BAB IV
PENGUKURAN VARIASI
dengan istilah lain yaitu bentuk. Profil atau bentuk yang dikaitkan dengan istilah
permukaan mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil pemotongan secara normal atau
serong dari suatu penampang permukaan. (Munadi, 1980,p.226)
2. Profil Referensi
Profil ini digunakan sebagai dasar dalam menganalisis karakteristik dari suatu
permukaan. Bentuknya sama dengan bentuk profil geometris ideal, tetapi tepat
menyinggung puncak tertinggi dari profil terukur pada panjang sampel yang diambil
dalam pengukuran.
3. Profil Terukur
Profil terukur adalah profil dari suatu permukaan yang diperoleh melalui proses
pengukuran. Profil inilah yang dijadikan sebagai data untuk menganalisis karakteristik
kekasaran permukaan produk permesinan.
4. Profil Dasar
Profil dasar adalah profil referensi yang digeser kebawah hingga tepat pada titik
paling rendah pada profil terukur.
5. Profil Tengah
Profil tengah adalah profil yang berada ditengah-tengah dengan posisi sedemikian
rupa sehingga jumlah luas bagian atas profil tengah sampai pada profil terukur sama
dengan jumlah luas bagian bawah profil tengah sampai pada profil terukur. Profil
tengah ini sebetulnya merupakan profil referensi yang digeser kebawah dengah arah
tegak lurus terhadap profil geometris ideal sampai pada batas tertentu yang membagi
luas penampang permukaan menjadi dua bagian yang sama yaitu atas dan
bawah.Untuk lebih memperjelas dimana posisi dari profil yang sudah dijelaskan dapat
dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini :
3. Kekasaran Rata-rata Aritmetis (Mean Roughness Index/ Center Line Average, CLA),
Ra
Kekasaran rata-rata merupakan harga-harga rata-rata secara aritmetis dari harga
absolut antara harga profil terukur dengan profil tengah.
1 𝑙
𝑅𝑎 = 𝑙 ∫0 ℎ𝑖 2 . 𝑑𝑥 (µm) ........................................................................................ (4-1)
Menentukan kekasaran rata-rata (Ra) dapat pula dilakukan secara grafis. Adapun
caranya adalah sebagai berikut:
Pertama, gambarkan sebuah garis lurus pada penampang permukaan yang
diperoleh dari pengukuran (profil terukur) yaitu garis X – X yang posisinya tepat
menyentuh lembah paling dalam, gambar 4.7.
𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝐴
𝐻𝑚 = ........................................................................................................ (4-2)
𝐿
Keempat, sekarang diperoleh suatu garis yang membagi profil terukur menjadi
dua bagian yang hampir sama luasnya, yaitu luasan daerah di atas (P1+ P2+... dan
seterusnya) dan luasan daerah di bawah (Q1+ Q2 +... + dan seterusnya). Lihat gambar
4.7. Dengan demikian maka Ra dapat ditentukan besarnya yaitu:
Kemudian buat garis lurus horisontal di bawah profil permukaan. Tarik garis tegak
lurus dari masing-masing ujung puncak dan lembah ke garis horisontal. Dengan cara
ini maka diperoleh harga Rz yang besarnya adalah:
1 1 1000
𝑅𝑧 = 5 (𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅5 + 𝑅7 + 𝑅9 + 𝑃𝑎 ) − 5 (𝑅2 + 𝑅4 + 𝑅6 + 𝑅8 + 𝑅1 ) . . (4-3)
𝑉𝑣
2. Benda Kerja
3. Height Gauge
Tabel 4.2
Tingkat Kekasaran Rata-rata Permukaan Menurut Proses Pengerjaan.
Proses Pengerjaan Selang (N) Harga Ra
Flat cylindrical lapping, N1 - N4 0.025 - 0.2
Superfinishing Diamond turning N1 - N6 0.025 - 0.8
Flat cylindrical grinding N1 - N8 0.025 - 3.2
Finishing N4 - N8 0.1 - 3.2
Face and cylindrical turning, miling
N5 - N12 0.4 - 50.0
and reaming
Drilling N7 - N10 1.6 - 12.5
Shapping, planning, horizontal
N6 - N12 0.8 - 50.0
milling
Sandcasting and forging N10 - N11 12.5 - 25.0
Extruding, cold rolling, drawing N6 - N8 0.8 - 3.2
Die casting N6 - N7 0.8 - 1.6
Sumber: Munadi (1980, p.230)
Tabel 4.3
Toleransi Harga Kekasaran Rata-rata Ra
Kelas Harga Harga Ra Panjang
Toleransi
kekasaran C.L.A (μm) (μm) Sampel (mm)
4.4.2 Pembahasan
Grafik 4.1 Hubungan Antara Nilai Kekasaran (Ra) dengan Panjang Sampel
Dari grafik di atas menunjukkan grafik hubungan panjang pengujian dengan nilai
kekasaran (Ra) dengan sumbu X sebagai panjang sampel (mm) dan sumbu Y sebagai nilai
kekasaran (μm). Dari grafik dapat diketahui panjang sampel pengujian 0,8 mm didapatkan
nilai Ra adalah 0,82 µm, sedangkan pada panjang sampel 1,6 mm didapatkan nilai Ra adalah
0,95 µm dan pada panjang sampel 2,4 mm nilai Ra nya adalah 1,01 µm. dengan rata-rata
nilai Ra sebesar 0,92 μm.
Di setiap permukaan benda apapun, pasti memiliki kekasaran, karena hampir tidak ada
permukaan benda yang tidak memiliki kekasaran. Kekasaran diukur dengan alat bernama
Surface Roughness Tester, dimana dari hasil uji coba diketahui nilai Ra, yaitu nilai yang
menjadi parameter kekasaran suatu benda. Pengaruh hasil 𝑅𝑎 adalah nilai dari Luas daerah
P dan luas daerah Q dibagi dengan panjang sampel L. Yang dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃+𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑄 1000
𝑅𝑎 = 𝑥 µm
𝐿 𝑉𝑣
Dimana:
Vv = Perbesaran vertikal Luas P dan Q dalam milimeter
L = Panjang sampel pengukuran dalam millimeter
Secara teoritis, nilai kekasaran Ra akan naik dengan bertambahnya nilai L. Dimana
semakin besarnya nilai L, maka luas daerah P dan Q akan semakin besar. Pertambahan luas
daerah P dan Q tidak sebanding dengan besarnya nilai L, dimana pertambahan luas daerah
P dan Q jauh lebih besar dari pertambahan panjang nilai L. Pada grafik kecenderungan data
yang didapat sudah sesuai dengan dasar teori dimana grafik hasil pengujian kekasaran
permukaan memiliki nilai kekasaran yang naik seiring pertambahan nilai L. Hal ini sudah
sesuai rumus seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Dari grafik hasil pengujian kekasaran permukaan dapat dilihat pada grafik kekasaran
permukaan selalu naik seiring pertambahan nilai L. Hal ini sudah sesuai rumus seperti yang
dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Hasil pengukuran juga masih dalam batas toleransi
kekasarannya sehingga tidak ada penyimpangan data. Dengan rata-rata Ra sebesar 0,92 μm,
maka spesimen memiliki kelas kekasaran N6 (toleransi 0.6 - 1.2) jika ditinjau pada tabel 4.3.
Pada dasarnya dengan rentang kekasaran N6, dari tabel 4.2 spesimen uji dapat dinyatakan
mengalami beberapa perlakuan namun yang dipilih di sini adalah perlakuan Shaping,
planning, horizontal milling.
4.5.2 Saran
1. Sebaiknya laboratorium menambakan jam kerja agar proses asistensi berjalan dengan
lancar.
2. Sebaiknya alat praktikum dan buku-buku refrensi di perbaharui
3. Sebaiknya asisten mengenalkan alat-alat ukur yang lain yang dapat menambah
pengetahuan praktikan pada saat praktikum.
4. Sebaiknya praktikan lebih memperdalam dasar teori agar pada saat pembahasan hasil
praktikum tidak mendapat kesulitan.