GASTRITIS
PENGERTIAN
1. Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster.
(Hadi, 1995)
2. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 1992)
3. Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan
iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001)
ETIOLOGI
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung lambung
(http://www.medicastore.com).
1)
Gastritis Bakterialis
a.
Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral atau akibat
memakan atau minuman ynag terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi ini sering
terjadi pada masa kanak-kanan dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan.
b.
2)
a.
b.
Pembedahan
c.
Infeksi berat
d. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi pada luka
bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
3)
a.
Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus menerus. Obat analgesik
anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu Profen dan Naproxen dapat
menyebabkan perdarahan pada lambung dengan cara menurunkan Prostaglandin yang
bertugas melindungi dinding lambung.
b.
Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan. Bisa
menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna namun, kadang kadang
dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.
c.
Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi dan mengikis
mucosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap
asam lambung walaupun dalam kondisi normal.
4)
Gastritis Eosinofilik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang Eosinofil (sel
darah putih) terkumpul pada dinding lambung.
5)
6)
Penyakit Meiner
Sel plasma ( salah satu jenis sel darah putih ) terkumpul dalam dinding lambung dan
organ lainnya.
8)
Bile ( empedu ) adalah cairan yang membantu mencerna lemak lemak dalam tubuh.
Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju keusus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah
otot Sphincter yang berbentuk seperti cincin (Pyloric Valve) akan mencegah empedu
mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak bekerja dengan benar,
maka empedu akan masuk kedalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan
Gastritis.
9)
PATOFISIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas perut
tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antara
10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak
1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti
sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan lipatan
tersebut secara bertahap membuka.
MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya bermacam macam, tergantung kepada penyebab Gastritisnya. Biasanya
penderita Gastritis mengalami gangguan pencernaan ( Indigesti ) dan rasa tidak
nyaman diperut sebelah atas.(http://www.medicastore.com)
1)
Gastritis Bakterialis
Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.
2)
Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi
gejala gejala lambung : tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Segera setelah
cedera, timbul memar kecil dalam lapisan lambung, dalam beberapa jam memar ini
bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan Gastritis bisa menghilang bila penderita
sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar
dan mulai mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2 5 hari setelah terjadinya
cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal, cairan
lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun.
Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.
3)
Gejalanya berupa mual ringan dan nyeri diperut sebelah atas. Tetapi banyak penderita
( misalnya pemakai Aspirin jangka panjang ) tidak merasakan nyeri. Penderita
lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika
gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya berupa tinja
berwarna kehitaman seperti aspal ( Melena ), muntah darah (Hematemesis ) atau
makanan yang sudah dicerna yang menyerupai endapan kopi.
4)
Gastritis Eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan penyempitan atau
penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju keusus dua belas jari.
5)
Penyakit Meniere
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya nafsu makan,
mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang terjadi. Tidak pernah terjadi
perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan (edema) bisa
disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein
yang hilang ini bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.
6)
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan timbulnya
ruam dikulit dan diare.
7)
Menyebabkan nyeri, mual dan Heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar dibelakang
tulang dada), yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak
dilambung. Tukak bisa menembus dinding lambung sehingga isi lambung tumpah
kedalam rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri
yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan
darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang
menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju keusus duabelas jari,
sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung
lambung, sehingga bakteri dapat masuk kedalam dinding lambung dan menyebabkan
nyeri hebat yang muncul secara tiba tiba.
b.
Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan muntah.
c.
Perih atau sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buruk ketika makan.
d.
e.
KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene.J.Reeves, 2001) yaitu:
1)
Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen kimia
atau makanan yang mengganggu dan merusak mucosa gastrik. Agen semacam itu
mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, chemoterapi dan
mikroorganisme infektif.
2)
Gastritis Kronis
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu menghasilkan
imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia
Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Sedangkan Gastritis tipe B lebih lazim, tipe
ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang menimbulkan ulkus
pada dinding lambung.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
(http://www.google.com//Gastritis)
Pemeriksaan ini meliputi :
1)
Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil test
yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu
waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat
pendarahan lambung akibat Gastritis.
2)
Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. Pylori atau tidak.
3)
Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang
positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya
darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan pada lambung.
4)
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas
yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini dilakukan dengan cara
memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk
kedalam Esopagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih
dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang
terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsi) dari jaringan
tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini
memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi
menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat test ini.
Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan endoskop.
5)
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan Ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika dironsen.
PENCEGAHAN
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk
dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
(http://www.Google.com//Gastritis)
1)
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam,
gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan
yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan
jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.
2)
Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa lambung dan
dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3)
Jangan merokok
Kendalikan stres
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic Ulcers dan
perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan
resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada
dinding lambung dan perubahan pada sel sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel sel
kelenjar dalam mucosa. Adenocarsinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H.
Pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. Pylori adalah MALT
(Mucosa associated Lymphoid Tissue) Lymphomas, kanker ini berkembang secara
perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini
dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
(http://www.Google.com//Gastritis).
A.
PENGKAJIAN
1.
Durasi
a.
b.
Bila masalah nyeri, perhatikan apakah masalah nyeri kontinyu atau intermitten?
2.
Tingkat Keparahan
Lokasi
a.
b.
c.
5.
Faktor Pencertus
a.
b.
c.
d.
e.
6.
Faktor Penghilang
a.
b.
c.
7.
a.
b.
Dibawah ini adalah sumber data yang berupa biodata pasien, keluhan utama, keluhan
tambahan, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan pemeriksaan
fisik pada pasien dengan Gastritis:
1.
Biodata Pasien
Biodata pasien secara lengkap diperlukan untuk memulai hubungan yang harmonis
dan serasi antara perawat dan pasien. Adanya hubungan awal yang baik dapat
memperlancar dalam mengembangkan hubungan atau komunikasi Terapeutik.
Terjalinnya komunikasi terapeutik yang baik dapat membantu menurunkan sters
pasien akibat Hospitalisasi dan meningkatkan peras serta pasien dalam perawatan dan
pengobatan.
2.
Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah nyeri didaerah Epigastrium. Nyeri yang
dialami dipengaruhi oleh penglaman, persepsi, toleransi dan reaksi orang terhadap
nyeri itu sendiri. Individu memberi respon yang berbeda terhadap nyeri, ada yang
disertai rasa takut, gelisah, dan cemas sedangkan yang lain penuh dengan toleransi
dan optimis. ( Long, 1996 ).
Beberapa mekanisme nyeri yang bersumber dari abdomen yaitu inflamasi peritoneum
parietal, obstruksi visera rongga, gangguan vaskular dan dinding abdominal. Nyeri
inflamasi peritoneum parietal bersifat tetap, sakit dan terletak langsung pada daerah
meradang. Intensitas nyeri tergantung pada tipe dan jumlah substansi benda asing
pada peritoneum parietal yang terpapar dalam periode waktu tertentu. Pelepasan
mendadak sejumlah kecil cairan asam lambung kerongga peritoneum menyebabkan
nyeri yang hebat dibandingkan dengan bahan yang sangat tercemar dalam jumlah
yang sama.
Karakteristik lain iritasi peritoneal adalah spasme reflek tonik otot
abdomen. Intensitas spasme otot tonik yang menyertai inflamasi peritoneal
bergantung pada lokasi proses peradangan atau kecepatan berkembang dan integritas
sistem nervosa.
Nyeri obstruksi visera abdominal berongga secara klasik dilukiskan sebagai
intermiten, abdomen mulas atau kolik. Nyeri karena gangguan vaskuler disebabkan
karena adanya embolisme atau trombosis arteri mesentererika superior.
Nyeri yang timbul dari dinding abdomen biasanya konstan dan sakit. Pergerakan,
berdiri lama dan adanya tekanan pada abdomen akan menambah perasaan nyeri dan
spasme otot. Keterlibatan otot secara serentak pada bagian lain dari tubuh biasanya
Keluhan Tambahan
Keluhan tambahan yang terdapat pada pasien gastritis biasanya berupa mual dan
muntah. Mual dan muntah dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak
keempat. Pusat muntah dibagian dorsal lateral dari formasio retikularis medula
oblongata, yaitu pada tingkat nukleus motorik dorsal lateral dari syaraf vagus. Pusat
ini terletak dekat dengan pusat salivasi, vasomotor dan pernafasan. Alat
keseimbangan dapat terserang akibat proses proses sentral atau perifer. Peranan dari
pusat muntah adalah mengkoordinir semua komponen komplek yang terlibat dalam
proses muntah. (Long, 1996).
Terjadinya muntah didahului oleh salivasi dan inspirasi dalam sfinter esophagus akan
relaksasi, laring dan palatum mole tingkat dan glotis menutup. Selanjutnya diafragma
akan berkontraksi dan menurun serta dinding perut juga berkontraksi mengakibatkan
suatu tekanan pada lambung dan sebagian isinya dimuntahkan. Peristiwa ini didahului
oleh statis lambung, kontraksi duodenum, dan antrum lambung. Mual dirasakan
sebagai sensasi tidak enak diepigastrium, dibelakang tenggorokan dan perut. Sensasi
mual biasanya disertai dengan berkurangnya motilitas lambung dan meningkatnya
kontraksi duodenum.
Terdapat lima penyebab muntah yang utama diantaranya adalah penyakit psikogenik,
proses proses sentral, proses sentral tidak langsung, penyakit perifer dan iritasi
lambung atau usus. Konsekuensi dari muntah yang berat dan lama akan
meningkatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit serta gangguan asam
basa.
4.
Perawat menanyakan kepada pasien tentang masalah masa lalu pada sistem
Gastrointestinal. Pernahkan pasien dirawat dirumah sakit? Untuk melanjutkan
pengkajian keperawatan riwayat pasien, perawata mencatat status kesehatan umum
pasien serta gangguan dan perbedaan gastrointestinal sebelumnya. Obat obatan,
dapatkan informasi lengkap tentang obat yang diresepkan dan yang dijual bebas, baik
saat ini dan yang digunakan sebelumnya. Tanyakan tentang penggunaan Aspirin, dan
obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat memperberat gastritis.
5.
6.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik kemudian dilakukan untuk memastikan data subjektif yang didapat
dari pasien.Abdomen diinspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pasien ditempatkan
dalam posisi terlentang.
Kontur dan simetrisitas abdomen diperhatikan dengan identifikasi benjolan lokal,
distensi atau gerakan peristaltik. Auskultasi dilaksanakan sebelum perkusi dan palpasi
dapat meningkatkan motilitas usus, mengubah bising usus. Palpasi digunakan untuk
mengidentifikasi masa abdomen atau area nyeri tekan sebelum perkusi dan palpasi.
Timpani atau pekak dicatat selama perkusi. (Ester, 2000)
Nyeri tekan pada regio epigastrik merupakan salah satu dari manifesrasi klinis pada
gastritis. (Long, 1996). Nyeri pada regio epigastrik terjadi karena destruksi mucosa
lambung. Destruksi tersebut terjadi karena susana asam yang terdapat pada lumen
lambung yang akan mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan usus yang
menyebabkan efek nyeri epigastrik, karena terjadi vasokontriksi pembuluh darah
yang disebabkan karena stress terjadi penurunan perfusi mucosa. Iskemia mucosa
menyebabkan permeabilitas meningkat sehingga difus balik H+ meningkat dan
terjadi pengeluaran histamin mucosa dan pertukaran yang dapat mengakibatkan
gejala distensi abdomen dan konsistensi agak keras.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri Akut ) berhubungan dengan Cedera Biologi
(Iritasi Lambung )
2.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan makanan tidak adekuat dan rangsangan muntah.
3.
DX. I
: Gangguan rasa nyaman (Nyeri Akut) b.d Cedera Biologi (Iritasi
Lambung)
Tujuan
2.
3.
4.
Melaporkan gejala
5.
2.
3.
4.
5.
2.
Jarang dilakukan
3.
Kadang dilakukan
4.
Sering dilakukan
5.
Selalu dilakukan
2.
3.
ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal relaksasi, guide imajeri, terapi
musik, distraksi.
4.
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan misal suhu, lingkungan, cahaya, kegaduhan.
5.
3.
Tentukan jenis analgetik ( Narkotik, Non-Narkotik) disamping tipe dan tingkat
nyeri.
4.
Tentukan Analgetik yang tepat, cara pemberian dan dosisnya secara tepat.
5.
DX II
: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan
makanan tidak adekuat dan rangsangan muntah.
Tujuan
n : umur
Status nutrisi = Berat badan sekarang
X 100 %
Berat Ideal
2.
Pasien mau makan diet yang diberikan minimal habis porsi, nafsu makan baik.
3.
Tidak adekuat
2.
Ringan
3.
Sedang
4.
Kuat
5.
Adekuat total
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kolaborasi :
a.
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kebutuhan kalori dan
protein.
b.
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan
pelengkap.
DX III : Hipertermi b.d Proses infeksi pada mukosa lambung
Tujuan :
NOC : Termoregulasi
Kriteria Hasil :
1.
Nadi
New Born
1 minggu 3 bulan
3 bulan 3 tahun
80 150 X/menit
2 10 tahun
70 110 X/menit
10 tahun dewasa
5.
55 90 X/menit
Respirasi normal
Pernafasan
New Born
35 X/menit
1 11 bulan
30 X/menit
2 tahun
25 X/menit
4 tahun
23 X/menit
6 tahun
21 X/menit
8 tahun
20 X/menit
10 12 tahun
19 X/menit
14 tahun
18 X/menit
16 tahun
17 X/menit
18 tahun
16 18 X/menit
6.
Urine output
1 3 tahun
500 600 ml
3 5 tahun
600 700 ml
5 8 tahun
700 1000 ml
8 14 tahun
800 1400 ml
14 18 tahun
1500 ml
Tekanan darah
New Born
40 mmHg
1 bulan
85/54 mmHg
1 tahun
95/65 mmHg
6 tahun
105/65 mmHg
10 13 tahun
110/65 mmHg
14 17 tahun
120/80 mmHg
Tidak normal
2.
3.
Hampir normal
4.
Cukup normal
5.
Normal
2.
3.
4.
5.
DX. IV :
Tujuan :
2.
3.
4.
5.
2.
Kompromi sekali
3.
Kompromi baik
4.
Kompromi sedang
5.
2.
3.
Monitor status hidrasi (kelembaban membran mucosa, nadi adekuat, tekanan
darah)
4.
5.
6.
7.
Kolaborasi
c.
Pemberian cairan IV
d.
DX. V
Tujuan
3.
Personal hygiene pasien terpenuhi baik sacara mandiri maupun dibantu keluarga.
35 X/menit
1 11 bulan
30 X/menit
2 tahun
25 X/menit
4 tahun
23 X/menit
6 tahun
21 X/menit
8 tahun
20 X/menit
10 12 tahun
19 X/menit
14 tahun
18 X/menit
16 tahun
17 X/menit
18 tahun
16 18 X/menit
c.
d.
2.
Imunisasi
Umur
0 bulan
2 bulan
3 bulan
DPT2, Polio 3
4 bulan
DPT3, Polio 4
6 bulan
Hepatitis B3
9 bulan
Campak
2.
Jarang menunjukan
3.
Kadang menunjukan
4.
Sering menunjukan
5.
Konsisten menunjukan
2.
3.
Batasi pengunjung
4.
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase
5.
6.
7.
8.
Informasikan kepada keluarga kapan jadwal imunisasi (DPT, Polio, Campak,
Rubella)
9.
10.
Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan setiap kali masuk dan
keluar dari ruangan klien.
11.
DX. VI
: Kurang pengetahuan mengenai kondisi, pengobatan, perawatan serta
hospitalisasi
Tujuan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tidak ada
2.
Sedikit
3.
Sedang
4.
Luas
5.
Lengkap
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. EVALUASI
Dx Kriteria Hasil
I
Keterangan Skala
Kontrol Nyeri
NOC I : Kontrol Nyeri
Kriteria Hasil :
1.Mengetahui faktor penyebab nyeri
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
Dx Kriteria Hasil
Keterangan Skala
II
1. Tidak adekuat
2. Ringan
3. Sedang
4. Kuat
5. Adekuat total
5.
Nilai laboratorium misal
Albumin dan globulin dalam batas
normal
III. NOC : Termoregulasi
1.
2.
Menjelaskan tindakan untuk
mengurangi peningkatan suhu tubuh
3.
4.
1. Tidak normal
2. Jauh dari normal
3. Hampir normal
4. Cukup normal
5. Normal
Dx Kriteria Hasil
5.
Keterangan Skala
Respirasi normal
6.
Cairan seimbang (intake &
output) dalam 24 jam
7.
Tekanan darah dalam batas
normal
1.Luarbiasa kompromi
1.
Keseimbangan intake dan output 2.Kompromi sekali
dalam 24 jam
3.Kompromi baik
2.
Berat badan stabil
4.Kompromi sedang
3.
Tidak ada cekung
5.Tidak kompromi
4.
Kelembaban kulit dalam batas
normal
5.
V.
1.
Tidak pernah
menunjukan
2.
Menunjukan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi
2.
Jarang menunjukan
3.
Kadang menunjukan
4.
Sering menunjukan
5.
Konsisten menunjukan
3.
Menunujukan perilaku hidup
sehat
NOC II : Pengendalian Resiko
1.
Mengindikasikan status
gastrointestinal, pernafasan,
genitouria dan imun dalam batas
normal
2.
Mendapatkan imunisasi yang
tepat
Dx Kriteria Hasil
Keterangan Skala
VI
.
1. Tidak ada
2. Sedikit
3. Sedang
4. Luas
5. Lengkap