Anda di halaman 1dari 28

BRONKODILATOR ( ASMA)

Dr. Yuziani. M.Si

Aspek Terapi Asma :

Meminimalkan Inflamasi

Mengatasi bronkospasme dengan obat bronkodilator.

Mengurangi sel-sel yang terlibat inflamasi pada asma sel mast


3X s/d 5X lipat degranulasi sel mastmenginduksi bronkospasma.
Ku

KLASIFIKASI ASMA MENURUT


DERAJAT PENYAK
Derajat asma

Gambaran klinis

praterapi

Fungsi paru

Pengobatan

Gejala intermiten < 1x

APE atau VEP 1 80

Inhalasi agonis B-2

Intermiten

Perminggu

Eksaserbasi beberapa

jangka

jam beberapa hari

Gejala asma malam , 2x

perbulanAntara

eksaserbasi paru

normal dan tanpa gejala

Variasi diurnal 20%

Gejala >

1xperminggu,<1x/hari

Eksaserbasi dapat

Mengganggu

APE atau VEP 1 > 80

aktivitas dan tidur

Gejala asma malam >

pendek

Kortikosteroid oral
(eksaserbasi)

Bronkodilator jangka
pendek + obat anti
inflamasi

Peranan Sistem SarafAsma


Sal nafas diatur oleh:

Sist. Saraf Simpatis

Sist. Saraf Para Simpatis

Tonus otot polos sal. nafas diatur oleh nervus vagus (eferen) merupakan
s. para simpatis stimulasi saraf ini Bronkokontriksi.
- Stimulasi reseptor irritan kimia histamin bronkokontriksi.
Adrenergik:

Stimulus reseptor bronkokontriksi

Blokade reseptor bronkokontriksi

Stimulus reseptor 2 bronkodilatasi

KASUS YANG MUNGKIN TIMBUL


1.

Pasien Asma Menggunakan Obat


- Inhibitor Prostaglandin (PG)
- bloker reseptor adrenergik.
- Obat obat inhibitor enzim Asetil kolin Esterase.

2.

Penggunaan Kronis Obat Asma.

3. Penggunaan Obat Lain Bersamaan Dengan Obat Asma.


OBAT ASMA
I. Umum ( Non Farmakoterapi )
a. Penyuluhan Pasien dan keluarga mengenai:
- Penyakit Asma
- Faktor Pencetus
- Cara Menghindarinya
b. Menghindari Faktor Pencetus ( makanan, obat, kebiasaan hidup, alergen)
c. Immunoterapi
d. Fisioterapi Nafas dan batuk yang efisien.
II. Farmakoterapi
Sebagai profilaksis ; - Kromalin (Sodium Cromoglycate, Nedocromil Sodium)
Obat Asma 2 kelompok
a. Antiinflamasi
- Kortikosteroid (oral, inj, aerosol, MDI ( Metered Dose Inhaler).
b. Bronkodilator
- 2 agonis reseptor adrenergik ( oral, inj, inhalasi )
- Methyl Xanthin Teofilin, Aminofilin ( oral, inj, supp )
- Antikolinergik Ipatropium bromida, Oxitropium.

BRONKODILATOR
-2 agonis reseptor adrenergik ( oral, inj, inhalasi )
-Methyl Xanthin Teofilin, Aminofilin ( oral, inj,
supp )
-Antikolinergik Ipatropium bromida,
Oxitropium.

BRONKODILATOR
1. Obat 2 Agonis selektif reseptor adrenergik :
Metaproterenol
Isoetharin
Albuterenol
Terbutalin
Mekanisme Kerja:
Stimulasi reseptor 2 adrenergik epinefrin atau agonisnya mengaktifkan
Adenyl cyclase cyclic AMP intra sel konsentrasi Ca++ bebas dalam sel
relaksasi otot polos bronkus dan terjadi bronkodilatasi.
Rute terbaik: Inhalasi sebab:
- Bronkoselektif
- Respon Cepat
- Konsentrasi obat sistemis lebih rendah kurang potensial
mengaktifkan reseptor 2 yang ada pada jantung dan otot
mengurangi efek takikardia dan gejala tremor.

Kasus Yang Muncul :


-Pemberian Lama 2 Agonis tidak menurun hiperreaktif bronkus.
Terjadi toleransi Kurang jumlah reseptor
Afinitas obat dengan reseptor.
Hal ini dpt diatasi dengan penambahan glukokortikoid ( kembali
jumlah
reseptor dan afinitas obat dgn reseptor.
Efek Samping
Umumnya terjadi oral dan parenteral.
inhalasi jarang
- Tremor Penggiatan reseptor pada otot skelet.
- Vasodilatasi pembuluh perifer penggiatan reseptor 2 pada
pembuluh
darah timbul refleks takikardia hemostasis tekanan darah.
Vasodilatasi Hipotensi Pusing dan sakit kepala.
- Bila dosis tinggi / digunakan 2 yang tidak selektif Stimulasi
reseptor
pada jantung aritmia takikardia meningkat kebutuhan oksigen
otot

Efek Agonis 2 reseptor Adrenergik Lain

Menstabilkan membran sel mast

Mengaktivasi enzim Na, K, ATP Ase

Glukoneogenesis dan sekresi insulin

Efek Samping Lain Dosis tinggi

Hipokalemia

Angina Memperparah penyakit angina.

Interaksi Obat Asma Dengan Obat Lain :


1.

Dosis tinggi dengan kortikosteroid dan teofilin resiko


hipokalemia.

2.

Antagonis mengantagonis efek bronkodilator.

2. METHYL XANTHIN
A.- Aminofilin
B.- Teofilin
C. - Difilin
D. - Kofein
Untuk terapi Asma Kofein dan Difilin kurang
potensial dibandingkan
A. Teofilin.
Efeknya Antagonis Fungsional Asma
Rute Inhalasi tidak efektif dibanding
Rute Oral dan Parenteral
Preparat yang tersedia Tablet Lepas Lambat ( Tablet
Sustained Release ).

Mekanisme Kerja:
Menginhibisi enzim fosfodiesterase (akumulasi ) siklik AMP dan siklik
GMP
berkurang konsentrasi Ca++ yang bebas pada intra sel interaksi
aktin
dan miosin kurang ATP.
Efeknya potensiasi dengan agonis 2 adrenergik Kombinasi teofilin
dg
Agonis 2 adrenergik bronkodilatasi sinergis.
Efek Methyl Xanthin ( inhibitor enzim fosfo diesterase )

Pembebasan mediator sel mast,

Pembebasan protein utama eosinofil

Proliferasi sel limfosit

Pembebasan enzim cytokin sel T 8 eksudasi plasma

INTERAKSI XANTHIN DENGAN OBAT LAIN


I.

Obat- Obat Menghambat Kerja enzim mikrosoma hati


ex : Simetidin; erytromisin; Alupurinol; kontraseptik oral;
propanolol.
Obat kelompok ini menghambat metabolisme teofilin kadar
serumnya amati gejala-gejala keracunan.

II.

Obat-Obat menginduksi enzim mikrosoma hati.


ex : fenobarbital, fenitoin,rifampisin, karbamazepin
konsentrasi
serum teofilin laju metabolisme teofilin.

Efek Bermanfaat Pada Asma:

Menghambat Edema paru-paru.

Pembersihan oleh mukosiliaris.

Menguatkan kontraksi diafragma.

Menghambat Pembebasan Histamin.

Menstimulasi Pernafasan.

Efek Samping / Toksisitas :

Stimulasi SSP nervus (cemas), gelisah, emesis, insomnia, konvulsi.

Sekresi Asam Lambung

Efek Inotropik pada jantung

Setelah pemberian diuresis akut toleransi

Teofilin induksi emesis.

Toksisitas:
Keracunan fatal jarang terjadi ; dosis letal 5-10 gram.
Gejala-gejala keracunan : Insomnia, gelisah, kadang gembira gejala
awal.
tegang,

Lanjut : delirium ringan emesis, konv, otot


gemetar, takikardia ekstra sistol, pernafasan cepat.

Keracunan Fatal :

Lebih sering teofilin dan kofein.


Umum Pemberian i.v cepat.aki
jantung

Dosis Aminofilin 500 mg Kematian mendadak aritmia


pemberian injeksi i.v lambat 20-40 menit.

Untuk Menghindari Gejala :

Sakit Kepala

Jantung berdebar-debar

Pusing

Mual

Hipertensi Takikardia

Agitasi

Emesis

GLUKOKORTIKOID

Efek Farmakodinamiknya Asma


1.
jml reseptor 2 agonis adrenergik mencegah toleransi pada
pemberian kronik.
2.
Produksi mukus Asma Hipersekresi mukus.
3.
Inhibisi pembentukan inflamasi pada bronkus yg hipersensitif.
gluko : - Kontriksi pembuluh darah kapiler
- Cairan dan protein keluar ( eksudasi cairan )
- Inhibisi migrasi netrofil dan eosinofil fungsinya juga terhambat.
- Inhibisi sintesa histamin , PG dan Leukotrien dg cara
menghambat aktivitas enzim fosfodiesterase as. Arakidonat
Efek Keseluruhannya : menekan inflamasi
Penggunaannya :
Pada serangan asma akut dan keadaan asma glukokortikoid dosis tinggi
dikombinasi dengan agonis reseptor 2 adrenergik selektif.
Gluko : parenteral ; ex : - Methyl Prednison
- Sodium Succinat Hidrokortison
Oral ; ex :- Methyl Prednison atw prednison

Dianjurkan penggunaannya pasien asma yang tidak respon pada terapi


bronkodilator.
Kasus Efek Samping
Efek Farmakologis glukokortikoid ini sangat luas. Mempengaruhi metabolisme
Karbohidrat; protein; lemak; keseimbangan cairan tubuh; dan elektrolit, fungsi
Kardiovaskuler; otot rangka; ginjal dan SSP.
Diperkirakan Efek Yang Muncul Adalah:
1.
Menyebabkan retensi urin eksresi Na dan air tekanan darah.
2.
Penumpukan ( deposisi ) glikogen di hati hipoglikemia.
3.
Dosis besar perobahan metabolisme glukosa seperti keadaan
diabetes.
Glukosa tinggi pada keadaan puasa resistensi insulin terhadap
gula glukosuria akibat penggunaan glukosa oleh jaringan
perifer kulit)
4.
Osteoporesis protein bahan dasar tulang . Berkurang Ca++
deposisi Ca++ turun dan reabsorpsi Ca++ dari
tulang.
5.
Moon Face Distribusi lemak tidak merata Cushing Syndrom
hipersekresi kortisol, keganjilan distribusi lemak;
lemak berkurang dari alat gerak (kaki dan tangan).

6. Pada anak-anak pre pubertas dapat terjadi perlambatan


pertumbuhan.
INTERAKSI PENGGUNAAN
1.

Dg obat anti diabetes


Kortikosteroid hiperglisemia

2.
3.

Dg obat antihipertensi efek obat antihipertensi.

Dengan 2 Agonis reseptor resiko hipokalemia, ini terjadi


pada
dosis tinggi.

4.

Obat-obat penginduksi enzim mikrosomal hati metabolisme


steroid
efek steroid.

5.
6.
7.

Dengan Obat diuretik kuat efek hipokalemia

Estrogen dan kontraseptik oral metabolisme steroid


efek steroid.
Dg Salisilat Eliminasi Salisilat.

Antikolinergik (Ipratropium )
Biasa btk kombinasi dg - albuterenol Combiven
- fenoterol Doven
Kombinasi lebih efektif.
Methotrexat
Sebagai Immunosupresan.
Pencetus Asma Reaksi Ag >< Ab.
Inhibitor Sintesa Leukotrien dan Antagonis Reseptor Leukotrien.
Inhibitor enzim 5-lipoxygenase Zileuton.

mengkatalisa pembentukan Leukotrien dari As. Arakidonat.


Toksisitas : - Eosinofilia
- Vaskulitis
- Efek terapi Glukokortikoid.
Zafirlukast berinteraksi dengan warfarin lama waktu beku darah.
Zileuton : - enzim hati bulan I dan II terapi
- Steady state teofilin clearence
- konsentrasi teofilin plasma juga clearence teofilin.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai