Anda di halaman 1dari 2

Kasus :

Sekolah menegah umum “ mutiar nusantar “ meminta jasa psikologi untuk melakukan
evaluasi hasil proses pendidikan tersebut. Pendidikan SMU “ mutiar Nusantara” telah
berlangsung selama 25 tahun , sejak sekolah ini didirikan yaitu tahun 1981. Dari hasil
pengamatan dan wawancara terhadap fihak sekolah “mutiara Nusantara” yang memilik murid
laki-laki dengan usia antara 15-18 tahun, memilik kekhasan tertentu dibandingkan dengan
sekolah formal lainya.

Murid sekolah ini menunjukan perilaku displin yang tinggi baik disekolah maupun
diasram. Kurikurum sekolah mutiara nusantara sebenarnya sama dengan sekolah menegah
lainnya, hanya saja metoda pengajaran dan pembelajarannya lebih menitik beratakan pada
pembinaan displin ketat. Artinya murid laki-laki sekolah ini, sejak bangun tidur, mandi, sarapan
bersama, berangkat sekolah, desekolah , kembali ke asrama, istirahat siang-sore, belajar, makan
malam dan tidur, semuanya diatur oleh jadwal yang teratur dan katet. Rekreasi dan orlah raga di
hari minggu juga dilaksanakan secara terjadwal dan dilakukan bersama teman asrama.
Kesempatan untuk keluar dari aturan sekolah dan asrama, perlu ijin khusus, dan pelanggaran
terhadap aturan akan diberikan sangsi akademis bagi murid. Guru dan Pembina asrama
menerapkan pendekatan displin ketat kurang menggunakan pendekatan personal dan kurang
memperhatikan perkembangan individual.

Murid yang masuk sekolah Mutiara Nusantara, harus mengikuti selekisi, yaitu kesehatan
fisik, inteligensi minimal rata-rata atas (1Q > 110), ijin orang tua dan memilik prestasi akademik
di SMP diatas rata-rata. Setiap tahun sekolah Mutiara Nusantara menerima 60 murid yang di
bagi kedalam 3 kelas. Hasil wawancara menunjukkan bahwa aawal sekolah sampai akhir
kenaikan kelas 1, banyak murid yang jatuh sakit, terutama sakit ashma/ sesak nafas, alergi kulit,
sulit tidur serta sulit konsentrasi. Sekitar 10% - 20% murid pulang atau mengundurkan diri dari
sekolah itu. Atas permintaan anak atau orang tuanya. Selama tahun kedua, kekompakan antara
teman disekolah ---asrama meningkat, tetapi perselisihan antar kelas terlihat jelas diantara anak
kelas 2. Ditahun ke 3, terjadi persaingan dan perkelahian dengan teman, baik satu kamae maupun
diluar asarama, meski bukan secara fisik, merek adu mulut, merek tampak lebih percaya diri bila
bergual dengan teman seasrama dibandingkan dengan teman sesuai yang ada diluar asrama.

Peraturan sekolah dan asrama, tentang cara berbicara dan cara berpakaian,
membuat murid-murid sekolah Mutiara Nusantara tidak trendy dan kurang gaul bila
dibandingkan dengan murid SMU lain. Hasil yang diperoleh dari fihak luar sekolah, lulusan
sekolah Mutiara Nusantara memiliki presetasi akademik tinggi di perguruan tingi, tetapi tingkah
laku dan cara berpakaian merek cenderung agak eksentrik, seperti misalnya rambut panjang
diikat merokok secara overacting, diantara mereka ada yang sangat pendiam dan ada yang sangat
suka bicara. Pada umumnya merek tampak sangat percaya diri dari luar overconfidence,
mampu mengungkapkan gagasan/ ide, ingin memimpin, agak kurang mampu menghargai
orang lain, pandai dan berprestasi secara akademik, kurang mampu mengekspreskan isi
hatinya secara terbuka, relasi interpersonal dangkal, motivasi internal kuat dan masih
mampu bekerja sama dalam kelompok.

Laporan juga menunjukan bahwa lulusan sekolah Mutiara Nusantara ini berhasil secara
akademik, mampu menduduki posisi penting dimasyarakat, maski ada pula laporan yang
menyatakan bahwa mereka memiliki stabilitas emosi yang kurang stabil, misalnya mudah
tersinggung dan kurang memiliki rasa humor.

Soal :

1. Berdasar gambaran kasus diatas, area permasalahan apa saja yang ada ditinjau dari
perspektif psikologi sosial
2. Pilih satu masalah dari permasalahan yang ada
3. Pilih, tentukan dan jelaskan teori yang menurut anda sesuai untuk membahas masalah
yang anda pilih
4. Bahas/ analisis masalah yang anda pilih dengan menggunakan teori tersebut
5. Buatlah kesimpulan
6. Cantumkan daftar pustak anda.

TRIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai