
Stress
20
10
0
0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016
Strain
Laboratorium Teknik Material
kekerasan
100
98
Kekerasan rata-rata
96
94
92
90
88 y = 17,537x + 85,964
86 R² = 0,9152
84
82
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Reduksi
94
92
90
88
86
84
82
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Reduksi Area
Stress
1,032370704 -2,29837177 1
y = 1,6527x + 4,7391
1,165429581 -2,219408548 R² = 0,9504 0,5
1,248843285 -2,152679599
1,334706326 -2,094905312 0
-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
1,379351477 -2,043970267
Strain
1,432484581 -1,998430074
1,468639437 -1,957254504
1,502070147 -1,919682879
1,542933093 -1,885137528
1,597718876 -1,85316942
6 0,5 0,255 4,517 1,771 0,3015 0,3717 0,0701 0,1858 181,618 46834,132
7 0,6 0,32 5,060 1,581 0,3717 0,4673 0,0956 0,2336 229,679 58820,453
8 0,8 0,385 5,550 1,441 0,4673 0,5959 0,1286 0,2979 294,737 75912,432
9 0,7 0,335 5,177 1,545 0,5959 0,7231 0,1272 0,3615 359,429 92096,897
11 0,6 0,29 4,817 1,661 0,7231 0,8480 0,1249 0,4240 423,243 108499,776
12 0,5 0,26 4,561 1,754 0,8480 0,9750 0,1270 0,4875 488,381 125783,435
13 0,6 0,275 4,690 1,706 0,9750 1,1295 0,1546 0,5648 567,961 145859,073
14 0,9 0,44 5,933 1,348 1,1295 1,4408 0,3113 0,7204 729,017 189601,281
Laboratorium Teknik Material
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada praktikum ini, spesimen yang digunakan adalah pelat tembaga. Spesimen terlebih
dahulu diukur dimensi dan kekerasannya sebelum dilakukan proses pengerolan. Uji keras ini
bertujuan untuk menentukan nilai kekerasan pada tembaga yang di cold rolling. Pada
praktikum pengerollan ini kami menggunakan alat Rockwell tipe E yang dikalibrasi. Diameter
roll = 80mm. Spesimen yang di uji adalah logam tembaga dengan panjang awal 99.12mm dan
kekerasan awal 76 HRE yang di cold rolling hingga ketebalannya tereduksi 75%. Data yang di
peroleh berupa dimensi spesimen, voltase yang diukur menggunkan Sanwa Digital Multimeter,
dan HRE.
Pelat hasil pengerolan sering tidak lurus dan tebalnya tidak seragam, Karena tidak
mungkin suatu material bersifat homogeny sehingga perubahan panjang atau elongasinya pun
akan sulit untuk seragam. Hal lain yang menyebabkan hal ini yaitu pasti akan terjadi deformasi
pada roll yang menyebabkan deformasi pada benda kerja juga berubah. Yang menyebabkan
tebal pelat tidak seragam adalah deformasi roll dan ketidak sejajaran roll.
Pada saat proses pengerollan kecepatan tidak mempengaruhi gaya, namun dengan
kecepatan yang tinggi membuat daya akan semakin tinggi pula. Hal tersebut terjadi antara cold
rolling dan hot rolling.
Dari gambar struktur mikro benda kerja (kiri-kanan : 25%, 50%, 75%, annealing) dapat dilihat
dengan jelas peristiwa strain hardening yang terjadi pada proses pengerolan. Struktur mikro
benda kerja semakin pipih. Hal ini menyebabkan kekuatan dan kekerasan benda meningkat
tetapi keuletannya menurun. Setelah dilakukan proses annealing dapat dilihat struktur mikro
benda kembali ke asalnya. Hal ini menyebabkan efek-efek dari strain hardening hilang.
Laboratorium Teknik Material
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Parameter pada proses pengerolan adalah: dimeter roll, tegangan alir material,
gesekan antar roll dnegan benda kerja serta ada tidaknya front tension dan back
tension.
b. Logam yang telah mengalami proses cold rolling akan menjadi lebih kuat dank
eras akibat adanya strain hardening.
2. Saran
a. Sebaiknya praktikan mengikuti semua proses percobaan sehingga lebih
memahami bagaimana data tersebut diperoleh
b. Praktikan diberi kesempatan untuk melakukan proses pengerolan.
c. Lebih saling berinteraksi antara teknisi dengan praktikan (memberikan info).
d. Sebelum pelat tembaga masuk mesin roll, ujung pelat diusahakan ditekan agar
pelat tetap tegak lurus mesin roll dan agar tidak terjadi cacat gelombang.
Laboratorium Teknik Material
DAFTAR PUSTAKA
Dieter, G.E. 1986. Mechanical metallurgy (Second Edition). New York: Mc graw-
Perangin-angin, R. 1985. Perancangan dan Pembuatan Load Cell untuk Mesin Roll.
ITB: Jurusan Teknik Mesin
Laboratorium Teknik Material
LAMPIRAN