Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi.
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya yang
dicari adalah 'confined aquifer' yaitu lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan
kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas.
'Confined' akifer ini mempunyai 'recharge' yang relatif jauh.
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger
pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk
mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah
dengan cara mengalirkan arus listrik DC ('Direct Current') yang mempunyai
tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah
'Elektroda Arus' A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu.
Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam. Dengan adanya aliran arus listrik tersebut
maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah.
Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang
menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalam satu garis lurus serta simetris
terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2 buah
elektroda tegangan (MN) di bagian dalam. Metode geolistrik resistivitas yang
akan digunakan adalah metode pengukuran dua dimensi dengan konfigurasi
Wenner-Schlumberger. Pada metode geolistrik resistivitas yang diukur adalah
potensial dan arus listrik sehingga nantinya akan menghasilkan resistivitas semu
dan data yang diperoleh akan diolah menggunakan program RES2DIV.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian geolistrik ini adalah menentukan jenis
batuan berdasarkan nilai resistivitas.
1.3 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk menentuan
karakteristik batuan di dalam tanah berdasarkan nilai resistivitasnya.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat praktikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui resistivitas batuan yang terdapat di Pantai Kura-kura Desa
Tanjung Gondol Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang kotamadya
Singkawang.
2. Dapat dijadikan sebagai literatur untuk penelitian sejenis lainnya.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Metode Geolistrik
Salah satu metode geolistrik adalah metoda geolistrik tahanan jenis
(resistivitas). Resistivitas atau tahanan jenis bahan adalah besaran atau parameter
yang menunjukkan tingkat hambatnya terhadap arus listrik. Bahan yang
mempunyai resistivitas besar semakin sulit dilalui arus listrik. Tahanan jenis diberi
simbol , yang merupakan kebalikan dari daya hantar jenis.
Metode resistivitas merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat resistivitas dari lapisan batuan di dalam bumi. Prinsip metode
resistivitas adalah dengan mengalirkan arus listrik kedalam bumi melaui kontak
dua elektroda arus, kemudian diukur distribusi potensial yang dihasilkan.
Resistivitas batuan bawah permukaan dapat dihitung dengan mengetahui besar
arus yang dipancarkan oleh elektroda tersebut dan besar potensial yang
dihasilkan. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih dalam, maka
jarak masing-masing elektroda arus dan elektroda potensial ditambah secara
bertahap. Semakin besar spasi/jarak elektroda arus maka efek penembusan arus ke
bawah makin dalam, sehingga batuan yang lebih dalam dapat diketahui sifat-sifat
fisisnya.
Sifat konduktivitas listrik batuan dekat permukaan bumi sangat
dipengaruhi oleh jumlah air, kadar garam/salinitas air serta bagaimana cara air
didistribusikan dalam batuan. Konduktivitas listrik batuan yang mengandung air
sangat ditentukan terutama oleh sifat air, yakni elektrolit. Larutan garam terdiri
dari anion dan kation yang bergerak bebas dalam air. Adanya medan listrik
eksternal menyebabkan kation dalam larutan elektrolit dipercepat menuju kutub
negatif sedangkan anion menuju kutub positif. Tentu saja, batuan yang berpori
yang berisi air, nilai resistivitas listriknya berkurang dengan bertambahnya
kandungan air.

Dalam eksplorasi geofisika, metode geolistrik tahanan jenis merupakan


salah satu metode yang digunakan untuk menyelidiki struktur bawah permukaan
berdasarkan perbedaan resistivitas batuan. Resistivitas batuan ini bervariasi
menurut jenis batuan, porositas dan kandungan fluida. Berikut ini tabel resistivitas
batuan menurut jenis batuan:
Tabel 2.1 Resistivitas batuan menurut jenis batuan
Jenis batuan
Granite
Andesite
Slates
Marble
Limestone
Sandstone
Alluvium and sands
Oil sands

Resistivitas
3 x 102 _ 1 x 106 m
1,7 x 102 ( drg ) 4,5 x 104 ( watt )
6 x 102 4 x107
1 x102 2,5 x 108
50 - 107
1 6,4 x 108
10 800
4 - 800

Dalam metode geolistrik resistivitas terdapat berbagai macam aturan dalam


menempatkan elektroda. Konfigurasi yang sering digunakan yaitu:
1) Konfigurasi wenner
2) Konfigurasi schlumberger
3) Konfigursi bipol dipol
4) Konfigurasi lee partition
5) Konfigurasi rectangle
Pengukuran resistivitas dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Pengukuran di laboratorium
Resistivitas atau tahanan jenis dapat ditentukan dengan menggunakan hukum
ohm I = A V / L, yang berlaku untuk arus listrik I yang melewati bahan
berbentuk silinder dengan luas penampang A dan panjang L dan diberi beda
tegangan V antara ujung ujungnya.

2) Pengukuran di lapangan
Resistivitas di lapangan dapat diukur secara tidak langsung dengan
memasukkan (dan juga mengukurnya) arus listrik ke dalam tanah melalui 2

titik (elektroda) di permukaan tanah dan mengukur beda potensial antar 2 titik
yang lain dipermukaan.
Berdasarkan tujuan penyelidikan, metode geolistrik tahanan jenis dapat
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1) Sounding
Sounding merupakan perubahan resistivitas bawah permukaan ke arah
vertikal. Pada titik ukur yang tetap, jarak elektroda arus dan tegangan diubah.
Konfigurasi elektroda yang biasanya dipakai adalah konfigurasi schlumberger.
a)

b)

C1 P1 P2 C2
n=1

a a a

a a a

C1 P1 P2 C2

C1 P1 P2 C2
n=2
2
a
C1

2
a

P1

C1 P1 P2 C2

2
a

2a
P2

C2

C1

P1

2a
a
P2

C2

n=3
3
3
3
3
a
3
a
a Langkah-langkah
a
a Wenner dan (b) Rangkaian
a
Gambar
2.1
yang digunakan (a)
Wenner Shlumberger dengan perubahan kedalaman (Res2Div, pdf)
2) Traversing / Mapping
Penyelidikan perubahan resistivitas bawah permukaan ke arah lateral, yaitu
jarak elektroda arus dan tegangan tetap, titik ukur digeser secara horizontal.
Konfigurasi elektroda yang biasanya dipakai adalah konfigurasi wenner atau
dipol-dipol.

C1

P1

C2

P2

Gambar 2.2 Mapping


Berdasarkan Pengolahan data resistivitasnya, maka dapat di bedakan
menjadi:
1. Mapping
Data resistivitas yang diperoleh dilapangan diplot di dalam peta sesuai dengan
tempat pengukurannya, kemudian dibuat kontur yang menghubungkan harga
resistivitas yang sama. Interpretasi dilakukan secara langsung dari pola kontur
resistivitas yang ada.
2. Sounding
Ada dua cara untuk mengolah data sounding yaitu dengan tekhnik curva
matching dan dengan tekhnik inversi (menggunakan program komputer):
1) Kurva matching
Tekhnik kurva matching hanya menggunakan kurva baku struktur medium
2 lapis yang terdiri dari 2 kurva baku yang memerlukan empat kurva bantu
yang menghubungkan lengkung kurva resistivitas semu banyak lapis
dengan dua lapis.
Ini dapat dilakukan mengingat struktur banyak lapis dapat dianggap
sebagai struktur 2 lapis, yang setiap lapisannya dapat diwakili oleh satu
atau kombinasi banyak lapis.
2) Inversi
Dalam tekhnik inversi ini, dimulai dengan membuat model perlapisan
awal yang kira-kira sesuai dengan data lapangan. Kermudian dilakukan
perhitungan

untuk

mendapatkan

harga

resistivitas

semu

teoritis

berdasarkan model perlapisan awal. Setelah itu cocokkan antara kurva


resistivitas semu terhitung dengan kurva resistivitas lapangan. Jika kedua
kurva tersebut belum cocok, model awal diubah dan semua langkah
terdahulu dilakukan lagi (iterasi), Sehingga akhirnya kurva resistivitas
teoritis sama dengan kurva resistivitas lapangan dan model terakhir itulah

hasil penyelesaian problem inversi. Pengolahan data sounding dengan


tekhnik inversi menggunakan program yang dinamakan resix.
Sifat Konfigurasi Elektroda
1) Konfigurasi Wenner
Pada konfigurasi ini, baik arus maupun potensial diletakkan simetris
terhadap titik sounding dan jarak elektroda arus tiga kali jarak elektroda potensial.
Pada resistivitas mapping jarak spasi elektroda tidak berubah-ubah untuk setiap
titik sounding yang diamati. Jarak spasi elektroda diperbesar makin sensitif dan
semakin besar arus yang dihasilkan.

Konfigurasi ini dapat mendeteksi ketakhomogenan lokal dari lokasi yang


diamati.
Kv

2
1
1
1
1
=

AM BM AN BN
2

= 1 1 1 1

2a

2a

Sehingga pada konfigurasi wenner berlaku hubungan :


av 2a

Keterangan :
av tahanan jenis
Kv = faktor geometri
2) Konfigurasi Sclumberger

V
I

Pada konfigurasi schlumberger jarak spasi elektroda dibuat tetap masingmasing titik ( titik sounding) sedang untuk resistivitas sounding, jarak spasi
elektroda diubah-ubah secara graduil untuk suatu titik pengamatan.
2

Kc =

1
1
1
1

AM BM AN BN

1
1
1
1
=
( L X ) 1 ( L X ) 1 ( L X ) 1 ( L X ) 1

Karena (L-X)

l maka :
Kc =

( L2 - X2 )2
2l ( L2 + X2 )

Sehingga : ac Kac

V
I

( L2 X 2 ) 2 V
2l ( L2 X 2 ) I

Dimana :
ac tahanan jenis yang terbaca pada k Sclumberger
Kc = konfigurasi elektroda sclumberger
Untuk menggambarkan denah lokasi survey / tempat pengambilan data
biasanya digunakan Stacking Chart dimana setiap titik pada stacking chart
tersebut menggambarkan posisi sebuah datum (titik pengambilan data). Dari
setiap titik datum yang akan diambil nilai tegangannya setelah diberi arus dengan
besaran yang telah ditentukan.
Untuk pengolahan data geolistrik menggunakan program res2dinv.
Res2dinv adalah program komputer yang secara automatis menentukan model

resistivitas dua dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey
geolistrik.
Res2Dinv adalah program komputer yang secara automatis menentukan
model resistivity 2 dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey
geolistrik.
Model 2-D menggunakan program inversi, yang terdiri dari sejumlah
kotak persegi. Susunan dari kotak-kotak ini terikat oleh distribusi dari titik datum
dalam pseudosection. Distribusi dan ukuran dari kotak secara automatis dihasilkan
dari program maka jumlah kotak tidak akan melebihi jumlah datum point.
Subroutine dari permodelan maju digunakan untuk menghitung nilai
resistivitas semu, dan teknik optimasi least-squares non-linier digunakan untuk
routine inversi. Program ini juga mendukung teknik forward modeling finitedifference dan finite-element. Program ini dapat digunakan untuk survei
menggunakan

Wenner,

Schlumberger dan

pole-pole,

dipole-dipole,

pole-dipole,

Wenner-

array dipole-dipole ekuator. Anda bisa memproses

pseudosection hingga 650 electroda dan 6500 points pada satu waktu. Spasi
elektroda terbesar hingga 36 kali spasi terkecil dalam satu set data. Selain survey
normal dilakukan dengan elektroda-elektroda di permukaan tanah, program ini
juga mendukung survey underwater dan cross-borehole.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan kuliah lapang dilaksanakan di Pantai Kura-Kura Desa


Tanjung Gundul Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang. Kuliah lapang
dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 25 Juni 2009 sampai 27 Juni 2009.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) 13 buah batang patok
2) 13 buah batang elektroda
3) Kompas geologi
4) Meteran dan tali
5) Palu
6) Resistivitimeter
7) GPS

Gambar 3.1 Resistivitimeter dan alat bantu


3.3 Prosedur Pengambilan Data
1) Daerah untuk pengambilan data ditentukan
2) Stackingchart dibuat dengan 30 datum yang berdasarkan metode
wenner-schlumberge

10

3) Batang patok 1 sampai 13 ditancapkan dengan jarak antar patok 10


meter di tanah
4) Batang elektroda dipasang sesuai dengan Stackingchart yang telah
dibuat
5) Arus diinjeksikan ke dalam tanah melalui elektroda arus kemudian
besar arusnya dicatat
6) Beda potensial yang dihasilkan setelah penginjeksian arus
7) Untuk datum 2 dan selanjutnya, batang elektroda dipindahkan dan
dipasang sesuai dengan Stackingchart, selanjutnya ulangi langkah 5 dan
6 untuk datum yang selanjutnya
8) Hasil pengukuran diolah dengan program Res2dinv.
9) Data dimasukkan kedalam program res2dinv.
10) Data diolah sedemikian rupa sebanyak 30 titik datum tersebut.
11) Setelah itu diperoleh bentuk gambar 2d dari data yang ada.
12) Dilakukan iterasi terhadap nilai tersebut karena error yang didpat terlalu
besar.
DATA
13) Setelah itu dimasukkan nilai
topografi dari daerah tersebut.
14) Setelahitu diperoleh hasilnya.
INPUT DATA KE EXCEL

PERHITUNGAN NILAI RESISTIVITAS

INPUT KE NOTEPAD

3.4 Flow Chart

INPUT KE RES2DINV

INVERSI DATA
11
OUTPUT

3.5 Stacking Chart

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

12

no
datum
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

a
15
25
15
15
25
35
45
35
25
15
15
25
35
45
55
55
45
35
25
15
15
25
35
45
35
25
15
15
25
15

b
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

V (mV)
291,8
213,4
110,1
78
198,6
332,9
280
338,1
366,3
42,6
52,3
302,6
190,3
286,8
129
406
401,9
618
626
400,4
313
256,5
280,5
279,2
401,3
315,5
371,8
301,4
249,5
156,6

I (mA)
0,28
0,29
0,28
0,28
0,26
0,27
0,27
0,29
0,27
0,26
0,27
0,27
0,27
0,28
0,23
0,27
0,28
0,28
0,28
0,28
0,27
0,27
0,28
0,27
0,26
0,28
0,27
0,28
0,27
0,26

13

k=(pi(a^2b^2))/2*b
1570
4710
1570
1570
4710
9420
15700
9420
4710
1570
1570
4710
9420
15700
23550
23550
15700
9420
4710
1570
1570
4710
9420
15700
9420
4710
1570
1570
4710
1570

R (ohm)
1042,143
735,8621
393,2143
278,5714
763,8462
1232,963
1037,037
1165,862
1356,667
163,8462
193,7037
1120,741
704,8148
1024,286
560,8696
1503,704
1435,357
2207,143
2235,714
1430
1159,259
950
1001,786
1034,074
1543,462
1126,786
1377,037
1076,429
924,0741
602,3077

1636164
3465910
617346,4
437357,1
3597715
11614511
16281481
10982421
6389900
257238,5
304114,8
5278689
6639356
16081286
13208478
35412222
22535107
20791286
10530214
2245100
1820037
4474500
9436821
16234963
14539408
5307161
2161948
1689993
4352389
945623,1

x
15
25
25
35
35
35
45
45
45
45
55
55
55
55
55
65
65
65
65
65
75
75
75
75
85
85
85
95
95
105

Gambar 4.1 Penampang Resistivitas Batuan Hasil Res2dinv

14

Gambar 4.2 Penampang Resistivitas Batuan


Hasil Res2dinv dan Topografinya

4.2 Pembahasan
Metode geolistrik mempunyai prinsip dasar yaitu mengirimkan arus listrik
ke bawah permukaan melalui dua elektroda arus (C1 dan C2) dan mengukur
kembali beda tegangan di antara dua elektroda potensial (P1 dan P2) yang
diterima di permukaan. Dari data arus dan beda tegangan ini, maka nilai tahanan
jenis dapat dihitung. Nilai tahanan jenis yang didapat bukan merupakan nilai
tahanan jenis sebenarnya melainkan nilai tahanan jenis semu. Untuk mendapatkan
nilai dari tahanan jenis sebenarnya, maka dilakukan teknik inversi dengan
menggunakan software Res2Dinv.
Bumi terdiri dari lapisan- lapisan resistivity yang berbeda-beda, sehingga
potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Dengan
demikian harga resistivitas yang terukur bukan merupakan harga untuk satu
lapisan saja, hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar.
Dari gambar dapat dilihat bahwa model resistivitas batuan tersebut dapat
dibagi menjadi beberapa daerah yang memiliki nilai resistivitas yang berbeda, hal
tersebut dapat dilihat dari warnanya. Warna menunjukkan nilai resistivitas batuan

15

dan nilai resistivitas menunjukkan jenis batuan, karena setiap jenis batuan
memiliki nilai resistivitas tertentu.
Setelah diperoleh data arus dan tegangan, maka data diolah didalam
mikrosft excel. Setelah itu data tersebut dimasukkan ke dalam notepad dan di
interpretasikan didalam software res2dinv.
Disini dicari nilai arus dan tegangan dari alat ukur resistivitymeter. Disini
diperoleh nilai tegangan yang bervariasi, namun untuk nilai arus yang diperoleh
seperti konstan atau tidak ada perubahan. Selain itu nilai tegangan dan arus yang
diperoleh dari alat juga bernilai negatif, namun hal ini dapat diselesaikan dengan
memutlakkan nilai keduanya.
Hasilnya akan diperoleh dari res2dinv dengan nilai resistivitasnya.
Berdasarkan literatur nilai resistivitas yang diperoleh sesuai dengan jenis batuan
yaitu batuan pasir. Namun disini diperoleh error yang cukup besar yaitu sebesar
27,1 % setelah dilakukan beberapa kali iterasi data.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

16

1) Nilai resistivitas yang diperoleh sesuai dengan batuan pasir


2) Error yang diperoleh yaitu 27,1 %
5.2 Saran
1. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk menggunakan jarak elektroda
yang lebih rapat (5 meter) sehingga bisa mengetahui resistivitas batuan
lebih teliti.
2. Disarankan menggunakan lintasan yang lebih panjang lagi agar lapisan
yang paling dalam dapat teramati.

Lampiran 1
Tabel 1 Resistivitas batuan beku dan metamorf
Rock type

Resistivity range (ohm meter)

17

Granite
Granite prophiry
Feldspar prophiry
Albite
Syenite
Diorit
Diorit prophiry
Porphyryte
Carbonatized prophiry
Quartz prophiry
Quartz diorite
Porphiry (Vorious)
Dacite
Andesite
Diabase porphyry
Diabase (Vorious)
Lavas
Gabbro
Basalt
Olivine norite
Peridotite
Hornfels
Schists (calcareous & mica)
Tuffs
Graphite schist
Slates (various)
Gneiss (various)
Marble
Skrn
Quartzites (various)

3 x102-106
4,5 x103 (wet)-1.5 x106 (dry)
4 x103 (wet)
3x 102 (wet)-3.3 x103 (dry)
102-106
104-105
1,9 x103 (wet) -2,8 x 104 (dry)
10-5 x104 (wet)-3,3 x103 (dry)
2,5 x103 (wet)-6,4 x104 (dry)
3 x102 -9 x105
2 x104-2 x10+6 (wes)-1,8 x105(dry)
60-104
2 x104 (wet)
1,7 x 102(wet)-4,5 x104 (dry)
103 (wet)-1,7 x105 (dry)
20-5 x104
102-5 x107
103-106
10-1,3 x107 (dry)
103-6 x104(wet)
3 x103 (wet)-6,5 x103 (dry)
8 x103(wet)-6 x107(dry)
20-104
2 x103 (wet)-105 (dry)
10-102
6 x102 -4 x107
6,8 x104(wet)-3x 106 (dry)
102 -2,5 x108 (dry)
2,5 x102(wet)-2,5 x108 (dry)
10-2 x108

Tabel 2 Resistivitas batuan sedimen


Rock type

Resistivity range (ohm meter)

18

Consolidated shales
Argilitis
Conglomerates
Sandstone
Limestone
Dolomite
Uncosolidated wet clay
Marls
Clays
Aluvium and sands
Oil sands

20-2 x 103
10-8 x 102
2 x 103-104
1-6,4 x108
50- 107
3,5 x 102 -5 x 103
20
3-70
1-100
10-800
4-800

Tabel 3 Resistivity logam dan unsur


Logam / unsure

Resistivity
Range
Average
4,5 x 10-7
2.2 x 10-7
1,2 x 10-6
1,7 x 10-8
2,4 x 10-8
-7
5x10 -10
10-3
10-7
2,2 x 10-7
9,6 x 10-7
5,7 x 10-7
7,8 x 10-3
10-7
1,6 x 10-8
1014
7
16
10 -10
10-7
10-4-2x103
1,1 x 10-7
3x 10-7
5.8 x 10-8

Antimony
Arsenik
Bismuth
Copper
Gold
Graphite
Iron
Lead
Mercury
Molybdenum
Nickel
Platinum
Silver
Sulphur
Tellurium
Tin
Uranium
Zine

Tabel 4.Daftar harga resistivitas batuan


Jenis batuan

Harga resistivitas (ohm meter)

19

Batu lampung
Pasir
Batu gamping
Batu gamping mengandung air
Pasir mengandung air
Batu gamping mengandung air asin
Batu pasir mengandung air

1-10
20-80
100
80-200
0.1-0.9
10-99
20-90

Lampiran 2
Tabel 5. Data Geolistrik
no
datum
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

a
15
25
15
15
25
35
45
35
25
15
15
25
35
45
55
55
45
35
25
15
15
25
35
45
35
25
15
15
25
15

b
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

V (mV)
291,8
213,4
110,1
78
198,6
332,9
280
338,1
366,3
42,6
52,3
302,6
190,3
286,8
129
406
401,9
618
626
400,4
313
256,5
280,5
279,2
401,3
315,5
371,8
301,4
249,5
156,6

I (mA)
0,28
0,29
0,28
0,28
0,26
0,27
0,27
0,29
0,27
0,26
0,27
0,27
0,27
0,28
0,23
0,27
0,28
0,28
0,28
0,28
0,27
0,27
0,28
0,27
0,26
0,28
0,27
0,28
0,27
0,26

Lampiran 3

20

k=(pi(a^2b^2))/2*b
1570
4710
1570
1570
4710
9420
15700
9420
4710
1570
1570
4710
9420
15700
23550
23550
15700
9420
4710
1570
1570
4710
9420
15700
9420
4710
1570
1570
4710
1570

R (ohm)
1042,143
735,8621
393,2143
278,5714
763,8462
1232,963
1037,037
1165,862
1356,667
163,8462
193,7037
1120,741
704,8148
1024,286
560,8696
1503,704
1435,357
2207,143
2235,714
1430
1159,259
950
1001,786
1034,074
1543,462
1126,786
1377,037
1076,429
924,0741
602,3077

1636164
3465910
617346,4
437357,1
3597715
11614511
16281481
10982421
6389900
257238,5
304114,8
5278689
6639356
16081286
13208478
35412222
22535107
20791286
10530214
2245100
1820037
4474500
9436821
16234963
14539408
5307161
2161948
1689993
4352389
945623,1

x
15
25
25
35
35
35
45
45
45
45
55
55
55
55
55
65
65
65
65
65
75
75
75
75
85
85
85
95
95
105

Tabel 6. Data Topografi


x
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

z(cm)
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110

73
97
116
138
151
191
244
331
408
444
478
516
540

z(m)
0.73
0.97
1.16
1.38
1.51
1.91
2.44
3.31
4.08
4.44
4.78
5.16
5.4

Lampiran 4

21

Gambar Penampang resistivitas batuan hasil Res2dinv

22

Gambar Penampang Resistivitas Batuan


Hasil Res2dinv dan Topografinya

DAFTAR PUSTAKA

23

Anggayana, K, 1999, Genesa Batubara, Fakultas Teknologi Mineral, ITB,


Bandung.
Heriawan, M.N., 2000, Metode Geolistrik, Aplikasi Metode Georadar untuk
Menentukan Sifat Dielektrik Batubara Tambang Air Laya Dengan
Peringkat yang Bervariasi, ITB, Bandung.
Jurnal Geofisika, 2008, Metode Geofisika, http://www.jurnalgeofisika.woow
hosting.com
Raharjo, I.B, 2008, Mengenal Batubara, http://images.google.co.id/imgres?img
url=http://beri
taiptek.com/images/imambr1_1.jpg&imgrefurl=http://www
.beritaiptek.com

24

Anda mungkin juga menyukai