Anda di halaman 1dari 2

Berbicara dalam forum internal Partai Demokrat, Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang

Yudhoyono membeberkan keberhasilannya memimpin negara dalam 2 periode menjabat sebagai


Presiden RI. Meski mengakui belum sempurna, SBY menyatakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dan
II telah berbuat banyak keberhasilan.
Hal tersebut dipaparkan SBY saat memberi materi dalam pelatihan pimpinan dan kader utama PD di Novotel
Hotel, Bogor, Jawa Barat, Senin (28/03). "Ini sekali lagi data, fakta, tidak mengada-ada," ungkap SBY
memperlihatkan infografis tentang pencapaian pemerintahannya kala itu.
Dalam bidang ekonomi, SBY menyatakan telah berhasil meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan
cadangan devisa Indonesia hingga menjadi 15 besar ekonomi dunia.
Pada era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri pada 1999-2004, PDB Indonesia nilainya
sebesar Rp2.295,82 triliun. Dalam 10 tahun kepemimpinannya, melonjak hingga menjadi Rp 10.063 triliun.
SBY juga menyebut, pemerintahannya berhasil menurunkan rasio utang pemerintah terhadap PDB hampir 55
persen.
Pendapatan per kapita pun mengalami kenaikan signifikan. Pada 2004, pendapatan per kapita berada di kisaran
US$1.188. Hingga tahun 2013 pendapatan per kapita telah berada pada kisaran US$3.000.
Sementara pertumbuhan ekonomi (GDP Growth), sejak 2009, Indonesia adalah yang tertinggi kedua di antara
negara-negara G-20.
Melalui infografis itu, SBY menjelaskan, rasio utang terhadap PDB saat pemerintahannya, adalah yang paling
rendah di antara negara-negara G-20. Sementara rasio utang luar negeri dari 2004 hingga 2014 menurun lebih
dari 70 persen dari 27,8 persen hingga tersisa 7,8 persen.
SBY menyampaikan, pemerintahannya, juga berhasil meningkatkan hampir 4 kali lipat pendapatan per kapita
dan kelas menengah. Untuk tahun 1999-2004 hanya Rp10,55 juta per tahun, pada era pemerintahannya menjadi
Rp36,5 juta per tahun. Termasuk 4 kali lipat APBN.
Keberhasilan lainnya yang disampaikan melalui infografis itu, adalah turunnya jumlah pengangguran,
perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), nilai ekspor, dan ketahanan pangan. Itu melalui
program dan kebijakan dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Terkait ketahanan pangan itu, peningkatan yang disampaikan salah satunya adalah adalah tentang produksi ikan
nasional.
Terkait infrastruktur, pemerintahan SBY disebut telah membangun 293 waduk, 1.221 embung, dan 7,29 juta
hektar irigasi. Perkembangan lainnya adalah dengan meningkatkan kapasitas listrik di Indonesia.
Adapun untuk pertumbuhan konektivitas antar wilayah meningkat 8 kali lipat anggaran untuk transportasi.
Kemudian pembangunan jalan, jalur kereta api, dan penambahan armada transportasi laut, termasuk
pembangunan pelabuhan-pelabuhan serta dermaga.
Selama 10 tahun kepemimpinannya, SBY mengklaim telah mengeluarkan 8,6 juta orang dari kemiskinan atau
sekitar 5,54 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Sementara di bidang kesehatan, Kabinet Indonesia Bersatu telah membangun 837 rumah sakit dan 2.083
puskesmas, serta penambahan ribuan jumlah dokter.
Di era kepemimpinannya, SBY pun mengklaim telah meningkatkan anggaran pendidikan hingga lebih dari 20
persen yang berkesinambungan dengan pembangunan sarananya. Perumahan rakyat layak huni yang
ditambahkan saat SBY mempimpin ada sebanyak 868.685 unit.
Untuk perlindungan sosial warga miskin, SBY memamerkan program-program pro rakyatnya seperti pemberian
raskin dan BLSM, bantuan penyandang cacat, dan bantuan untuk lansia terlantar. Sementara soal pelestarian
lingkungan disebutkan soal target 1 miliar pohon per tahun dalam rangka mengurangi emisi karbon.

Terkait bidang pertahanan negara, SBY menyampaikan bahwa kabinetnya telah menambah kekuatan personel
TNI hingga hampir 100.000 orang. Juga peningkatan anggaran hampir 400 persen hingga mampu melakukan
peremajaan alutsista TNI. Itu juga dilakukan untuk Polri dan bidang Kamtibmas lainnya.
Dalam upaya pemberantasan terorisme, pada era SBY telah ditangkap 549 tersangka terorisme dan 92 orang di
antaranya meninggal dunia. Lalu untuk pemberantasan narkoba, sebanyak 238.815 kasus telah ditangani.
"Saya tidak pernah katakan berantas korupsi hingga 0. Itu danger. Tapi kita katakan kita akan berantas dan 10
tahun kita tidak ragu melakukan pemberantasan korupsi," ujar SBY.
Dari data yang disampaikan, pada era pemerintahan SBY ada peningkatan indeks persepsi korupsi (IPK) dari
tahun 2004 sebesar 2,0 menjadi 3,2 di 2014. Sementara untuk indeks perilaku anti korupsi dari 2012 sebesar 3,5
menjadi 3,63 di 2014.
Kabinet Indonesia Bersatu mengklaim telah berhasil menyelamatkan uang negara sebesar Rp1,96 triliun dari
KPK, Rp 2,09 tiliun dari Polri, dan Rp 13,33 triliun serta US$19,06 juta dari Kejagung.
SBY juga memaparkan tentang kerja sama internasional dalam 10 tahun terakhir, yaitu telah dikembangkan 9
strategic partnership dan 7 comprehensive partnership. Juga kerja sama peningkatan misi perdamaian dunia
secara signifikan dengan mengirimkan pasukan Garuda. Kini Indonesia berada di urutan 17 dalam kontribusi
perdamaian dunia.
SBY berharap nantinya Presiden Jokowi juga akan membuat infografis atau data mengenai apa-apa saja yang
telah dilakukan. Dengan demikian akan menjadi kesinambungan untuk pimpinan selanjutnya. "Saya harap Pak
Jokowi juga akan melakukan yang sama, sehingga dari presiden ke presiden bisa melengkapi," tuturnya.
Golden Decades
Selain SBY beberapa menteri di era pemerintahannya juga turut menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut
salah satunya adalah mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Ia menyampaikan seputar kebijakan
pemerintah di era Kabinet Indonesia Bersatu. Salah satunya adalah Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) yang menjadi dasar pembangunan ekonomi saat pemerintahan SBY.
"Presiden SBY menginstruksikan untuk mempercepat pengurangan kemiskinan melalui program masterplan
(MP3I). Sepuluh tahun pemerintahan SBY disebutkan oleh WEF sebagai the Golden Decade," ujar Hatta dalam
pemaparannya.
Disebutkan oleh mantan Ketum PAN itu, 10 tahun pemerintahan SBY telah menempatkan Indonesia sebagai
Regional Power dan Global Player. Itu diakui oleh negara-negara tetangga, khususnya G-20.
"Ini bukan kata-kata saya, itu kata-kata data. Kita dihargai betul di G-20. Walau tentu saja ada yang belum kita
capai. Tapi itulah esensi dari sebuah pembangunan yang berkesinambungan," kata Hatta.
Pemberian materi pelajaran hari ini juga akan diisi oleh mantan Menparseni dan Ekonomi Kreatif Marie Elka P,
Menkop dan UKM Syarief Hasan, dan sejumlah menteri era KIB lainnya. Ada yang berlangsung terbuka, dan
ada sesi yang tertutup.
Sementara itu anggota komisi III DPR RI I Putu Sudiartana mengimbuhkan bahwa di era SBY lah penegakan
hukum dilaksanakan tanpa campur tangan kekuasaaan, kewibawaannya tanpa pandang bulu berlaku bagi
seluruh rakyat Indonesia. Di era itu pemberantasan korupsi bukan retorika, korupsi diberantas secara nyata dan
mendapat dukungan penuh dari kepala Negara.

Anda mungkin juga menyukai