A. Pengertian
1. George A. Miller dalam bukunya Psycology and communication: Psycology is the science
that attempts to describe, predict and control mental and bahavioral events (psikologi adalah
ilamu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan
tingkah laku)
2. Roberts Woodworth dan Marquis DG dalam bukunya Psycology: Psycology is the scientific
studies of individual activities relations to the inveronment (psikologi adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan
alam sekitarnya).
B. Pendekatan-pendekatan Terhadap Psikologi
1. Pendekatan Neorobiologi
Pada intinya kejadian-kejadian psikologi tergambar dalam kebiasaan yang digerakkan oleh otak
dan sistem saraf. Suatu pendekatan terhadap studi manusia berusaha menghubungkan perilaku
dengan hal-hal yang terjadi dalam tubuh, terutama dalam otak dan sistem syaraf, pendekatan ini
mencoba mengkhususkan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan kegiatan mental
2. Pendekatan perilaku (Behaviorisme)
Pendekata ini mempelajari individu dengan cara mengamati perilakunya dan bukan mengamati
bagian dalam tubuh. menurut aliran psikologi behaviorisme tingkah laku manusia merupakan
bentuk dari pengondisian lingkungan.
3. Pendekatan kognitif
Pendekatan ini memandang manusia itu mendapatkan informasi melalui kenrja otak dalam
memproses informasi yang bersal dari reseptor.
4. Pendekatan Psikoanalitik
Dasar pemikiran teori freud ialah bahwa sebagian besar perilaku kita berasal dari proses yang
tidak disdari (unconscious processes),proses yang tidak disadari ialah pemikiran, rasa takut,aliran
ini memenadang ada tiga unsur penting dalam manusia yaitu ID.ED, dan EGO.
5. Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan ini berhubungan dengan pandangan pribadian mengenai dunia dan penafsiran
1. Pengertian Intelegensi
pelopor dalam menyusun tes inteligensi adalah Alfred Binet ia, mengemukakan pendapatannya
bahwa inteligensi mempunyai 3 aspek kemampuan yaitu:
a. Direction, kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan
b. Adaptation, kemampuan untuk mendapatkan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau
fleksibel dalam menghadapi masalah
c. Criticism, kemampuan untuk mengadakan kritik baik terhadap masalah yang dihadapi maupun
terhadap dirinya sendiri
Pengertian inteligensi, menurut Whitherington, mempunyai ciri-ciri hakiki berikut:
a. Cepat, makin cepat suatu pekerjaan diselesaikan, makin cerdaslah orang yang menyelesaikan
b. Cekatan biasanya dihubungkan dengan pekerjaan tangan, dengan mudah dan ringkas
menjelaskan sesuatu
c. Tepat sesuai dengan tuntutan keadaan
2. Ciri-ciri Pelaku Inteligensi
Menurut Effendi dan Praja, ciri-ciri tingkah laku yang inteligensi adalah sebagai berikut:
a. Purposeful behavior, artinya tingkah laku yang inteligensi selalu terarah pada tujuan
b. Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkordinasi, tidak acak-acakan
c. Physical well taned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga dan
tangkas
d. Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang fleksibel, tidak statis dan kaku
e. Success oriented bahavior, artinya tingkah laku yang didasari perasaan aman, tenang, penuh
kepercayaan akan sukses
f. Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan
bermanfaat bagi orang lain
g. Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efisien, efektif, dan cepat
h. Broad behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas serta
jiwa yang terbuka
Distribusi Normal tingkat kecerdasan
IQ / tingkat kecerdasan Deskripsi Verbal Persentase Populasi dalam Setiap Kelompok
0 19
20 49
50 69
70 79
80 89
90 109
110 119
120 129
130 139
140 179
180 ke atas Idiot
Embicile
Moron
Inferior
Bodoh
Normal
Pandai
Superior
Sangat superior
Gifted
Genius 1
2
6
15
46
18
8
3
1
KEPRIBADIAN
1. Definisi Kepribadian
Kata kepribadian (personality) berasal dari kata latin: persona. Kata persona menunjukan pada
topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan
peranan-peranannya.
Alport mendefinisikan kepribadian yaitu bahwa setiap individu bertingkah laku dalam caranya
sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, sehingga tidak akan ada dua orang yang
bertingkah laku sama, karena setiap individu memiliki kepribadian sendiri.
2. Teori-teori Kepribadian
a. Teori kepribadian psikoanalisis
Dalam mencoba memahami sistem kepribadian manusia, freud, membangun model kepribadian
yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga
sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Ketiga sistem itu yaitu:
1) Id, bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls biologis
2) Ego, mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang
diterima masyarakat
3) Superego (hati nurani) memiliki standar moral pada individu
Selanjutnya, teori frud mengenai dinamika kepribadian, menyatakan bahwa terdapat sejumlah
energi psikis (libido) yang konstan untuk setiap individu. Teori ini berpendapat bahwa dorongan
id yang tidak bisa diterima dapat menimbulkan kecemasan, yang bisa diturunkan oleh
mekanisme pertahanan. Kemudian, teori feud mengenai perkembangan kepribadian menyatakan
bahwa individu melewati tahap psikoseksual (seperti oral, onal, falik) dan harus memecahkan
konflik oedipal.
b. Teori-teori Sifat (Trait Theories)
Yang dimaksud dengan teori-teori sifat pada dasarnya meliputi psikologi individu Gordon
Williard Allport Psikologi Konstitusi William Sheldon teori faktor Roymond (attell). Teori-
PERSEPSI
1. Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin
perceptio, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Kata persepsi biasanya
dikaitkan dengan kata lain, menjadi persepsi diri, persepsi sosial dan persepsi interpersonal.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan
dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaigu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Menurut Devita, persepsi ialah proses ketika kita menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita. Gulo mendefinisikan persepsi sebagai proses
seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang
dimilikinya. Yusuf menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan. Pareek memberikan
definisi yang lebih luas ihwal persepsi ini sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan
pancaindra atau data.
jg
2. Proses Persepsi
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia
memandang. Oleh karena itu untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari
merubah persepsinya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut:
a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan
jenisnya dapat banyak atau sedikit
b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi
seseorang
c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sbeagai reaksi
Jadi, proses persepsi ialah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi
yang sampai. Dalam definisi pesepsi dikemukakan Pareek di atas, mencakup beberapa segi atau
proses yaitu:
a. Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber.
Kebanyakan data diterima melalui panca indra.
b. Proses menyeleksi rangsangan
Setelah diterima, rangsangan / data diseleksi. Dua kumpulan faktor menentukan seleksi
rangsangan itu yaitu faktor intern dan eksternal.
1) Faktor-faktor intern yang mempengaruhi seleksi persepsi
a) Kebutuhan psikologis
b) Latar belakang
c) Pengalaman
d) Sikap dan kepercayaan umum
e) Penerimaan diri
2) Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi seleksi persepsi
a) Intensitas
b) Ukuran
c) Kontras
d) Gerakan
e) Ulangan
f) Keakraban
g) Sesuatu yang baru
Sementara itu, Devito menyebutkan enam proses yang mempengaruhi persepsi yaitu teori
kepribadian implisit, ramalan yang dipenuhi sendiri, aksentuasi perseptual, primasi resensi,
konsistensi dan stereotip
c. Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga dimensi
utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni:
1) Pengelompokan
Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan rangsangan antara lain:
a) Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan satu kelompok
b) Kedekatan, hal-hal yang dekat antara satu dengan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu
c) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap
2) Bentuk timbul dan latar
Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada
gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangkaian / gejala lainnya berada di latar
belakang.
3) Kematangan persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi dan perubahan-perubahan konteks tidak
mempengaruhinya.
d. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan
berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan.
e. Proses pengecekan
Setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek
apakah penafsirannya benar atau salah. Data itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orangorang lain mengenai persepsi mereka.
f. Proses reaksi
Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap.
Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat suatu sehubungan dengan persepsinya.
3. Perkembangan Perseptual
Peneliti mengenai perkembangan persepsi mempelajari sampai tingkat mana kapasitas pesepsi si
diturunkan dan sampai tingkat mana dipelajari oleh pengelaman. Menurut Atkinson untuk
menentukan kapasitas turunan, para penelitia mempelajari kapasitas diskriminasi bayi dengan
menggunakan metode melihat preferensial dan visual-evoked potential. Ketajaman penglihatan,
yang penting untuk pengenalan, meningkat secara cepat selama 6 bulan pertama kehidupan dan
kemudian meningkat lebih lambat sampai mencapai tingkat dewasa antara usia 1-5 tahun.
Persepsi kedalaman mulai tampak pada sekitar usia 3 bulan, tetapi tidak sepenuhnya terbentuk
sampai sekitar usia 6 bulan. Kokonstanan mulai berkembang pada usia 6 bulan, tetapi tidak
sepenuhnya berkembang selama bertahun-tahun.
4. Fungsi dan Sifat-sifat Dunia Persepsi
a. Fungsi Persepsi
Penelitian tentang persepsi mencakup dua fungsi utama sistem persepsi yaitu lokalisasi atau
menentukan letak suatu objek, dan pengenalan menentukan jenis objek tersebut. Menurut
atkinson dkk, untuk melokalisasi objek, kita terlebih dahulu harus menyegregasikan objek
kemudian mengorganisasikan objek menjadi kelompok.
b. Sifat-sifat Dunia Persepsi
1) Sifat-sifat umum dunia persepsi
a) Dunai persepsi mempunyai sifat ruang
b) Dunai persepsi mempunyai dimensi waktu
c) Dunai persepsi itu berstruktur menurut berbagai objek prsepsi
d) Dunai persepsi adalah suatu dunia yang penuh dengan arti
2) Sifat-sifat yang khusus bagi masing-msing indra tersendiri.
Di antara sifat-sifat terdapat berbagai kelompok yang khusus bagi indra-indra, merah dan kuning
termasuk kelompok yang berlainan dengan asam dan asin, suatu keseluruhan sifat sensoris yang
khas bagi suatu indra tertentu kita sebut modalitas. Warna adalah suatu modalitas yang khusus
bagi mata, bunyi bagi telinga.
5. Persepsi dan Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam
bahasa Inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan
indra atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling
sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya
sebatang coklat. Benyamin B Wolman menyebut sensasi sebagai pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indra.
Jadi proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan, sensasi ialah
penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang
telah ada di dalam otak, meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu,
interpretasinya berbeda.
6. Persepsi dan Kognisi
Persepsi, kognisi, penalaran dan perasaan sesungguhnya berlangsung secara simultan, dan
kebanyakan dari apa yang disebut pemikiran, impian, bayangan, berkhayal, belajar dan
semacamnya merupakan kombinasi unsur-unsur persepsi, kognisi, penalaran dan perasan
tersebut.
Secara singkat, persepsi (perception) dapat didefinisikan sebagai cara manusia menangkap
rangsangan. Kognisi (cognition) adalah cara manusia memberi arti pada rangsangan. Penalaran
(reason) adalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan rangsangan pada tingkat
pembentukan kegiatna psikolotis. Perasaan (feeling) adalah konotasi emosional yang dihasilkan
oleh rangsangan, baik sendiri maupun bersama-sama dengan rangsangan lain pada tingkat
kognisi atau konseptual.
7. Dunia Persepsi Sebagai Dunia Bentuk
Robert Fontz adalah pelopor dalam bidang ini dengan satu peneuan yang ia beri nama alat
preferensi visual. Ia memberi alasan bahwa kita pada bayi diperlihatkan dua pola secara
bersamaan dan si bayi lebih menyukai pola yang satu dibandingkan dengan yang lain, ia
seharusnya dapat membedakan pola tersebut. Ia merancang sebuah dipan untuk bayi, yang
disebut bilik pandangan. Di atas dipan itu bisa diperlihatkan dua pola kartu berbeda, ia
Menurut Jalaluddin Rakhmat, walupun konsep diri merupakan tema utama psikologi humanistik
yang muncul belakangan ini. Pembicaraan tentang konsep diri dapat dilacak sampai William
James. James membedakan antara The I diri yang sadar dan aktif, menurut James ada dua jenis
diri yaitu diri dan aku. Diri adalah aku sebagaimana yang dipersepsikan oleh orang lain atau
diri sebagai objek (objective self), sedangkan aku adalah inti dari diri aktif, mengamati, berpikir
dan berkehendak (subjective self).
Lalu, apakah konsep diri itu? Siapakah saya? Apakah saya? Jawaban dari pertanyaan tersebut
akan mengandung konsep diri yang terdiri atas:
1) Citra-diri (self-image). Bagian ini merupakan deskripsi sederhana, misalnya saya seorang
pelajar, saya seorang kakak dan sebagainya
2) Penghargaan-diri (self esteem). Bagian ini meliputi suatu penilaian, suatu perkiraan, mengenai
kepantasan-diri (self worth), misal saya peramah, saya pintar dan sebagainya.
Jadi konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek
sosial dan aspek psikologis, yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang
lain.
c. Bagaimana kosep diri terbentuk?
Konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan yang paling dasar adalah konsep diri
primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya,
yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Konsep diri yang baru dan berbeda dari apa yang sudah
terbentuk dalam lingkungan rumahnya. Ini menghasilkan konsep diri sekunder.
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang-orang di sekitarnya. Apa
yang dipersepsi individu lain mengenai diri individu, tidak terlepas dari struktur, peran dan status
sosial yang disandang seorang individu. Struktur peran dan status sosial merupakan gejala yang
dihasilkan dari adanya interaksi antara individu satu dan individu lain, individu dan kelompok
atau antara kelompok dan kelompok.
d. Proses perkembangan konsep diri
Pada dasarnya, pengembangan konsep diri merupakan proses yang relatif pasif. Pada pokoknya
anda berperilaku dengan cara tertentu dan mengamati reaksi orang lain terhadap perilaku Anda.
Hal ini tidak perlu berupa proses pemikiran, bahkan sering kali terjadi melalui berbagai
kesempatan yang tersedia. Mead dan Cooley yakin bahwa konsep diri merupakan sesuatu
cerminan cara yang disajikan orang lain sebagai tanggapan kepada kita. Kesan pribadi seseorang
merupakan cerminan cara yang dipikirkan orang tersebut mengenai reaksi orang lain kepadanya
selama masa kecilnya.
Ada 2 hal yang mendasari perkembangan konsep diri kita yaitu:
3) Pengalaman kita secara situasional
Segenap pengalaman yang datang pada diri kita tidak seluruhnya mempunyai pengaruh kuat
pada diri kita. Jika pengalaman-pengalaman itu merupakan sesuatu yang sesuai dan konsisten
dengan nilai-nilai dan konsep diri kita, secara rasional dapat kita terima. Sebaliknya, jika
pengalaman tersebut tidak konsisten dengan nilai-nilai dan konsep diri kita, secara rasional tidak
dapat kita terima.
4) Interaksi kita dengan orang lain
Pandangan kita terhadap diri sediri adalah dasar dari konsep diri kita dan untuk memperoleh
pengertian mengenai diri kita tersebut dapat dilakukan melalui interaksi dengan orang lain yang
tentunya disertai persepsi dan kesadaran kita tentang cara orang lain tersebut melihat kita dan
reaksi mereka terhadap kita.
Reaksi ini boleh jadi dikacaukan dengan kepasrahan. Namun, pelarian mencakup sesuatu yang
lebih jauh, yakni melarikan diri dari situasi khusus yang menyebabkan kekecewaan atau
kegelisahan.
6) Represi (represion)
Jika tanpa diketahui seseorang mengeluarkan pengalaman atau perasaan tertentu dari
kesadarannya
7) Kebodohan-semu (pseudostupidity)
8) Pemikiran obsesif (obsessive thinking)
Merujuk pada perilaku seseorang yang memperbesar semua ukuran realistik dari masalah /
situasi yang dialami
9) Pengalihan (displacement)
Proses psikologis dari perasaan-perasaan terpendam yang kemudian dialihkan ke arah objekobjek lain daripada ke arah sumber pokok kekecewaan
10) Perubahan (conversion)
REFERENSI BUKU
Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson, Ernest R. Hilgard, Pengantar Psikologi I, Jakarta:
Erlangga, 1983.
Drs. Alex Sobur, M.Si, Psikologi Umum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003.