Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan.
Perbandingan luas daratan dan perairan di bumi adalah 1:3. Luas daerah
Kalimantan Barat adalah 146.760 km2, yang berarti hampir mencapai seperlima
dari luas pulau Kalimantan seluruhnya, atau lebih luas dari pulau Jawa bersama
pulau Madura. Kalimantan Barat memiliki pantai yang sangat berpotensi sebagai
tempat berbagai kegiatan yang berupa pariwisata, budidaya perikanan, dan daerah
pemukiman. Oleh karena itu diperlukan usaha agar pantai tersebut tetap terjaga
dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Gelombang yang sehari-hari terjadi dan diperhitungkan dalam bidang
teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (pasut). Gelombang dapat
membentuk dan merusak pantai dan berpengaruh pada bangunan-bangunan
pantai. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi
pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai
(longshore). Pada perencanaan teknis bidang teknik pantai, gelombang merupakan
faktor utama yang diperhitungkan karena akan menyebabkan gaya-gaya yang
bekerja pada bangunan pantai.
Salah satu pantai yang berpotensi di daerah Kalimantan Barat adalah
Pantai Kura-Kura Tanjung Gundul. Pantai tersebut merupakan daerah budidaya
perikanan dan pariwisata yang strategis. Pantai ini harus dijaga kelestariannya
sehingga diperlukan suatu pengukuran parameter oseanografi disekitar perairan
pantai itu. Kuliah lapang ini mencoba untuk mengkaji ilmu oseanografi yang
terdapat diperairan Pantai Kura-Kura Tanjung Gundul untuk melakukan
pengukuran gelombang, pasang surut, arus, dan angkutan sedimen.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian kuliah lapang ini adalah:
1. Mengetahui angkutan sedimen yang terdapat di susur pantai (di dalam dan di
luar) dan di tolak pantai (di dalam dan di luar)
2. Mengetahui tinggi gelombang sigifikan, periode rata-rata dan sudut datang
gelombang
3. Mengetahui MSL (Mean Sea Level)
4. Mengetahui kondisi arus (kecepatan dan arah) pada saat pasang tertinggi,
surut terendah, surut menuju pasang dan pasang menuju surut

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Gelombang
Gelombang merupakan gerakan partikel air laut yang berupa gerak
longitudinal dan orbital secara bersamaan disebabkan oleh tranmisi energi serta
waktu. Pengertian gelombang laut (ideal) adalah pergerakan naik turunnya muka
air laut yang membentuk lembah dan bukit mengikuti gerak sinusoidal.
Ketika gelombang mencapai pantai, seringkali diikuti dengan peningkatan
ketinggian gelombang karena laut semakin dangkal sedangkan volume air yang
mengalir dalam jumlah yang sama. Gelombang dipengaruhi oleh banyak faktor:
1) Angin:
a) Kecepatan angin
b) Panjang/jarak hembusan angin
c) Waktu (lamanya) hembusan angin
2) Geometri laut (topografi atau profil laut dan bentuk pantai)
3) Gempa (apabila terjadi tsunami) sangat kecil/minor
Terlihat diatas bahwa pada kenyataan gelombang laut lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor kondisi atmosfer. Kondisi angin tentu saja salah satunya
cuaca yaitu kondisi sesaat dari atmosfer meliputi : suhu, tekanan (angin), uap air
(awan) dan hujan.

Gambar 2.1 Pergerakan Gelombang (Sumber: Anonim,2008)

Keterangan:
1 = Arah angin
2 = Puncak gelombang (peak)
3 = Lembah gelombang (trough)
Bentuk gelombang akan berubah sesuai dengan kedalaman dasar laut. Pada lokasi
B bentuk perputaran gelombang berupa elips, semakin dangkal maka semakin
elips. Apabila tinggi gelombang masih cukup tinggi maka gelombang akan pecah
di pantai.
Pada gelobang laut ini air hanya naik turun, namun tidak ada pergerakan
atau aliran. Sedangkan pada gelombang tsunami, karena gelombangnya cukup
panjang (jarak titik titik puncak (2 ke 2 berikutnya) cukup panjang maka ketika
sampai di pinggir pantai akan semakin tinggi yang menyebabkan gelombang
tsunami ini akan terkesan menyapu pantai.

Gambar 2.2 Gerak Suatu Gelombang yang Berada Pada Sistem Koordinat x-y,
dan Menjalar Searah Sumbu x (Sumber: Anonim,2008)
Pengertian gelombang yang dijelaskan di atas merupakan gelombang
periode singkat (wave of short period), yang biasanya dibangkitkan oleh tiupan
angin di permukaan laut. Selain tipe gelombang diatas, terdapat juga gelombang
periode panjang (wave of long period) yang mempunyai periode lebih lama dari
gelombang yang disebabkan oleh angin. Beberapa proses alam yang terjadi dalam
waktu yang bersamaan akan membentuk variasi muka air laut dengan periode

yang panjang. Yang termasuk dalam kategori gelombang periode panjang, antara
lain: gelombang pasang surut (astronomical tide/tidal wave), gelombang tsunami,
dan gelombang badai (storm wave).
2.2 Pasang Surut (Pasut)
Pasang surut merupakan fenomena naik dan turunnya permukaan laut secara
pereodik yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari.
Fenomena lain yang berhubungan dengan pasang surut adalah arus pasang surut,
yaitu gerak badan air menuju dan meninggalkan pantai saat air pasang dan surut.
Gelombang pasang surut (pasut) adalah gelombang yang ditimbulkan oleh
gaya tarik menarik antara bumi dengan planet-planet lain terutama dengan bulan
dan matahari. Gelombang ini mempunyai periode sekitar 12,4 jam dan 24 jam.
Gelombang pasut juga mudah diprediksi dan diukur, baik besar dan waktu
terjadinya. Sedangkan gelombang tsunami dan gelombang badai tidak dapat
diprediksi kapan terjadinya.
Berdasarkan faktor pembangkitnya, pasang surut dapat dibagi dalam dua
kategori yaitu: pasang purnama (pasang besar, spring tide) dan pasang perbani
(pasang kecil, neap tide). Pada setiap sekitar tanggal 1 dan 15 (saat bulan mati dan
bulan purnama) posisi bulan-bumi-matahari berada pada satu garis lurus (Gambar
2), sehingga gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi saling memperkuat.
Dalam keadaan ini terjadi pasang purnama dimana tinggi pasang sangat besar
dibanding pada hari-hari yang lain.

)
Gambar 2.3 Pasang Purnama (Sumber: Anonim,2008)

Sedangkan pada sekitar tanggal 7 dan 21, dimana bulan dan matahari
membentuk sudut siku-siku terhadap bumi (Gambar 3) maka gaya tarik bulan dan
matahari terhadap bumi saling mengurangi. Dalam keadaan ini terjadi pasang
perbani, dimana tinggi pasang yang terjadi lebih kecil dibanding dengan hari-hari
yang lain.

Gambar 2.4 Pasang Perbani (Sumber: Anonim,2008)


Jarak antara matahari dan bumi lebih jauh daripada jarak antara bumi dan bulan,
maka gaya tarikmenarik antara bumi dan matahari diperkirakan hanya sebasar
46%, sedangkan 54% merupakan gaya tatik-menarik antara bumi dan bulan.
Sehingga gravitasi bulan tersebut merupakan pembangkit utama pasang surut.
Pembangkit pasang surut dijelaskan dengan teori gravitasi universal yang
menyatakan bahwa pada sistem dua benda dengan massa m1 dan m2 akn terjadi
gaya tarik-menarik sebesar F. Di antara keduanya yang besarnya sebanding
dengan perkalian massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
F= g m1.m2
Fenomena pembangkit pasang surut menyebabkan perbedaan tinggi
permukaan air laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu dari bumi, bulan
dan matahari. Pada saat kedudukan matahari segaris dengan sumbu bumi-bulan,
maka terjadi pasang maksimum pada titik di permukaan bumi yang berada
disumbu kedudukan relatif bumi, bulan dan matahari. Tipe Pasang Surut di
bedakan menjadi 3 ( tiga) yaitu :

1) Pasang surut diurnal (harian tunggal) terjadi dari satu kali kedudukan
permukaan air tertinggi dan satu kali kedudukan permukaaan air terendah
dalam satu hari pengamatan.
2) Pasang surut semi-diurnal (harian ganda) terjadi dua kali kedudukan
permukaan air tertinggi dan dua kali kedudukan permukan air terendah dalam
satu kali pengamatan.
3)

Pasang surut tipe campuran yaitu terjadi dari gabungan diurnal dan semidiurnal.
Arus pasang surut merupakan gerak horisontal badan air menuju dan

menjauhi pantai seiring dengan naik dan turunnya muka air laut yang disebabkan
oleh gaya-gaya pembangkit pasang surut. Kecepatan arus pasang surut maksimum
terjadi pada saat antara air laut tinggi dan rendah. Dengan demikian periode
kecepatan arus pasng surut akan mengikuti periode pesang surut yang
membangkitkannya.
Pengamatan pasang surut dilakukan untuk memperoleh tinggi muka air laut
disuatu lokasi. Tinggi rendahnya permukaan air laut saat pasang surut didaerah
bisa di ukur dengan menggunakan sebuah papan palm (tidak pole) yang di beri
garis-garis setiap 1dm (10cm) pengukuran dilakukan selama 24 jam terus menerus
dan pencatatan tingginya permukaan air laut dilakukan tiap jam.
Perbedaan antara puncak pasang tertinggi dengan air surut terendah disebut
sebagai panjang air yang bisa mencapai dari beberapa meter hingga puluhan metr,
dalam skala global Mean Sea Level. Secara teoritis dipengaruhi oleh faktor
geoid, meteorologis, eustatik dan elemen-elemen hidrografi.
Aliran arus yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pasang dan surut
disebut sebagai arus pasang dan arus surut.
2.3 Arus
Arus merupakan gerakan massa air laut ke arah horisontal dalam skala besar.
Besar kecilnya kecepatan arus sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Kecepatan Angin

Kecepatan angin dapat menimbulkan gaya gesek dipermukaan laut. Arus


permukan yang ditimbulkan disebut sebagai driff corrents. Jenis arus ini
banyak terjadi disekitar permukaan perairan pantai.
2) Tahanan Dasar
Makin tinggi tahanan dasar maka arus akan semakin lemah.
3) Gaya Coriolis
Timbul akibat gerak rotasi bumi dan posisi bumi dalam mengitari matahari
dan berperan dalam menentukan arah arus. Besarnya gaya Coriolis (F) ini
sangat tergantung pada parameter Coriolis (f) dan kecepatan arus rata-rata (v)
di suatu lokasi. Untuk parameter (f) diformulasikan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut :
f = 2 sin ..............................................1)

Dengan :
= kecepatan sudut poros bumi selama 1x rotasi dalam sehari (= 7,3x 10 -5
det-1)
= lintang geografis

Dengan demikian besarnya gaya Coriolis dapat ditulis dalam formula


sederhana sebagai berikut :
F = f.v........................................................2)
4) Perbedaan densitas
Arus yang timbul sebagai akibat perbedaan densitas dinamakan sebagai
Geostrophic Currents. Pada dasarnya arus ini bersama dengan drift currents
membentuk arus umum atau arus horizontal atau arus permukaan yang sering
kita ukur di lapangan. Gerak naik dan turunnya permukaan air laut karena
pasut pada wilayah perairan dan interaksinya dengan batas-batas perairan
tempat pasut tersebut terjadi menimbulkan gerak badan air ke arah horizontal.
Fenomena ini disebut sebagai arus pasut (tidal stream / tidal current) yaitu
gerak horizontal badan air menuju dan menjauhi pantai pantai seiring dengan

naik dan turunnya muka laut yang disebabkan oleh gaya-gaya pembangkit
pasut.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan kuliah lapang dilaksanakan di Pantai Kura-Kura Desa
Tanjung Gundul Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang. Kuliah lapang
dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 25 Juni 2009 sampai 27 Juni 2009.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Hidrooseanografi
3.2.1.1 Sedimentasi
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Meteran
2) Perangkap sedimen sebanyak 24 stasiun
3) Plastik sampel
3.2.1.2 Gelombang
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Tiang ukur
2) Stopwatch
3) Kompas geologi
3.2.1.3 Pasang surut (Pasut)
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Tiang pasut
2) Stopwatch
3.2.1.4 Arus
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Layang-layang arus
2) Stopwatch
3) Kompas geologi
3.3 Prosedur Praktikum

10

3.3.1 Hidrooseanografi
3.3.1.1 Sedimentasi
1) Perangkap sedimen sebanyak 24 stasun dipasang dengan jarak masingmasing stasiun adalah 50 m selama 24 jam pada dasar pantai dari Timur
ke Barat pada jam 06.00 WIB
2) Perangkap sedimen diangkat pada jam 06.00 WIB
3) Sedimen yang terperangkap dari masing-masing perangkap dimasukkan
ke dalam plastik sampel yang telah disediakan dan ditandai arahnya
4) Sedimen dikeringkan dan ditimbang secara terpisah
5) Massa kering dari sedimen dicatat
3.3.1.2 Gelombang
1) Tiang ukur ditancapkan pada dasar pantai
2) Pergerakan naik ( puncak ) dan turun ( lembah ) gelombang dibaca pada
tiang ukur pada posisi sebelum gelombang pecah sebanyak 51 kali
3) Gelombang yang terbentuk dihitung dalam selang waktu yang
ditentukan untuk mengukur periode gelombangnya
4) Hasil pengukuran diolah.
3.3.1.3 Pasang Surut (Pasut)
1) Tinggi muka air laut yang tertera pada tiang pasut dicatat setiap jam.
2) Hasil pengukuran diolah.
3.3.1.4 Arus
1) Tali diukur dengan meteran sepanjang 5 m yang dihubungkan dengan
layang-layang arus
2) Layang-layang arus dilepaskan dan pada waktu yang bersamaan
stopwatch arah arus dihidupkan
3) Diamati dan kompas geologi diarahkan mengikuti arah arus tersebut
4) Stopwatch dihentikan setelah tali pada layang-layang arus tersebut
meregang
5) Waktu yang tertera pada stopwatch dan sudut yang ditunjukkan kompas
geologi dicatat.

11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

12

4.1 Hasil
4.1.1 Sedimen

Gambar 4.1 Grafik Angkutan Sedimen Susur Pantai

Gambar 4.2 Grafik Angkutan Sedimen Susur Pantai


4.1.2 Gelombang

13

Gambar 4.3 Histogram Tinggi Gelombang Signifikan dan Periode Rata-Rata

4.1.3 Pasang surut (Pasut)

Gambar 4.4 Grafik Pasang Surut


4.1.4 Arus

14

Gambar 4.5 Histogram Kecepatan terhadap Arah Arus

Gambar 4.6 Hubungan Kecepatan dan Arah Arus Terhadap Pasang Surut

15

4.2 Pembahasan
4.2.1 Sedimen
Dari data angkutan sedimen maka akan dilihat perubahan garis pantai
Pantai Kura-Kura Tanjung Gundul. Hal ini terjadi karena pengaruh ombak baik itu
menuju susur pantai maupun ke tolak pantai. Pengukuran dilakukan dengan 24
stasiun pengamatan dan tiap stasiun berjarak 50 m.
1) Pada stasiun 1 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap sedimennya
tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak yang
membawa perangkap sedimen tersebut.
2) Pada stasiun 2 sedimen jauh lebih banyak di dapatkan dari arah timur
dibandingkan dari arah barat. Sedangkan Untuk tolak pantai lebih banyak
dihasilkan dari arah utara daripada dari arah selatan.
3) Pada stasiun 3 sedimen tidak ada dari arah timur dan terdapat 7 ml dari arah
barat. Sedangkan untuk tolak pantai, dari arah utara lebih banyak angkutan
sedimen daripada arah selatan.
4) Pada stasiun 4 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap sedimennya
tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak yang
membawa perangkap sedimen tersebut.
5) Pada stasiun 5 tidak dihasilkan angkutan sedimen dari arah susur pantai.
Sedangkan untuk daerah tolak pantai dihasilkan sedimen yang hampir sama
banyaknya baik dari arah utara maupun selatan. Nilainya hanya berbeda 1 ml
lebih banyak arah selatan.
6) Pada stasiun 6 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap sedimennya
tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak yang
membawa perangkap sedimen tersebut.
7) Pada stasiun 7 terdapat angkutan sedimen jauh lebih banyak dari arah barat
daripada arah timur. Sedangkan untuk daerah tolak pantai, arah selatan hanya
lebih banyak 2 ml daripada arah utara.

16

8) Pada stasiun 8 diperoleh angkutan sedimen yang lebih banyak dari arah barat
daripada arah timur. Sedangkan untuk daerah tolak pantai, lebih banyak dari
arah selatan dari pada arah utara.
9) Pada stasiun 9 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap sedimennya
tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak yang
membawa perangkap sedimen tersebut.
10) Pada stasiun 10 terdapat angkutan sedimen hanya dari arah timur sebanyak
9,6 ml dan tidak terdapat angkutan sedimen dari arah barat. Untuk daerah
tolak pantai angkutan sedimen diperoleh dari arah selatan sebanyak 0,2 ml
dan tidak terdapat dari arah utara.
11) Pada stasiun 11 ada angkutan sedimen dari arah barat sebanyak 2,2 ml dan
tidak terdapat dari arah timur. Untuk daerah tolak pantai terdapat 1 ml dari
arah utara dan 3,2 ml dari arah selatan.
12) Pada stasiun 12 angkutan sedimen susur pantai (di dalam pantai) yang
terangkut lebih banyak dari arah timur sebanyak 8 ml dan terbawa dari arah
barat sebanyak 0,8 ml, sedangkan angkutan sedimen tolak pantai (di dalam
pantai) yang terangkut lebih banyak dari arah selatan sebanyak 2,2 ml dan
terbawa dari arah utara sebanyak 1,8 ml.
13) Pada stasiun 13 angkutan sedimen susur pantai (di dalam pantai) yang
terangkut lebih banyak dari arah barat sebanyak 8 ml dan terbawa dari arah
timur sebanyak 1 ml, sedangkan angkutan sedimen tolak pantai (di dalam
pantai) yang terangkut lebih banyak dari arah utara sebanyak 10,2 ml dan
tidak terdapat dari arah selatan.
14) Pada stasiun 14 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap
sedimennya tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak
yang membawa perangkap sedimen tersebut.
15) Pada stasiun 15 angkutan sedimen susur pantai (di dalam pantai) yang
terangkut lebih banyak dari arah barat sebanyak 7,2 ml dan terbawa dari arah
timur sebanyak 1 ml, sedangkan angkutan sedimen tolak pantai (di dalam
pantai) yang terangkut lebih banyak dari arah selatan sebanyak 11 ml dan
terbawa dari arah utara sebanyak 4,2 ml.

17

16) Pada stasiun 16 angkutan sedimen susur pantai (di dalam pantai) yang
terangkut lebih banyak dari arah timur sebanyak 10 ml dan terbawa dari arah
barat sebanyak 5,8 ml, sedangkan angkutan sedimen tolak pantai (di dalam
pantai) yang terangkut lebih banyak dari arah utara sebanyak 25 ml dan
terbawa dari arah selatan sebanyak 5 ml.
17) Pada stasiun 17 angkutan sedimen susur pantai (di dalam pantai) yang
terangkut lebih banyak dari arah timur sebanyak 0,8 ml dan tidak terdapat dari
arah barat, sedangkan angkutan sedimen tolak pantai (di dalam pantai) yang
terangkut lebih banyak dari arah selatan sebanyak 5 ml dan terbawa dari arah
selatan sebanyak 0,2 ml.
18) Pada stasiun 18 angkutan sedimen susur pantai (di dalam pantai) yang
terangkut lebih banyak dari arah barat sebanyak 5,6 ml dan terbawa dari arah
timur sebanyak 3 ml, sedangkan angkutan sedimen tolak pantai (di dalam
pantai) yang terangkut lebih banyak dari arah selatan sebanyak 2,8 ml dan
tidak terdapat angkutan sedimen dari arah utara.
19) Pada stasiun 19 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap
sedimennya tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak
yang membawa perangkap sedimen tersebut.
20) Pada stasiun 20 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap
sedimennya tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak
yang membawa perangkap sedimen tersebut.
21) Pada stasiun 21 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap
sedimennya tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak
yang membawa perangkap sedimen tersebut.
22) Pada stasiun 22 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap
sedimennya tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak
yang membawa perangkap sedimen tersebut.
23) Pada stasiun 23 tidak terdapat angkutan sedimen karena perangkap
sedimennya tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh arus atau ombak
yang membawa perangkap sedimen tersebut.

18

24) Pada stasiun 24 angkutan sedimen lebih banyak diperoleh dari arah timur
sebanyak 2,4 ml dan dari arah barat sebanyak 1 ml. Sedangkan untuk daerah
tolak pantai diperoleh angkutan sedimen lebih banyak dari arah selatan
sebanyak 3,8 ml dan dari arah utara sebanyak 2,2 ml.
Jadi untuk total keseluruhan sedimen diperoleh untuk daerah susur pantai lebih
banyak dari arah timur daripada dari arah barat. Dari arah timur diperoleh sebesar
84,5 ml dan dari arah barat diperoleh 82,8 ml sehingga selisihnya adalah 0,7 ml.
Sedangkan untuk daerah susur pantai diperoleh sedimen dari arah utara sebanyak
130,6 ml dan dari arah selatan diperoleh 102,4 ml. Sehingga sedimen lebih
banyak dihasilkan dari arah utara dengan selisih sebesar 28,2 ml dari arah selatan.
Setelah itu diperoleh nilai massa total dari angkutan sedimen yang diperoleh. Dari
arah utara diperoleh massa total 121,2 g. Sedangkan dari arah selatan diperoleh
massa total 121,2 g pula. Untuk angkutan sedimen yang datang dari arah timur
didapat angkutan sedimen sebanyak 90,2 g. Sedangkan dari arah barat sebanyak
86,2 g.
4.2.2 Gelombang
Dari gambar 4.3 diperoleh histogram tinggi gelombang signifikan yang
tertinggi terjadi pada tanggal 26 Juni 2009, pukul 10.00 WIB sepanjang 15,9 cm
sedangkan tinggi gelombang signifikan yang terendah terjadi pada tanggal 27 Juni
2009, pukul 12.00 WIB sepanjang 6,1 cm.
Dari gambar 4.3 diperoleh histogram periode rata-rata gelombang periode
tertinggi terjadi pada tanggal 26 Juni 2009, pukul 18.00 WIB selama 10,7 sekon
sedangkan yang terendah terjadi pada tanggal 26 Juni 2009, pukul 12.00 WIB
selama 2,3 sekon.
Dari kedua histogram tinggi dan periode gelombang dipengaruhi oleh
kecepatan angin, lama hembusan angin, dan fetch. Fetch adalah jarak perjalanan
tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk
daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian
gelombangnya akan semakin besar. Angin juga mempunyai pengaruh yang
penting pada ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan
gelombang yang lebih besar. Hal ini dapat disebabkan oleh kecepatan angin di

19

wilayah Indonesia umumnya rendah terutama di daerah Khatulistiwa. Dan dari


data pengukuran tinggi gelombang yang diperoleh dapat diketahui sudut datang
gelombang adalah sudut yang dibentuk oleh arah datangnya gelombang terhadap
garis pantai.
Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai
akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.
Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian
bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari
friksi atau gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas
gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai,
puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar.
Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah.
4.2.3 Pasang surut (Pasut)
Pengambilan data pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air
laut di pantai Teluk Karang daerah Sedau. Pengamatan ini dilakukan setiap jam.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh pasang tertinggi 355 cm dan surut
terendah 98 cm.
Berdasarkan data yang telah di peroleh, pasutnya termasuk tipe harian
tunggal (diurnal tipe) dengan satu kali pasang dan satu kali surut selama 24 jam.
Tetapi hal ini tidak bisa di jadikan sebagai patokan karena pengamatan hanya
dilakukan selama 3 hari, karena seharusnya pengamatan dilakukan minimal
selama lima belas hari. Untuk mengetahui pasut secara pasti dapat di cari dengan
menggunakan metode adminalti.
Angin dengan kecepatan besar (badai, storm) yang terjadi di atas
permukaan laut bisa membangkitkan fluktuasi muka air laut yang besar di
sepanjang pantai. Apalagi jika badai tersebut cukup kuat dan daerah pantai
dangkal dan luas.
Panjang fetch membatasi waktu yang diperlukan gelombang untuk
terbentuk karena Besarnya perubahan elevasi muka air tergantung pada kecepatan
angin, fetch, kedalaman air, dan kemiringan dasar. Fetch adalah panjang daerah di
atas mana angin berhembus dengan kecepatan dan arah konstan pengaruh angin

20

(mempengaruhi waktu untuk mentransfer energi angin ke gelombang). Fetch ini


berpengaruh pada periode dan tinggi gelombang yang dibangkitkan. Gelombang
dengan periode panjang akan terjadi jika fetch besar atau panjang.
4.2.4 Arus
Berdasarkan hasil pengukuran arus pasut pada pantai Kura-Kura
menunjukkan bahwa kecepatan berkisar antara 0,016722 m/s sampai dengan
0,135135 m/s. Kecepatan maksimumnya yaitu 0.135135 m/s yang terjadi pada
tanggal 27 Juni 2009, pukul 07.00 WIB yaitu pada saat pasang menuju surut.
Kecepatan minimumnya yaitu 0,01672 m/s yang terjadi pada tanggal 26 Juni
2009, pukul 10.00 WIB yaitu pada saat surut menuju pasang.

21

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Histogram tinggi gelombang signifikan yang tertinggi terjadi pada tanggal
26 Juni 2009, pukul 10.00 WIB sepanjang 15,9 cm dan histogram periode
rata-rata gelombang periode tertinggi terjadi pada tanggal 26 Juni 2009,
pukul 18.00 WIB selama 10,7 sekon
2) Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh pasang tertinggi 355 cm dan
surut terendah 98 cm
3) Berdasarkan hasil pengukuran arus pasut, kecepatan minimumnya yaitu
0,016722 m/s yang terjadi pada tanggal 26 Juni 2009, pukul 10.00 WIB
yaitu pada saat surut menuju pasang. Kecepatan maksimumnya yaitu
0,135135 m/s yang terjadi pada tanggal 27 Juni 2009, pukul 07.00 WIB
yaitu pada saat pasang menuju surut.
5.2 Saran
1) Sebaiknya alat-alat hidrooseanografi yang digunakan disiapkan oleh
panitia
2) Untuk penelitian berikutnya sebaiknya dilaksanakan di lokasi yang
berbeda agar dapat informasi yang lebih luas tentang pengukuran
gelombang, pasang surut, arus, dan angkutan sedimen.

22

Lampiran 1 : Hidrooseanografi
1) Sedimentasi
Tabel Data Angkutan Sedimen Lintas Pantai
No.
Stasiun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

volume (ml)
Timur
Barat
0
0
-46
0,2
0
7
0
0
0
0
0
0
-1,2
41
-1,5
5
0
0
-9,6
0
0
2,2
-8
0,8
-1
8
0
0
-1
7,2
-10
5,8
-0,8
0
-3
5,6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-2,4
1
-84,5
82,8

Selisih
0
-45,8
7
0
0
0
39,8
3,5
0
-9,6
2,2
-7,2
7
0
6,2
-4,2
-0,8
2,6
0
0
0
0
0
-1,4
-0,7

23

Tabel Data Angkutan Sedimen Susur Pantai


No.
Stasiun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

volume (ml)
Utara
Selatan
0
0
11
-0,6
26
-2,6
0
0
27
-28
0
0
11
-13
11
-25
0
0
0
-0,2
1
-3,2
1,8
-2,2
10,2
0
0
0
4,2
-11
25
-5
0,2
-5
0
-2,8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2,2
-3,8
130,6
-102,4

Selisih
0
10,4
23,4
0
-1
0
-2
-14
0
-0,2
-2,2
-0,4
10,2
0
-6,8
20
-4,8
-2,8
0
0
0
0
0
-1,6
28,2

24

2) Gelombang
tanggal
26/06/2009
pkl 08.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

=330
puncak
37
37
37
36
40
44
38
35
36
37
31
34
36
36
38
40
40
38
40
37
37
33
35
38
38
39
35
35
34
33
35
36
34
35
37
38
36
37
36
35
37
35
34
35

t=4'51
dtk
lembah
30
29
29
29
27
31
30
30
31
32
30
31
30
31
30
30
30
29
29
27
31
32
29
29
27
33
33
32
31
32
30
32
32
29
29
30
29
31
28
29
30
29
31
31

tinggi
7
8
8
7
13
13
8
5
5
5
1
3
6
5
8
10
10
9
11
10
6
1
6
9
11
6
2
3
3
1
5
4
2
6
8
8
7
6
8
6
7
6
3
4

pkl
10.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

=305
puncak
13
15
14
15
20
22
27
23
15
15
10
7
11
15
18
27
22
17
20
18
9
18
17
22
19
9
11
13
11
12
15
12
10
15
13
15
11
15
8
8
8
18
13
11

t=4'59
dtk
lembah
3
5
4
5
4
2
5
5
7
5
6
5
1
4
3
5
1
5
5
5
6
6
6
4
4
2
3
2
8
5
6
7
5
1
2
2
5
3
4
3
3
2
2
3

tinggi
10
10
10
10
16
20
22
18
8
10
4
2
10
11
15
22
21
12
15
13
3
12
11
18
15
7
8
11
3
7
9
5
5
14
11
13
6
12
4
5
5
16
11
8

25

45
46
47
48
49
50
51

34
35
34
35
34
34
33

30
30
31
29
30
30
31

4
5
3
6
4
4
2

45
46
47
48
49
50
51

9
11
12
7
7
12
17

4
2
5
2
3
3
5

5
9
7
5
4
9
12

26

pkl 12.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

=310
puncak
48
46
46
45
54
49
44
45
49
50
42
40
42
45
45
48
46
44
45
44
39
45
40
37
41
41
40
44
45
48
44
43
43
43
44
40
41
45
42
41
40
41
40
38
44
44
42
40

t=1'55
dtk
lembah
35
35
36
39
38
37
38
39
35
36
35
35
37
33
31
31
36
36
35
36
34
32
35
36
38
36
37
36
35
35
36
35
36
35
34
34
37
35
37
38
37
36
38
39
39
35
38
39

tinggi
13
11
10
6
16
12
6
6
14
14
7
5
5
12
14
17
10
8
10
8
5
13
5
1
3
5
3
8
10
13
8
8
7
8
10
6
4
10
5
3
3
5
2
-1
5
9
4
1

pkl
14.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

=230
puncak
66
63
66
66
65
71
64
67
68
66
66
66
67
68
69
67
67
66
66
66
67
66
67
68
69
70
69
75
73
66
66
69
68
67
66
66
77
69
67
69
68
72
66
71
67
71
71
71

t=5'25
dtk
lembah
56
59
56
57
55
60
57
62
59
61
56
59
57
59
57
58
58
58
61
59
60
57
57
59
59
58
56
58
59
59
58
58
63
60
59
58
59
58
59
58
59
58
59
61
58
58
63
59

tinggi
10
4
10
9
10
11
7
5
9
5
10
7
10
9
12
9
9
8
5
7
7
9
10
9
10
12
13
17
14
7
8
11
5
7
7
8
18
11
8
11
9
14
7
10
9
13
8
12

27

27/06/2009
pkl 08.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

=35
puncak
59
59
59
59
60
58
57
59
61
59
58
58
59
58
57
58
56
57
56
60
58
58
61
61
60
60
57
60
58
57
59
57
58
59
60
59
60
58
58
58
57
60

t=4'25
dtk
lembah
53
54
55
56
54
55
54
54
56
55
55
52
54
55
55
53
55
54
54
53
52
53
51
51
54
53
51
52
55
54
55
54
53
52
56
55
56
55
54
54
55
55

pkl
10.00
no

tinggi
6
5
4
3
6
3
3
5
5
4
3
6
5
3
2
5
1
3
2
7
6
5
10
10
6
7
6
8
3
3
4
3
5
7
4
4
4
3
4
4
2
5

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

=330
puncak
59
58
58
58
58
63
61
60
58
58
58
58
59
59
58
58
58
61
59
59
59
58
58
59
59
57
60
59
59
59
60
62
60
58
57
57
57
58
59
58
59
58

t=6'30
dtk
lembah
54
54
54
54
52
53
53
54
56
55
54
54
54
54
56
55
54
55
55
52
53
55
55
54
52
55
55
56
55
51
55
54
51
53
55
54
54
54
54
54
51
52

tinggi
5
4
4
4
6
10
8
6
2
3
4
4
5
5
2
3
4
6
4
7
6
3
3
5
7
2
5
3
4
8
5
8
9
5
2
3
3
4
5
4
8
6

28

43
44
45
46
47
48
49
50
51

pkl
12.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

59
58
58
58
60
68
58
58
58

=335
puncak
41
39
40
40
39
39
41
41
40
40
40
41
41
39
40
40
38
41
38
39
39
39
38
39
41
40
38
39
38
40
41
37
39
39
37

52
54
55
52
52
53
51
54
52

t=6'54
dtk
lembah
35
34
35
35
36
36
35
36
34
35
34
37
36
34
35
34
35
33
33
32
34
34
34
33
34
33
35
34
34
33
36
33
35
34
34

7
4
3
6
8
15
7
4
6

43
44
45
46
47
48
49
50
51

58
58
60
59
57
58
59
60
61

53
51
51
51
52
54
53
51
50

5
7
9
8
5
4
6
9
11

tinggi
6
5
5
5
3
3
6
5
6
5
6
4
5
5
5
6
3
8
5
7
5
5
4
6
7
7
3
5
4
7
5
4
4
5
3

29

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

38
38
37
37
40
38
39
39
41
40
41
39
38
38
37
38

35
34
33
34
35
34
33
34
33
33
33
35
34
35
35
35

Dari tabel 1-9 diambil 1/3 data


pkl
=330
08.00
t=4'51 dtk
puncak
lembah
no
(cm)
(cm)
1
40
27
2
44
31
3
40
29
4
38
27
5
40
30
6
40
30
7
37
27
8
38
29
9
38
29
10
38
29
11
38
29
12
37
29
13
37
29
14
37
29
15
38
30
16
36
28
17
37
30
jlh H1/3
Hs
T

3
4
4
3
5
4
6
5
8
7
8
4
4
3
2
3

pkl
10.00
tinggi
(cm)
13
13
11
11
10
10
10
9
9
9
9
8
8
8
8
8
7
161
9,470588
291

no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

=305
puncak
27
27
22
22
23
22
20
18
18
20
15
18
15
17
18
15
17

t=4'59
dtk
lembah
5
5
1
2
5
4
4
2
3
5
1
5
2
5
6
3
5
jlh H1/3
Hs
T

tinggi
22
22
21
20
18
18
16
16
15
15
14
13
13
12
12
12
12
271
15,94118
299

30

Trata-rata

pkl 12.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

pkl
16.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

=310
puncak
48
54
45
50
49
48
45
48
49
45
46
46
46
45
44
45
45

=305
puncak
82
85
79
77
77
74
79
79
72
75
77
76
76
76
73
79
79

t=1'55
dtk
lembah
31
38
31
36
35
35
32
35
37
33
35
36
36
35
34
35
35
jlh H1/3
Hs
T
Tratarata

Tratarata

5,705882

tinggi
17
16
14
14
14
13
13
13
12
12
11
10
10
10
10
10
10
209
12,29412
115

pkl
14.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

=230
puncak
77
75
72
73
69
71
70
71
69
70
69
71
69
69
66
66
65

2,254902

t= 7'38 dtk
lembah
tinggi
61
21
65
20
63
16
61
16
62
15
60
14
65
14
66
13
59
13
62
13
64
13
64
12
64
12
64
12
61
12
67
12
67
12
jlh H1/3
240

pkl
18.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

=280
puncak
80
80
79
77
79
78
77
75
78
75
78
78
80
80
77
75
77

t=5'25
dtk
lembah
59
58
58
59
56
58
58
59
57
58
58
60
58
58
56
56
55
jlh H1/3
Hs
T
Tratarata

t=9'07
dtk
lembah
63
63
63
61
63
63
63
62
65
62
65
65
68
68
65
63
66
jlh H1/3

5,862745

tinggi
18
17
14
14
13
13
12
12
12
12
11
11
11
11
10
10
10
211
12,41176
325
6,372549

tinggi
17
17
16
16
16
15
14
13
13
13
13
13
12
12
12
12
11
235

31

Hs
T
Tratarata

14,1176
5
458
8,98039
2

Hs
T
Tratarata

13,8235
3
547
10,7254
9

27/06/2009
pkl 08.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

pkl 12.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

=35
puncak
61
61
60
60
60
60
59
59
58
59
60
58
58
60
57
58
58

=335
puncak
41
41
39
41
40
40
40
41
41
40
40
40
39
39

t=4'25 dtk
lembah
51
51
52
52
53
53
52
52
51
53
54
52
52
54
51
52
52
jlh H1/3
Hs
T

tinggi
10
10
8
8
7
7
7
7
7
6
6
6
6
6
6
6
6
119
7
265

Trata-rata

5,196078

t=6'54
dtk
lembah
33
33
32
34
33
33
33
35
35
34
34
34
33
33

pkl
10.00
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

=330
puncak
62
61
63
60
60
61
59
59
59
59
59
60
58
58
60
61
59

t=6'30
dtk
lembah
51
50
53
51
51
53
51
51
51
52
52
53
51
52
54
55
53
jlh H1/3
Hs
T
Tratarata

tinggi
11
11
10
9
9
8
8
8
8
7
7
7
7
6
6
6
6
134
7,882353
390
7,647059

tinggi
8
8
7
7
7
7
7
6
6
6
6
6
6
6

32

15
16
17

Trata-rata
5,7
5,8
2,3
6,4
9
10,7
5,2
7,6
8,1

41
39
40

Hs
9,5
15,9
12,3
12,4
14,1
13,8
7
7,9
6,1

35
34
35
jlh H1/3
Hs
T
Tratarata

6
5
5
104
6,117647
414
8,117647

waktu pengamatan
08.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
08.00
10.00
12.00

3) Pasang Surut (Pasut)


Tabel Data Pasut
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Tanggal
25/06/2009

26/06/2009

Pukul
19,00
20,00
21,00
22,00
23,00
24,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00

P1
68
65
35

P2
348
335
310
275
258
242
235
234
239
255
252
253
250
245
238
222
209

P3

172
155
94
83
81
90
100
102
102
98
96
70
69
58

33

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

27/06/2009

12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
17,00
18,00
19,00
20,00
21,00
22,00
23,00
24,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00
12,00

14
46
70
76
78
70
50
25
273
250

220
235
259
285
325
350
355
343
343
323
300
116
98
235
234
236
243
255
255
256
255
245
233
215
215

64
87
103

82
76
84
90
102
104
104
104
94
78
69
69

4) Arus
Tabel Data Arus
No

Pukul

08.00

Panjang
Tali (m)
5

10.00

Waktu (s)

Kecepatan(m/s)

Arah ()

Keterangan arah

291

0,017182

330

TL

299

0,016722

305

12.00

116

0,043103

310

14.00

200

0,025

10

TL

16.00

80

0,0625

10

18.00

71

0,070423

25

19.00

233

0,021459

30

20.00

281

0,017794

20

21.00

100

0,05

10

TL

10

22.00

301

0,016611

309

34

11

23.00

69

0,072464

295

12

24.00

65

0,076923

312

TL

13

01.00

102

0,04902

20

TL

14

02.00

103

0,048544

305

BL

15

03.00

171

0,02924

230

16

04.00

80

0,0625

75

TL

17

05.00

39

0,128205

345

18

06.00

45

0,111111

45

19

07.00

37

0,135135

295

20

08.00

53

0,09434

10

21

09.00

64

0,078125

305

BL

22

10.00

90

0,055556

55

BL

23

11.00

62

0,080645

265

24

12.00

157

0,031847

275

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, peta topografi, http://geocities.com/ourormed/tutorial_4.htm,
dikunjugi pada tanggal 25 mei 2007.
Munir, Moch, 2003, Geologi Lingkungan, Edisi 1, Bayumedia Publising, Malang.
Poerbandono, der Nat, & Djunarsjah, E, 2005, Survei Hidrografi, Refika Adimata,
Bandung.
Sapie, B, dkk,___, Catatan Kuliah Geologi Fisika, itb, Bandung.
Wibisono, M.S, 2005, Pengantar Ilmu Kelautan, PT. Grasindo, Jakarta.

35

36

Anda mungkin juga menyukai