Neurosurgery
NS
PC
Volume#3
Pain
SEPENGGAL CERITA
KESEMBUHKANKU
SEPENGGAL CERITA
KESEMBUHKANKU
By : Ratna Sitepu
Tanggal 10 Agustus 2014 saat turun dari pesawat perjalanan pulang dari
Bandung ke Medan saya hilang keseimbangan, keluhan sakit kepala yang luar
biasa kambuh lagi. Semakin hari keluhan ini semakin sering dan bertambah
hebat. Akhirnya dengan ditemani suami, saya pergi ke Rumah Sakit
berkonsultasi dengan DR. Dr. Ridha Dharmajaya,SpBS dan menceritakan segala
keluhan yang selama bertahun-tahun ini sering kambuh. Dari pemeriksaan yang
dilakukan, menurut dokter itu saraf terjepit di leher atau tepatnya Hernia
Nucleus Pulposus Cervical. Saya disarankan foto MRI (MagHNP adalah
ya Nucleus
keluarn
netic Resonance Imaging) untuk mengetahui sejauh mana
Pulposus atau
tulang rawan
saraf tersebut terjepit. Setelah dilakukan MRI lebih kurang
pada ruas tulang
yang
setengah jam kemudian hasil keluar, segera saya belakang
n
kibatka
menga
penekanan
perlihatkan ke dokter.
kantung saraf dan
saraf (saraf
Dari hasil MRI diketahui ada saraf terjepit di saraf cervi- akarterjepit
).
cal 5-6, dokter berkata Lebih baik di operasi supaya tuntas
penyakit ibu. Mendengar kata operasi ketakutan
menyelimuti hati dan pikiran, tidak terbayangkan oleh saya bahwa operasi
dilakukan di daerah leher, membuat nyali ciut. Dokter menjelaskan bahwa
penyakit saraf terjepit ini urusan mekanik dalam arti penonjolan tulang rawan
yang menjepit saraf itu tidak akan hilang, jika tidak dilakukan tindakan akan
bertambah parah. Tindakan yang dilakukan pengangkatan tulang rawan yang
menyebabkan penjepitan saraf tersebut lalu diganti dengan tulang panggul, Insya
Allah tidak ada masalah lagi jelas dokter.
Setelah mendengarkan penjelasan dokter dan membicarakan dengan
suami, akhirnya saya menyetujui untuk dilakukan operasi. Setelah keputusan itu
diambil banyak teman-teman yang mempertanyakan Kenapa saya memilih
melakukan tindakan operasi di Medan? Kenapa tidak ke negara tetangga saja?.
Namun saya meyakini bahwa dokter di Indonesia tidak kalah dengan negara
tetangga. Kalau di Indonesia tepatnya di Medan saja bisa dilakukan kenapa harus
ke negara lain.
Segala ketakutan itu sirna setelah operasi tidak ada anggota tubuh yang
bermasalah. Saya dapat menggerakkan seluruh anggota tubuh saya secara
normal, kecuali leher yang harus memakai cervical collar selama 2 bulan.
Sekarang sudah 8 bulan sejak dilakukan operasi, saya tidak pernah
merasakan sakit kepala hebat lagi. Saya dapat melakukan aktifitas sehar-hari
seperti biasa tanpa ada hambatan. Hanya rasa sakit kepala sedikit menjelang
menstruasi atau sakit kepala menjelang tanggal tua.. Hehehe