Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MM31421 – LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL


MODUL F
PEMBUATAN NYLON
Oleh:
Kelompok 3
Anggota (NIM) :
⚫ Audi Prasetya Bagdja (123.15.001)
⚫ Titus Christoper (123.15.010)
⚫ Roziq Fatihkhatur Rizal (123.15.015)
⚫ Deara Putri Supriadi (123.15.013)
⚫ Zheldy Yonathan (123.15.015)
⚫ Fhadli Batubara (123.15.017)
Tanggal Praktikum
5 Mei 2018
Nama Asisten
Silvia Mar'atus Shoimah S.T
Fresty Marseli
Hanifan Arisyi

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL


FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
2018
A. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini ialah:

A. Membuat polimer sintesis nylon 6,10 dari larutan sebacoyl chloride dan hexamethylene-
diamine.
B. Menentukan Panjang dan massa kering dari nylon 6,10 yang dihasilkan.
C. Menentukan densitas nylon 6,10 yang dihasilkan.

B. Dasar Teori

Polimerisasi merupakan proses bereaksi molekul monomer bersama dalam reaksi kimia
untuk membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai polimer. Dua jenis utama dari reaksi
polimerisasi adalah polimerisasi adisi (chain growth polymerization) dan polimerisasi kondensasi
(stepwise polymerization). Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung
pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit
ulangnya. Polimerisasi adisi dapat terjadi melalui mekanisme yang tidak melibatkan radikal bebas.
Dalam hal ini, pembawa rantai dapat berupa ion karbonium (polimerisasi kation) atau ion
karbanion (polimerisasi anion). Polimerisasi radikal bebas memerlukan energi atau suhu tinggi,
sebaliknya polimerisasi kation paling baik dilakukan pada suhu rendah. Sedangkan polimer
kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan
selama berlangsungnya proses polimerisasi. Polimerisasi kondensasi melibatkan penggabungan
molekul kecil membentuk molekul besar melalui reaksi kondensasi. Jika etanol dan asam asetat
dipanaskan dengan sedikit asam sulfat pekat, akan terbentuk ester etil asetat disertai penyingkiran
molekul air. Reaksi esterifikasi akan berhenti, sebab tidak ada gugus fungsi lagi yang dapat
membentuk polimer. Dalam reaksi kondensasi, dua grup fungsional yang memiliki gugus reaktif
akan saling bereaksi untuk membentuk suatu rantai polimer yang lebih panjang.
Hingga saat ini terdapat berbagai polimer yang dibentuk melalui polimerisasi kondensasi,
salah satunya adalah nilon. Nilon merupakan nama suatu polimer termoplastik yang dikenal secara
generik dan tergolong dalam kelas poliamida. Nilon merupakan polimer yang memiliki sifat tarik,
ketahanan abrasi serta ketahanan kimia yang baik sehingga banyak dimanfaatkan dalam aplikasi
tekstil , olahraga dan pertahanan keamanan. Dalam percobaan ini, praktikan akan mencoba untuk
membuat nilon melalui reaksi polimer kondensasi.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Alat Bahan

• Gelas beker • Sebacoyl chloride 99% 0,5 ml


• Gelas plastic • Hexamethylene diamine 98% 2,5 ml
• Botol vial 50 ml • NaOH 3% 25 ml
• Gelas ukur 100 ml • Hexane 25 ml
• Pinset • Air 1 liter
• Batang pengaduk
• Penggaris
• Kanebo
• Tissue gulung

D. Prosedur Percobaan

Sebacoyl chloride 99% sebanyak 0,5 ml dan hexamethylenediamine 98% sebanyak 2,5 ml
disiapkan ke dalam gelas beker.

Larutan NaOH 3% sebanyak 25 ml disiapkan ke dalam gelas ukur.

Hexane 25 ml disiapkan ke dalam botol vial

Larutan NaOH 3% sebanyak 25 ml disiapkan ke dalam gelas ukur.

Sebacoyl chloride 99% sebanyak 0,5% ml dilarutkan ke dalam 25 ml hexane dan diaduk.

Hexamethylenediamine 98% sebanyak 2,5 ml dilarutkan ke dalam 25 ml larutan NaOH 3%


dan diaduk.
Larutan sebacoyl chloride-hexane (SC-H) dituangkan ke atas permukaan hexamethylene
diamine-NaOH (HD-N) secara perlahan-lahan. Penuangan dilakukan dengan mengalirkan
larutan SC-H melalui bagian pinggir gelas beker sambal dimiringkan, kemudian didiamkan
sekitar satu menit.

Lapisan film tipis akan terbentuk sebagai batas antara kedua larutan tersebut. Lapisan tipis
tersebut diambil secara perlahan dengan pinset pada bagian tengah dan ditarik ke atas
sehingga terbentuk benang nylon yang panjang. Diperhatikan ketika nylon ditarik jangan
sampai menempel di dinding gelas.

Benang nylon yang terbentuk digulung dengan batang pengaduk sambal diukur panjangnya.

Setelah gulungan nylon terkumpul, nylon tersebut dicuci dengan air 1 liter dan sisa air
dikeringkan dengan kanebo, kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan dibawah kipas
angina hingga benar-benar kering.

Nylon kering ditimbang massanya dan dihitung % yield yang dihasilkan.

Densitas nylon hasil sintesis dihitung.


E. Pengolahan Data

Panjang Nilon : 1113 cm


𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑦𝑙𝑜𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
%Yield = 0,605+𝑀 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑚𝑒𝑡ℎ𝑦𝑙𝑒𝑛𝑒 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑖𝑛𝑒 𝑥 100%

2 𝑔𝑟
%Yield = 0,605+ 𝑥 100%

• Sebacoyl Chloride
𝑚
𝜌= 𝑣 = 0.5 𝑚𝑙
𝑣

𝑚 = 𝜌. 𝑣 𝑚 = 1.12 𝑥 0.5 = 0.56 𝑔

𝑛 = 𝑔/𝑚𝑟
𝜌 = 1.12 𝑔/𝑐𝑚3
0.56
𝑚 = 0.56 𝑔 𝑛= = 𝑜. 0027
202

• Hexamethyl Diamide
𝑔 𝑚 = 0.84𝑥2.5 = 2.1 𝑔
𝜌 = 0.84
𝑐𝑚3
𝑔
𝑛=
𝑚 = 2.1 𝑔 𝑚𝑟

𝑉 = 2.5 𝑚𝑙 2.1
𝑛= = 0.018
116

• Nilon
𝑔
𝜌 = 1.15 𝑐𝑚3 (Literatur) 𝑚 = 0.003 𝑥 662 = 1.986 𝑔
𝑚
𝑚 = 2 𝑔 (Hasil percobaan) 𝑉=
𝜌
𝑀𝑟 = 662 (Perhitungan)
2
𝑔 𝑉= = 1.7 𝑚𝑙
𝑛= 1.15
𝑀𝑟
𝑚
2 𝜌=
𝑛= = 0.003 𝑣
662
2 𝑔
𝑚 = 𝑛 𝑥 𝑀𝑟 𝜌= = 1.176
1.7 𝑐𝑚3
F. Analisis

• Roziq Fatikhatur Rizal – 12315005

Analisis hasil percobaan Pembuatan Nylon

Pembentukan nilon terjadi karena proses polimerisasi kondensasi dimana pada produk
akhirnya akan menghasilkan produk samping yang pada percobaan ini menghasilkan HCl. Dari
percobaan pembuatan nylon yang telah dilakukan mendapatkan nylon sebesar 2 gr dengan
Panjang mencapai 1,113 cm yang dihasilkan dari 0.5 ml larutan sebacoyl chloride dan 2.5 ml
hexamethyl diamine. Perbandingan volume larutan dan nilon adalah 1.5 : 1 dari hasil
perbandingan tersebut dapat dianalisis bahwa nilon yang terbentuk volumenya kurang dari
volume larutan, namun hal tersebut terjadi karena ada nilon yang terbuang selama proses
penggulungan nilon. Saat awal terbentuk nilon susah untuk ditarik dan cenderung putus
dikarenakan ikatan baru sedikit yang terbentuk dan hal tersebut yang menyebabkan kurang
kuatnya nlon saat awal terbentuk, dan juga karena saat penarikan nilon dan dinding gelas
menempel juga menyebabkan adanya gaya gesek yang cukup besar antara nilon dengan
dinding gelas. Lalu dari data perhitungan prediksi nilon yang terbentuk adalah 1.986 gr dan
pada hasil percobaan nilon yang terbentuk seberat 2 gr hal itu terjadi karena nilon hasil
percobaan belum terlalu kering saya asumsikan kadar airnya masih sekitar 5-8 %. Karena hal
tersebut maka masih terdapat selisih 0.014

• Zheldy Yonatan - 12315015


Analisis
hasil percobaan yang telah dilakukan, telah didapat nylon kurang lebih sepanjang 1103 cm. Pada
awal penarikan nylon, terjadi momen dimana nylon terputus dikarenakan pada saat ditarik
menempel pada dinding gelas ukur dan terlalu cepatnya penarikan sehingga terputus. Ada
perbandingan yang didapat antara larutan dan nylon yaitu 1,5:1. Nylon terbentuk dari reaksi
kondensasi dimana penghilangan/ eleminasi molekul lain yang ukurannya kecil. Jadi saat terbentuk
nylon ada senyawa lain (hasil pembuangan proses). Pada saat kedua senyawa (hexamethylene
diamine dan sebacoly chloride), maka H dan CL yang ada saling berikatan dan berperan sebagai
molekul lain. Jadi sisa selain nylon adalah HCL.
• Titus Cristoper - 123.15.010

Analisis data

Pada percobaan kali ini jumlah total larutan yang di gunakan adalah 56 ml dengan
perbandingan antara sebacoyl dan hexadiamine adalah 1:5,dandengan nylon yang terbentuk 1113
cm. Jumlah panjang nylon yang terbentuk seharusnya bisa lebih panjang dikarenakan saat proses
penuangan, laju alir cairan dan penuangan terlalu cepat sehingga terdapat turbulensi pada
permukaan ke dua lapisan yang mengakibatkan lapisan film terbentuk lebih dahulu pada bagian
pinggir tempat penuangan dibandingkan ditengah,dan saat diakhir penarikan, konsentrasi cairan
sebacoyl dan hexamethyldiamine sudah tidak balance sehingga mengakibatkan lapisan film
menjadi tipis dan mudah putus sehingga tahap penarikan tidak bisa dilanjutkan hingga cairan
habis.

Pada saat awal penarikan, lapisan nylon yang ditarik sempat terputus karena proses
pembentukan lapisan yang belum sempurna sehingga terjadi ketidak seimbangan komposisi kimia
pada lapisan nylon yang ditarik selanjutnya, dan setelah ditarik pembentukan lapisan nylon
perlahan bergerak kepinggir gelas yang menyebabkan adanya tegangan tarik yang terjadi antara
lapisan dengan permukaan gelas yang menyebabkan nylon tidak kuat menahan tegangan dan
akhirnya putus.

Nylon yang terbentuk pada gelas berbentuk seperti lapisan yang tipis pada perbedaan
cairan antara sebacoyl dan hexadiamine,dan ketika di tarik lapisan nylon berbentuk seperti
lem transparan yang perlahan berubah tekstur seperti tissue wajah yang terkena air setelah
terpapar dengan udara sekitar.

• Deara Putri Supriadi – 12315013

Analisis Percobaan

Produk yang dihasilkan dari percobaan kali ini ialah nylon sepanjang kurang lebih 1113
cm, bentuk fisiknya berwarna putih dan ketika penarikan nylonnya dari campuran larutan
sebacoyl chloride-hexane (SC-H) dan larutan hexamethylene diamine-NaOH (HD-N) agak
sulit karena nylon terputus dan menempel di dinding gelas. Awal ketika penarikan nylon
terlihat lunak dan tipis tetapi ketika digulung dan dipadatkan nylon terlihat berserat.

Perbandingan campuran larutan sebacoyl chloride-hexane (SC-H) dan larutan


hexamethylene diamine-NaOH (HD-N) dengan hasil nylon seharusnya bisa mendapatkan
jumlah nylon yang lebih banyak lagi dari pada hasil yang didapatkan praktikan saat ini. Hal ini
dikarenakan kesalahan yang bisa disebabkan oleh praktikan sendiri dalam pengambilan atau
penarikan nylon.
• Audi Prasetya Bagdja – 12315001

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, telah didapat hasi dari mensintesis nylon dengan
gulungannya sepanjang ±1103 cm dengan kondisi terputus putus (tidak utuh). Dari bahan yang
digunakan, yakni Sebacotyl Chloride 99% sebanyak 0,5 ml, Hexametylene diamine 98% sebanyak 2,5
ml, NaOH 3% sebanyak 25 ml, dan Hexane sebanyak 25 ml yang dicampurkan dengan total 53 ml dan
menghasilkan lapisan baru yang dimana lapisan baru tersebut ada nylon yang bisa di tarik dan digulung
menjadi gulungan nylon sepanjang ±1103 cm lalu dikeringkan dan mendapatkan berat bersih dari nylon
tersebut sebesar 2 gr. Dengan berat tersebut dapat dihitung volume yang terbentuk dari reaksi yang
terjadi. yakni:

𝑚
𝑣=
𝜌
Dengan 𝜌=1,15 g/cm3 dan m=2gr. Lalu di cari volumenya yang yang terbentuk dari reaksi
tersebut.

2 𝑔𝑟
𝑣=
1,15 𝑔/𝑐𝑚3

𝒗 = 𝟏, 𝟕𝟒 𝒄𝒎𝟑

dengan didapatnya volume nylon yang terbentuk dari reaksi tersebut. Maka dapat dilihat perbandingan
antara larutan dengan nylon yang didapat yakni 1:30,5. Dalam perbandingan ini dapat dikatakan seperti
itu karena saat dibandingkan jika kondisi nylon tersebut sudah kering dan terbebas dari liquid di nylon
tersebut. Dan jika dalam kondisi yang basah, perbandingan yang didapat bisa 1:1,2.

Nylon bisa rusak di awal karena bisa dikarenakan praktikan mengambil nylonnya terlalu sedikit yang
membuat lapisan awal nylon tersebut robek, dan nylon bisa putus ditengah saat penggulungan karena
cara menggulung dari praktikan terlalu cepat dan tidak lurus yang membuat nylon tersebut menempel
di dinding gelas ukur yang membuat nylon tersebut putus.

Terjadinya lapisan nylon karena terjadinya suatu reaksi kimia yang terjadi antara larutan Sebacoyl
Chloride-Hexane (SC-H) dengan Hexamethylene Diamine-NaOH (HD-N) dan dimana terbentuknya
lapisan nylon ini terbentuk dengan jenis polimerisasi kondensasi. Polimerisasi kondensasi sendiri
adalah kedua larutan yang memiliki gugus reaktif yang dimana akan saling bereaksi untuk membentuk
suatu rantai polimer yang lebih panjang dan buktinya terbentuknya nylon yang bisa digulung dengan
sepanjang 1103 cm.
• Fhadli Batubara – 12315017

Dari hasil hasil percobaan di lakukan maka suatu terbentuk lah nylon degan panjang 1103 cm dan
berat 2 gr ,Perbandingan dari jumlah total larutan 56 ml dengan perbandingan sebacolyl choride 1,5
:1 dari ,oleh karna itu ada dimana volume tersebut terbuang akibat saat di tarik menempel di gelas
beker .oleh karna itu bisa di analisis karna itu sisa selain nylon adalah HCL .

karna disaat penarikan lapisan film tersebut menggunakan pinset terjadilah pemutusan benang nylon
di saat mulai penggulungan akibat penarikan ,atau penggulungan yang sangat cepet maka ,ketika di
tarik lapisan film dari nylon terputus .

ketika larutan chloride – hexane (SC-H) di tuangkan ke atas permukaan hexamethylene diamine -
NaOH (HD -N ) terbentuk nya lapisan film di mana batas mereka kedua larutan terpisah di dalam
gelas beker ,kemudiaan di tarik lapisan film tersebut di tarik keatas hingga terbentuk nya benang
nylon.

G. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan:
- Pada percobaan kali ini didapatkan nylon 6,10 dari campuran campuran larutan
sebacoyl chloride-hexane (SC-H) dan larutan hexamethylene diamine-NaOH (HD-N).
- Dari percobaan kali ini didapatkan berat kering dari nylon sebesar 2 gr dan memiliki
panjang kurang lebih ±1113 cm.
𝑔
- Densitas yang didapatkan dari nylon hasil percobaan ialah 1.176 𝑐𝑚3

Saran :
- Pada praktikum kali ini alangkah lebih baik praktikan memahami terlebih dahulu
bagaimana sifat dari nylon 6,10.
H. Daftar Pustaka

1. Strong, Brent. 2006. Plastics Materials and Processing. Ohio: Brigham Young
University
2. http://www.polymerprocessing.com/polymers/PA610.html diakses pada tanggal 11
Mei 2018 pukul 08.36
3. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/165736 diakses pada tanggal 11 Mei
2018 pukul 11.20
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai