Anda di halaman 1dari 6

1) Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos

Desa Gubug mempunyai ciri khas pada masyarakatnya yang sebagian besar
bekerja sebagai petani. Melihat peluang yang ada, mahasiswa KKN PPM periode XI
tahun 2015 berinisiatif mengembangkan tentang perlatihan pengolahan sampah organik
menjadi pupuk kompos.
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan. Timbunan sampah yang
semakin tinggi setiap harinya memerlukan pengelolaan yang tepat, efektif, dan efisien.
Menurut Hartanto (2006) permasalahan lingkungan yang umum terjadi di perkotaan
adalah pengelolaan sampah perkotaan yang kurang baik. Diperkirakan hanya sekitar
40% - 50% dari total sampah yang dapat terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) oleh institusi yang bertanggung jawab atas masalah sampah dan kebersihan,
seperti Dinas Kebersihan. Berdasarkan Laporan Kementerian Lingkungan Hidup
(2004), pada tahun 2001 diperkirakan pengelola sampah kota hanya mampu melayani
sekitar 32% penduduk kota, dari 384 kota di Indonesia. Hanya sekitar 40% dari sampah
yang dihasilkan oleh daerah urban yang dapat diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPS). Sisanya ditangani oleh penghasil sampah dengan berbagai cara, seperti dibakar
(35%), ditimbun dalam tanah (7,5%), dikomposkan (1,61%), dan beragam upaya,
termasuk daur-ulang, atau dibuang di mana saja seperti di tanah kosong, drainase atau
badan air lainnya (Damanhuri, 2007). Oleh karena itu, penting untuk mengetahui
pengelolaan sampah sebagai upaya untuk mengurangi volume sampah yang menjadi
masalah lingkungan, salah satu caranya adalah dengan proses pengomposan.
Kompos adalah hasil penguraian dari sampah sampah organik. Sedangkan
pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai
sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami
tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat
campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan
penambahan aktivator pengomposan. Kompos memiliki ciri-ciri berwarna coklat, tidak
berbau, tidak larut dalam air. Kompos memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan.
Kompos bersifat netral dan efektif dalam upaya menetralkan pH.
Kompos terbuat dari bahan yang berasal dari makhluk hidup atau bahan organik
lain yang dapat dikomposkan, seperti: daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, sisa
kayu, kotoran ternak / binatang, serbuk gergaji, sampah rumah tangga, dan bahan
organik lainnya. Kompos yang sudah matang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki

struktur tanah, serta memperbaiki kemampuan tanah dalam menyerap dan menahan air,
hara tanah & zat-zat yang ekstrim yang dapat terjadi pada tanah.
Program ini dilakukan pada minggu pertama KKN dan memiliki tujuan untuk
membantu masyarakat Desa Gugug pada umumnya dan khususnya para petani dalam
pembuatan pupuk kompos yang telihat rumit tetapi sangat mudah untuk di lakukan.
Pada awalnya program ini dilakukan dengan pemberian materi melalui presentasi yang
disampaikan oleh mahasiswa KKN dan memberitahukan cara pembuatan pupuk
kompos yang sangat mudah dari bahan-bahan dasar yang mudah ditemukan yaitu
sampah-samaph rumah tangga. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan
pupuk organik. Pelatihan ini adalah implementasi keseluruhan

materi yang sudah

disampaikan.
A. Syarat Pembuatan Kompos

Campuran kompos harus homogen agar kadar N dan kecepatan fermentasi dapat
merata dan tetap , oleh karena itu bahan-bahan mentah perlu dipotong-potong

menjadi bagian-bagian kecil.


Temperatur awal harus tinggi untuk membunuh pathogen biji rumput-rumputan
dan lalat atau telur-telur dan larva hama lainnya serta penyakit yang terbawa

kedalam tumpukan.
Pada awal pembuatan kompos itu diperlukan air yang cukup banyak untuk
mengimbangkan penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik.
Disamping itu, kompos yang baik adalah kompos yang berwarna coklat,

berstruktur remah, berkonsistensi gembur, dan berbau daun yang lapuk. Kompos ibarat
multivitamin bagi tanah dan tanaman. Dengan pupuk organik sifat fisik , kimia dan
biologi tanah menjadi lebih baik. Berikut ini beberapa manfaat dari kompos,
diantaranya :
1) Aspek ekonomi
Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
Mengurangi volume / ukuran limbah
Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya
2) Aspek lingkungan
Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
dari sampah organic yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat
pembuangan sampah
Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
3) Aspek bagi tanah / tanaman
Meningkatkan kesuburan tanah

Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah


Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
Meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan kualitas hasil panen
Menyediakan hormone dan vitamin bagi tanaman
Menekan pertumbuhan / serangan penyakit tanaman
Meningkatkan retensi / ketersediaan hara

B. Metode dan Prinsip


Metode

: Takakura

Prinsip

:
Prinsip pembuatan kompos dengan metode Takakura adalah pencampuran

bahan organik dengan mikroorganisme sebagai aktivator pada suhu yang ideal (40
50 oC). Bahan mentah yang baik digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kompos
berkadar air 50-70%. Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan, maka pH
timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah, serta usahakan kelembaban
timbunan secara menyeluruh sekitar 40-60%.
C. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos terdiri dari:

Keranjang plastik berlubang beserta tutupnya


Kardus bekas
Kain kasa
Pisau/gunting
Sabut kelapa
Batu bata
Adapun bahan yang digunakan untuk membuat kompos adalah sebagai berikut:

Sampah organik sebanyak 1 kg


Sekam
Stater siap pakai EM4 (effective microorganism 4) bisa dibeli di toko pertanian

dengan harga sekitar Rp. 13.000 s/d Rp. 15.000 per botol 1 liter.
Gula pasir 0,9 gr
Air

D. Prosedur
Berikut ini adalah prosedur pembuatan kompos dengan metode Takakura.

1) Siapkan keranjang plastik berlubang, lapisi dengan dus dipinggir bagian dalam
keranjang taruh sekam yang dibungkus kain kasa pada dasar keranjang untuk
menyerap air saat pengomposan.
2) Cincang dan potong bahan kompos kecil-kecil sebanyak 1kg.
3) Campurkan starter dengan komposisi 1mL EM4 + 1 mL gula pasir (0,9gr) + 50
mL air.
4) Setelah rata masukkan kedalam keranjang, tutup rapat dengan sabut kelapa
dibungkus kain kasa untuk mencegah air masuk kedalamnya. Tutup dengan tutup
keranjang.
5) Simpan pada tempat yang gelap dan kering. Alasi keranjang dengan batu bata
pada kakinya sebagai jalan masuk udara dari bawah dan jalan keluar air.
6) Tunggu 1 minggu dan lihat hasilnya.
7) Setelah 1 minggu, setengah kompos dari keranjang takakura yang sudah penuh
kita matangkan selama seminggu di tempat yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung. Cara untuk mengetahui kompos sudah jadi atau belum adalah
dengan menaruh biji tumbuhan, jika tumbuh di dalam kompos artinya kompos
telah siap.
Dalam kegiatan pelatihan, awalnya hanya 15% masyarakat yang mampu
membuat pupuk kompos, tetapi setelah dilakukan pelatihan kepada masyarakat yang
turut serta dalam kegiatan Pelatihan pengolahan sampah organik menjadi pupuk
kompos , lebih dari 85% masyarakat sudah mengetahui tatacara pembuatan pupuk
kompos.
E. Pembuatan Starter
Selain pelatihan pembuatan pupuk kompos, masyarakat juga dilatih membuat
starter buatan yang berasal dari nasi (baru maupun basi). Sterter berfungsi untuk
mempercepat pengomposan. Bahan dan alat yang dibutuhkan cukup mudah didapat,
yaitu : nasi, gula, air, dan botol aqua 1.5 L.
Cara pembuatan starter :
1) Nasi dibuat bulat sebesar bola ping pong sebanyak 4 buah;
2) Biarkan selama 3 hari sampai keluar jamur berwarna kuning jingga atau abu-abu;
3) Masukkan air sebanyak 1 Liter kedalam botol dan tambahi dengan gula sebanyak 4
sendok makan dan larutkan;
4) Masukkan nasi jamuran ke dalam botol yang berisi air gula;
5) Aduk hingga merata dan diamkan hingga mengental dan berbau asem seperti tape
(sekitar 1 minggu);
6) Campurkan 1 liter starter dengan 5 liter air;
7) Starter siap digunakan;

2) Pelayanan pada Hewan Ternak (Sapi)


Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha peternakan.
Pelayanan kesehatan ternak menjadi penting dalam peningkatan pertumbuhan dan
produktivitas hewan ternak dan agar ternak terbebas dari penyakit seperti Mastitis, Anthrax,
Brucellos, Seoticemia Epizootica (SE), cacingan, penyakit mulut dan kuku (PMK) dan sapi
gila. Pelayanan kesehatan ternak diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Desa
Gubug dalam memelihara dan menghasilkan ternak yang sehat dan berkualitas.
Dalam kegiatan ini, kami bekerjasama dengan UPTD. Pelayanan kesehatan ternak
yang dilakukan adalah pemberian vaksinasi SE, obat cacing, antihistamin, antibiotic dan
spray butok. Selain itu diberikan juga vitamin B12 untuk ternak yang sedang menyusui.
Pelayanan vaksinasi SE digunakan untuk mencegah penyakit SE (Septicaemia
Epizootica) atau penyakit ngorok. Penyakit ngorok adalah penyakit hewan yang bersifat akut,
fatal dan pada dsasarnya hanya menyerang hewan kerbau dan sapi.Vaksin ini memberikan
kekebalan selama 6-9 bulan setelah vaksinasi.
Pelayanan obat cacing digunakan untuk mencegah sapi dari penyakit cacingan.
Penyakit cacingan yang diderita sapi mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup besar.
Makanan sapi yang seharusnya menjadi daging akhirnya terserap oeh cacing sehingga sapi
dengan nafsu makan besar tetapi terlihat tidak ada penambahan berat badan.
Pelayanan obat antihistamin digunakan untuk memblokir mediator radang saat terjadi
peradangan. Sedangkan pelayanan antibiotik digunakan agar ternak mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit. Pelayanan spray buttox dilakukan untuk membunuh lalat yang
mengerumuni tubuh sapi serta mencegah lalat hinggap kembali. Seperti diketahui, lalat yang
mengerumuni tubuh sapi dapat berakibat buruk. Selain sapi merasa terganggu aktivitasnya,
salah satu penyakit yang diakibatkan oleh lalat adalah penyakit belatungan.
Berikut adalah tabel pelaksanaan pelayanan kesehatan ternak di desa Gubug.

Jumlah ternak yang telah ditangani adalah 55 ekor, jumlah ini belum jumlah
keseluruhan sapi yang ada di desa Gubug, karena beberapa sapi ada pada rumah-rumah
warga, bukan berada pada tempat yang sudah disediakan kelompok ternak, sehingga untuk
menjangkau sapi-sapi yang berada di rumah warga sedikit mengalami kesulitan..

3) Vaksinasi Rabies
Vaksin adalah bahan yang mengandung agen penyakit (bakteri, virus, parasit,
toksoid) yang hidup (aktif) atau mati (inaktif) atau bagian protein (antigen) dari agen
penyakit yang bila disuntikkan kedalam tubuh hewan dan manusia akan memicu
kekebalan aktif terhadap agen penyakit tersebut.
Desa Gubug merupakan desa yang padat penduduk. Hampir setiap KK memiliki
hewan peliharaan, diantaranya anjing, kucing, dan kera. Maka dari itu perlu dilakukan
progam vaksinasi rabies.
Program ini dilakukan dengan tujuan mencegah meningkatnya angka penularan
penyakit rabies pada hewan. Vaksinasi diberikan ke tiap banjar yang ada di Desa
Gugub, hewan di berikan vaksin rabies inaktif (Biocar) oleh Dinas Peternakan yang
bekerja sama dengan mahasiswa KKN PPM Unud periode XI di Desa Gubug.
Adapun keuntungan vaksin ini adalah :

Tidak mudah rusak dalam penyimpanan

Tidak menyebabkan penyakit

Tidak ada kontaminasi organisme hidup


Berikut waktu, tempat, dan jumlah hewan yang divaksin :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Banjar/Dusun Taman
Banjar/Dusun Tonjo
Banjar/Dusun Batusangean
Banjar/Dusun Pande
Banjar/Dusun Gubug Baleran
Banjar/Dusun Gubug Belodan
Banjar/Dusun Curah
Banjar/Dusun Pengayehan

: 50
: 60
: 13
: 30
: 47
: 37
: 22
: 57

ekor anjing - 03 Agsutus 2015


ekor anjing - 03 Agsutus 2015
ekor anjing - 04 Agsutus 2015
ekor anjing - 04 Agsutus 2015
ekor anjing - 05 Agsutus 2015
ekor anjing - 05 Agsutus 2015
ekor anjing - 06 Agsutus 2015
ekor anjing - 06 Agsutus 2015

Jumlah hewan yang telah divaksin adalah 311 ekor anjing, jumlah ini belum
jumlah keseluruhan anjing yang ada di desa Gugub, karena yang divaksin merupakan
hewan peliharaan saja dan masih terdapat beberapa anjing liar yang tidak divaksin.
Dengan adanya progam vaksinasi ini, diharap penularan penyakir rabies menurun dan
kesadaran masyarakat setempat semakin tinggi terhadap penyakir rabies yang sangat
berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai