Anda di halaman 1dari 2

MAYJEN TNI (PURN) WISNU BAWA TENAYA

SOSOK TEGAS BERKARAKTER PANDAWA LIMA

Dalam dunia militer siapa yang tidak kenal nama besar seorang Wisnu Bawa Tenaya. Walau
kini berstatus Purnawirawan, siapa sangka putra kelahiran daerah Banjar Munggu, Desa
Gulingan, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ini pernah memegang jabatan sebagai
Mayor Jenderal TNI periode Juni 2011- September 2012. Jabatan yang juga pernah diberikan
kepada tokoh Nasional sekaliber Prabowo Subianto dan Agum Gumelar.

Kiprah militer seorang Wisnu Bawa Tenaya tidak lepas dari peranan sang ayah I Made Dana
yang merupakan salah satu anggota POLRI yang terakhir bertugas di POLDA BALI. Beliau
mendidik ke lima putra putrinya dengan baik. Nilai-nilai moral, kedisiplinan, sosial, tanggung
jawab dan keberanian ia wariskan kepada setiap anaknya. Namun, hanya Wisnu Bawa Tenaya
yang mampu mewujudkan salah satu mimpi sang ayah memiliki anak yang terjun dalam dunia
militer dan menjaga keamanan negara.

Wisnu atau sapaan kecilnya merupakan anak ke dua dari lima bersaudara. Ayahnya I Made
Dana dan (alm) Ni Made Nyablek memiliki 4 orang putra dan 1 orang putri. Yaitu Wisnu Bawa
Temaja, Wisnu Bawa Tenaya, Wisnu Bawa Tanumejaya, Wisnu Bawa Tarunajaya, dan
Helinawati. Wisnu kecil bukan berasal dari kalangan keluarga kaya. Gaji sang ayah tidak
mampu mencukupi kebutuhan keluarga beserta kelima anaknya. Wisnu berinisiatif untuk
membantu sang ibu berjualan di pasar Kreneng. Dan Wisnu akan kembali ke rumah saat
mendekati jam sekolah. Rutinitas itu ia lakukan hingga lulus SMA. Setelah lulus SMA, Wisnu
mengikuti tes Akademi Militer ( AKMIL) di Magelang dan berhasil menyelesaikan studi militer
pertamanya pada tahun 1981. Berbagai jabatan dalam bidang militer pernah ia cicipi mulai
sebagai Danton Kopassandha hingga jabatan tertinggi Komandan Jenderal KOPASSUS,
Panglima Komandan (PANGDAM) IX Udayana dan terakhir sebagai Koordinator Staf Ahli
Panglima TNI. Karier Wisnu Bawa Tenaya dalam dunia militer tidak perlu diragukan lagi.
Kecintaannya kepada NKRI ia wujudkan dalam turut serta menjaga keamanan Republik ini.
Bersama pasukan-pasukan garis terdepan menjaga keutuhan negara dengan membawa
PANCASILA yang tertanam didada. Tidak heran ia pun menjadi salah satu dari peserta yang
dilantik oleh presiden Joko Widodo sebagai Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila
(UKP-PIP) di Istana negara pada 2016.

Beberapa waktu lalu, Wisnu Bawa Tenaya pernah diundang sebuah stasiun tv swasta dalam
program Indonesia Lawyers Club (ILC) sebagai tokoh lintas agama dan ketua Persatuan
Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Ia menyampaikan bahwa diperlukan kerjasama antara
pemerintah dan rakyat dalam menciptakan keamanan yang kondusif antar umat beragama.
Dan tiap-tiap umat beragama harus mempelajari ajaran agamanya masing-masing karena
setiap agama membawa pada ajaran-ajaran kebaikan. Saat dijumpai di kediamannya pria
kelahiran 24 April 1958 ini menyatakan diri siap jika dicalonkan sebagai Gubernur Bali pada
bursa Pilgub Bali Juni 2018 nanti. Baginya, rakyat yang baik akan memilih pemimpin yang
baik. Ia mempersilahkan rakyat Bali untuk memilah mana yang baik dan kurang baik untuk
kemudian dipilih yang terbaik dalam memajukan Bali. Menurut Wisnu Bawa Tenaya (WBT)
Bali dikenal sebagai Central of Gravity dunia sehingga seorang pemimpin Bali harus mampu
me-manage Bali secara keseluruhan. Menciptakan Bali yang aman dan sejahtera untuk
seluruh masyarakat Bali dan seluruh orang yang akan datang ke Bali. Untuk itu, WBT
menghimbau masyarakat Bali untuk mencari orang-orang terbaik yang dirasa mampu
membawa Bali ke arah yang lebih baik dan mampu bersinergi dengan rakyat serta memiliki
tujuan dan sasaran yang jelas.

“Pilihlah kader yang berkarakter seperti pandawa yang memiliki moral dan mental yang baik,
seperti Yudistira yang sangat bijaksana, seperti Bima yang pemberani dan tegas, seperti
arjuna yang cerdas, dan seperti nakula sadewa yang tenang dan tepat dalam mengambil
keputusan”. Ujarnya saat ditanya tentang karakter pemimpin Bali.

“Seorang pemimpin yang baik akan berprinsip dari, oleh dan untuk rakyat Bali. Tugas seorang
pemimpin adalah melindungi rakyat. Menjadi gubernur sama dengan menjadi pelayan
masyarakat Bali. Ayo tata dengan baik dan duduk bersama dengan seluruh komponen
masyarakat, selalu lakukan yang terbaik dan biarkan rakyat yang menilai.” Jelasnya lugas.

“Cerdaskan rakyat maka rakyat akan cerdas memilih pemimpin yang terbaik. Pemimpin yang
terbaik akan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas berbakti pada negeri. Berbakti sama
dengan mengabdi. Mengabdi yaitu siap melayani sepenuh jiwa raga untuk kemajuan Bali dan
negeri tercinta Indonesia”. Ucapnya dengan penuh semangat.

Anda mungkin juga menyukai