Anda di halaman 1dari 9

Pria Bertato Donald Bebek Tewas Dalam Mobil di Perkebunan,

Diduga Dibunuh
Jumat, 17 Juni 2016 20:03

Tribun Medan/Array A Argus

Gokmatua Siahaan, warga Jalan Setia Budi, Kompleks Raysa Minimalis,


Tanjung Sari Medan, ditemukan mengenaskan di dalam mobilnya yang
terperosok ke dalam parit perkebunan sawit di Desa Damar Condong,
Kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat, Kamis (16/6/2016).
BANJARMASINPOST.CO.ID, MEDAN - Setelah ditemukan tewas mengenaskan di
dalam mobil Suzuki Ertiga hitam BK 1898 UR di Perkebunan Mapoli Desa Damar
Condong, Kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat, jenazah Gokmatua
Siahaan (28), warga Jl Setia Budi, Komplek Raysa Minimalis, Tanjung Sari Medan
sempat dibawa ke salah satu kilinik yang tak jauh dari lokasi penemuan jenazahnya.
Di sana, jenazah korban diperiksa tim medis dan polisi.
"Setelah sempat diperiksa, jenazah korban akhirnya diambil oleh pihak keluarga
sekira pukul 14.00 WIB tadi. Sekarang, jenazah sudah dibawa pulang ke Medan
untuk dimakamkan," kata Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Agus Sobarna Praja,
Jumat (17/6/2016).
Menurut Agus, dari hasil pemeriksaan, terdapat luka tusukan di dada kiri, dan bekas
jeratan di bagian leher. Bahkan, bekas jeratan di bagian leher itu merobek
kerongkongan korban.

"Kami belum bisa memastikan berapa orang pelakunya. Sebab diduga, korban
dibuang saat subuh sebelum ada aktivitas warga," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga bernama Wulandari yang kebetulan rekan
Tribun di lokasi menduga korban dibunuh sindikat pengedar narkoba. Hampir
beberapa bulan ini, mobil milik korban itu sering terlihat masuk ke sejumlah
perkampungan narkoba.
"Mobilnya itu sering kelihatan mondar-mandir keluar masuk perkampungan narkoba
yang sering menjadi target polisi. Makanya masyarakat menduga, korban ini dihabisi
sindikat pengedar narkoba," kata alumnus Fakultas Ekonomi UMSU ini.
Mayat pria bertato donald bebek ditemukan Kamis (15/6/2016) kemarin, dalam
kondisi mengenaskan.
Korban ditemukan berada di mobil Suzuki Ertiga hitam BK 1898 UR di kawasan
Perkebunan Mapoli Desa Damar Condong, Kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten
Langkat.

Kasus Kematian
Siahaan Diduga
Berkaitan
Narkoba
Jumat, 17 Juni 2016 17:11

Tribun Medan / doc

Mobil yang ditumpangi korban saat pertama kali ditemukan di perkebunan


sawit Langkat

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Array A Argus


TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasus pembunuhan yang menimpa Gokmatua Siahaan
(28), warga Jl Setia Budi, Komplek Raysa Minimalis, Tanjung Sari Medan yang sebelumnya
ditemukan tewas mengenaskan di dalam mobil Suzuki Ertiga hitam BK 1898 UR di

Perkebunan Mapoli Desa Damar Condong, Kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat
hingga kini masih misteri.
Namun, menurut warga di lokasi, diduga pembunuhan korban ada kaitannya dengan
masalah narkoba.
"Mobil milik korban ini sering melintas dan menuju ke perkampungan narkoba di sekitar sini.
Mungkin, mobilnya itu dipakai untuk memasok narkoba ke Kecamatan Pematang Jaya,"
kata Wulandari, yang kebetulan rekan Tribun tinggal di sekitar lokasi, Jumat (17/6/2016)
sore.
Wulan menjelaskan, diduga kuat korban dibantai sindikat pengedar narkoba di Kecamatan
Pematang Jaya.
Sebab, kata dia, di seputaran tempat tinggalnya memang banyak bandar narkoba yang
berkeliaran, dan beberapa lokasi di daerahnya kerap menjadi target operasi polisi.
"Pelakunya ini pasti bukan orang jauh. Pasti orang Pematang Jaya juga. Karena pelaku tahu
persis wilayah sini," kata alumnus Fakultas Ekonomi UMSU ini.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Agus Sobarna Praja ketika dikonfirmasi Tribun
mengaku belum bisa memastikan apa motif pembunuhan ini. Kata Agus, pihaknya masih
melakukan penyelidikan di lapangan.
"Untuk motif, itu masih kami dalami. Soal dugaan mobil korban hendak dicuri, itu juga belum
bisa kami pastikan," katanya lewat selular.

POJOKSULSEL.com, LANGKAT Pria bertato Donald


Bebek, Gokmatua Siahaan (28), ditemukan tewas

mengenaskan di dalam mobil. Warga Jalan Setia Budi,


Komplek Raysa Minimalis, Tanjung Sari Medan, itu diduga
digorok hingga meregang nyawa.
Gokmatua ditemukan tewas bersimbah darah di dalam mobil
Suzuki Ertiga hitam BK-1898 UR di kawasan Perkebunan
Mapoli Desa Damar Condong, Kecamatan Pematang Jaya,
Kabupaten Langkat, Kamis siang (16/6/2016).
Saat ditemukan, terdapat luka gorok di bagian leher kiri
korban hingga saluran tenggorokan putus. Dada sebelah kiri
korban juga mengalami luka tusukan dan jari telunjuk sebelah
kanan putus akibat sabetan senjata tajam. Sadisnya lagi,
korban ditemukan dengan kondisi terikat tali di dalam mobil.
Ketika ditemukan, tidak ditemukan indentitas dari jasad
korban. Belakangan setelah pihak Sat Reskrim Polres
Langkat melakukan penyelidikan diketahui kalau korban
bernama, Gokmatua Siahaan.
Ketika ditemukan korban memakai baju kemeja dan
mengenakan celana panjang jeans biru dengan posisi
terlungkup, kepala dibawah bangku dan terlihat darah segar
membasahi bangku mobil, kata Kasat Reskrim Polres
Langkat, AKP Agus Sobarna Praja, Jumat (18/6/2016) siang.
Terang Agus kembali, untuk motifnya, pihaknya masih terus
melakukan penyelidikan dan menunggu keluarga korban.
Setelah ciri-ciri korban kita sebarkan, kemarin pihak keluarga
sudah menghubungi dan sejauh ini kita masih terus
melakukan penyelidikan motif kematian korban, ucapnya.

Sebelumnya, kendaraan roda empat yang dibagian bodinya


terdapat stiker lambang play boy tersebut, tersuruk kedalam
paret sedalam 4 meter.
Karena merasa curiga masyarakat mencoba mencari tau
apakah ada orang didalam mobil tersebut.
Saat itulah warga ada melihat sesosok manusia didalamnya.
Merasa ada yang tidak beres ketika menyaksikan ada orang
tergeletak didalam mobil, warga pun langsung melaporkan itu
kepada pihak kepolisian.
(ring/sdf/pojoksatu/pojoksulsel)

Pengendara Tewas ditabrak truck,


gara gara lubang

MATATELINGA.COM

Matatelinga.com, Menghindari lubang, Buyung Menrofa ,19, warga Bakti Luhur, Pasar II
Kec.Medan Helvetia tewas tertabrak Truk Fuso BK 8353 YL di Jalan Kapten Sumarsono
tepatnya di simpang Suka Dono, Selasa (14/6) malam.
Informasi yang diperoleh, Rabu (15/6/2016) menyebutkan berawal saat korban yang
mengendarai sepeda motor Yamaha Vega R BK 3177 CZ warna putih hitam melaju dari
arah Pondok kelapa menuju Bakti luhur. Saat melintas di Jalan Sumarsono tak jauh dari
Simpang Suka Dono Helvetia, korban mencoba menghindari lubang besar di jalan
Sumarsono tersebut. Namun, kondisi jalan licin akibat hujan membuat sepeda motornya
jatuh kebadan jalan.
Hasilnya, sepeda motor terjatuh, namun tanpa disadari, truck berwarna hijau yang melaju
searah dengan muatan kosong langsung menyambut kepala korban dengan roda belakang,
sementara sepeda motor yang dikendarainya remuk.
"Tadi kan hujan, dia mau menuju arah sana (belawan), dia lumayan kencang bawa sepeda
motornya, pas mau Menghindari lubang dia jatuh, datang truk dari belakang searah, langung
melindas kepala dan sepeda motornya, dia tewas ditempat," terang Tiopan ,26, warga
Beringin Helvetia.
Dijelaskannya, pada saat kejadian warga yang melihat kejadian mencoba menolong korban,
namun karena korban udah tewas para, warga pun menunggu kedatangan petugas
kepolisian.
"mau ditolong warga, rupanya sidah tidak bernyawa lagi, trucknya kabur karena hujan jadi
warga ngak ada yang mengejar, tapi platnya warga tau. Polisipun lama x datang, udah 3 jam
dia terletak di jalan itu, jadi tontonan warga"jelasnya

Kejadian yang menewaskan korban ini membuat warga memadati lokas guna mengenali
jasad almarhum.
" Manatau kenal bang, makanya kami melihat langsung," tambah Lia salah satu warga
sekitar.
Sekitar 3 jam menunggu, petugas kepolisian dari Polsek Sunggal akhirnya turun kelokasi,
akhirnya korban dibawa ke RSU Adam Malik untuk dilakukan Visum.

Permintaan Suntik Mati karena Gangguan Mental Meningkat di Belanda


Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 20/05/2016 10:45 WIB

Amsterdam, Belanda memang hanyalah satu dari sedikit negara di dunia yang melegalkan euthanasia atau
permintaan suntik mati.
Namun kekhawatiran meningkat seiring dengan naiknya jumlah permintaan euthanasia, bukan karena sakit
kronis melainkan pada mereka yang menderita gangguan mental seperti trauma akibat pelecehan seksual.
Bagaimana tidak, di tahun 2010, Dutch Euthanasia Commission hanya mencatat ada dua orang yang
mengajukan euthanasia karena gangguan mental. Namun tahun lalu angkanya telah mencapai 56 orang.
Salah satu kasus yang kontroversial terjadi pada seorang korban pelecehan seksual berusia 20an tahun yang
diperbolehkan menjalani euthanasia karena mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) yang 'tak kunjung
sembuh'.
Studi ini tak pelak memicu perdebatan. Di satu sisi, Paulan Starcke, penulis studi ini, menyayangkan sikap
sejumlah psikiater di Belanda yang seringkali ragu untuk memberikan persetujuan jika pasien dengan gangguan
mental memutuskan melakukan hal ini.
"Bahkan anak-anak berumur 12 tahun yang meminta disuntik mati juga tidak bisa disepelekan. Tapi masih
banyak yang salah paham dengan tindakan ini," katanya kepada Telegraph.
Menurut pengakuan Starcke, rata-rata keluarga pasien yang mengajukan euthanasia juga sering berterima kasih
karena ia membantu memudahkan kematian anggota keluarga mereka.
Di sisi lain, sejumlah pakar mengatakan mustahil untuk mengukur standar 'penderitaan yang tak tertahankan'
yang dikeluhkan para pasien demensia atau gangguan mental yang ingin menjalani euthanasia karena sifatnya
yang subyektif.
"Bagi sebagian orang, sakit mental yang dirasakan begitu tak tertahankan sehingga mereka ingin mati saja,
tetapi bagi sebagian yang lain tidak sampai demikian," terang Dr Erwin Kompanje dari Erasmus MC University
Medical Center, salah satu pakar etika medis yang menentang euthanasia.
Kompanje menambahkan, yang menderita biasanya keluarga atau orang dekat mereka karena keadaan
demensianya.
"Tapi bukan berarti ini bisa Anda jadikan alasan untuk mengambil nyawanya," tutupnya.
Semenjak dilegalkan di Belanda, kasus euthanasia meningkat sebesar 75 persen dalam kurun 5 tahun terakhir,
yaitu dari 3.136 (2010) menjadi 5.516 (2015). Kenaikan juga tidak hanya terjadi pada menderita gangguan
mental, tetapi juga demensia, di mana terjadi kenaikan dari yang semula hanya 25 kasus di 2010 menjadi 109
kasus di tahun lalu.

Anda mungkin juga menyukai