Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM LAB.

METALURGI I

MODUL III

FUNGSI KAUSTIK DAN PELINDIAN

Praktikan:
Deara Putri Supriadi
123.15.013

Asisten:
Mohamad Agus Sulthon, S.T

Tanggal Praktikum:
9 Desember 2017

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG

2017
Laboratorium Teknik Metalurgi I

A. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan yang dicapai adalah:

1. Mempelajari proses fusi kaustik untuk merubah bijih oksida kompleks menjadi
senyawa yang lebih mudah untuk diproses lebih lanjut.
2. Mempelajari proses pelindian agar diperoleh larutan logam yang akan dimurnikan.
3. Mempelajari cara pengolahan senyawa ilmenit untuk mendapatkan TiO2
B. Dasar Teori

Proses fusi kaustik adalah proses dekomposisi menggunakan alkali seperti natrium
hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH) dari senyawa mineral oksida menjadi
senyawa yang mudah larut dalam asam. Sebagai contoh, salah satu reaksi dekomposisi
mineral oksida (Ilmenit) menggunakan alkali NaOH adalah
4 FeTiO3 + 12 NaOH + O2 = 4 Na2TiO3 + 4 NaFeO2 + 6 H2O
Reaksi tersebut adalah kondisi dimana pada saat keadaan equilibrium. Tujuan utama
dari proses ini adalah merubah sebagian atau seluruhnya mineral oksida menjadi senyawa
lain, dengan produk samping senyawa garam.
Titanium merupakan unsur melimpah yang terdapat pada kerak bumi sekitar 0,63%.
Keberadaannya selalu dalam bentuk mineral lainnya seperti ilmenit (dengan struktur
kristalnya rutile, anatase, brookite), leucoxene, perovskite, dan sphene yang ditemukan
dalam titanat dan beberapa pasir besi. Material yang mengandung titanium dan paling
banyak ada di bumi dan paling sering dimanfaatkan oleh manusia adalah rutile dan
anatase. Rutile adalah bentuk paling stabil dari titania dan paling banyak digunakan
sebagai sumber titanium. Ilmenit adalah oksida mineral titanium-besi dengan formula
ideal FeTiO3. Ilmenit memiliki magnetisme lemah dengan kenampakan hitam atau abu-
abu-baja yang solid. Dari perspektif komersial, Ilmenit adalah bijih paling penting untuk
mencari titanium. Di Indonesia, cadangan ilmenit yang merupakan sumber titanium
terdapat cukup melimpahdi provinsi Bangka Belitung. Sampai saat ini, mineral ilmenit
hanya memiliki status sebagai hasil samping kegiatan penambangan dan pengolahan bijih
timah. Padahal, di sisi lain titanium dioksida yang terkandung dalam ilmenit tersebut
merupakan bahan baku yang sangat penting untuk beberapa industri seperti pabrik cat, pabrik
bahan baku las dan fotokatalis.
Pelindian adalah proses untuk mengambil senyawa logam terlarut dari bijih dengan
melarutkan secara selektif senyawa tersebut ke dalam suatu pelarut seperti air, asam sulfat

1
Laboratorium Teknik Metalurgi I

dan asam klorida atau larutan sianida. Logam yang diingginkan kemudian diambil dari
larutan tersebut dengan pengendapan kimiawi atau bahan kimia yang lain atau proses
elektrokimia. Metode pelindian dapat berbentuk timbunan, heap atau tangki. Metode
pelindian head, leaching banyak digunakan untuk pertambangan emas sedangkan pelindian
dengan timbunan banyak digunakan untuk pertambangan tembaga.

C. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Fusi Kaustik
 Crusibel  Konsentrasi Ilmenit
 Muffle Furnace  NaOH flakes (pa)
 Timbangan Spatula
Pelindian
 Timbangan  Frit hasil fusi kaustik
 Spatula  H2SO4 dan NH4OH
 Magnetic stirrer  Aquades
 Gelas Kimia  Kertas saring
 Labu ukur
 Kertas saring
 Corong
 Heater
 Termometer
 Pipet
 Gelas ukur

D. Prosedur Percobaan
1. Fusi Kaustik

Ditimbang ilmenit dan NaOH dengan rasio mol 1:2, masukan ke dalam
crucible.

Dinaikan temperatur muffle furnace hingga 600 °C.

2
Laboratorium Teknik Metalurgi I

Dimasukan crucible yang sudah terdapat campuran sampel ke muffle


furnace.

Ditahan proses fusi hingga hingga 1 jam.

Dikeluarkan crucible dari muffle furnace tunggu hingga dingin.

Ditimbang berat akhir dari sampel.

2. Leaching

Diencerkan larutan asam sulfat (H2SO4) 8 M sebanyak 200 cc.

Dimasukan frit kedalam asam sulfat kemudian dipanaskan hingga 90 °C


dengan menggunakan heater yang diaduk dengan magentic stirrer selama
satu jam.

Disaring produk dari pelindian untuk memisahkan endapan dan larutan kaya
Ti.

Dilarutakan kaya Ti dipresipitasi dengan NH4OH sehingga diperoleh


TiO(OH)2, yang selanjutnya dikalsinasi untuk menghasilkan serbuk TiO2.

E. Data dan Pengolahan Data

Data Konsentrat
Senyawa Wt%
TiO2 29,3
Fe2O3 67,46
Lain-lain 3,24
TOTAL 100
 Ti = 17,52%
3
Laboratorium Teknik Metalurgi I

 Fe = 47,18%
 Rasio ilmenit : NaOH = 1 mol : 2 mol untuk proses fusi kaustik
 Lama waktu fusi = 90 menit.
 Temperature 400 – 600 °C dengan rentang 50 °C
 Massa ilmenit = 2,5 gram
 Setelah dicampur NaOH = 5,8238 gram

Fusi Kaustik Leaching


No Sampel Berat Crusible (gr)
Massa Frit (gr) VH2O (mL) Massa HPA (gr) VH2SO4 (mL)
Sebelum Sesudah
1 T400 37,7258 32,7414 4,9844 24,922 4,7844 67,61130482
2 T450 35,9056 31,0242 4,8814 24,407 4,6064 62,67403403
3 T500 38,9455 34,1566 4,7889 23,9445 4,6554 64,01450012
4 T550 36,8773 32,1307 4,7466 23,733 4,5676 61,62266588
5 T600 38,4287 33,7507 4,678 23,39 4,4046 57,30299256
*HPA = Hasil Pelindian Air

 Rasio frit : H2O = 1 : 5 (b/v)

 Pelindian air 3x

 Volume H2SO4 = 5% solid

F. Pengolahan Data

 Massa Konsentrat Awal =

 Massa NaOh = Massa campuran – Massa awal = 5,8238 – 4,4924 = 1,3314 gr

 Volume H2O = massa frit x (rasio H2O : rasio frit) = 4,9844 x ( 5 : 1) = 24,922 mL

 Volume H2SO4 =

 Weigh Loss = massa frit – konsentrat awal = 4,9844 – 4,4924 = 0,4920 gr

Temperatur °C Weight Loss % Weight Loss


400 0,492037 30%
450 0,389037 24%
500 0,296537 18%
550 0,254237 16%
600 0,185637 11%

4
Laboratorium Teknik Metalurgi I

TOTAL 1,617485 100%

Grafik Perubahan Temperatur vs % Weigh Loss


700

600

500

400 y = -1060,9x + 710,06


R² = 0,976
300

200

100

0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

G. Pembahasan

Dalam percobaan ini, reaksi-reaksi yang mungkin dapat terjadi sehingga diperoleh
produk akhir TiO2 adalah :
4 FeTiO3 + 12 NaOH + O2 = 4Na2TiO3 + 4 NaFeO2 + 6 H2O
Na2TiO3 + H2SO4 = TiOSO4 + Na2SO4 + H2O
TiOSO4 + NH4OH = TiO2 + NH3SO3 + H2O
Fungsi dari NH4OH sendiri adalah untuk memecahkan TiOSO4 agar menjadi
TiO(OH)4 sehingga lebih mudah dipisahkan antara titania dengan senyawa lainnya.
Berdasarkan grafik perubahan temperature terhadap % weight loss, dapat dianalisis bahwa
semakin tinggi temperature muffle furnace yang diberikan, maka sampel akan semakin
banyak kehilangan berat (weight loss). Hanya saja pada saat temperatur 5000C terjadi
penurunan jumlah weight loss. Hal ini dikarenakan sampel yang digunakan tiap temperature
memiliki berat awal yang berbeda-beda.
Frit yang digunakan adalah campuran ilmenit dan NaOH dengan perbandingan 1 : 2.
Kemudian frit tersebut dilakukan pelindian air, tujuan nya untuk menghilangkan NaOH
berlebih. Setelah dilindi air, kemudian frit dilakukan pelindian dengan H2SO4 selama 1 jam.
Lalu dihidrolisis menggunakan H2O dan H2SO4 sehingga pH nya turun mendekati 1
sehingga Ti dapat mengendap. Apabila pH lebih dari 2, yang terjadi adalah Fe ikut
mengendap, hal tersebut yang tidak diinginkan. Setelah Ti mengendap, kemudian pH

5
Laboratorium Teknik Metalurgi I

dinaikkan secara perlahan hingga pH nya netral, lalu akan terbentuk larutan berwarna putih
susu (TiOSO4). Kemudian residu dipisah dari filtratnya.setelah itu residu dikalsinasi menjadi
TiO2 pada suhu 400-5000C sehingga terbentuk fasa anatase.

H. Kesimpulan dan Saran


 Kesimpulan
1) Proses fusi kaustik adalah proses dekomposisi menggunakan alkali seperti
natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH) dari senyawa
mineral oksida menjadi senyawa yang mudah larut dalam asam
2) Pelindian adalah proses untuk mengambil senyawa logam terlarut dari bijih
dengan melarutkan secara selektif senyawa tersebut ke dalam suatu pelarut
3) Pengolahan senyawa ilmenit agar menjadi TiO2 menggunakan proses fusi
kaustik dan pelindian, dan kalsinasi.
 Saran
1) Praktikan dapat melakukan praktikumnya secara langsung.

I. Daftar Pustaka

Habashi, F., “Handbook of Extractive Metllurgy”, Wiley-VCH, 1997.


Rosenqvist, T., “Principles of Extractive Metallurgy” second edition, Tapir Academic Press,
2004
http://www.geologinesia.com/2016/01/konsep-dasar-proses-pengolahan-bijih.html (Sumber
Referensi: EPA/310-R-95-008, 1995. Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL, 2001,
Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, Jakarta). (21 Desember 2017)
Solihin,Nurhayati Indah Ciptasari,Tri Arini. 2012. ”Pembuatan Pigmen Titanium Dioksia
Dengan Medium Klorida”. Tangerang: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI.
MODUL PRAKTIKUM MM 3141 – LAB METALURGI I ITSB

Anda mungkin juga menyukai