Anda di halaman 1dari 8

A.

Kebijakan Hukum
B. Analisa Bencana
1. Identifikasi Bencana
2. Georgafi
Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6o51' - 7o23' Lintang
Selatan dan 112o33' - 112o34 Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki
luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau 3.78% dari luas wilayah Provinsi
Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah
perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila dihitung
12 mil dari permukaan laut. Kondisi topografi Kabupaten Lamongan dapat
ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan.
Kabupaten Lamongan terdiri dari daratan rendah dan bonorowo dengan tingkat
ketinggian 0-25 meter seluas 50,17%, sedangkan ketinggian 25-100 meter
seluas 45,68%, selebihnya 4,15% berketinggian di atas 100 meter di atas
permukaan air laut.
Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis
besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu:
1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak subur yang
membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Sekaran,
Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.
2. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu
dengankesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup,
Sambeng,Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan
Solokuro.
3. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah
rawan banjir.Kawasan ini meliputi kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng,
Kalitengah, Turi, Karangbinagun, Glagah.
luas wilayah Kecamatan Sekaran adalah 4.963,538 Ha dengan tata guna tanah :

Tanah sawah : 3,119,081 Ha

Tanah Tegal : 231,246 Ha

Tanah pekarangan : 493,120 Ha

Tanah Rawa : 973,565 Ha

Tanah lain-lain : 146,526 Ha

Tiga bencana alam yang kerap terjadi di Lamongan adalah puting


beliung untuk wilayah Sambeng, Ngimbang dan Mantup, yang
dikategorikan wilayah selatan.
Bencana alam banjir ini terfokus pada wilayah kanankiri aliran
Sungai Bengawan Solo sedang bencana tanah longsor di Ngimbang,
Bluluk dan Modo.

ata jumlah penduduk Kab. Lamongan tahun 2012, (Disdukcapil, 2012),


mencapai 1.284.379 jiwa yang terdiri dari 643.532 jiwa laki-laki dan
640.847 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah Kepala keluarga sebanyak
309.976 KK. Kecamatan Paciran dan babat mempunyai jumlah penduduk
terbesar diatas 85 ribu jiwa. Sedangkan kecamatan Sukorame, Buluk,
Sarirejo mempunyai jumlah penduduk terkecil dibawah 25 ribu jiwa.

Pembinaan dan Pembentukan Desa Tangguh Bencana BPBD Kabupaten Lamongan


Tahun 2016 di laksanakan dua hari yaitu hari Rabu dan Kamis tanggal 16-17 Maret
2016 di desa SendangRejo Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan yang di
hadiri oleh 45 orang dari Desa Sendang rejo dan terdiri dari Perangkat Desa, tokoh
Masyarakat RT, RW, BPD, LPM dan PKK serta anggota dari SIBAT (Siaga Bencana
Bersbasis Masyarakat) dari Desa SendangRejo.
Narasumber kegiatan Pembinaan dan Pembentukan Desa Tangguh Bencana terdiri
dari 3 orang yaitu dari Alliansi Perempuan Lamongan ( APEL), Lembaga

Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU) , dan


dari BPBD Kab. Lamongan.
Kegiatan Pembinaan dan Pembentukan Desa Tangguh Bencana ini di buka
langsung oleh Bapak Suprapto, SH selaku Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lamongan,
Kegiatan Pembinaan dan Pembentukan Desa Tangguh Bencana ini bertujuan untuk
memperkecil adanya Korban dan Kerugian yang timbul akibat Bencana pada desa/
daerah rawan bencana di Kabupaten Lamongan, untuk mewujudkan Ketangguhan
Masyarakat melalui peningkatan Pengetahuan, Kesadaran, dan Kemampuan serta
prilaku dan Budaya yang sadar Bencana. mewujudkan sistem penyelenggaraan
Penanggulangan Pencana yang handal dam menangani Prabencana, Tanggap
Darurat dan Pasca Bencana. dalam kegiatan ini ada beberapa kegiatan yang di
antaranya sosialisasi, Pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana ( PRB)
Desa, Pembentukan dokumen Rencana Aksi Komunitas ( RAK), dan yang terakhir
Pembuatan Peta Resiko Bencana / Jalur Evakuasi.

Bencana banjir Hampir setiap musim penghujan melanda Indonesi.


Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat
adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut
sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan diatas normal dan
adanya pasang naik air laut.
Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti
penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran
sungai dan daerah resapan air) penggundulan hutan, pembuangan
sampah, kedalam sungain dsb.
Kenali Penyebab Banjir
Curah hujan tinggi
Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran airkeluar sempit
Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai.
Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bagunan din
pinggir sungai
Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Mengurangi Dampak Banjir

Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi


lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir.
Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
Tidak membuang sampah kedalam sungai. Mengadakan program
pengerukan sungai.
Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut.
Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas dibagian rawan banjir.
Yang Harus Dilakukan Saat Banjir
Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk
mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana
Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk disebrangi
Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus
banjir.
Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih
tinggi.
Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun
Camat
Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya
tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit
diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
Cegah Banjir dengan
Menjaga kebersihan lingkungan
Tanam pohon di sepanjang aliran sungai
Bersihkan saluran air secara berkala

Lebih lanjut, Ia mengatakan, pemerintah akan meninjau usulan pembangunan


pintu gerak, sudetan, dan rumah pompa penyedot air serta normalisasi sungai
dan rawa-rawa di sekitar sungai. Langkah tersebut, diharapkan mampu
meminimalisir ancaman banjir ketika hujan deras melanda wilayah Babat.

alam masa tanggap darurat ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut (1) Pengkajian
secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya, (2) Penentuan status
keadaan darurat bencana, (3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena
bencana, (4) Pemenuhan kebutuhan dasar, (5) Perlindungan terhadap kelompok rentan, dan
(6) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
Hal-hal yang terkait dengan tanggap darurat meliputi kemudahan akses dalam pengerahan
SDM, peralatan dan logistik; kemudahan akses berupa komando dan sistem komando; pos
komando tanggap darurat; pos komando lapangan tanggap darurat; dan penyusunan
rencana operasi tanggap darurat.
Tahapan Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana
Komando Tanggap Darurat Bencana dibentuk dengan tahapan sebagai berikut (1) Informasi
awal kejadian bencana, (2) Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB/BPBD, (3) Hasil kaji
cepat dan masukan dari para pihak terkait disampaikan kepada Kepala BPBD
Kab/Kota/Provinsi/BNPB, (4) Masukan dan usulan dari Kepala BPBD
Kab/Kota/Provinsi/BNPB kepada Bupati/Walikota/Gubernur/Presiden untuk menetapkan
status/tingkat bencana, (5) Penetapan status/tingkatan bencana oleh
Bupati/Walikota/Gubernur/Presiden, (6) Penunjukkan Komandan Penanganan Darurat
Bencana oleh Bupati/Walikota/Gubernur/Presiden, dan (7) Kepala BPBD
Kab/Kota/Provinsi/BNPB meresmikan pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana
yang dilakukan dengan mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Komando Tanggap
Darurat Bencana serta melakukan mobilisasi SDM, Peralatan, logistik, dan dana Dari
instansi/lembaga terkait dan/atau masyarakat.
Sebagai langkah awal upaya PB adalah mengumpulkan informasi awal kejadian bencana.
Pokok-pokok informasi awal ini meliputi (1) Apa (jenis bencana), (2) Kapan (waktu kejadian
bencana), (3) Dimana (lokasi kejadian bencana), (4) Berapa (besaran dampak kejadian
bencana), (Penyebab (penyebab kejadian bencana), dan (5) Bagaimana (upaya
penanganan). Sebagai sumber informasi adalah pelaporan instansi/lembaga terkait, media
massa, masyarakat, internet, dan informasi lain yang dapat dipercaya.
Di BNPB dan BPBD, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota mempunyai satu tim
yang disebut Tim Reaksi Cepat (TRC). Tugas TRC ini adalah melakukan pengkajian bencana
dan dampaknya secara cepat dan tepat, serta pendampingan dalam rangka penanganan
darurat bencana.
Tugas Pokok Komandan Tanggap Darurat antara lain (1) Menyusun rencana operasi, (2)
Mengaktifkan Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
(BPBD), (3) Membentuk Pos Komando Lapangan di lokasi bencana, (4) Membuat rencana
strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi tanggap
darurat, dan (5) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan SDM,

peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang memerintahkan instansi terkait


dalam penanganan darurat.

Penyelenggaraan Komando Tanggap Darurat meliputi (1) Rencana operasi, (2) Permintaan
sumberdaya, (3) Pengerahan sumberdaya, dan (4) Pengakhiran. Pelaksanaan ini didukung
dengan fasilitas komando posko (tanggap darurat dan lapangan), personil, gudang, sarana
dan prasarana, transportasi, peralatan, alat komunikasi, serta informasi bencana dan
dampaknya. Rencana operasi merupakan perencanaan dengan rencana tindakan menjadi
acuan bagi setiap unsur pelaksana komando. Permintaan sumberdaya dilakukan oleh
Komandan dengan mengajukan permintaan sumberdaya kepada Kepala BPBD/BNPB.
Selanjutnya Kepala BPBD/BNPB meminta dukungan sumberdaya kepada instansi/lembaga
terkait upaya PB. Instansi/lembaga wajib segera memobilisasi sumberdaya ke lokasi
bencana.
Pengerahan sumberdaya dilakukan melalui pengiriman didampingi personil
instansi/lembaga dan penyerahannya dilengkapi dengan administrasi sesuai dengan
ketentuan berlaku. Dalam hal ini BNPB/BPBD mendukung mobilisasi sumber daya. Untuk
pengakhiran dilakukan oleh Kepala BNPB/BPBD dengan membuat rencana pengakhiran
dengan Surat Perintah (SPRINT) Pengkahiran. Selanjutnya Komando Tanggap Darurat
Bencana dibubarkan sesuai waktu dengan SK Pembubaran.
Proses tanggap darurat dinyatakan selesai dengan adanya pernyataan resmi
Gubernur/Bupati/Walikota. Dengan selesainya tanggap darurat maka fungsi Pos Komando
Tanggap Darurat kembali ke Pusdalops, dan tugas Incident Commander (IC) menjadi selesai,
serta semua sumberdaya kembali ke posisi semula/sumbernya. Tahap upaya PB selanjutnya
adalah masuk ke dalam masa transisi ke proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana,
serta kehidupan/kegiatan sosial-ekonomi masyarakat sudah mulai berjalan.

Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas


mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana serta
pemberdayaan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, bidang rehabilitasi dan
rekonstruksi mumpunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana

pada pasca bencana


2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana

3. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana

pada pasca bencana


4. Pemantauan , evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana

SEKSI REHABILITASI
Seksi rehabilitasi mempunyai tugas :
Melaksanakan perbaikan lingkungan daerah bencana
Melaksanakan perbaikan prasarana dan sarana umum
Memberikan bantuaN perbaikan rumah masyarakat
Melaksanakan pelayanan kesehatan
Melaksanakan rekonsiliasi konflik
Melaksanakan pemulihan psikologis, social, ekonomi, budaya,
keamanan, dan ketertiban, fungsi pemerintahan serta pelayanan
publik.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

SEKSI REKONSTRUKSI
Seksi rekonstruksi mempunyai tugas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Melaksanakan pembangunan kembali prasarana dan sarana


Melaksankan pembangunan kembali sarana social masyarakat
Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
Melaksanakan penerapan rancang bangun yang tepat dan
penggunaanperalatan yang lebih baik dan tahan bencana
Mendorong partisipasi dan peran serta lembaga, organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat.
Meningkatkan kondisi sosial ekonomi dan budaya
Meningkatkan fungsi pelayanan public
Meningkatkan pelayanan utama masyarakat
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan bidang tugasnya.

Program Penanggulangan Bencana


1.

Pelatihan Penilaian Kerusakan dan Kerugian Akibat Bencana, Indikator :


Terlaksananya pelatihan penilaian dan kerugian akibat bencana

2.

Kegiatan Fasilitasi Penanganan Darurat/Pemulihan Awal Akibat Bencan,


Indikator : Terlaksananya penanganan darurat /pemulihan awal akibat bencana

3.

Kegiatan Fasilitasi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Bencana. Indikator :


Terlaksananya rehabilitasi & rekonstruksi pasca bencana

4.

Kegiatan Pelatihan & Sosialisasi Budaya Sadar Bencana. Indikator :


Terlaksananya pelatihan dan sosialisasi budaya sadar bencana

5.

Kegiatan Penyediaan Stock Logistik. Indikator : Tersedianya stock logistik


penanggulangan bencana

6.

Kegiatan Pengadaan Stock Bronjong Penanganan Darurat Bencana. Indikator :


Tersedianya bronjong kawat untuk penanganan darurat bencana

7.

Kegiatan Mobilisasi Jembatan Knockdown Darurat Bencana. Indikator :


Dipasangnya / dibongkarnya jembatan darurat

8.

Perbaikan Longsoran Badan Jalan Badan Jalan Ruas Jalan Karangreja


Karangjambu Desa Gondang Kec. Karangreja. Indikator : Terlaksananya perbaikan
longsoran badan jalan ruas jalan Karangreja-Karangjambu Desa Gondang Kec.
Karangreja.

9.

Perbaikan Longsoran Badan Jalan Karangmoncol Rembang. Indikator :


Terlaksananya perbaikan longsoran badan jalan Karangmoncol Rembang

10.

Rehabilitasi & Rekonstruksi Jembatan Tegalpingen. Indikator : Terlaksananya


rehabilitasi & rekonstruksi jembatan Tegalpingen

Anda mungkin juga menyukai