Anda di halaman 1dari 6

Civic Education

Pendidikan Kewarganegaraan

Defenisi Good Governance


Secara Bahasa: pemerintahan yang baik
Menurut Istilah: suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama
oleh pemerintah, masyarakat madani (civil society) dan sektor swasta.
Kesepakatan tersebut mencakup keseluruhan bentuk mekanisme, proses dan lembagalembaga di mana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingannya,
menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan di antara
mereka (ICCE UIN Syahid Jakarta, 2003: 181).

Urgensi Good Governance


Perkembangan situasi nasional dewasa ini, dicirikan dengan tiga fenomenayang dihadapi,
yaitu :
Permasalahan yang semakin kompleks (multi-dimensi);
Perubahan yang sedemikian cepat (regulasi, kebijakan, dan aksi-reaksi masyarakat);
Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti, situasi ekonomi
yang tak mudah diprediksi, dan perkembangan politik yang "up and down".
Kesenjangan proses komunikasi politik yang terjadi di Indonesia antara pemerintah dengan
rakyatnya mapun partai yang mewakili rakyat dengan konstituennya, menjadikan berbagai
fenomena permasalahan sulit untuk dipahami dengan logika awam masyarakat

Arti Penting Good Governace

Tujuan Nasional (Alinea IV Pembukaan UUD 45)

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia,

Memajukan kesejahteraan umum

Mencerdaskan kehidupan bangsa

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi


dan keadilan sosial

Penyelerenggaraan pemerintahan yang demokratis dan berkemampuan mengelola berbagai


sumberdaya yang bersifat sosial dan ekonorni dengan baik untuk kepentingan sebesar
besarnya rakyat Indonesia berdasarkan azas musyawarah dan mufakat

Dengan wujud Penyelenggaraan tata pemerintahan yang

bersih dan berwibawa,

efisien dan efektif,

tanggap dan bertanggungjawab,

bertindak dan berpihak pada kepentingan rakyat,

serta mampu menjaga keselarasan hubungan kemitraan melalui proses interaksi yang
dinamis dan konstruktif antara pemerintah , rakyat, dan berbagai kelompok kepentingan
di dalam tata kehidupan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila.

Prinsip Prinsip Good Governance


menurut pengkajian Lembaga Administrasi Negara ( LAN) & UNDP (United Nation
Development Programme) terdiri dari 9 aspek:
Participation (Partisipasi)

Unsur masyarakat berhak terlibat langsung dalam pengambilan sebuah penetapan, baik secara
langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan rakyat

Rule of Law (Penegakan Hukum)

Keikutsertaan masyarakat dalam proses perumusan kebijakan dan politik memerlukan sistem dan
aturan-aturan hukum, tanpa diimbangi dengan hukum dan penegakkannnya yang kuat, partisipasi akan
berubah menjadi perilaku yang anarkis

Transparency (Transparansi)

Salah satu penyebab timbulnya dan memberi ruang gerak perilaku korupsi adalah manajemen yang
tidak transparan, maka pengelolaan sebuah negara/wilayah harus transparan

Responsiveness (Responsif)

Azas responsif yakni pemerintah harus peka dan cepat tanggap terhadap persoalan-persoalan yang
timbul dalam kehidupan masyarakat

Consensus Orientation (Orientasi Kesepakatan)

Keputusan yang diambil oleh pemerintah harus berdasarkan konsensus yaitu pengambilan keputusan
melalui musyawarah dan kesepakatan bersama

Equity (Keadilan)

Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan, pelayanan yang sama dalam
koridor kejujuran dan keadilan

Effectiveness & Efficiency (Efektifitas dan Efesiensi)

Pemerintah yang baik harus memenuhi kriteria efectivitas dan efesiensi yaitu berdaya guna dan berhasil
guna

Prinsip Prinsip Good Governance


Accountability (Akuntabilitas)

Asas akuntabilitas berarti pertanggung jawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya
delegasi dan kewenangan untuk mengurusi berbagai urusan dan kepentingan mereka

Strategic Vision (Visi Strategis)

Visi merupakan pandangan strategis menghadapi masa yang akan datang, karena kemajuan teknologi
dan perkembangan dunia sangat cepat

Good Governance dalam Otonomi daerah

UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan salah salu instrumen yang
merefleksikan keinginan Pemerintah unluk melaksanakan tata pemerintahan yang baik dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah

Dari sistem penyelenggaraan pemerintahan sekurang-kurangnya terdapat 7 elemen


penyelenggaraan pemerintahan yang saling mendukung tergantung dari bersinergi satu sarna
lainnya, yaitu :

Urusan Pemerintahan;

Kelembagaan;

Personil;

Keuangan;

Perwakilan;

Pelayanan Publik dari

Pengawasan.

Ketujuh elemen di atas merupakan elemen dasar yang akan ditata dari dikembangkan sertadirevitalisasi
dalam koridor UU No. 32 Tahun 2004

Harapan Penerapan Good Governance dalam Otonomi Daerah

Sisi Output: Pelayanan publik yang lebih berkualitas dan lebih terjangkau

Sisi Proses: Responsif, Akuntabel, Transparan, Parsitipatif, Efisien, Kepastian Hukum dan Lain-Lain

Anda mungkin juga menyukai