Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

BAB IV
PENGUKURAN VARIASI

4.1 Tujuan Pratikum


1. Agar pratikan mampu menggunakan Surface Roughness Tester dengan baik dan benar.
2. Agar praktikan mampu memahami dan mampu menentukan pengukuran kekasaran suatu
material.
3. Agar pratikan memahami dan mampu menganalisa tingkat kekasaran rata-rata permukaan
berdasarkan proses pengerjaannya pada suatu material.

4.2 Tinjauan Pustaka


4.2.1 Pengukuran Kedataran, Kelurusan Dan Kerataan
4.2.1.1 Kedataran (flatness)
Kedataran adalah “datar air” atau horisontal, gaya tarik bumi (gravitasi) dianggap tegak
lurus terhadap bidang yang datang air (Rochim, 2006,p.349).

Gambar 4.1 Waterpass


Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Brawijaya (2020)

4.2.1.2 Pengukuran Kelurusan


Kelurusan adalah suatu permukaan benda dikatakan lurus apabila bidang permukaan
tersebut berbentuk garis lurus yang seandainya digambarkan dalam bentuk garis. Artinya
demikian, suatu benda yang diperiksa kelurusan permukaannya dalam panjang tertentu,
ternyata dalam pemeriksaannya tidak dtemukan adanya penyimpangan bentuk ke arah
horizontal maupun vertikal yang berarti dapat dikatakan permukaan benda tersebut adalah
lurus. Beberapa peralatan ukur yang bisa digunakan antara lain adalah mistar baja (steelrule),
jam ukur dan autokolimator (Rochim, 2006,p.349).

Laporan Praktikum Metrologi Industri 79


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

Gambar 4.2 Autokolimator


Sumber : Rochim, (2006,p.353)

4.2.1.3 Pengukuran Kerataan


Kerataan adalah keadaan dimana permukaan memiliki bentuk yang sama tanpa ada
perbedaan tinggi antara satu titik dengan titik lain. Suatu bidang rata teoritis dapat dibuat
dengan menggeserkan suatu garis lurus diatas dua buah garis yang sejajar (dua garis tepi).
Garis lurus tersebut dinamakan sebagai “garis pembentuk”. Jadi, pada suatu bidang rata
dapat diimajinasikan garis-garis pembentuk yang sejajar yang tidak terhingga banyaknya
(Rochim, 2006,p.34).

4.2.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan


American Society of Tool dan Manufacturing Engineers (ASTME) mendefinisikan
kekasaran sebagai penyimpangan yang lebih halus dalam tekstur permukaan, termasuk
penyimpangan yang dihasilkan dari tindakan yang terjadi pada proses produksi. Jarak
kekasaran adalah jarak antara puncak atau punggung puncak yang berurutan yang
membentuk pola kekasaran yang dominan. Tinggi kekasaran adalah deviasi rata-rata
aritmatika yang dinyatakan dalam mikrometer dan diukur tegak lurus terhadap garis tengah
(Raghavendra,2013, p.219).
• Penyebab penyimpangan pada permukaan
1. Goresan hasil dari pemakanan alat potong
2. Gelombang halus pada benda kerja karena getaran yang disebabkan selama
operasi proses manufaktur
3. Material benda kerja yang patah selama proses pemotongan logam
4. Deformasi pada benda kerja karena gaya pemotongan
5. Penyimpangan alat permesinan seperti kurangnya kestabilan permesinan
(Raghavendra. 2013, p.218)

80 Laporan Praktikum Metrologi Industri


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

Waviness adalah kesalahan dalam bentuk karena geometri yang salah dari alat yang
memproduksi permukaan. Di sisi lain, kekasaran dapat disebabkan oleh masalah seperti
pemakanan pahat di mesin yang dianggap sempurna secara geometris. Jarak gelombang
adalah lebar antara puncak gelombang atau lembah berurutan. Ketinggian waviness adalah
jarak dari puncak ke lembah (Raghavendra,2013, p.219).

Gambar 4.3 Waviness


Sumber : Raghavendra (2013,p.218)

• Profil dan Surface Texture


Surface texture umumnya dipahami sebagai penyimpangan berulang atau acak dari
permukaan nominal yang membentuk pola permukaan. Tekstur permukaan meliputi
kekasaran, waviness, lay, dan cacat (Raghavendra, 2013, p.219).
Profil didefinisikan sebagai kontur bagian mana pun melalui permukaan (Makwana,
2019, p.8.5).

Laporan Praktikum Metrologi Industri 81


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

• Macam-macam Profil Permukaan


1. Profil Geometris Ideal
Profil ini merupakan profil dari geometris permukaan yang ideal yang tidak
mungkin diperoleh, dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam proses
pembuatannya. Bentuk dari profil geometris ideal ini dapat berupa garis lurus,
lingkaran, dan garis lengkung (Wijaya, 2018,p.97).
2. Profil Referensi
Profil ini digunakan sebagai dasar dalam menganalisis karakteristik dari suatu
permukaan. Bentuknya sama dengan bentuk profil geometris ideal, tetapi tepat
menyinggung puncak tertinggi dari profil terukur pada panjang sampel yang diambil
dalam pengukuran (Wijaya, 2018,p.97).
3. Profil Terukur
Profil terukur adalah profil dari suatu permukaan yang diperoleh melalui proses
pengukuran. Profil inilah yang dijadikan sebagai data untuk menganalisis karakteristik
kekasaran permukaan produk permesinan (Wijaya, 2018,p.97).
4. Profil Dasar
Profil dasar adalah profil referensi yang digeser kebawah hingga tepat pada titik
paling rendah pada profil terukur (Wijaya, 2018,p.98).
5. Profil Tengah
Profil tengah adalah profil yang berada ditengah-tengah dengan posisi sedemikian
rupa sehingga jumlah luas bagian atas profil tengah sampai pada profil terukur sama
dengan jumlah luas bagian bawah profil tengah sampai pada profil terukur. Profil
tengah ini sebetulnya merupakan profil referensi yang digeser kebawah dengah arah
tegak lurus terhadap profil geometris ideal sampai pada batas tertentu yang membagi
luas penampang permukaan menjadi dua bagian yang sama yaitu atas dan bawah
(Wijaya, 2018,p.98). Untuk lebih memperjelas dimana posisi dari profil yang sudah
dijelaskan dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini :

82 Laporan Praktikum Metrologi Industri


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

Gambar 4.4 Profil suatu permukaan


Sumber : Munadi, (2011,p.227)

• Parameter Kekasaran Permukaan.


Menurut Munadi, (2011,p.227), adapun parameter kekasaran permukaan adalah
sebagai berikut :
1. Kedalaman Total (Peak to Valley), Rt,
Kedalaman total adalah besarnya jarak dari profil referensi sampai dengan profil
dasar. Satuannya adalah dalam mikron (Wijaya, 2018,p.98).
2. Kedalaman Perataan (Peak to Mean Line), Rp
Kedalaman perataan (Rp) merupakan jarak rata-rata dari profil referensi sampai
dengan profil terukur. Bila juga dikatakan bahwa kedalaman perataan merupakan jarak
antara profil tengah dengan profil referensi (Wijaya, 2018,p.99).

Gambar 4.5 Kedalaman total dan kedalaman perataan


Sumber : Munadi, (2011,p.227)

Laporan Praktikum Metrologi Industri 83


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

3. Kekasaran Rata-rata Aritmetis (Center Line Average, CLA), Ra


Nilai Ra adalah standar umum untuk mengukur kekasaran permukaan. Ini
didefinisikan sebagai tinggi rata-rata dari garis rata-rata semua ordinat permukaan.
Menariknya, empat negara (AS, Kanada, Swiss, dan Belanda) secara eksklusif
mengadopsi nilai Ra sebagai standar untuk mengukur kekasaran permukaan. Semua
negara lain telah memasukkan metode penilaian lain selain metode Ra. Misalnya,
Prancis memiliki tujuh standar tambahan. Harus disebutkan di sini bahwa nilai Ra
adalah indeks untuk perbandingan tekstur permukaan dan bukan dimensi. Nilai ini
selalu jauh lebih sedikit daripada ketinggian puncak ke lembah. Ini umumnya
merupakan pilihan populer karena mudah dipahami dan diterapkan untuk tujuan
pengukuran (Raghavendra,2013, p.220).
𝐴1+𝐴2+⋯+𝐴𝑁
𝑅𝑎 = (µm) ............................................................................... (4-1)
𝐿

Menentukan kekasaran rata-rata (Ra) dapat pula dilakukan secara grafis. Adapun
caranya adalah sebagai berikut:
Pertama, gambarkan sebuah garis lurus pada penampang permukaan yang
diperoleh dari pengukuran (profil terukur) yaitu garis X – X yang posisinya tepat
menyentuh lembah paling dalam, gambar 4.6.
Kedua, ambil sampel panjang pengukuran sepanjang L yang memungkinkan
memuat sejumlah bentuk gelombang yang hampir sama.
Ketiga, ambil luasan daerah A di bawah kurva dengan menggunakan planimeter
atau dengan metode ordinat. Dengan demikian diperoleh jarak garis center C – C
terhadap garis X – X secara tegak lurus.
Keempat, sekarang diperoleh suatu garis yang membagi profil terukur menjadi
dua bagian yang hampir sama luasnya, yaitu luasan daerah di atas (P1+ P2+... dan
seterusnya) dan luasan daerah di bawah (Q1+ Q2 +... + dan seterusnya).

Gambar 4.6 Menentukan kekasaran rata-rata, Ra


Sumber : Raghavendra, (2013,p.221)

84 Laporan Praktikum Metrologi Industri


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

Gambar 4.7 Kekasaran rata-rata, Ra


Sumber : Munadi, (2011,p.228)

4. Kekasaran Rata-rata Dari Puncak ke Lembah, Rz


Kekasaran rata-rata dari puncak ke lembah, Rz sebetulnya hampir sama dengan
kekasaran rata-rata aritmetis Ra, tetapi cara menentukan Rz adalah lebih mudah
daripada menentukan Ra, Gambar 4.18. menunjukkan cara menentukan Rz. Sampel
pengukuran diambil sejumlah profil yang memuat, misalnya 10 daerah yaitu 5 daerah
puncak dan 5 daerah lembah (Wijaya, 2018,p.100).

Gambar 4.8 Kekasaran rata-rata dari puncak ke lembah


Sumber : Munadi, (2011,p.229)
Kemudian buat garis lurus horizontal di bawah profil permukaan. Tarik garis
tegak lurus dari masing-masing ujung puncak dan lembah ke garis horizontal. Dengan
cara ini maka diperoleh harga Rz yang besarnya adalah:
1 1 1000
𝑅𝑧 = 5 (𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅5 + 𝑅7 + 𝑅9 + 𝑃𝑎 ) − 5 (𝑅2 + 𝑅4 + 𝑅6 + 𝑅8 + 𝑅1 ) . 𝑉𝑣
........... (4-3)

Laporan Praktikum Metrologi Industri 85


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

• Penulisan kekasaran permukaan

Gambar 4.9 Penulisan kekasaran permukaan


Sumber : Raghavendra (2013,p.222)

• Surface Roughness Tester / Profilo Meter


Pengukuran kekasaran permukaan diperoleh dari sinyal pergerakan stylus berbentuk
diamond untuk bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan sebagai alat indicator
pengukur kekasaran permukaan benda uji. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan
menggunakan transducer dan diolah dengan mikroprocessor. Roughness Tester dapat
digunakan di lantai di setiap posisi, horizontal, vertikal atau di mana pun.
Ketika mengukur kekasaran permukaan dengan roughness meter, sensor
ditempatkan pada permukaan dan kemudian meluncur sepanjang permukaan seragam
dengan mengemudi mekanisme di dalam tester.

Gambar 4.10 Surface roughness tester


Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Brawijaya (2020)

86 Laporan Praktikum Metrologi Industri


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

4.3 Metode Praktikum


4.3.1 Alat dan Bahan
1. Hand Gloves

Gambar 4.11 Hand gloves

2. Benda Kerja

Gambar 4.12 Benda kerja


Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Brawijaya (2020)

3. Height Gauge

Gambar 4.13 Height gauge


Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Brawijaya (2020)

Laporan Praktikum Metrologi Industri 87


Semester Genap 2021/2022
KELOMPOK 00 PENGUKURAN VARIASI

4. Surface Roughness Tester

Gambar 4.14 Surface roughness tester SJ-210


Sumber : Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Brawijaya (2020)

Spesifikasi Surface Roughness Tester


• Merk : Mitutoyo
• Type : SJ 210
• Tahun : 2013
• Ketelitian : 0,02 µm

4.3.2 Prosedur Pengujian


1. Gunakan Hand Gloves
2. Keluarkan Surface Roughness Tester dari tempatnya
3. Periksalah bagian-bagain alat ukur beserta kelengkapannya
4. Pasangkan Drive Unit pada Surface Roughness Tester ke Height Gauge
5. Letakkan Stylus tepat pada permukaan benda ukur hingga indikator pada Surface
Roughness menunjukkan pada titik tengah dengan cara menaikan dan menurunkan Height
Gauge
6. Pilih berapa jarak yang diukur pada layar surface roughness tester, kita mengukur dengan
jarak 0,5 ,p. 1 ,p. 1,5
7. Pilih tombol start
8. Catat nilai yang terbaca, Setelah selesai pengukuran kembalikan Surface Roughness
Tester ke tempat semula dengan rapi

4.3.2 Gambar Spesimen


(Terlampir)

88 Laporan Praktikum Metrologi Industri


Semester Genap 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai