Anda di halaman 1dari 38

id

o.

.g

ps

.b

ta

ko

da

in

ar

sa

://

tp

ht

id

o.

.g

ps

.b

ta

ko

da

in

ar

sa

://

tp

ht

Statistik Daerah
Kota Samarinda

sa

: 64725.15.08
: 110100.6472
: 17,6 cm x 25 cm
: vi + 29 halaman

ht

tp

://

No. Publikasi
Katalog BPS
Ukuran Buku
Jumlah Halaman

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

2015

Naskah:
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit:
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan Oleh:
Badan Pusat Statistik Kota Samarinda

id

o.

.g

ps

.b

ta

ko

da

in

ar

sa

://

tp

ht

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT atas terbitnya Statistik Daerah Kota Samarinda Tahun 2015. Statistik Daerah merupakan publikasi rutin tahunan BPS Kota Samarinda sebagai pelengkap ragam statistik dalam memotret kondisi wilayah Kota Samarinda.

ps

.g

o.

id

Publikasi ini menyajikan beberapa indikator terpilih terkait dengan


kondisi sosial dan ekonomi Kota Samarinda. Publikasi Statistik Daerah Kota
Samarinda juga dilengkapi dengan analisis sederhana untuk membantu
pengguna data dalam memahami perkembangan pembangunan serta potensi
yang ada di kota ini. Informasi yang disajikan diharapkan dapat bermanfaat
bagi para pengguna data, terutama dalam proses perencanaan, monitor dan
evaluasi pembangunan wilayah Kota Samarinda.

Samarinda, Oktober 2015


Kepala Badan Pusat Statistik
Kota Samarinda

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

ta

.b

Seiring dengan peningkatan kebutuhan akan informasi, publikasi


Statistik Daerah Kota Samarinda akan terus mengalami penyempurnaan,
baik pada aspek penyajian maupun pada aspek substansinya. Untuk itu, sangat diharapkan masukan dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak untuk penyempurnaan penerbitan di masa akan datang, dan semoga publikasi
ini mampu memenuhi kebutuhan pengguna data akan informasi statistik
oleh semua kalangan dan lapisan
masyarakat.

Ir. Srie Sis Sugianto, M.Si

id

o.

.g

ps

.b

ta

ko

da

in

ar

sa

://

tp

ht

Daftar Isi
Kata Pengantar

Geografi dan Iklim

Bab 2.

Pemerintahan

Bab 3.

Penduduk

Bab 4.

Pendidikan

Bab 5.

Ketenagakerjaan

Bab 6.

Kesehatan

Bab 7.

Perumahan

Bab 8.

Pembangunan Manusia

Bab 9.

Pertanian

16

Bab 10. Pertambangan dan Energi

18

tp

://

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

Bab 1.

iii

sa

Daftar Isi

6
8
10
12
14

20

Bab 12. Transportasi dan Komunikasi

21

Bab 13. Perdagangan

22

Bab 14. Perbankan dan Investasi

23

Bab 15. Harga-harga

24

Bab 16. Pengeluaran Penduduk

25

Bab 17. Pendapatan Regional

26

Bab 18. Perbandingan Regional

28

ht

Bab 11. Industri Pengolahan

id

o.

.g

ps

.b

ta

ko

da

in

ar

sa

://

tp

ht

GEOGRAFI DAN IKLIM


Kota Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dan memiliki iklim
tropica humida

o.
.g
ps
.b
ta

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Secara astronomis Kota Samarinda berada diantara 11703'00" sampai


dengan 11718'14" Bujur Timur dan 00
19'02" sampai dengan 0042'34" Lintang
Selatan. Topografi Samarinda meliputi
tanah datar dan berbukit di ketinggian
antara 10 s.d. 200 m di atas permukaan
laut. Fisiografi wilayah Kota Samarinda
pesisir. Hammerupakan daerah bukan pesisir.
pir separuh wilayah Kota Samarinda
persen, merupakan
atau sekitar 41,12 persen,
daerah patahan.. Wilayah yang paling
kecil, atau sekitar 0,30 persen, merupakan daerah rawa.

id

Kota Samarinda merupakan ibukota


Provinsi Kalimantan Timur, yang wilayahnya dikelilingi oleh dan berbatasan
langsung dengan Kabupaten Kutai
Kartanegara. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 21 Tahun 1987, Kota
Samarinda memiliki wilayah seluas 718
km. Kota ini dilalui oleh Sungai
Mahakam, yang merupakan sungai
terbesar di Kalimantan Timur.

11
1
1

ht

Kota Samarinda memiliki iklim Tropica


Humida, mengalami musim penghujan
dan musim kemarau secara bergantian.
Stasiun Meteorologi di Kota Samarinda
mencatat bahwa suhu udara Kota
Samarinda berkisar antara 24,5 sampai
32,7C dengan kelembaban udara ratarata 81,4 persen. Selain itu, rata-rata
curah hujan tercatat sebesar 199,0 mm
per tahun, curah hujan tersebut lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 201,7 mm. Curah hujan
tertinggi terjadi di bulan Desember 2014
mencapai 448,6 mm. Bulan yang sama
juga merupakan bulan dengan hari
hujan terbanyak dibandingkan bulan-

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

22

PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN
Pada tahun
2014
terdapat
sejumlah
1.301 orang
Tidak
Pada
tahun
2014
terdapat
sejumlah
1.301 Pegawai
orang Pegawai
Tetap/Bulanan (PTTB) di kota Samarinda

Tidak Tetap/Bulanan (PTTB) di kota Samarinda

Kota Samarinda merupakan ibukota


Provinsi Kalimantan Timur, yang secara
yuridis terbentuk berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia No. 27 Tahun 1959.

ta

.b

ps

.g

o.

id

Kota
Samarinda
memiliki
visi
Terwujudnya Kota Samarinda sebagai
Kota metropolitan berbasis industri,
perdagangan dan jasa yang maju,
berwawasan lingkungan, serta mempunyai keunggulan daya saing untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Hingga tahun 2014, kota Samarinda


memiliki 10 (sepuluh) kecamatan, yaitu:
Samarinda Ulu, Samarinda Utara,
Samarinda Ilir, Samarinda Seberang,
Palaran, Sungai Kunjang, Sambutan,
Samarinda Kota, Loa Janan Ilir, dan
Sungai Pinang.
Samarinda Utara
merupakan kecamatan terluas, meliputi
32 persen dari total luas wilayah Kota
Samarinda. Jumlah kelurahan di Kota
Samarinda juga masih sama dengan
tahun sebelumnya yaitu 53 kelurahan.
Namun demikian, jumlah ini akan bertambah pada tahun 2015 menjadi 59
desa.

Saat ini Walikota Samarinda dijabat


oleh H. Syaharie Jaang, SH. M.Si.
berpasangan dengan Wakil Walikota Ir.
H. Nusyirwan Ismail, M.Si. Pasangan
ini terpilih berdasarkan hasil Pilkada
Samarinda pada tanggal 12 Oktober
2010 yang kemudian dilantik oleh Gubernur Kalimantan Timur pada tanggal
23 November 2010, dengan masa jabatan 2010-2015.

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PEMERINTAHAN
Rencana pendapatan
pendapatan Kota
Samarinda
TahunTahun
2014 mencapai
3,0
Rencana
Kota
Samarinda
2014 mentriliunrupiah
rupiah
capai 3,0 triliun

o.
.g
ps

ta

.b

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Perkembangan
pembiayaan
pembangunan dan pengelolaan keuangan
publik Kota Samarinda dapat dilihat melalui perkembangan dan struktur data
APBD. Selama periode 2012-2014,
2014, terdapat peningkatan besaran nilai anggaran APBD, dari 2.312 milyar rupiah
pada tahun 2012 menjadi 3.022 milyar
pada tahun 2014, atau meningkat rata
ratarata 14,3 persen per tahun. Namun
demikian, realisasi anggaran tersebut
mengalami penurunan dari 117,3 persen
pada tahun 2012 menjadi 76,5 persen
pada tahun 2014.

id

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di


Kota Samarinda pada tahun 2014
sebanyak 9.832 pegawai. Dalam hal ini
jumlah pegawai perempuan (5.170)
lebih banyak dibandingkan dengan
pegawai laki-laki (4.662). Berdasarkan
golongan, hampir 50 persen PNS merupakan pegawai golongan III, yaitu
sebanyak 4.592 pegawai, dan 54,32
persen tingkat pendidikan pegawai
Pemerintah Kota Samarinda adalah Sarjana Strata I keatas.

122
1
1

Selama periode yang sama, nilai PAD,


sebagai bagian dari komponen penerimaan daerah, terus mengalami peningkatan, sedangkan nilai Dana Perimbangan mengalami penurunan. Ratarata peningkatan PAD sebesar 15,9 persen per tahun, sedangkan Dana Perimbangan mengalami penurunan rata-rata
minus 9,7 persen per tahun. Selain itu,
terdapat penurunan kontribusi Dana
Perimbangan seiring dengan peningkatan peranan PAD dalam Pendapatan
Daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa
terdapat peningkatan kemandirian keu-

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PENDUDUK
Penyebaran penduduk Kota Samarinda terpusat di wilayah Kecamatan Samarinda Ulu

Dibandingkan
wilayah
perkotaan
lainnya, Kota Samarinda memiliki
jumlah penduduk tertinggi, bahkan
merupakan tertinggi dibandingkan
wilayah kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Timur. Pada tahun 2014
jumlah penduduk kota Samarinda
sebanyak 830.676 jiwa. Angka ini
lebih tinggi dibandingkan tahun
tahun-tahun
sebelumnya. Pada tahun 2012 jumlah
penduduk kota Samarinda adalah
sebanyak 781.184 jiwa dan pada tahun 2013 sebanyak 805.683 jiwa
jiwa, atau
dengan kata lain, dalam kurun waktu 3
tahun terakhir pertumbuhan penduduk
samarinda rata
rata-rata adalah 3,12 persen per tahun.

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

Piramida Penduduk Tahun 2014

Sumber: BPS, angka proyeksi penduduk

tp

Jumlah Penduduk
Pertumbuhan Penduduk
(%)

2012

2013

2014

781.184 805.688 830.676

ht

Uraian

://

sa

Statistik Kependudukan
kan

3,38

3,42

3,10

Kepadatan (jiwa/km2)

1.088

1.122

1.157

Rasio Jenis Kelamin

107,24

107,27

107,26

Rumahtangga(RT)
Rata-Rata ART

193.860 206.396 205.690


4,03

3,90

4,04

% Penduduk menurut Kelompok Umur


0-14 thn

28,4

27,29

27,30

14-64 thn

69,4

70,28

70,26

2,2

2,43

2,44

44,04

42,28

65+
Rasio Ketergantungan

Sumber: BPS, angka proyeksi penduduk

42,32


Gambar piramida penduduk menunjukkan bahwa komposisi penduduk


Kota Samarinda didominasi oleh
penduduk muda/dewasa. Persentase
penduduk tertinggi berada pada kelompok umur 20-24 tahun, yaitu sebesar
10,18
persen.
Persentase
penduduk terkecil adalah manula
dengan umur 75 tahun keatas, yaitu
sebesar 0,65 persen. Berdasarkan
jenis kelamin, jumlah penduduk lakilaki di Kota Samarinda lebih banyak
dibandingkan perempuan. Pada tahun
2014,
setiap
100
penduduk
perempuan terdapat sekitar 107
penduduk laki-laki.
Laju pertumbuhan penduduk di tahun
2014 sebesar 3,10 persen. Besaran
pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi tersebut dipengaruhi oleh laju
migrasi yang masuk ke Kota Samarinda.
Berdasarkan
hasil
Sensus
Penduduk 2010, jumlah migran di Ko-

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PENDUDUK
Mayoritas penduduk Kota Samarinda merupakan suku Jawa, Bugis
dan Banjar

Jumlah Penduduk
Menurut Kecamatan Tahun 2014

Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas


Menurut Status Perkawinan Tahun 2014

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

Pada tahun 2014, penduduk Kota


Samarinda terkonsentrasi di Kecamatan
Samarinda Ulu, yakni sebanyak 6.276
jiwa per km2 dan di Kecamatan Samarinda Seberang, sebesar 5.260 jiwa
per km2. Sementara kepadatan terendah
berada di Kecamatan Palaran, sebesar
253 jiwa per km2. Terdapat sekitar
205.690 rumah tangga yang tinggal di
wilayah Kota Samarinda, dengan ratarata jumlah anggota rumah tangga mencapai 4 jiwa.
Rasio ketergantungan menunjukkan
beban ekonomi yang ditanggung oleh
penduduk
usia
produktif
dalam
menghidupi usia non produktif, yaitu
penduduk usia anak-anak
anak dan manula.
Besaran rasio yang semakin meningkat
menunjukkan
peningkatan
beban
ekonomi penduduk usia produktif. Hal ini
dapat berimplikasi pada kebijakan publik
berupa peningkatan pengeluaran sosial,
seperti alokasi anggaran untuk panti
wredha atau pengeluaran pendidikan
usia dini. Dibandingkan tahun sebelumnya, rasio ketergantungan pada tahun 2014 meningkat, namun tidak signifikan, yaitu menjadi 42,32. Angka ini
menunjukkan bahwa setiap 100 orang
yang masih produktif (usia 15-64 tahun)
harus menanggung beban hidup sekitar
43 orang yang belum dan tidak
produktif.
Berdasarkan status perkawinan, 57,46
persen penduduk Kota Samarinda yang
berumur 10 tahun keatas berstatus
kawin, sedangkan yang berstatus belum
kawin adalah sebesar 35,96 persen.
Pada kelompok umur yang sama,
penduduk yang berstatus cerai hidup
dan
mati
masing-

13
1
1

Jumlah penduduk laki-laki di Kota Samarinda


lebih banyak dibanding perempuan

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

Angka partisipasi sekolah tinggi untuk kelompok usia 7-12 tahun


dan 13-15 tahun, menunjukkan keberhasilan Program Wajib Belajar 9 tahun di Kota Samarinda

Capaian pembangunan manusia di


bidang pendidikan di Kota Samarinda
dapat dilihat dari angka melek huruf.
Angka melek huruf mencerminkan
potensi perkembangan sumber daya
manusia sekaligus kontribusi terhadap
pembangunan daerah. Selain itu, angka
melek huruf juga menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam
menyerap informasi dari berbagai media
serta berkomunikasi secara lisan dan
tertulis.
Secara umum, pada tahun 2014 terjadi
peningkatan terhadap jumlah penduduk
usia 15 tahun ke atas yang mampu
membaca dan menulis. Sementara itu,
data
rata
rata-rata
lamanya
sekolah
penduduk di Kota Samarinda adalah
10,26 tahun, yang berarti bahwa secara
rata-rata penduduk yang berumur 15
tahun menghabiskan 10,26 tahun duduk
di bangku sekolah atau bisa dikatakan
rata-rata penduduk yang berumur 15
tahun bersekolah sampai dengan kelas
satu SLTA. Sehingga bisa disimpulkan
bahwa program wajib belajar 9 tahun di
Kota Samarinda dapat dikatakan
berhasil.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menggambarkan seberapa besar penduduk
usia tertentu yang masih bersekolah.
APS usia 7-12 pada tahun 2014 sebesar
98,51 persen, ini berarti masih ada sekitar 1,49 persen penduduk berusia 7
sampai dengan 12 tahun yang tidak
sekolah. Angka tersebut semakin
menurun untuk kelompok umur yang
semakin tinggi. APS kelompok usia 1315 tahun sebesar 97,23 persen, sedangkan APS kelompok usia 16-18 ta-

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

PENDIDIKAN

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

14
1
1

PENDIDIKAN
Pada tahun 2014, terdapat penurunan pada jumlah sekolah, namun peningkatan pada jumlah guru dan jumlah murid




8UDLDQ

-XPODK6HNRODK















o.

-XPODK0XULG






id

-XPODK*XUX




.g



ta

.b

ps

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Samarinda

Rasio Murid Guru

ht

tp

://

sa

ar

in

da

Rasio murid guru merupakan ukuran


yang dapat menggambarkan tingkat
ketersediaan sarana pendidikan. Semakin kecil rasio berarti keadaan fasilitas pendidikan yang tersedia semakin
baik. Disamping itu rasio murid guru juga menggambarkan beban tugas yang
dijalankan seorang guru. Seperti halnya
pada rasio murid terhadap sekolah, rasio murid guru terbesar terjadi pada tingkat pendidikan SD yakni ratarata
-rata
rata 20,85.
rata-rata
Sedangkan rasio murid dan guru tingkat
SLTP dan SLTA sebesar 14,25 dan
11,24.

Indikator Pendidikan Dasar

ko

Pada tahun ajaran 2013/2014 tercatat


jumlah sekolah sebanyak 467 unit, sedangkan tahun 2014/2015 mengalami
penurunan sebanyak 13 unit menjadi
454 unit. Lain halnya dengan jumlah
guru dan murid, pada tahun ajaran
2014/2015 mengalami kenaikan, yaitu
masing-masing menjadi 10.155 guru
dan 168.403 murid. Tercatat rata-rata
terdapat 370 jumlah murid dalam setiap
satu sekolah. Dan rata-rata dalam satu
sekolah terdapat 23 guru.

Tingkat pendidikan yang ditamatkan


berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan, hal ini dapat dilihat dari
akses
pendidikan
tersebut
yang
mengarah kepada pekerjaan yang baik.
Pada tahun 2014 dari penduduk yang
berumur 10 tahun ke atas terdapat
10,24 persen yang berpendidikan tinggi
(akademi/universitas); 59,41 persen berpendidikan menengah (SLTP dan
SLTA); 18,38 persen berpendidikan dasar (SD). Sementara yang tidak memiliki
ijazah sekitar 11,97 persen.

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Samarinda

Penduduk 10+ Menurut Ijazah Tertinggi

Sumber: BPS, Sakernas

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

KETENAGAKERJAAN

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 59,19 persen.


Sebagian besar pekerja (54 persen) bekerja di sektor Perdagangan
dan Jasa-jasa

Statistik Ketenagakerjaan







$QJNDWDQ.HUMD







%XNDQ$QJNDWDQ
.HUMD







73$.  







737  







6HWHQJDK
3HQJDQJJXUDQ  







ht

tp

://

sa

ar

Persentase Pekerja Menurut Lapangan


apangan
Usaha, 2014

Sumber: Sakernas 2014

ta

ko
in

da

Sumber: Sakernas 2014

TPAK Kota Samarinda relatif rendah


jika dibandingkan dengan kabupaten/
kota lain yang ada di Kalimantan Timur.
Rendahnya TPAK tersebut selain
mengindikasikan penyerapan tenaga
kerja yang belum maksimal, juga dapat
mengindikasikan fenomena positif di
bidang
pendidikan,
khususnya
pendidikan dasar 9 tahun. Artinya, dari
segi pendidikan disinyalir penduduk
usia tersebut lebih memilih bersekolah,
dibandingkan bekerja.

.b

3HQGXGXN

id



o.



.g



ps

8UDLDQ

Penduduk 15 tahun ke atas yang


dikenal sebagai penduduk usia kerja,
pada tahun 2014 mencapai 603 ribu
orang. Dari jumlah tersebut yang
termasuk angkatan kerja sebanyak 357
ribu orang. Sehingga tingkat partisipasi
angkatan
kerja
(TPAK)
yaitu
persentase penduduk usia 15 tahun ke
atas yang termasuk angkatan kerja di
tahun 2014 ini sebesar 59,19 persen.

Menurut jam kerja, terlihat bahwa


setiap 100 orang angkatan kerja
terdapat sekitar 12 sampai 13 orang
yang berstatus setengah pengangguran
(memiliki
produk-tivitas
rendah,
pendapatan rendah dan tidak memiliki
jaminan sosial atas pekerja), atau yang
bekerja dengan jam kerja di bawah 35
jam seminggu tapi tidak termasuk yang
sementara tidak bekerja.
Sektor ekonomi yang paling dominan
dalam perekonomian Kota Samarinda
dan merupakan penyerap tenaga kerja
terbesar yakni sektor perdagangan,
rumah makan dan jasa akomodasi
serta sektor jasa-jasa, yakni sebesar 32
persen dan 22 persen.

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

KETENAGAKERJAAN

Terdapat penurunan tingkat pengangguran (TPT), namun demikian


masih terdapat isu pengangguran terdidik di Kota Samarinda

6WDWXV3HNHUMDDQ
8WDPD

da

in

ar

sa

://







22.42

22.41

%HUXVDKDGLEDQWX
EXUXKWLGDNWHWDS
WLGDNGLED\DU



3.2

3.81

%HUXVDKDGLEDQWX
EXUXKWHWDSGLED\DU



5.01

2.92



58.5

64.19

3HNHUMD%HEDV



7.24

3.89

3HNHUMDWLGDN
GLED\DUNHOXDUJD



3.62

2.78

id

o.

.g

ps

.b

%XUXK.DU\DZDQ
3HJDZDL

Sumber: Sakernas 2014

Persentase Penduduk 15+ yang termasuk


Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2014

ht

tp



%HUXVDKDVHQGLUL

ko

Indikator
Tingkat
Pengangguran
Terbuka (TPT) adalah salah satu indikator yang paling banyak digunakan
untuk
mengukur
keberhasilan
ketenagakerjaan. Pengangguran adalah
semua penduduk usia kerja yang tergolong angkatan kerja tetapi sedang
mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, merasa tidak mungkin bekerja
atau sudah punya pekerjaan tapi belum
memulainya. TPT Kota Samarinda pada
tahun 2014 menurun dibanding tahun
sebelumnya, dari yang semula 8,57 persen di tahun 2013
menurun menjadi
7,56 persen di tahun 2014.

Persentase Penduduk Bekerja menurut Sta-

ta

Penduduk 15 tahun keatas yang bekerja


menurut status pekerjaan menunjukkan
bahwa status sebagai buruh/karyawan/
pegawai adalah status yang paling
dominan antara tahun 2012 sampai
2014, dengan persentase
antara 58
sampai dengan 64 persen. Proporsi
terbesar kedua setelah buruh/karyawan/
pegawai adalah pekerja dengan status
berusaha sendiri yang secara total mencapai 22,41 persen

Isu yang sedang populer terkait


pengangguran
adalah
tentang
pengangguran terdidik. Ternyata hal ini
juga terjadi di Kota Samarinda. Terlihat
dari persentase pengangguran yang
terbesar berasal dari latar pendidikan
SLTA yakni sebesar 55 persen. Sebesar
17 persen berpendidikan Diploma/
Sarjana.
Terbatasnya
lapangan
pekerjaan sesuai kualifikasi pendidikan
merupakan salah satu penyebab makin
banyaknya pengangguran terdidik.

Sumber: Sakernas 2014

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

KESEHATAN

Jumlah dokter praktek semakin meningkat, seiring dengan


meningkatnya persentase rumahtangga yang berobat ke praktek
dokter.







3XVNHVPDV







3XVNHVPDV3HPEDQWX







5XPDK6DNLW













7HPSDW%HUREDW-DODQ  
5XPDK6DNLW

'RNWHU3UDNWHN

3XVNHVPDV

/DLQQ\D

$QJND+DUDSDQ+LGXS
WDKXQ 







$QJND.HVDNLWDQ







in

da

7HQDJD.HVHKDWDQ

sa

3UDNWHN'RNWHU
3ROLNOLQLN

://

ar

ht

tp

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Samarinda

Penduduk yang mempunyai


m pu
Keluhan
Kesehatan menurut Jenis Keluhan, 2014

Sumber: Susenas 2014

10

id

%DODL3HQJREDWDQ

o.

6DUDQD.HVHKDWDQ

.g



ps



.b



ta

8UDLDQ

ko

Statistik Kesehatan

Penyediaan fasilitas kesehatan merupakan hal penting untuk meningkatkan


kualitas dan pemerataan pelayanan
kesehatan, sebagai contoh adalah
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Pada tahun 2014, jumlah puskesmas
mengalami peningkatan menjadi 24 unit,
sedangkan puskesmas pembantu mengalami penurunan menjadi 41 unit. Sedangkan jumlah dokter praktek meningkat menjadi sebanyak 562 orang. Sementara, penduduk yang mengalami
keluhan
kesehatan
memanfaatkan
puskesmas sebagai tempat berobat
sebesar 30,58 persen. Sedangkan,
praktek dokter/poliklinik juga menjadi
rujukan penduduk berobat sebesar
34,40 persen.
Derajat kesehatan masyarakat Kota
Samarinda secara umum dapat dilihat
dari Angka Harapan Hidup. Pada tahun
2014 Angka Harapan Hidup masyarakat
Kota Samarinda sebesar 73,63 tahun,
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan Angka Kesakitan
yang
menunjukkan
persentase
penduduk yang mempunyai keluhan
kesehatan dan menggangu aktivitas
sehari-hari meningkat menjadi 18,84
persen. Ini berarti kualitas kesehatan
masyarakat kota Samarinda pada tahun
2014 cenderung menurun.
Pada tahun 2014, keluhan kesehatan
yang dirasakan oleh masyarakat Kota
Samarinda sebesar 29 persen mengeluhkan pilek, dan sebesar 28 persen
mengeluhkan batuk. Sedangkan sisanya
mengeluhkan panas, sakit kepala berulang, asma, diare, sakit gigi, dan
lainnya.

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

KESEHATAN
68,15 persen persalinan bayi ditolong oleh bidan/paramedis dan
27,59 persen ditangani oleh dokter .

ta

.b

ps

.g

o.

id

Persentase Penolong Kelahiran Balita


Pertama, 2014

Sumber: Susenas 2014

Jumlah Wanita Peserta KB


2014

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Penyebab kematian ibu yang tertinggi di


Indonesia adalah pada waktu persalinan. Oleh karena itu peningkatan pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih/terdidik dapat menurunkan
resiko kematian ibu pada waktu melahirkan. Sebagian besar persalinan bayi yang terjadi di Kota Samarinda ditolong oleh bidan/paramedis sebesar
68,15 persen, setelah itu oleh dokter
27,59 persen dan dukun bayi/Lainnya
sebesar 3,19 persen. Banyaknya persalinan ditolong oleh bidan dan dokter
merupakan gambaran kemajuan di bidang kesehatan dimana hal ini juga
menunjang berkurangnya angka kematian ibu pada saat persalinan.
Besarnya persentase kelahiran yang
ditolong oleh tenaga medis antara lain
disebabkan karena sekarang lebih mudah akses ke tenaga medis tersebut, di
samping itu biaya lebih terjangkau
dengan banyaknya program pemerintah
yang mendukung kesehatan masyarakat
menengah kebawah, selain itu keselamatan yang lebih terjamin dibandingkan
bila menggunakan .

16
1
1

Pada tahun 2014, di Kota Samarinda


penduduk wanita yang berstatus kawin
dan masih aktif menjadi peserta Keluarga Berencana atau KB tercatat sebesar
58,58 persen atau sebanyak 106.135
jiwa.
Sedangkan
sisanya
yakni
sebanyak hampir 48,9 ribu atau 26,99
persen perempuan usia subur dan
kawin dalam kondisi tidak lagi
mengunakan alat/cara KB (Drop-Out
KB). Dan sebesar 14,43 persen perempuan usia subur tidak pernah
menggunakan alat KB.

Sumber: Susenas 2014

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

11

Secara umum, dinding rumah di Kota Samarinda sebagian berjenis


kayu dan sebagian lagi tembok, sementara atap terluasnya berupa
seng.

Kualitas perumahan di suatu wilayah


merupakan salahsatu indikator kesejahteraan masyarakat. Kualitas perumahan yang semakin baik menunjukkan kemampuan sosial ekonomi yang
semakin meningkat. Sebanyak 59,7 persen penduduk di Kota Samarinda sudah
menempati rumah dengan status
kepemilikan adalah milik sendiri, 29,12
persen rumah berstatus kontrak/sewa,
sedangkan sisanya merupakan rumah
dengan status bebas sewa milik orang
lain atau orangtua/saudara dan rumah
dinas.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan
RI, terdapat 7 (tujuh) kriteria rumah
sehat, yaitu memiliki atap dengan plafon, dinding permanen, jenis lantai
bukan tanah, terdapat jendela, ventilasi
yang cukup, pencahayaan alami dan
tidak padat huni (minimal 8 m2 per
orang). Secara umum, kualitas perumahan di Kota Samarinda semakin
baik di tahun 2014. Walaupun masih
terdapat rumah dengan jenis lantai
tanah (0,38 persen), namun nilainya
relatif sangat kecil. Disamping itu, Di
samping itu, terdapat peningkatan proporsi perumahan dengan luasan lebih
dari 32 m2 per rumah tangga atau 8 m2
perkapita (lebih dari 80 persen). Sedangkan untuk jenis dinding rumah terluas adalah dinding yang terbuat dari
kayu (51,17 persen), sedangkan jenis
lainnya yang cukup besar adalah tembok (48,38 persen). Jenis atap terluas
rumah di Samarinda sebagian besar
adalah jenis atap yang terbuat dari seng
(76,24 persen). Jenis atap lain yang juga cukup banyak digunakan adalah

Kualitas Perumahan

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

PERUMAHAN

2012

2013

2014

Dinding Terluas (%)

Tembok
Kayu
Lainnya
Atap Terluas (%)
Beton
Genteng
Seng
Ijuk/Rumbia
Lainnya
Sumber: Susenas 2014

12

50,5
49,11
0,39

48,31
51,41
0,28

48,38
51,17
0,44

3,76
17,21
69,56
0,3
9,17

2,13
10,33
76,24
0,45
10,85

1,84
10,94
77,55
0.00
9,67

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PERUMAHAN

o.

ko

ta

.b

ps

.g

ht

tp

://

sa

ar

in

da

Pada tahun 2014, kondisi fasilitas


perumahan di Kota Samarinda pada
semakin baik. Tersisa hanya 0,19 persen rumahtangga yang memanfaatkan
sumber air minum dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air
hujan dan air sungai. Sedangkan
99,81 persen rumahtangga di Kota
Samarinda sudah menggunakan fasilitas air bersih. Peningkatan fasilitas ini
dikarenakan akses masyarakat untuk
memperoleh air bersih semakin mudah.
Berdasarkan cara memperoleh air minum, sekitar 72 persen rumahtangga
di Kota Samarinda lebih memilih untuk memperoleh air minum dengan
cara pembelian, yaitu dengan cara
membeli air isi ulang, air kemasan, dll.
Sedangkan 32 persen penduduk Kota
Samarinda memperoleh air minum
dengan cara langganan secara periodik seperti air dari PDAM, dan 6 persen sisanya memperoleh air minum
tanpa melakukan pembelian atau
pembayaran
atau
memperoleh
dengan usaha sendiri.

17

id

Kondisi fasilitas perumahan semakin baik. Ditunjukkan oleh tingginya persentase rumahtangga yang dapat mengakses fasilitas seperti
listrik, air minum bersih dan jamban dengan tanki septik.

1
1

Terdapat peningkatan penggunaan


gas/elpiji sepanjang periode 2012
hingga 2014. Hal ini merupakan hasil
dari program pemerintah untuk
melakukan konversi minyak tanah ke
gas/elpiji. Walaupun masih terdapat
rumahtangga yang menggunakan minyak tanah sebagai alternatif (3,9 persen), namun sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan gas/
elpiji sebagai bahan bakar untuk me-

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

13

PEMBANGUNAN MANUSIA
Selama periode 2011-2014, IPM Kota Samarinda berada diatas rata-rata Provinsi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


digunakan untuk mengukur pengaruh
dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup dalam suatu wilayah. IPM
mengukur pencapaian rata-rata 3 (tiga)
dimensi dasar pembangunan manusia
dalam suatu wilayah, yaitu (1) hidup
sehat dan panjang umur, yang diukur
dengan angka harapan hidup; (2)
pengetahuan yang dimiliki SDM, yang
diukur dengan rata
rata-rata lama sekolah
dan angka harapan lama sekolah, serta
(3) standar kehidupan yang layak, yang
diukur dengan Produk Nasional Bruto
(PNB), yang di
di-proxy dengan pengeluaran masyarakat.
Sepanjang periode 2011
2011-2014, IPM Kota Samarinda memiliki tren positif. Pada
tahun 2011, IPM Kota Samarinda bernilai 77,05. Nilai tersebut terus meningkat hingga pada tahun 2014, IPM Kota
Samarinda bernilai 78,39. Dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir tersebut,
IPM Kota Samarinda selalu berada diatas nilai IPM Provinsi Kalimantan Timur.
Hal ini mengindikasikan bahwa secara
umum pembangunan manusia di wilayah Kota Samarinda relatif lebih baik
dibandingkan wilayah lain di Provinsi
Kalimantan Timur.
Pada tahun 2014, IPM Kota Samarinda
mengalami pertumbuhan sebesar 0,70
persen. Nilai tersebut sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan IPM Provinsi Kalimantan Timur,
yang bernilai 0,83 persen. Namun, jika
dibandingkan dengan wilayah perkotaan
lainnya, yaitu Balikpapan dan Bontang,
nilai besaran pertumbuhan IPM Kota
Samarinda lebih tinggi. Dimana pertum-

sa

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

Indeks Pembangunan Manusia

ht

tp

://

Pertumbuhan IPM Kabupaten/Kota,


paten/K
Tahun 2014 ((%)
%)

14

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

18
1
1

PEMBANGUNAN MANUSIA
Terdapat peningkatan garis kemiskinan yang berdampak pada
peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin
Kota Samarinda.

Statistik Kemiskinan
Uraian

da

2012

2013

381,614 419,353 460,975

Jumlah Penduduk
Miskin (000 jiwa)

32.80

36.61

4.31

4.18

4.63

Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) (%)

0.55

0.41

0.56

Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) (%)

0.11

0.08

0.10

.g

o.

32.90

ta

.b

ps

Penduduk Miskin
(%)

Sumber: Susenas, BPS

Ilustrasi Kemiskinan

ht

tp

://

sa

ar

in

2011

id

Garis Kemiskinan
(Rp/Kapita/Bulan)

ko

Menurut BPS, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi
kebutuhan makan maupun non makan.
Kemiskinan oleh BPS diukur melalui
pengukuran
konsumsi
dengan
menggunakan data Susenas. Berdasarkan pengolahan Susenas, dihitung besaran garis kemiskinan sebagai ukuran
dalam menentukan kategori miskin.
Seseorang dikategorikan miskin jika
memiliki pengeluaran kurang dari atau
dibawah garis kemiskinan tersebut.
Selama periode 2011-2013, garis kemiskinan mengalami peningkatan. Pada
tahun 2011, garis kemiskinan bernilai
Rp. 381.614 meningkat menjadi sebesar
Rp. 460.975 di tahun 2013. Peningkatan
tersebut salahsatunya disebabkan oleh
inflasi yang cukup tinggi pada tahun
2013, yang mencapai 10,37 persen.
Pergeseran garis kemiskinan juga berpengaruh terhadap jumlah dan persentase penduduk miskin di Kota Samarinda. Walaupun sempat menurun di tahun
2012, terdapat peningkatan jumah
miskin dari sebanyak 32.900 jiwa pada
tahun 2011, menjadi sebanyak 36.610
jiwa pada tahun 2014. Kondisi yang
sama juga ditunjukkan oleh persentase
penduduk miskin di Kota Samarinda.
Pada tahun 2011, persentase penduduk
miskin adalah 4,31 persen, kemudian
meningkat di tahun 2013 menjadi 4,63
persen.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1)
menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin mengalami peningkatan di tahun 2013, namun Indeks
keparahan kemiskinan (P2) juga menunjukkan bahwa kesenjangan diantara

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

15

PERTANIAN

Peningkatan signifikan pada produksi tanaman jagung hingga 5


kali lipat, disebabkan oleh adanya peningkatan luas tanam.

50
-

190
413

104
252

142
40

6
12

204
62

68
1,477

169
2,671

96
1,478

9
123

23
255

15
222

12
11

12
14

12
18

2
3

1
1

3
1

1
1

da

in

ar

://

sa

2
2

tp

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan

ht

Produksi Tanaman
n PPerkebunan
erkeb
Rakyat,
2014
14

16

id

3,878
17,165

o.

3,503
15,149

ko

2,173
11,901

.g

2014

ps

2013

.b

2012

Padi Sawah
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)
Padi Ladang
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)
Jagung
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)
Ketela Pohon
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)
Ketela Rambat
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)
Kacang Tanah
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)
Kedelai
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)
Kacang Hijau
Luas Tanam (ha)
Produksi (ton)

Uraian

Secara fisiografis, sebagian besar tanah


di wilayah Kota Samarinda berjenis podsolik. Jenis tanah tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.
Namun demikian, produktivitas lahan
dengan jenis tanah tersebut cukup baik
masa-masa
hanya pada masamasa
-masa
masa awal kegiatan
unsur-unsur
aktivitas pertanian, dimana unsur
hara di permukaan masih tersedia
cukup bagi tanaman.
Pada tahun 2014, produksi padi sawah
di Kota Samarinda mengalami peningkatan sebesar 13,3 persen, dari
produksi sebesar 15.149 ton pada tahun
2013, menjadi sebesar 17.165 ton pada
tahun 2014. Sebaliknya, produksi padi
ladang pada tahun yang sama mengalami penurunan sebesar 39 persen, atau
dari 413 ton produksi pada tahun 2013
menjadi 252 ton pada tahun 2014.
Peningkatan yang signifikan terjadi pada
aktivitas pertanian tanaman jagung hingga produksi mencapai 5 kali lipat
dibandingkan tahun 2013. Pada tahun
2013, produksi jagung sebesar 12 ton,
meningkat menjadi 62 ton di tahun
2014. Peningkatan tersebut dipengaruhi
oleh adanya peningkatan luas tanam
yang besar di tahun 2014. Sedangkan
komoditi pertanian lainnya, seperti
ketela pohon dan ketela rambat, mengalami penurunan.
Secara umum, terdapat peningkatan
produksi komoditi perkebunan, kecuali
karet dan coklat. Peningkatan produksi
yang signifikan terdapat pada aktivitas
perkebunan lada dan kelapa sawit, yang
mencapai hampir 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan
produksi tersebut disebabkan oleh

ta

Statistik Tanaman Pangan

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

19
1
1

PERTANIAN
Sektor peternakan di Kota Samarinda sebagian besar menghasilkan
kambing dan ayam ras pedaging.

Uraian

2012

Sapi

3,772

78

68

62

13,440

10,353

9,760

298

88

51

7,942

8,220

405,390

415,240

432,502

8,640,860

8,881,633

9,479,800

210,700

225,036

204,361

45,415

32,800

24,423

o.

.g

ps

.b

4,394

7,498

id

Domba
Babi
Ayam
Kampung
Ayam Ras
Pedaging
Ayam Ras
Petelur
Itik

2014

3,671

Kerbau
Kambing

2013

Sumber: Dinas Peternakan Kota Samarinda

Produksi Perikanan

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Pada tahun 2014, dari total hewan


unggas yang diternakkan di Kota Samarinda, 93,5 persen merupakan ayam
ras pedaging atau berjumlah lebih dari 9
juta ekor. Jumlah tersebut lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya, atau
mengalami peningkatan sebesar 6,7
persen. Jenis unggas lainnya yang diternakkan adalah ayam kampung, yang
juga mengalami peningkatan sebesar
4,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, terdapat jenis unggas
lainnya, yaitu ayam ras petelur dan itik.
Pada tahun 2014, jumlah dari kedua
jenis unggas ternak tersebut mengalami
penurunan masing-masing sebesar 9,2
persen dan 25,5 persen.
Pada sektor perikanan, produksi sub
sektor perikanan laut paling berperan
dibandingkan dua sub sektor lainnya.
Besaran peranan produksi sub sektor ini
mencapai 52,4 persen pada tahun 2014.
Kontribusi produksi terkecil berasal dari
sub sektor budidaya ikan yaitu hanya
sebesar 3,4 persen. Sepanjang periode
2011-2014, terdapat kecenderungan
penurunan peranan perikanan laut, se-

Statistik Peternakan dan Unggas

ta

Selama periode 2012-2014, populasi


hewan ternak di Kota Samarinda
didominasi oleh ternak kambing dengan
proporsi lebih dari 40 persen lebih. Pada
tahun 2014, jumlah hewan ternak kambing mengalami penurunan, dari 10.353
ekor pada tahun 2013 menjadi
sebanyak 9.760 ekor pada tahun 2014,
atau menurun sebesar
5,7 persen.
Jumlah hewan ternak yang meningkat
adalah sapi dan babi, masing-masing
mengalami peningkatan sebesar 16,5
persen dan 3,5 persen.

Sumber: Dinas Perikanan Kota Samarinda

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

17

10

PERTAMBANGAN DAN
DAN ENERGI
ENERGI
PERTAMBANGAN
Produksi batubara dan minyak bumi mengalami penurunan pada
Pada tahun 2014 terdapat sejumlah 1.301 orang Pegawai
tahun 2014.

Tidak Tetap/Bulanan (PTTB) di kota Samarinda

Statistik Pertambangan
2012

2013

Minyak
Bumi
(Ribu
Barrel)

193,610

177,250

144,103

Gas Bumi
(Ribu
MMBTU)

3.768,00

2.700,00

2.700,67

16.362.968

13.803.480

8.833.366

ht

tp

://

sa

o.

.g

ps

da

ar

in

Kontribusi Sektor Pertambangan


Terhadap Total PDRB (%)

ko

ta

Batubara
(MT)

id

2011

.b

Uraian

Sektor pertambangan merupakan sektor


yang mempunyai peranan penting di
Kalimantan Timur, namun demikian
sektor tersebut bukan merupakan sektor
dominan di wilayah Kota Samarinda.
Terdapat tiga komoditi sektor pertambangan yang dihasilkan di wilayah
Kota Samarinda, yaitu minyak bumi, gas
bumi dan batubara. Luasan wilayah eksploitasi yang terbatas dan sifat sumber
daya yang tidak terbarukan, menyebabkan penurunan peranan sektor tersebut
bagi perekonomian Kota Samarinda dari
waktu ke waktu.
Berdasarkan data Dinas Pertambangan
dan Energi Kota Samarinda, terdapat
penurunan produksi pada dua komoditi
pertambangan sepanjang periode 2011
20112013. Persentase penurunan yang
cukup besar dialami oleh produksi batubara yang pada tahun 2013 menurun
hingga 36,01 persen, yang mengakibatkan produksi batubara turun dari 13,8
juta MT di tahun 2012 menjadi sebesar
8,8 juta MT di tahun 2013. Produksi minyak bumi mengalami penurunan sebesar 18,70 persen, yaitu dari 177,250 ribu
barrel di tahun 2012 menjadi 144,103
ribu barrel di tahun 2013. Sebaliknya,
terdapat kenaikan pada komoditi pertambangan gas bumi, namun besaran
peningkatan kurang signifikan yaitu
sebesar 0,02 persen.
Tercatat bahwa sepanjang tahun 2011
hingga 2014 terdapat penurunan peranan sektor pertambangan terhadap pembentukan PDRB. Pada tahun 2011,
peranan sektor pertambangan terhadap
total PDRB adalah sebesar 29,32 persen, besaran persentase tersebut
menurun hingga menjadi sebesar 15,56
persen di tahun 2014. Dengan kata lain

Kota Samarinda ternyata juga


memiliki potensi migas berupa
minyak mentah dan gas bumi.

18

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PERTAMBANGAN DAN
DAN ENERGI
ENERGI
PERTAMBANGAN
Tren peningkatan
produksi
permintaan
atas listrik
air
Rencana
pendapatan
Kotadan
Samarinda
Tahun
2014dan
mensepanjang
periode
2012-2014.
capai 3,0 triliun rupiah

Listrik dan air merupakan kebutuhan


yang tidak terpisahkan dengan aktivitas
masyarakat sehari-hari. Selain itu,
ketersediaan listrik dan air menjadi penting
dalam
mendukung
aktivitas
perekonomian
wilayah.
Dukungan
ketersediaan listrik dan air yang baik
dapat membantu mendorong daya saing
sektor-sektor produksi di suatu wilayah.

ta

.b

ps

.g

o.

id

Banyaknya Produksi dan Listrik Terjual


PLN

in

da

ko

Selama periode 2011-2014, terdapat


tren peningkatan produksi listrik. Pada
tahun 2011, produksi listrik di Kota Samarinda sebesar 1.049,2 juta Kwh dan
terus meningkat hingga di tahun 2014,
produksi listrik mencapai 1.363,5 Kwh.
Secara rata-rata
rata terdapat peningkatan
listrik sebesar 29,96 persen per tahun.

10
1
1
11
1

Banyaknya Air Minum yang Disalurkan


(Juta M3)

ht

tp

://

sa

ar

Hampir 90 persen dari produksi listrik


tersebut
dijual
untuk
digunakan
masyarakat di Kota Samarinda. Seiring
dengan peningkatan produksi listrik, terjadi pula peningkatan dari jumah listrik
yang terjual. Pada tahun 2011, listrik
yang terjual sebesar 933,7 juta Kwh,
dan di tahun 2014 meningkat menjadi
1.223,9 Kwh. Dengan kata lain,
penjualan listrik mengalami peningkatan
rata-rata 31,08 persen per tahun.

Status perusahaan air minum di Kota


Samarinda berstatus sebagai perusahaan milik pemerintah daerah atau
PDAM. Selama tahun 2012-2014,
jumlah air minum yang disalurkan terus
meningkat. Pada tahun 2013, jumlah air
minum yang disalurkan sebesar 40,97
juta m3. Pada tahun 2014, jumlah air
yang disalurkan meningkat sebesar
2,68 persen, menjadi sebesar 42,07 juta

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

19

11

INDUSTRI PENGOLAHAN
Aktivitas Sektor Industri meningkat, dan diiikuti dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja pada Sektor tersebut.

Berdasarkan data PDRB, selama periode 2011-2014 peranan sektor industri


terhadap total perekonomian Kota Samarinda adalah sekitar 7 hingga 8 persen. Menurut Disperindag Kota Samarinda, terdapat tiga sub sektor industri yaitu agro industri dan aneka, industri
logam dan elektronika, serta sub sektor
industri hasil hutan dan kimia. Seama
periode tersebut, sebagian besar industri, atau sekitar 40 persen, bergerak di
subsector industri hasil hutan, kimia,
pulp dan kertas.
Secara umum, terdapat peningkatan
jumlah industri di Kota Samarinda sela2011-2014. Selama periode
ma tahun 2011
tersebut, pertumbuhan jumah industri
rata-rata meningkat sebesar 4,7 persen
rata
per tahun. Pada tahun 2014, pertumbuhan jumlah unit usaha industri yang
paling cepat dialami oleh sub sektor industri logam mesin yaitu sebesar 8,9
persen.
Peningkatan aktivitas pada sektor industri berdampak kepada peningkatan
penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Selama periode 2011-2014, jumlah
tenaga kerja meningkat rata-rata 7,1
persen per tahun. Besaran tersebut
lebih besar dibandingkan dengan ratarata pertumbuhan jumlah unit usaha.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa
peningkatan aktivitas sektor industri
dapat berpotensi dalam mengurangi masalah pengangguran.
Pada tahun 2014, terjadi percepatan
penyerapan tenaga kerja atau penyerapan tenaga kerja meningkat lebih cepat
dibandingkan tahun 2013. Dengan pertumbuhan tenaga kerja sebesar 8,6

ar

Sumber: Dinas Perindagkop Kota Samarinda

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

Jumlah Unit Usaha Industri


Tahun 2011-2014

ht

tp

://

sa

Perkembangan Jumlah Unit Usaha


Usaha d
dan
Tenaga Kerja Industri
ustri
Tahun 2011-2014
2014

Sumber: Dinas Perindagkop Kota Samarinda

20

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

1
12
1
1

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI


Pada tahun 2014, aktivitas transportasi darat mengalami peningkatan, sedangkan transportasi udara mengalami penurunan.

ta

.b

ps

.g

o.

id

Banyaknya Kendaraan Bermotor Wajib


Uji
Tahun 2014

da

ko

Secara umum, kondisi sarana dan prasarana jalan di Kota Samarinda cukup baik.
Hal ini berpengaruh terhadap intensitas
penggunaan kendaraan bermotor di wilayah Kota Samarinda. Pada tahun 2014,
terdapat peningkatan jumlah kendaraan
bermotor wajib uji sebesar 5,6 persen,
atau tercatat sebanyak 52.251 unit kendaraan bermotor di Kota Samarinda.
Dari jumlah total kendaraan bermotor tersebut, sebesar 92,8 persen merupakan
jenis kendaraan mobil barang. Proporsi
kendaraan mobil penumpang dari tota
kendaraan bermotor wajib uji adalah
sebesar 3,9 persen, sedangkan jenis mobil bus sebesar 3,1 persen. Proporsi
terkecil adalah jenis kendaraan truk gandeng sebesar 0,2 persen.

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Samarinda

ht

tp

://

sa

ar

in

Pada tahun 2014, lalu lintas transportasi


udara yang ditunjukkan oleh frekuensi
penerbangan
pesawat
mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 25,8 persen. Tercatat masing-masing
masing terdapat 2.778 kedatangan dan keberangkatan pesawat di
Bandara Temindung. Penurunan frekuensi
kedatangan
dan
keberangkatan
penumpang memberikan pengaruh terhadap arus lalu lintas penumpang di Bandara Temindung. Pada tahun 2014, terdapat penurunan jumlah kedatangan
penumpang, yaitu sebesar 1,1 persen,
sedangkan keberangkatan penumpang
menurun sebesar 1,5 persen.
Kondisi sektor komunikasi di Kota Samarinda ditunjukkan oleh arus pengiriman
dan penerimaan surat serta wese. Data
tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan pengiriman surat, namun terdapat penurunan pada penerimaan surat.
Sementara itu, jumlah nilai rupiah pengiriman
wesel

Statistik Transportasi dan Komunikasi


Uraian
2012
Pesawat (Bandara Temindung)
Datang
Berangkat

2013

2014

3,107

3,746

2,778

3,106

3,746

2,778

Penumpang Pesawat di Bandara Temindung

Datang (orang)
Berangkat (orang)

49,225

66,040

65,327

45,826

55,582

54,763

495,281

125,075

266,366

Pos
Surat kirim (buah)
Surat terima (buah)
Wesel kirim (Milyar Rp)
Wesel terima (Milyar Rp)

1,893,786 2,158,178 1,372,668


432.7

410.0

358.6

159.7

13.4

121.1

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

21

13

PERDAGANGAN
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap total PDRB sebesar 13,01
persen. Jenis usaha perdagangan di Kota Samarinda sebagian besar,
atau sekitar 60 persen, merupakan perdagangan skala kecil.

Data PDRB Kota Samarinda menunjukkan bahwa pada tahun 2014, sektor
perdagangan memberikan kontribusi
sebesar 13,01 persen terhadap total
perekonomian wilayah. Peranan sektor
tersebut cukup signifikan tersebut
menunjukkan
kekhasan
wilayah
perkotaan, dimana pada umumnya
perekonomian wilayah perkotaan lebih
didominasi oleh sektor perdagangan dan
jasa. Perkembangan sektor perdagangan
di Kota Samarinda tersebut juga sejalan
dengan visi Kota Samarinda, yang salahsatunya adalah mewujudkan kota yang
berbasis perdagangan.
Ditinjau dari aktivitas eksor dan impor,
2010-2014
secara umum selama periode 2010
mengalami peningkatan. Ekspor mengalami peningkatan rata-rata 9,9 persen
per tahun, sementara impor meningkat
rata-rata 13,9 persen per tahun. Pada
tahun 2014, ekspor meningkat 1,2 persen
sedangkan impor meningkat 13,6 persen.
Peningkatan impor yang lebih cepat
dibandingkan ekspor, mengindikasikan
terdapat ketergantungan dan keterkaitan
wilayah Kota Samarinda yang cukup tinggi dengan wilayah lain.
Perkembangan usaha perdagangan di
wilayah Kota Samarinda juga ditunjukkan
oleh banyaknya penerbitan SIUP. Pada
tahun 2013, terdapat penurunan jumlah
ijin usaha perdagangan yang diterbitkan.
Secara keseluruhan, terjadi penurunan
penerbitan izin sebesar 18,2 persen
dibandingkan tahun sebelumnya.

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

Statistik Ekspor dan Impor Kota Samarinda

in

Sumber: BPS Kota Samarinda

ht

tp

://

sa

ar

Jumlah SIUP yang Diterbitkan (Buah)


uah)

Sumber: Disperindagkop Kota Samarinda

22

Dilihat menurut klasifikasi usaha, sebagian besar atau 60,4 persen usaha
perdagangan di Kota Samarinda termasuk
perdagangan
skala
kecil.

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PERBANKAN DAN INVESTASI


Peningkatan jumlah bank dan kantor bank diikuti oleh peningkatan dana simpanan dan penyaluran pinjaman.

o.
.g
ps
.b
ta

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Perkembangan pada jumlah bank tersebut


secara umum diikuti oleh perkembangan
jumlah dana simpanan. Rata-rata peningkatan per tahun dana simpanan menurut
jenis simpanan berkisar 4-7
7 persen. Pada
tahun 2014, kecuali simpanan tabungan
yang mengalami penurunan, simpanan
dalam bentuk giro dan deposito mengalami peningkatan, masing-masing
masing sebesar
3,1 persen dan 5,5 persen. Pada tahun
2014, jumlah simpanan yang terhimpun
dalam bentuk giro sebesar 6,2 trilyun rupiah, dalam bentuk deposito sebesar 10,3
trilyun rupiah dan dalam bentuk tabungan
sebesar 13,2 trilyun rupiah.

id

Selama periode 2011-2014, terdapat peningkatan jumlah bank dan kantor bank di
Kota Samarinda. Hingga tahun 2014, Bank
Indonesia Cabang Samarinda mencatat
terdapat peningkatan jumlah bank sebesar
10 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga pada tahun 2014 terdapat sejumlah 44 bank. Sementara
jumlah kantor bank meningkat sebesar
11,1 persen, menjadi sejumlah 211 kantor
bank, dari semula 190 kantor bank pada
tahun 2013.

1
14
1
1

Pada tahun 2014, penyaluran pinjaman


dari Bank Umum dan BPR di Kota Samarinda adalah sebesar 306,8 triliun rupiah, naik 6,4 persen dari tahun sebelumnya. Dana pinjaman tersebut sebagian
besar digunakan untuk kegiatan bersifat
produktif, yaitu untuk modal kerja sebesar
104 triliun rupiah (37 persen) dan untuk
investasi sebesar 109,6 triliun rupiah (36
persen). Penggunaan dana pinjaman untuk konsumsi adalah sebesar 83,9 triliun
atau sekitar 27 persen.

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

23

HARGA-HARGA

15

Inflasi moderat, yaitu 6,74 persen, pada tahun 2014.

112.6 120.19

Indeks Harga Produsen (implisit)

118.2 120.01

Inflasi konsumen (%)

10.37

6.74

Inflasi produsen (%)

2.35

1.53

.b

Indeks Harga Konsumen (IHK)

id

2014

o.

2013

.g

Uraian

ps

Statistik Harga

Selama 2013-2014, terdapat peningkatan indeks harga konsumen juga produsen. Perubahan indeks tersebut, yang
disebut sebagai inflasi, menunjukkan
kecepatan peningkatan harga barangbarang di wilayah Kota Samarinda. Pada tahun 2014, inflasi konsumen
menunjukkan angka yang moderat yaitu
6,74 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, besaran inflasi tersebut lebih
rendah, dimana pada tahun 2013 nilai
inflasi mencapai 10,37 persen.
Di tingkat produsen, perubahan harga
relatif lebih rendah dibandingkan perubahan harga di tingkat konsumen, yaitu
1,53 persen pada tahun 2014. Sama
halnya dengan inflasi konsumen, besaran inflasi produsen di tahun 2014
tersebut lebih rendah jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Perubahan
harga di tingkat produsen yang disebabkan faktor-faktor penyebab infasi.seperti
penyediaan barang dan jalur distribusi,
relatif lebih inelastis dibandingkan di
tingkat konsumen di wilayah Kota Samarinda.
Kenaikan harga konsumen sebesar 6,74
persen pada tahun 2014 terutama dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga
yang cukup tinggi pada komoditi makanan, perumahan dan transportasi dan
komunikasi. Lebih lanjut, jika dilihat
secara rinci infasi bulanan, terdapat
perbedaan jenis komoditi yang memberikan andil secara signifikan terhadap
inflasi wilayah Kota Samarinda. Pada
bulan Desember tahun 2014, inflasi tercatat sebesar 2,52 persen. Komoditi
yang cukup signifikan dalam memberikan andil adalah makanan jadi dan
transportasi, akibat peningkatan per-

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

ta

Sumber: BPS Kota Samarinda


Catatan: Indeks harga konsumen menggunakan tahun
dasar 2007, sedangkan indeks harga produsen menggunakan tahun dasar 2000

24

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PENGELUARAN PENDUDUK

o.
.g
ps
.b
ta


ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Konsumsi atau pengeluaran penduduk


merupakan salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat.
Pengeluaran
penduduk Kota Samarinda mengalami
peningkatan pada tahun 2013, namun di
tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 5,8 persen. Penurunan yang lebih
besar terjadi pada komoditi non makanan, yaitu sebesar 8,9 persen. Sedangkan komoditi makanan hanya mengalami penurunan sebesar 1,5 persen.
Secara rinci, proporsi pengeluaran
penduduk terbesar pada komoditi makanan adalah untuk makanan jadi, yang
mencapai 29 persen pada tahun 2014.
Sedangkan pada komoditi non makana,
proporsi pengeluaran terbesar adalah
untuk perumahan dengan besaran persentase mencapai 50 persen.
Menurut golongan pengeluaran, hampir
sebagian
besar
penduduk
Kota
Samarinda (94 persen) melakukan
melakukan
pengeluaran konsumsi lebih dari 500 ribu
rupiah setiap bulannya. Sementara 4
persen mengeluarkan sekitar 400 sampai
499 ribu rupiah setiap bulannya dan 2
persen penduduk melakukan pengeluaran konsumsi sekitar 300 sampai 399
ribu rupiah setiap bulan. Sementara untuk golongan pengeluaran di bawah 250
ribu rupiah sudah tidak ada lagi.
Ketimpangan pendapatan yang terjadi
pada masyarakat dapat diukur oleh indikator distribusi pendapatan, yaitu Indeks
Gini. Dalam 2 tahun terakhir, terlihat tidak
terdapat perubahan pada distribusi pendapatan masyarakat di Kota Samarinda.
Hal ini terlihat dari pola penyebaran pendapatan masyarakat yang relatif sama di
tahun 2013 dan 2014. Kondisi distribusi
pendapatan yang relatif sama tersebut
juga ditunjukkan oleh nilai indeks
Koefisien

1
16

id

Konsumsi masyarakat menurun di tahun 2014, terutama untuk


komoditi non makanan.

1
1

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

25

Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 4,59 persen dan


struktur ekonomi relatif sama dengan tahun sebelumnya.

Selama periode 2012-2014, perekonomian Kota Samarinda terus mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan besaran PDRB dari tahun ke tahun.
PDRB Kota Samarinda atas dasar harga
berlaku pada tahun 2014 sebesar 46,98
triliun rupiah. Pada tahun 2014, tercatat
pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda
sebesar 4,59 persen.
Terdapat tiga sektor ekonomi yang dominan dalam perekonomian Kota Samarinda. Ketiga sektor tersebut adalah sektor
konstruksi sebesar 21 persen, diikuti oleh
sektor pertambangan dan perdagangan
masing-masing
masingmasing
-masing
masing 16 persen dan 13 persen.
Peranan ketiga sektor yang cukup dominan tersebut menunjukkan karakteristik
khas
Samarinda
sebagai
wilayah
perkotaan yang umumnya memiliki aktivitas perdagangan dan kegiatan pembangunan fisik yang cukup tinggi. Aktivitas pertambangan batubara di beberapa
lokasi, seperti Kecamatan Palaran, juga
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian daerah Kota
Samarinda.
Lebih lanjut, komposisi sektoral menunjukkan bahwa tidak terdapat pergeseran
struktur ekonomi di Kota Samarinda. Jika
dibandingkan komposisi 6 (enam) sektor
dengan proporsi terbesar di tahun 2013
dan 2014, terlihat bahwa keenam sektor
tersebut adalah sama. Namun, terdapat
perubahan dalam besaran persentase
kontribusi
sektoral
terhadap
total
perekonomian, namun besaran perubahan tersebut tidak signikan. Secara
khusus, dari data dua tahun tersebut terlihat bahwa terdapat kecenderungan pen-

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

17

PENDAPATAN REGIONAL

26

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PENDAPATAN REGIONAL

o.
.g
ps
.b
ta


ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Pada tahun 2014, PDRB atas dasar


harga berlaku Kota Samarinda sebesar
47 trilyun rupiah, angka tersebut lebih
besar dibandingkan angka tahun 2013,
yaitu sebesar 44,2 trilyun rupiah.
Sementara itu, PDRB atas dasar harga
konstan tahun 2014 sebesar 39,1 trilyun
rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun
2013, yaitu sebesar 37,4 trilyun rupiah.
Peningkatan besaran pada nilai PDRB
tersebut disebabkan beberapa sektor
mengalami pertumbuhan yang cukup
tinggi, seperti Sektor Listrik (18,4%),
Sektor Pendidikan (16,2%), Sektor Real
Estate (13,4%) dan Sektor Kesehatan
(12,5%).
Sejak tahun 2010, perekonomian Kota
Samarinda mengalami pertumbuhan
positif. Pada tahun 2012, perekonomian
Kota
Samarinda
mengalami
perlambatan akibat adanya penurunan
produksi pada Sektor Pertambangan.
Ekonomi Kota Samarinda juga sedikit
melambat di tahun 2014, dimana
besaran pertumbuhan menjadi lebih
kecil (4,59%) dibandingkan besaran
pertumbuhan di tahun sebelumnya (4,82
%). Hal ini disebabkan karena adanya
perlambatan pada dua sektor yang
dominan, yaitu Sektor Konstruksi dan
Perdagangan,
serta
pertumbuhan
negatif pada Sektor Pertambangan.

1
17

id

Terjadi sedikit perlambatan ekonomi pada tahun 2014, namun


pendapatan per kapita masyarakat tetap meningkat.

1
1

Sepanjang periode 2012-2014, terjadi


peningkatan pada nilai PDRB per kapita
dan Pendapatan per kapita. Pada tahun
2014, besaran kedua indikator tersebut
mengalami peningkatan sebesar 3,0
persen. Nilai PDRB per kapita adalah
sebesar 56,6 juta rupiah, sedangkan

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

27

Persentase penduduk miskin Kota Samarinda berada dibawah ratarata Provinsi Kalimantan Timur.

Beberapa indikator digunakan untuk


melihat
posisi
Kota
Samarinda
dibandingkan dengan beberapa wilayah
Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
Secara umum, Kota Samarinda memiliki
posisi yang relatif cukup baik, jika dilihat
pada aspek ekonomi maupun aspek
sosial, yang ditunjukkan oleh indikator
kemiskinan dan pengangguran.
Angka kemiskinan menunjukkan bahwa
pada tahun 2013, terdapat lebih dari
36,6 ribu jiwa penduduk miskin di Kota
Samarinda. Secara persentase, angka
kemiskinan Kota Samarinda adalah 4,6
persen. Jika dibandingkan dengan rata
ratarata Provinsi yang direpresentasikan
oleh persentase kemiskinan Provinsi
Kalimantan Timur, besaran tersebut
lebih kecil dibandingkan angka kemiskinan Provinsi. Hal ini mengindikasikan
bahwa kinerja sosial Kota Samarinda
lebih baik dibandingkan dengan wilayah
lain.
Pada tahun 2014, tingkat pengangguran
Kota Samarinda sebesar 7,56 persen.
Jika dibandingkan dengan angka
pengangguran Provinsi, besaran nilai
tersebut sedikit lebih tinggi, dimana tingkat pengangguran Provinsi adalah sebesar 7,38 persen. Jumlah penganggur di
Kota Samarinda, merupakan 19,8 persen penganggur di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, dengan jumlah sebanyak
26,4 ribu jiwa.
Bila
dibandingkan
dengan
nilai
pengangguran perkotaan lainnya, tingkat pengangguran Kota Samarinda sama dengan Kota Balikpapan, namun
masih lebih rendah dibandingkan Kota
Bontang. Secara umum, jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya, nilai
pengangguran tersebut cukup tinggi,
mengindikasikan bahwa pengangguran

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

ta

.b

ps

.g

o.

id

18

PERBANDINGAN REGIONAL

28

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

PERBANDINGAN REGIONAL
Kinerja ekonomi dan sosial Kota Samarinda cukup baik. Pertumbuhan ekonomi positif, dan nilai persentase kemiskinan serta indeks Gini Ratio rendah.

ta

.b

ps

.g

o.

id

PDRB Berlaku dan Pertumbuhan


Ekonomi Tahun 2014

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur

Hubungan Penduduk Miskin dan Gini Rasio


Tahun 2014

ht

tp

://

sa

ar

in

da

ko

Jika dibandingkan dengan kota lainnya,


yaitu Balikpapan dan Bontang, besaran
PDRB Kota Samarinda lebih rendah yaitu sebesar 46,98 triliun rupiah pada tahun 2014. Hal ini disebabkan terdapat
perbedaan karakteristik ekonomi di wilayah Samarinda dengan kedua kota
lainnya. Perekonomian Balikpapan dan
Bontang didominasi oleh minyak dan
gas dengan nilai tambah yang sangat
tinggi, sedangkan perekonomian Kota
Samarinda
didominasi
oleh
perdagangan dan jasa.
Pada
tahun
2014,
pertumbuhan
ekonomi Kota Samarinda sedikit lebih
rendah dari Balikpapan, yaitu sebesar
4,56 persen. Namun jika dibandingkan
dengan kabupaten lainnya, besaran pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi.
Bahkan jika dibandingkan dengan Bontang yang mengalami pertumbuhan
negatif, maka kinerja ekonomi Kota Samarinda dikatakan cukup baik.
Kinerja sosial wilayah Kota Samarinda
lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa wilayah kabupaten atau kota
lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh besaran
indikator persentase kemiskinan dan
indeks Gini Ratio, dimana besaran
kedua
indikator
tersebut
berada
dibawah rata-rata Provinsi. Selain Kota
Samarinda, wilayah lainnya yang juga
memiliki kinerja sosial cukup baik adalah
Kota Balikpapan dan Kabupaten Berau.
Secara umum, ketiga wilayah tersebut
memiliki nilai Persentase Kemiskinan
dan Gini Ratio yang relatif rendah. Hal
ini mengindikasikan bahwa kemakmuran
masyarakatnya didukung pula oleh
pemerataan pendapatan. Sedangkan
Kota Bontang memiliki nilai persentase

1
18
1
1

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur

STATISTIK DAERAH KOTA SAMARINDA 2015

29

id

o.

.g

ps

.b

ta

ko

da

in

ar

sa

://

tp

ht

Anda mungkin juga menyukai