Anda di halaman 1dari 15

Pengukuran Variasi

BAB IV
PENGUKURAN VARIASI

4.1 Tujuan Pratikum


1. Agar pratikan mampu menggunakan Surface Roughness Testerdengan Height Gauge
dengan baik dan benar.
2. Agar praktikan mampu memahami dan mampu menentukan pengukuran kekasaran
suatu material.
3. Agar pratikan memahami dan mampu menganalisa tingkat kekasaran rata-rata
permukaan berdasarkan proses pengerjaannya pada suatu material.

4.2 Tinjauan Pustaka


4.2.1 Pengukuran Kedataran, Kelurusan Dan Kerataan
4.2.1.1 Pengukuran Kedataran (flatness)
Kedataran adalah “datar air” atau horisontal, gaya tarik bumi (gravitasi) dianggap tegak
lurus terhadap bidang datar air. (Rochim, 2001, p.349)

Gambar 4.1 Waterpass


Sumber: Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FT-UB(2018)

4.2.1.2 Pengukuran Kelurusan


Kelurusan adalah suatu permukaan benda dikatakan lurus apabila bidang permukaan
tersebut berbentuk garis lurus yang seandainya digambarkan dalam bentuk garis. Artinya
demikian, suatu benda yang diperiksa kelurusan permukaannya dalam panjang tertentu,
ternyata dalam pemeriksaannya tidak dtemukan adanya penyimpangan bentuk ke arah
horizontal maupun vertikal yang berarti dapat dikatakan permukaan benda tersebut adalah
lurus. Beberapa peralatan ukur yang bisa digunakan antara lain adalah mistar baja (steelrule),
jam ukur dan autokolimator. (Rochim, 2001, p.349)

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 82


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

Gambar 4.2 Autokolimator


Sumber: Munadi (1980,p.215)

4.2.1.3 Pengukuran Kerataan


Kerataan adalah keadaan dimana permukaan memiliki bentuk yang sama tanpa ada
perbedaan tinggi antara satu titik dengan titik lain. Suatu bidang rata teoritis dapat dibuat
dengan menggeserkan suatu garis lurus diatas dua buah garis yang sejajar (dua garis tepi).
Garis lurus tersebut dinamakan sebagai “garis pembentuk. Jadi, pada suatu bidang rata dapat
diimajinasikan garis-garis pembentuk yang sejajar yang tidak terhingga banyaknya. (Rochim,
2001, p.34)

4.2.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan


Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah permukaan
halus dalam prakteknya memang tidak mungkin untuk mendapatkan suatu komponen yang
permukaannya, betul-betul halus, Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya
faktor manusia (operator) dan faktor-faktor dari mesin-mesin yang digunakan untuk
membuatnya. Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi terus berusaha membuat
peralatan yang mampu membentuk permukaan komponen dengan tingkat kehalusan
yang cukup tinggi menurut standar ukuran yang berlaku dalam metrologi yang
dikemukakan oleh para ahli pengukuran geometris benda melalui pengalaman penelitian.
(Munadi, 1980, p.223)
 Permukaan dan Profil
Menurut istilah keteknikan, permukaan adalah suatu batas yang memisahkan benda
padat dengan lingkungan luar kebanyakan dari besi atau logam. Kadang-kadang ada
istilah lain yang berkaitan dengan permukaan yaitu profil. Istilah profil sering disebut

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 83


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

dengan istilah lain yaitu bentuk. Profil atau bentuk yang dikaitkan dengan istilah
permukaan mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil pemotongan secara normal atau
serong dari suatu penampang permukaan. (Munadi, 1980,p.226)

Gambar 4.3 Permukaan dan profil


Sumber: Munadi (1980, p.226)

Gambar 4.4 Permukaan dan profil


Sumber: Munadi (1980, p.226)

 Macam-macam Profil Permukaan


1. Profil Geometris Ideal
Profil ini merupakan profil dari geometris permukaan yang ideal yang tidak
mungkin diperoleh, dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam proses
pembuatannya. Bentuk dari profil geometris ideal ini dapat berupa garis lurus,
lingkaran, dan garis lengkung

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 84


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

2. Profil Referensi
Profil ini digunakan sebagai dasar dalam menganalisis karakteristik dari suatu
permukaan. Bentuknya sama dengan bentuk profil geometris ideal, tetapi tepat
menyinggung puncak tertinggi dari profil terukur pada panjang sampel yang diambil
dalam pengukuran.
3. Profil Terukur
Profil terukur adalah profil dari suatu permukaan yang diperoleh melalui proses
pengukuran. Profil inilah yang dijadikan sebagai data untuk menganalisis karakteristik
kekasaran permukaan produk permesinan.
4. Profil Dasar
Profil dasar adalah profil referensi yang digeser kebawah hingga tepat pada titik
paling rendah pada profil terukur.
5. Profil Tengah
Profil tengah adalah profil yang berada ditengah-tengah dengan posisi sedemikian
rupa sehingga jumlah luas bagian atas profil tengah sampai pada profil terukur sama
dengan jumlah luas bagian bawah profil tengah sampai pada profil terukur. Profil
tengah ini sebetulnya merupakan profil referensi yang digeser kebawah dengah arah
tegak lurus terhadap profil geometris ideal sampai pada batas tertentu yang membagi
luas penampang permukaan menjadi dua bagian yang sama yaitu atas dan
bawah.Untuk lebih memperjelas dimana posisi dari profil yang sudah dijelaskan dapat
dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini :

Gambar 4.5 Profil suatu permukaan


Sumber: Munadi (2008, p.227)

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 85


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

 Parameter Kekasaran Permukaan.


Menurut Munadi (1980, p.227), adapun parameter kekasaran permukaan adalah
sebagai berikut:
1. Kedalaman Total (Peak to Valley), Rt,
Kedalaman total adalah basarnya jarak dari profil referensi sampai dengan profil
dasar. Satuannya adalah dalam mikron.
2. Kedalaman Perataan (Peak to MeanLine), Rp
Kedalaman perataan (Rp) merupakan jarak rata-rata dari profil referensi sampai
dengan profil terukur. Bila juga dikatakan bahwa kedalaman perataan merupakan jarak
antara profil tengah dengan profil referensi.

Gambar 4.6 Kedalaman total dan kedalaman perataan


Sumber: Munadi (1980, p.227)

3. Kekasaran Rata-rata Aritmetis (Mean Roughness Index/ Center Line Average, CLA),
Ra
Kekasaran rata-rata merupakan harga-harga rata-rata secara aritmetis dari harga
absolut antara harga profil terukur dengan profil tengah.

1 𝑙
𝑅𝑎 = 𝑙 ∫0 ℎ𝑖 2 . 𝑑𝑥 (µm) ........................................................................................ (4-1)

Menentukan kekasaran rata-rata (Ra) dapat pula dilakukan secara grafis. Adapun
caranya adalah sebagai berikut:
Pertama, gambarkan sebuah garis lurus pada penampang permukaan yang
diperoleh dari pengukuran (profil terukur) yaitu garis X – X yang posisinya tepat
menyentuh lembah paling dalam, gambar 4.7.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 86


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

Kedua, ambil sampel panjang pengukuran sepanjang L yang memungkinkan


memuat sejumlah bentuk gelombang yang hampir sama.
Ketiga, ambil luasan daerah A di bawah kurve dangan menggunakan planimeter
atau dengan metode ordinat. Dengan demikian diperoleh jarak garis center C – C
terhadap garis X – X secara tegak lurus yang besarnya adalah:

𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝐴
𝐻𝑚 = ........................................................................................................ (4-2)
𝐿

Keempat, sekarang diperoleh suatu garis yang membagi profil terukur menjadi
dua bagian yang hampir sama luasnya, yaitu luasan daerah di atas (P1+ P2+... dan
seterusnya) dan luasan daerah di bawah (Q1+ Q2 +... + dan seterusnya). Lihat gambar
4.7. Dengan demikian maka Ra dapat ditentukan besarnya yaitu:

Gambar 4.7 Kekasaran rata-rata, Ra


Sumber: Munadi (1980, p.228)

Gambar 4.8 Menentukan kekasaran rata-rata, Ra


Sumber: Munadi (1980, p.229)

4. Kekasaran Rata-rata Dari Puncak ke Lembah, Rz


Kekasaran rata-rata dari puncak ke lembah, Rz sebetulnya hampir sama dengan
kekasaran rata-rata aritmetis Ra, tetapi cara menentukan Rz adalah lebih mudah
daripada menentukan Ra, Gambar 4.9. menunjukkan cara menentukan Rz. Sampel
pengukuran diambil sejumlah profil yang memuat, misalnya 10 daerah yaitu 5
daerah puncak dan 5 daerah lembah.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 87


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

Gambar 4.9 Kekasaran rata-rata dari puncak ke lembah


Sumber: Munadi (1980, p.229)

Kemudian buat garis lurus horisontal di bawah profil permukaan. Tarik garis tegak
lurus dari masing-masing ujung puncak dan lembah ke garis horisontal. Dengan cara
ini maka diperoleh harga Rz yang besarnya adalah:

1 1 1000
𝑅𝑧 = 5 (𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅5 + 𝑅7 + 𝑅9 + 𝑃𝑎 ) − 5 (𝑅2 + 𝑅4 + 𝑅6 + 𝑅8 + 𝑅1 ) . . (4-3)
𝑉𝑣

 Surface Roughness Tester


Pengukuran kekasaran permukaan diperoleh dari sinyal pergerakan stylus
berbentuk diamond untuk bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan sebagai alat
indicator pengkur kekasaran permukaan benda uji. Prinsip kerja dari alat ini adalah
dengan menggunakan transducer dan diolah dengan mikroprocessor. Roughness
Testerdapat digunakan di lantai di setiap posisi, horisontal, vertikal atau di mana pun.
Ketika mengukur kekasaran permukaan dengan roughness meter, sensor
ditempatkan pada permukaan dan kemudian meluncur sepanjang permukaan seragam
dengan mengemudi mekanisme di dalam tester.

Gambar 4.10 Surface roughness tester


Sumber: Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FT-UB(2018)

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 88


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

4.3 Metode Praktikum


4.3.1 Alat dan Bahan
1. Hand Gloves

Gambar 4.11 Hand gloves

2. Benda Kerja

Gambar 4.12 Benda kerja


Sumber: Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FT-UB(2018)

3. Height Gauge

Gambar 4.13 Height gauge


Sumber: Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FT-UB(2018)

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 89


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

4. Surface Roughness Tester

Gambar 4.14 Surface roughness tester


Sumber: Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FT-UB(2018)

Spesifikasi Surface Roughness Tester


 Merk : Mitutoyo
 Type : SJ 301
 Tahun : 2013
 Ketelitian : 0,02 µm

4.3.2 Prosedur Pengujian


1. Gunakan Hand Gloves
2. Keluarkan Surface Roughness Tester dari tempatnya
3. Periksalah bagian-bagain alat ukur beserta kelengkapannya
4. Pasangkan Drive Unit pada Surface Roughness Tester ke Height Gauge
5. Letakkan Stylus tepat pada permukaan benda ukur hingga indikator pada Surface
Roughness menunjukkan pada titik tengah dengan cara menaikan dan menurunkan Height
Gauge
6. Pilih berapa jarak yang diukur pada layar Surface Roughness Tester, kita mengukur
dengan jarak 0,8 ; 1,6 ; 2,4
7. Pilih tombol start
8. Catat nilai yang terbaca, Setelah selesai pengukuran kembalikan Surface Roughness
Tester ke tempat semula dengan rapi

4.3.3 Gambar Spesimen


(Terlampir)

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 90


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

4.4 Analisa Data dan Pembahasan


4.4.1 Pengolahan Data
Tabel 4.1
Data Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan.
Panjang Sampel Nilai Kekasaran, Ra
No
(mm) (μm)
1 0,8 0,82
2 1,6 0,95
3 2,4 1,01

Tabel 4.2
Tingkat Kekasaran Rata-rata Permukaan Menurut Proses Pengerjaan.
Proses Pengerjaan Selang (N) Harga Ra
Flat cylindrical lapping, N1 - N4 0.025 - 0.2
Superfinishing Diamond turning N1 - N6 0.025 - 0.8
Flat cylindrical grinding N1 - N8 0.025 - 3.2
Finishing N4 - N8 0.1 - 3.2
Face and cylindrical turning, miling
N5 - N12 0.4 - 50.0
and reaming
Drilling N7 - N10 1.6 - 12.5
Shapping, planning, horizontal
N6 - N12 0.8 - 50.0
milling
Sandcasting and forging N10 - N11 12.5 - 25.0
Extruding, cold rolling, drawing N6 - N8 0.8 - 3.2
Die casting N6 - N7 0.8 - 1.6
Sumber: Munadi (1980, p.230)

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 91


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

Tabel 4.3
Toleransi Harga Kekasaran Rata-rata Ra
Kelas Harga Harga Ra Panjang
Toleransi
kekasaran C.L.A (μm) (μm) Sampel (mm)

N1 1 0.0025 0.02 - 0.04 0.08


N2 2 0.05 0.04 - 0.08
N3 4 0 0.08 - 0.15 0.25
N4 8 0.2 0.15 - 0.3
N5 16 0.4 0.3 - 0.6
N6 32 0.8 0.6 - 1.2
N7 63 1.6 1.2 - 2.4
N8 125 3.2 2.4 - 4.8
N9 250 6.3 4.8 - 9.6 0.8
N10 500 12.5 9.6 - 18.75
N11 1000 25 18.75 - 37.5 2.5
N12 2000 50 37.5 - 75.0 8
Sumber: Munadi (1980, p.230)

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 92


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

4.4.2 Pembahasan

Grafik 4.1 Hubungan Antara Nilai Kekasaran (Ra) dengan Panjang Sampel

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 93


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

Dari grafik di atas menunjukkan grafik hubungan panjang pengujian dengan nilai
kekasaran (Ra) dengan sumbu X sebagai panjang sampel (mm) dan sumbu Y sebagai nilai
kekasaran (μm). Dari grafik dapat diketahui panjang sampel pengujian 0,8 mm didapatkan
nilai Ra adalah 0,82 µm, sedangkan pada panjang sampel 1,6 mm didapatkan nilai Ra adalah
0,95 µm dan pada panjang sampel 2,4 mm nilai Ra nya adalah 1,01 µm. dengan rata-rata
nilai Ra sebesar 0,92 μm.
Di setiap permukaan benda apapun, pasti memiliki kekasaran, karena hampir tidak ada
permukaan benda yang tidak memiliki kekasaran. Kekasaran diukur dengan alat bernama
Surface Roughness Tester, dimana dari hasil uji coba diketahui nilai Ra, yaitu nilai yang
menjadi parameter kekasaran suatu benda. Pengaruh hasil 𝑅𝑎 adalah nilai dari Luas daerah
P dan luas daerah Q dibagi dengan panjang sampel L. Yang dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃+𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑄 1000
𝑅𝑎 = 𝑥 µm
𝐿 𝑉𝑣
Dimana:
Vv = Perbesaran vertikal Luas P dan Q dalam milimeter
L = Panjang sampel pengukuran dalam millimeter

Secara teoritis, nilai kekasaran Ra akan naik dengan bertambahnya nilai L. Dimana
semakin besarnya nilai L, maka luas daerah P dan Q akan semakin besar. Pertambahan luas
daerah P dan Q tidak sebanding dengan besarnya nilai L, dimana pertambahan luas daerah
P dan Q jauh lebih besar dari pertambahan panjang nilai L. Pada grafik kecenderungan data
yang didapat sudah sesuai dengan dasar teori dimana grafik hasil pengujian kekasaran
permukaan memiliki nilai kekasaran yang naik seiring pertambahan nilai L. Hal ini sudah
sesuai rumus seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Dari grafik hasil pengujian kekasaran permukaan dapat dilihat pada grafik kekasaran
permukaan selalu naik seiring pertambahan nilai L. Hal ini sudah sesuai rumus seperti yang
dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Hasil pengukuran juga masih dalam batas toleransi
kekasarannya sehingga tidak ada penyimpangan data. Dengan rata-rata Ra sebesar 0,92 μm,
maka spesimen memiliki kelas kekasaran N6 (toleransi 0.6 - 1.2) jika ditinjau pada tabel 4.3.
Pada dasarnya dengan rentang kekasaran N6, dari tabel 4.2 spesimen uji dapat dinyatakan
mengalami beberapa perlakuan namun yang dipilih di sini adalah perlakuan Shaping,
planning, horizontal milling.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 94


Kelompok 14
Pengukuran Variasi

4.5 Kesimpulan dan Saran


4.5.1 Kesimpulan
1. Praktikum ini mempelajari tentang alat ukur Surface Roughness Tester untuk mengukur
kekasaran suatu permukaan benda, dengan hasil Ra atau nilai kekasaran rata-rata
sebesar 0, 92 μm.
2. Dalam praktikum kali ini pengambilan data diambil sebanyak 3 kali, yaitu dengan
panjang sampel 0,8 mm, 1,6 mm, dan 2,4 mm. Pada panjang sampel 0,8 mm dihasilkan
Ra sebesar 0,82 µm, pada panjang sampel 1,6 mm dihasilkan Ra sebesar 0,95 µm, pada
panjang sampel 2,4 mm dihasilkan Ra sebesar 1,01 µm. Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin panjang sampel yang diambil maka semakin besar Ra yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan rumus kekasaran rata-rata (Ra) dimana semakin
besarnya nilai L, maka luas daerah P dan Q akan semakin besar sehingga nilai Ra selalu
naik seiring dengan pertambahan panjang sampel yang diukur. Hasil pengukuran juga
masih dalam batas toleransi kekasarannya sehingga tidak ada penyimpangan data.
3. Berdasarkan tabel 4.3, spesimen uji berada di rentang kekasaran N6 . Dari tabel 4.2
spesimen uji dapat dinyatakan mengalami beberapa perlakuan namun yang dipilih di
sini adalah perlakuan Shaping, planning, horizontal milling.

4.5.2 Saran
1. Sebaiknya laboratorium menambakan jam kerja agar proses asistensi berjalan dengan
lancar.
2. Sebaiknya alat praktikum dan buku-buku refrensi di perbaharui
3. Sebaiknya asisten mengenalkan alat-alat ukur yang lain yang dapat menambah
pengetahuan praktikan pada saat praktikum.
4. Sebaiknya praktikan lebih memperdalam dasar teori agar pada saat pembahasan hasil
praktikum tidak mendapat kesulitan.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Ganjil 2018/ 2019 95


Kelompok 14

Anda mungkin juga menyukai