A (n=20) yang mendapat fentanyl 3 mcg/kg bolus dan dosis bolus propofol 1 mg/kg diikuti dengan penambahan 0,5 mg/kg jika diperlukan, dan kelompok B (n=20) yang mendapat fentanyl 3 mcg/kg bolus dan dosis bolus midazolam 0,1 mg/kg dan penambahan 0,1 mg/ kg jika diperlukan. Target tingkat sedasi skor Ramsai adalah 3 atau 4. Outcome meliputi adanya efek kejadian yang tidak diharapkan terkait PSA dan waktu untuk dapat pulang dari rumah sakit. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada pasien yang mengalami kejadian yang tidak diharapkan selama dan setelah PSA. Rata-rata lama rawat di rumah sakit lebih singkat pada kelompok propofol (rata-rata 29,25 menit) vs midazolam (rata-rata 71,75 menit), p<0,001. Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa baik propofol dan midazolam yang diberikan dengan dosis yang direkomendasikan sama efektif dan aman untuk PSA di unit gawat darurat, namun kelompok propofol dapat pulang dari rumah sakit lebih dini dibanding kelompok midazolam.
Sebelumnya juga telah dilakukan suatu review yang membandingkan midazolam dengan propofol untuk sedasi di unit gawat darurat yang menunjukkan bahwa dari 28 artikel yang memenuhi kriteria inklusi untuk analisis adverse event, hanya ditemukan satu adverse event mayor dan tidak ada perbedaan bermakna secara statistik dalam proporsi pasien antara kedua obat. Sebanyak 4 studi RCT memenuhi kriteria inklusi untuk analisis efektivitas klinis dan 2 studi memenuhi kriteria untuk kualitas yang baik. Studi RCT tersebut dilakukan pada 32-86 pasien dan indikasi paling sering untuk sedasi prosedural adalah reduksi ortopedi dan kardioversi. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam proporsi pasien dengan keberhasilan sedasi prosedural. Dari hasil review tersebut disimpulkan tidak ada perbedaan profil keamanan dan proporsi keberhasilan sedasi prosedural antara midazolam dan propofol untuk pasien dewasa di UGD. (EKM)
624
CDK-196_vol39_no8_th2012 ok.indd 624
8/6/2012 3:26:32 PM