A. Membuat polimer sintesis nylon 6,10 dari larutan sebacoyl chloride dan hexamethylene-
diamine.
B. Menentukan Panjang dan massa kering dari nylon 6,10 yang dihasilkan.
C. Menentukan densitas nylon 6,10 yang dihasilkan.
B. Dasar Teori
Polimerisasi merupakan proses bereaksi molekul monomer bersama dalam reaksi kimia
untuk membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai polimer. Dua jenis utama dari reaksi
polimerisasi adalah polimerisasi adisi (chain growth polymerization) dan polimerisasi kondensasi
(stepwise polymerization). Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung
pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit
ulangnya. Polimerisasi adisi dapat terjadi melalui mekanisme yang tidak melibatkan radikal bebas.
Dalam hal ini, pembawa rantai dapat berupa ion karbonium (polimerisasi kation) atau ion
karbanion (polimerisasi anion). Polimerisasi radikal bebas memerlukan energi atau suhu tinggi,
sebaliknya polimerisasi kation paling baik dilakukan pada suhu rendah. Sedangkan polimer
kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan
selama berlangsungnya proses polimerisasi. Polimerisasi kondensasi melibatkan penggabungan
molekul kecil membentuk molekul besar melalui reaksi kondensasi. Jika etanol dan asam asetat
dipanaskan dengan sedikit asam sulfat pekat, akan terbentuk ester etil asetat disertai penyingkiran
molekul air. Reaksi esterifikasi akan berhenti, sebab tidak ada gugus fungsi lagi yang dapat
membentuk polimer. Dalam reaksi kondensasi, dua grup fungsional yang memiliki gugus reaktif
akan saling bereaksi untuk membentuk suatu rantai polimer yang lebih panjang.
Hingga saat ini terdapat berbagai polimer yang dibentuk melalui polimerisasi kondensasi,
salah satunya adalah nilon. Nilon merupakan nama suatu polimer termoplastik yang dikenal secara
generik dan tergolong dalam kelas poliamida. Nilon merupakan polimer yang memiliki sifat tarik,
ketahanan abrasi serta ketahanan kimia yang baik sehingga banyak dimanfaatkan dalam aplikasi
tekstil , olahraga dan pertahanan keamanan. Dalam percobaan ini, praktikan akan mencoba untuk
membuat nilon melalui reaksi polimer kondensasi.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Alat Bahan
D. Prosedur Percobaan
Sebacoyl chloride 99% sebanyak 0,5 ml dan hexamethylenediamine 98% sebanyak 2,5 ml
disiapkan ke dalam gelas beker.
Sebacoyl chloride 99% sebanyak 0,5% ml dilarutkan ke dalam 25 ml hexane dan diaduk.
Lapisan film tipis akan terbentuk sebagai batas antara kedua larutan tersebut. Lapisan tipis
tersebut diambil secara perlahan dengan pinset pada bagian tengah dan ditarik ke atas
sehingga terbentuk benang nylon yang panjang. Diperhatikan ketika nylon ditarik jangan
sampai menempel di dinding gelas.
Benang nylon yang terbentuk digulung dengan batang pengaduk sambal diukur panjangnya.
Setelah gulungan nylon terkumpul, nylon tersebut dicuci dengan air 1 liter dan sisa air
dikeringkan dengan kanebo, kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan dibawah kipas
angina hingga benar-benar kering.
2 𝑔𝑟
%Yield = 0,605+ 𝑥 100%
• Sebacoyl Chloride
𝑚
𝜌= 𝑣 = 0.5 𝑚𝑙
𝑣
𝑛 = 𝑔/𝑚𝑟
𝜌 = 1.12 𝑔/𝑐𝑚3
0.56
𝑚 = 0.56 𝑔 𝑛= = 𝑜. 0027
202
• Hexamethyl Diamide
𝑔 𝑚 = 0.84𝑥2.5 = 2.1 𝑔
𝜌 = 0.84
𝑐𝑚3
𝑔
𝑛=
𝑚 = 2.1 𝑔 𝑚𝑟
𝑉 = 2.5 𝑚𝑙 2.1
𝑛= = 0.018
116
• Nilon
𝑔
𝜌 = 1.15 𝑐𝑚3 (Literatur) 𝑚 = 0.003 𝑥 662 = 1.986 𝑔
𝑚
𝑚 = 2 𝑔 (Hasil percobaan) 𝑉=
𝜌
𝑀𝑟 = 662 (Perhitungan)
2
𝑔 𝑉= = 1.7 𝑚𝑙
𝑛= 1.15
𝑀𝑟
𝑚
2 𝜌=
𝑛= = 0.003 𝑣
662
2 𝑔
𝑚 = 𝑛 𝑥 𝑀𝑟 𝜌= = 1.176
1.7 𝑐𝑚3
F. Analisis
Pembentukan nilon terjadi karena proses polimerisasi kondensasi dimana pada produk
akhirnya akan menghasilkan produk samping yang pada percobaan ini menghasilkan HCl. Dari
percobaan pembuatan nylon yang telah dilakukan mendapatkan nylon sebesar 2 gr dengan
Panjang mencapai 1,113 cm yang dihasilkan dari 0.5 ml larutan sebacoyl chloride dan 2.5 ml
hexamethyl diamine. Perbandingan volume larutan dan nilon adalah 1.5 : 1 dari hasil
perbandingan tersebut dapat dianalisis bahwa nilon yang terbentuk volumenya kurang dari
volume larutan, namun hal tersebut terjadi karena ada nilon yang terbuang selama proses
penggulungan nilon. Saat awal terbentuk nilon susah untuk ditarik dan cenderung putus
dikarenakan ikatan baru sedikit yang terbentuk dan hal tersebut yang menyebabkan kurang
kuatnya nlon saat awal terbentuk, dan juga karena saat penarikan nilon dan dinding gelas
menempel juga menyebabkan adanya gaya gesek yang cukup besar antara nilon dengan
dinding gelas. Lalu dari data perhitungan prediksi nilon yang terbentuk adalah 1.986 gr dan
pada hasil percobaan nilon yang terbentuk seberat 2 gr hal itu terjadi karena nilon hasil
percobaan belum terlalu kering saya asumsikan kadar airnya masih sekitar 5-8 %. Karena hal
tersebut maka masih terdapat selisih 0.014
Analisis data
Pada percobaan kali ini jumlah total larutan yang di gunakan adalah 56 ml dengan
perbandingan antara sebacoyl dan hexadiamine adalah 1:5,dandengan nylon yang terbentuk 1113
cm. Jumlah panjang nylon yang terbentuk seharusnya bisa lebih panjang dikarenakan saat proses
penuangan, laju alir cairan dan penuangan terlalu cepat sehingga terdapat turbulensi pada
permukaan ke dua lapisan yang mengakibatkan lapisan film terbentuk lebih dahulu pada bagian
pinggir tempat penuangan dibandingkan ditengah,dan saat diakhir penarikan, konsentrasi cairan
sebacoyl dan hexamethyldiamine sudah tidak balance sehingga mengakibatkan lapisan film
menjadi tipis dan mudah putus sehingga tahap penarikan tidak bisa dilanjutkan hingga cairan
habis.
Pada saat awal penarikan, lapisan nylon yang ditarik sempat terputus karena proses
pembentukan lapisan yang belum sempurna sehingga terjadi ketidak seimbangan komposisi kimia
pada lapisan nylon yang ditarik selanjutnya, dan setelah ditarik pembentukan lapisan nylon
perlahan bergerak kepinggir gelas yang menyebabkan adanya tegangan tarik yang terjadi antara
lapisan dengan permukaan gelas yang menyebabkan nylon tidak kuat menahan tegangan dan
akhirnya putus.
Nylon yang terbentuk pada gelas berbentuk seperti lapisan yang tipis pada perbedaan
cairan antara sebacoyl dan hexadiamine,dan ketika di tarik lapisan nylon berbentuk seperti
lem transparan yang perlahan berubah tekstur seperti tissue wajah yang terkena air setelah
terpapar dengan udara sekitar.
Analisis Percobaan
Produk yang dihasilkan dari percobaan kali ini ialah nylon sepanjang kurang lebih 1113
cm, bentuk fisiknya berwarna putih dan ketika penarikan nylonnya dari campuran larutan
sebacoyl chloride-hexane (SC-H) dan larutan hexamethylene diamine-NaOH (HD-N) agak
sulit karena nylon terputus dan menempel di dinding gelas. Awal ketika penarikan nylon
terlihat lunak dan tipis tetapi ketika digulung dan dipadatkan nylon terlihat berserat.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, telah didapat hasi dari mensintesis nylon dengan
gulungannya sepanjang ±1103 cm dengan kondisi terputus putus (tidak utuh). Dari bahan yang
digunakan, yakni Sebacotyl Chloride 99% sebanyak 0,5 ml, Hexametylene diamine 98% sebanyak 2,5
ml, NaOH 3% sebanyak 25 ml, dan Hexane sebanyak 25 ml yang dicampurkan dengan total 53 ml dan
menghasilkan lapisan baru yang dimana lapisan baru tersebut ada nylon yang bisa di tarik dan digulung
menjadi gulungan nylon sepanjang ±1103 cm lalu dikeringkan dan mendapatkan berat bersih dari nylon
tersebut sebesar 2 gr. Dengan berat tersebut dapat dihitung volume yang terbentuk dari reaksi yang
terjadi. yakni:
𝑚
𝑣=
𝜌
Dengan 𝜌=1,15 g/cm3 dan m=2gr. Lalu di cari volumenya yang yang terbentuk dari reaksi
tersebut.
2 𝑔𝑟
𝑣=
1,15 𝑔/𝑐𝑚3
𝒗 = 𝟏, 𝟕𝟒 𝒄𝒎𝟑
dengan didapatnya volume nylon yang terbentuk dari reaksi tersebut. Maka dapat dilihat perbandingan
antara larutan dengan nylon yang didapat yakni 1:30,5. Dalam perbandingan ini dapat dikatakan seperti
itu karena saat dibandingkan jika kondisi nylon tersebut sudah kering dan terbebas dari liquid di nylon
tersebut. Dan jika dalam kondisi yang basah, perbandingan yang didapat bisa 1:1,2.
Nylon bisa rusak di awal karena bisa dikarenakan praktikan mengambil nylonnya terlalu sedikit yang
membuat lapisan awal nylon tersebut robek, dan nylon bisa putus ditengah saat penggulungan karena
cara menggulung dari praktikan terlalu cepat dan tidak lurus yang membuat nylon tersebut menempel
di dinding gelas ukur yang membuat nylon tersebut putus.
Terjadinya lapisan nylon karena terjadinya suatu reaksi kimia yang terjadi antara larutan Sebacoyl
Chloride-Hexane (SC-H) dengan Hexamethylene Diamine-NaOH (HD-N) dan dimana terbentuknya
lapisan nylon ini terbentuk dengan jenis polimerisasi kondensasi. Polimerisasi kondensasi sendiri
adalah kedua larutan yang memiliki gugus reaktif yang dimana akan saling bereaksi untuk membentuk
suatu rantai polimer yang lebih panjang dan buktinya terbentuknya nylon yang bisa digulung dengan
sepanjang 1103 cm.
• Fhadli Batubara – 12315017
Dari hasil hasil percobaan di lakukan maka suatu terbentuk lah nylon degan panjang 1103 cm dan
berat 2 gr ,Perbandingan dari jumlah total larutan 56 ml dengan perbandingan sebacolyl choride 1,5
:1 dari ,oleh karna itu ada dimana volume tersebut terbuang akibat saat di tarik menempel di gelas
beker .oleh karna itu bisa di analisis karna itu sisa selain nylon adalah HCL .
karna disaat penarikan lapisan film tersebut menggunakan pinset terjadilah pemutusan benang nylon
di saat mulai penggulungan akibat penarikan ,atau penggulungan yang sangat cepet maka ,ketika di
tarik lapisan film dari nylon terputus .
ketika larutan chloride – hexane (SC-H) di tuangkan ke atas permukaan hexamethylene diamine -
NaOH (HD -N ) terbentuk nya lapisan film di mana batas mereka kedua larutan terpisah di dalam
gelas beker ,kemudiaan di tarik lapisan film tersebut di tarik keatas hingga terbentuk nya benang
nylon.
Saran :
- Pada praktikum kali ini alangkah lebih baik praktikan memahami terlebih dahulu
bagaimana sifat dari nylon 6,10.
H. Daftar Pustaka
1. Strong, Brent. 2006. Plastics Materials and Processing. Ohio: Brigham Young
University
2. http://www.polymerprocessing.com/polymers/PA610.html diakses pada tanggal 11
Mei 2018 pukul 08.36
3. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/165736 diakses pada tanggal 11 Mei
2018 pukul 11.20
LAMPIRAN