Anda di halaman 1dari 5

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL DI SMP SE-KECAMATAN SEMARANG

BARAT
A Latar Belakang
Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara, Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi
individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara
untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara
efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis
pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan
dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri
dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu proses pemberian
bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun
rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self
understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk
mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self
realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa ;;Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan;;.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa
orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep
dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan
konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu
konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab
sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha
membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya
masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat
pemahaman, pencegahan, perbaikan dan pengentasan, serta pemeliharaan
dan pengembangan. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh
guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya
membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya
membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri
dan mampu mengendalikan diri, serta sukses dalam kehidupannya.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan
dalam berbagai format layanan, salah satunya adalah dengan format
layanan klasikal. Husairi, Achsan (2008: 98) menyebutkan bahwa format
layanan klasikal adalah adalah format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
Sedangkan bimbingan klasikal menurut Santoso (2011:139) bimbingan kelas(klasikal)
adalah program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan
para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada
para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming
(curah pendapat).

Menurut Delucia-Waack (2006:188) bimbingan kelas kadang terjadi saat Konselor diminta
hadir untuk memberikan topik mengenai harga diri, keterampilam komunikasi, keluarga sehat,
resolusi konflik, keterampilan persahabatan dan pecegahan bullying. Pada bimbingan di dalam
kelas kegiatan harus dikonseptualisasikan dalam tahap yang sama (initial, working, terminasi)
dan bagian-bagian yang sama dari setiap sesi (opening, working,processing, closing) dalam
rentang waktu yang jauh lebih singkat.
Fungsi Layanan Bimbingan Klasikal
Layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut :
1) Dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara Guru Bimbingan dan
Konseling atau konselor dengan peserta didik atau konseli
2) Dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung antara Guru
Bimbingan Konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta didik dapat
menyampaikan permasalahan kelas atau pribadi atau curhat di kelas.
3) Dapat terjadinya kesempatan bagi Guru Bimbingan Konseling melakukan tatap muka,
wawancara dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan suasana belajar di kelas.
4) Sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan, penyembuhan,
perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran, perasaan, dan kehendak serta
prilaku peserta didik.
Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Erford (2009:115-117) Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan dalam
bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan mengajar. Layanan ini
juga memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksannanya. Adapun perbedaannya antara mengajar
dan membimbing :
1) Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau menyampaikan
materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang dirancang dalam kurikulum
pendidikan disekolah, melainkan menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh
terhadap tercapainya perkembangan yang optimal seluruh aspek perkembangan dan
tercapainya kemandirian peserta didik atau konseli.
2) Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling yaitu
bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta aspek-aspek perkembangan peserta
didik.
3) Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru bimbingan dan konseling atau konselor

adalah menyelenggarakan layanan bimbingan konseling yang memendirikan peserta


didik atau konseli.

Permasalahan yang ada di sekolah khususnya di sekolah adalah ketika


guru bimbingan dan konseling masuk kelas dan melaksanakan layanan
klasikal banyak siswa yang merasa layanan yang diberikan tidak diperlukan,
siswa kurang memperhatikan layanan yang diberikan guru bimbingan dan
konseling, cenderung menganggap remeh guru bimbingan dan konseling
karena tidak adanya penilaian untuk raport siswa.
Dari hasil wawancara awal peneliti terhadap guru bimbingan dan
konseling yaitu Ibu Erlina Hidayati, S.Pd. dan beberapa siswa diketahui
bahwa faktor penyebab terjadinya masalah tersebut adalah bimbingan dan
konseling pada tahun-tahun sebelumnya tidak mempunyai jam masuk kelas
untuk melaksanakan layanan klasikal secara terjadwal sehingga pengenalan
siswa terhadap bimbingan dan konseling masih kurang, metode
penyampaian materi layanan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling
kurang bervariasi, dan materi yang disampaikan belum memenuhi
kebutuhan siswa.
Pelaksanaan layanan klasikal memiliki langkah-langkah dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut diolah dalam suatu rancangan
pelaksanaan layanan klasikal. terdiri dari komponen identitas, waktu dan
tempat, materi layanan, tujuan atau arah pengembangan, metode dan
teknik, sarana, penilaian hasil layanan dan langkah kegiatan. Meskipun
demikian, dalam proses pemberian layanan yang menentukan keberhasilan
pelaksanaan layanan tidak hanya terletak pada guru bimbingan dan
konseling sebagai pelaksana layanan tetapi juga tergantung kondisi siswa
sebagai penerima layanan.
Berdasarkan hal tersebut, pertanyaan yang ada dibenak peneliti
adalah apakah selama ini layanan klasikal dilaksanakan oleh guru bimbingan
dan konseling, bagaimana persiapan dan pelaksanaan layanan klasikal oleh
guru bimbingan dan konseling, apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan layanan klasikal, kendala yang dihadapi guru bimbingan dan
konseling dalam pelaksanaan layanan klasikal dan efektifitas layanan
klasikal dalam rangka membantu menangani permasalahan siswa dan
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan layanan klasikal dalam bimbingan dan konseking di sekolah ?

2. Bagaiman penerapan layanan klasikal dalam bimbingan dan konseling di sekolah ?


3. Bagaimana proses evaluasi layanan klasikal dalam bimbingan dan konseling di sekolah ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui perencanaan,penerapan,dan evaluasi dalam layanan klasikal pada
bimbingan dan konseling di sekolah SMP Se kecamatan Semarang Barat.
Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini memiliki beberapa manfaat dianataranya untuk :
1. Untuk mengetahui perencanaan layanan klasikal dalam bimbingan dan konseling di
sekolah
2. Untuk mengetahui penerapan dalam layanan klasikal pada bimbingan dan konseling di
sekolah.
3. Untuk mengetahui evaluasi dalam layanan klasikal pada bimbingan dan konseling di
sekolah.
D. Manfaat Teoritis
Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kefektivitas dalam
layanan klasikal pada bimbingan dan konseling di SMP Se kecamatan Semarang Barat.

Anda mungkin juga menyukai