Anda di halaman 1dari 9

Ku Memang Tak Sempurna

Ku memang tak seperti mentari


Yang begitu terang dan menyinari
Tapi ku punya lubuk hati
Yang sanggup tuk mencintai

Ku memang tak seperti rembulan


Menerangi malam dengan sinarnya
Tapi ku punya perasaan
Tuk bisa ungkapkan cinta

Ke memang tak seperti bintang


Menghiasi gelapnya malam
Ku memang tek sempurna
Karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya

Tapi ku punya secercah harapan


kan bisa berguna bagi semua insan
Menerangi mereka dengan cinta
Menghiasi alam dengan rasa

Kasih Ibu

Dentingan nafasmu menyelemuti hari hingga senja


Tak tersimpan setitik kelelahan di wajahmu
Tak ada sesal saat semua harus kau lalui
Langkahmu tak pernah henti
Melangkah untukku
Kasihmu tak kunjung redah
Walau dalam lelah
Kau tetap merangkai kata bijak untukku
Mengurai senyum
Di setiap langkahku
Mendera doa
Di setiap helai nafasku
Ibu….kau mutiara di hatiku
Relung hatimu sangat indah

Hingga aku tak mampu menggapai dalamnya

Tetes air matamu menguntai

Sebuah asa untukku

RINDU YANG TERHEMPAS


KETIKA AKU RINDU
INGINKU TERIAK
INGINKU BERKATA "TIDAK"
TAPI HATIKU BERONTAK

KETIKA AKU RINDU


INGINKU TERBANG
TAPI SAYAPNYA TLAH HILANG
DITELAN MALAM YANG KELAM

KETIKA AKU RINDU


INGINKU MENANGIS
TAPI AIR MATAKU TLH HABIS

KETIKA AKU RINDU


INGINKU TERTAWA
TAPI HATIKU TERLUKA

EGOKAH AKU...?
SEMPURNAKAH AKU...?
HATIKUPUN BERKATA "TIDAK"

KETIKA RINDU MENDERU


KETIKA RINDU MENGGEBU
KETIKA RINDU MENJEMPUTKU
KETIKA RINDU MENGALUN SYAHDU
DIIRINGI NYANYIAN YANG MENYENTUH RUANG KALBU..

TIBA-TIBA.....
RINDU ITUPUN..TERHEMPAS...TERENG
GUT...TERCABUT...
TERKULAI..TAK BERDAYA TAK BISA APA-APA..

BIARLAH RINDU ITU MEMBELENGGU


BIARLAH RINDU ITU MEMBEKU
BIARLAH RINDU ITU MEMBISU
BIARLAH RINDU ITU BERTEMAN DENGAN WAKTU

ENTAH SAMPAI KAPAN


TAK SEORANGPUN YANG TAHU
TIDAK JUGA KAU WAHAI BIDADARIKU

GEDONGSONGO, JULY 2010


BY "SENJA KAKI BUKIT"
Rindu Buat Kekasih

Pagi itu diam …….


Ketika Pucuk pucuk cemara terpaku bisu
Membawa jiwaku mengembara…
Hingga menembus batas lamunku
Di sini ……..
Masih Aku simpan setangkup rindu untukmu
Di sudut hati, dimana keresahan membias sendu
Hingga lelah hati temani sepiku.
Entah….
Masih sanggupkah tangan ini melukis langit
Dan menggambar garis garis pucat wajahmu
Diantara Rindu … yang hempaskan aku.
Atau biarkan saja angin menghapus Jejakmu
Mungkin..
Aku Akan terus menanti
Hingga Kau Kembali …… di sini…. !

Deritaku

Diriku lmah terpaku...


Tatapanku hampa tanpa arah..
Lamunanku terurai tanpa batas...
Sukmaku tecerai berai dihimpit kegalauan...

Berlari mengejar sang bayu...


Menentang alam, memahat sejuta kegelisahan..
Terdengar lirih batin tersiksa...

Kebentangkan gatiku mencoba menjaring bintang


harapkan sinarnya sebab sang bulan tak mau lagi tersenyum
Embun pagi tak lagi menaburi dedaunan yang lama kering...
Matahari enggan menyapa..
yang tersisa hanya kabut selimuti bumi yang kalut..

Jiwaku hampa...
Gelap... Pekat..
Suram tanpa setitik cahaya...

Seketika iblis meretas atma..


meminjam dan mempermainkan ragaku...
Memasuki ruang hatiku yang galau...
Apakah sedihku berakhir...????
Akankah deritaku tak berujung...???

Tuhan....
Kusebut Asma MU...
Perkenankan aku gunakan kekuatan MU...
Lewat lantunan ayat-ayat suci MU..
Basahi jiwaku...
Selimuti hatiku......
Lindungi hidupku...
Dapatkan cinta....
Raih kebahagiaan sejati....

Ku Menanti

ku tak tau apa sebab yang terjalin


buatku luluh tak berdaya
terdiam menanti sebuah asa
meminta diriku tuk berdiri
meniti kembali jalan yang telah kulalui

Meski payah
tak tau lagi pa yang mampu sadarkan ku dari mimpi ini
mimpi tentangmu di hati
tersirat senyummu
memercik di kilauan cahaya

bangunkan aku!
bangunkan dari keadaan ini
ada kenyataan yang harus kujalani
ada hati yang telah menanti
menantiku tuk kembali

 Aku sedang berjalan kearah luar gang rumahku menuju sekolah. Tetapi sebelum aku
berangkat sekolah, aku harus menunggu Dina yang sedang menuju kearah depan
gangku. Kulihat kedepan sana tetapi tidak seorangpun tampak, ketika aku sedang
menunggu Dina, aku melihat dua orang teman sekelasku berjalan kearahku. Ya… itu
Lila dan Uswah. “ Hey Nad… kamu kaq belum berangkat sekolah seh?!! “ Tanya Lila
kepadaku.“ owh iya neh aku sedang menunggu Dina. “ Jawabku.“ ohh kamu sedang
menunggu Dina, tapi Nad 10 menit lagi sekolah masuk tau!! Kamu ga takut telat??? “
Tanya Uswah kepadaku.“ ya udah kalau geto kita berangkat sekolah bareng ya?!! “
pintaku kepada Lila dan Uswah.          Merekapun mengiyakan ajakanku dan segera
melangkahkan kaki untuk menaiki angkutan umum yang akan mengantarkan kami
kesekolah. 
                                             **** “ 
NADIAAA…!!! “ teriak Dina sambil melangkahkan kaki dengan cepat kearahku.“
Eh… Dina?!! ““ Eh… Dina, Eh… Dina lagi, kamu koq ninggalin aku seh Nad???
Tadi tuh aku kerumahmu tapi kata kakakmu, kamu baru aja berangkat!!! ““ Mmm…
Sorry deh, abis kamu lama seh “.“ iiihh… kan udah aku bilang tunggu sampai aku
datang?!! ““ iya…iya…sorry, udah donk jangan marah marah terus, kaya nenek –
nenek aja!!! “.“ enak aja! Kamu tuh yang kaya nenek – nenek!!! “ jawab Dina dengan
tampang kesalnya.           Melihat Dina mau marah-marah lagi, akupun berlari
meninggalkan Dina menuju kelas dan duduk ditempatku, Dinapun berteriak – teriak
sambil berlari-lari kecil kearahku dan melanjutkan ocehan – ocehan yang tadi
tertunda.           Aku dan Dina bersahabat sejak duduk disekolah menengah pertama
kelas 1 hingga duduk disekolah menengah kejuruan kelas 2. Orang tuaku sangat akrab
dengan Dina, begitupun sebaliknya. Sudah seperti saudaraku sendiri. 
                                               ****“
 
Lila… Uswah… “ panggilku. “ ya Nad, ada apa?!! “ jawab Lila.“ nanti pulang bareng
ya!!! “. “ oh itu, liat nanti aja ya!!! “ jawab Lila.“ oce dehh, Mmm… tapi besok
berangkat bareng lagi ya??? Aku tunggu kalian berdua di tempat tadi, oce?!! “. “
oceee…!!! “ jawab mereka berdua dengan kompak.           Semenjak kami sering
pulang dan berangkat sekolah bersama, kami menjadi semakin akrab. Tidak hanya
pulang dan berangkat sekolah saja kami bersama tetapi kemanapun dan acarapun
kami selalu terlihat bersama. Dan sejak saat itulah satu persahabatan dalam hidupku
tersulam kembali.
                                          ****“
 
koq Lila, Dina dan Uswah agak beda ya?? Apa mereka sedang ngerjain aku ya?!! “
aku duduk termenung dikelas yang masih kosong.   “ Mmm… mungkin hanya
perasaan aku saja kale ya?!! “ ujarku dalam hati.           Aku merasa beberapa hari ini
Lila, Dina dan Uswah agak cuek kepadaku. Mungkin karena sebentar lagi hari ulang
tahunku. Padahal aku merasa karena mereka cuek kepadaku. “ Eh Nad… bengong aja
kamu!!! “ ujar Uswah membuyarkan lamunanku.   “ ah nggak koq!!! ““ oya Nad,
besokhari minggu teman – teman sekelas ngajakinkita lari pagi bareng. Kamu ikut
kan? “ Tanya Dina.  “ gat au deh, lihat besok aja ya?!! MALEEZZ tau, masa liburan
gene masih keluar juga…! Acara kelas lagee!!! ““ Nad pokoknya kamu harus ikut,
kalau ga ikut dapet hukuman loh. “ Ujar Lila menakutiku.  “ Memangnya anak SD…
masih ada hukuman, udah pokoknya lihat bezok aja deh, ya.. ya..!!! “.“ YOII !!! “
jawab Uswah dengan singkat.           Aku sudah menduga pazti mereka merencanakan
sesuatu untukku esok hari. Aku merasa sangat penasaran dan agak sedikit takut.  “
Aduh aku dating nggak ya besok??? Pasti mereka belez dendam deh ke aku karena
kemarin yang nerjain mereka adalah aku!!! “ ucapku dalam hati.“ udah deh lihat
besok aja…! Kalau aku dijemput ya aku pergi, tapi kalau aku ga dijemput ya aku
nggak pergi!!! “ kataku dalam hati lagi dengan memejamkan mata untuk tidur
walaupun dengan sedikit perasaan gelisah.      
 
     Tik…Tok…Tik…Tok…, tepat jam 12 malam tiba – tiba aku terbangun karena
mendengar suara telepon berdering. Akupun dengan segera mengangkatnya. “
Hallo… “ sapaku.Tak ada jawaban dari seberang.“ Hallooo… “ aku menyapa sekali
lagi.Masih tidak ada jawaban jawaban juga.  “ HAPPY BIRTHDAY TO U HAPPY
BIRTHDAY TO U HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY, HAPPY
BIRTHDAY NADIA…!!! Terdengar nyanyian dari seseorang di seberang
sana.“thanks ya!!! “ aku terharu.“ Met ultah Nadia! Ketujuh belas ya? Semoga kamu
tambah dewasa, tambah cantik dan tambah gokil!!! “ ujar Isti.“ Paztee..!! ““ Nad sorry
neh aku ga bias telepon kamu lama – lama soalnya aku ngantuk! Kamu met tidur ya
Nad, sorry ganggu, bye Nadia…!!! ““ Bye!!! “           Isti adalah kakak kelas
disekolahku. Dia sangat baik kepadaku tetapi sejak ia lulus aku jarang sekali bertemu
dengan sia mungkin bias dibilang tidak pernah lagi. Ya… mungkin dia sibuk dengan
kegiatan barunya.
                                         
 
iiihh.. Alarm berisik banged seh!!! Kan masih ngantuk?!! “ gerutuku.          Akupun
segera bangun dan beranjak merapikan diri. Walaupun berat dan malas sekali rasanya
tetapi pagi ini aku harus pergi karena sudah mempunyai janji untuk lari pagi bersama
teman sekelasku. Walaupun aku tahu kalu hari ini mereka sudah mempunyai rencana
untuk mengerjaiku. “ Assalamu’alaikum…!!! ““ Wa’alaikumsalam… “ jawabku
sambil membukakan pintu.“ Hey Nad?!! ““ Hey! ““ Gimana udah siap belum? Teman
– teman udah nunggu kamu tuh!! ““ Iya.. Iya.. sabar donk!!! “ kataku sambil
melangkahkan kakiku kearah timur.           Ternyata teman – teman sekelasku tidak
dating semua pagi ini dan ternyata dugaanku tentang semua itu salah, merekatidak
mengerjaiku. Aku merasa sangat senang. “ Upss.. tapi tunggu sebentar, sebuah telur
mendarat dengan tepat diatas kepalaku!!! “. Akupun berteriak dan mengejar-ngejar
Uswah dan teman yang lainnya. Merekapun semua berlari menjauhiku. 
                                         ****  
 
" Assalamua’laikum…!!! Uswah… Uswah… “ Ucapkku setelah sampai didepan pintu
rumahnya.“ Wa’alaikumsalam… ohh… Nadia, ayo masuk dulu Nad!!! “.          Uswah
mempersilahkan aku masuk kedalam rumahnya. “ Tunggu sebentar ya nad, aku mau
siap – siap dulu, nanti bila Lila dan Dina datang kita bias langsung berangkat
kesekolah..! ““ iya.., tapi jangan pake lama, nanti aku jamuran lagi?!! “ jawabku
sambil tersenyum kecil.           Tidak lama setelah Uswah berseragam sekolah rapi,
Lila dan Dinapun datang. Aku dan Uswah segera keluar rumah dan memakai sepatu
dengan cepat. “ yoo.. kita berangkat “ ucap Uswah setelah kami berpamitan dengan
orang tuanya. Lalu kami bertiga menganggukan kepala dengan serempak sambil
tertawa.          
 
Diperjalanan menuju sekolah, seperti biasa kami berempat bercerita dan bercanda
tanpa merasakan teriknya matahari yang menyengat tubuh, karena kami terlalu asyik
dengan candaan konyol Uswah yang membuat perut kami terasa sakit. Alangkah
senangnya kami setiap hari seperti ini, selalu bersama – sama.           Ketika angkutan
umum yang kami tumpangi sudah mengantarkan sampai tujuan dan pergi berlalu.
Tiba – tiba Lila berbicara dengan kerasnya dan membuat aku, Dina dan Uswah
kaget.    “ HEYY!!! Udah jam12.30 loh!!! “ Lila berusaha memberi tahu bahwa kami
sudah terlambat masuk sekolah. Kami berlari – lari saling mendahului, sambil tertawa
dan berbicara, “ tungguin donk, jangan cepet – cepet?!! “. Huh… lelahnya kami
setelah berlari-larian. Kami berjalan perlahan menuju kelas dan sampailah didepan
pintu kelas, lalu mengetuk pintu dan membuka dengan mengucapkan salam, lalu
mencium tangan guru yang memang sudah duduk lebih awal sebelum kami datang.
 
           Kami mengawali hari dengan terlambat masuk sekolah yang memang bias di
bilang ritinitas kami setiap harinya. Dan sekarang waktunya kami memandangi papan
tulis yang penuh dengan huruf dan berbaris membuat shaf dan banjar. 1 jam, 2 jam, 3
jam, begitu bosannya kami belajar, hingga akhirnya bel istirahatpun berbunyi.     “
Akhirnya istirahat juga…!!! “. Kataku dalam hati.“ Nad, La, Din keluar yoo, Laperr
nehh!!! “ ajak Uswah.           Kamipun berdiri lalu berjalan keluar kelas menuju
tempat yang bisa menghilangkan rasa lapar dan haus. “ Makan… Makan…!!! Kita
mau makan apa neh??? “ Tanya Uswah dengan bawelnya dan ketidak sabaran dia
menunggu jawaban kami.“ Terserah deh “ ucap Dina dengan singkatnya.           Tanpa
menunggu jawaban dari aku dan Lila, Uswah pun mengambil bakwan dan
memasukkannya kedalam mulut, lalu dilanjutkan Lila, aku dan Dina. Setelah selesai
makan, kamipun beranjak menuju masjid untuk melaksanakan shalat ashar.          
 
Waktu istirahatpun berakhir. Kami berempat memasuki kelas yang memang sudah
ramai dengan teman – teman sekelas kami. Melanjutkan pelajaran yang tertunda.
Iseng – iseng saat guru menjelaskan, aku menjaili Uswah dengan mengikat ujung
jilbabnya. Teman – teman yang berada dibelakangku  tertawa – tawa dan berkata “
Dasar Jail?!! “. Aku hanya senyum – senyum kecil saja karena takut Uswah
menyadarinya.           Bel pulang berbunyi, waktu kami pulang. Menaiki angkutan
umum bersama, lalu berpisah ditengah perjalanan. “ aku duluan ya…!, Bye…
bye….!!! “ ucapku sambil melambaikan tangan kepada Lila, Dina dan Uswah.          
 
Selama ini kami selalu bersama, baik susah maupun senang kami lewati bersama dan
kami bersahabat cukup lamanya. Tetapi kenapa sudah beberapa hari ini, aku merasa
persahabatan kami agak merenggang. Aku bersama dengan Lila sedangkan Uswah
bersama dengan Dina. Aku merasa ada pembatas antara kami. Kepercayaan sedikit
hilang. Banyak hal yang aku dan Lila sembunyikan ataupun sebaliknya Uswah dan
Dina. Aku merasa cukup kehilangan dan sedih. “ Ada apa dengan persahabatan kami
saat ini?? “ tanyaku dalam hati.“ apa penyebab ini semua, apakah bisa kami seperti
dulu lagi, bercanda tawa dengan lepasnya tanpa adanya pembatas antara kami? “
sekali lagi aku bertanya pada diriku, tetapi sampai saat ini aku belum mendapatkan
jawabannya.          
 
Kupandangi foto dalam bingkai, foto kami berempat. Aku, Lila, Dina dan Uswah.
Sungguh satu persahabatan dalam hidupku yang begitu indah dan mengasyikan. Satu
hal yang kusesali saat ini, “ mengapa aku harus egois dan diam saat melihat
persahabatan ini hancur??! “ sesalku dalam hati.           Perjalanan hidup memang
panjang. Membawa pertemuan dan perpisahan. Hari ini aku bertemu, besok aku
berpisah. Namun seiring waktu berjalan kita tetap harus menjalani hidup ini dan
memikirkan tujuan masa depan kita. Walaupun persahabatan ini bukan yang pertama
bagiku, tetapi satu persahabatan inilah yang dapat membuat hari – hari dalam hidupku
menjadi lebih bermakna.

Disclaimer: Postingan panjang. Harap bersiap-siap meluangkan waktu untuk cerita


pendek ini…Cerita ini merupakan kisah nyata seorang tante yang saya temui di Bali,
tetapi detail yang saya sebutkan mungkin tidak sesuai dengan kisah aslinya. Saya
menuliskan apa yang saya tangkap dari yang diceritakan tante. Sebut saja Ami (bukan
nama sebenarnya). Tante Ami bercerita mengenai pengalaman hidupnya ketika masa
kuliah.Sekitar dua puluh tahun yang lalu, Ami sedang menjalankan semester terakhir
dan berusaha menyelesaikan skripsi. Disaat itu pula, 2 minggu yang akan datang, Ami
akan dipersunting oleh seorang pria yang bernama Iman (bukan nama
sebenarnya).Ami dan Iman telah berpacaran selama 7 tahun. Iman merupakan teman
SD Ami. Mereka telah kenal selama 14 tahun. Masa 7 tahun adalah masa pertemanan,
dan kemudian dilanjutkan ke masa pacaran. Mereka bahkan telah bertunangan dan 2
minggu ke depan, Ami dan Iman akan melangsungkan ijab kabul.Entah mimpi apa
semalam, tiba-tiba Ami dikejutkan oleh suatu berita.Adiknya Iman: Mbak Ami, Mbak
Ami. Mas Iman…Mas Iman….kena musibah! Ami: Innalillahi wa inna illahi
roji’un…Saat itu Ami tidak mengetahui musibah apa yang menimpa Iman. Kemudian
sang adik melanjutkan beritanya…Adiknya Iman: Mas Iman…kecelakaan…
dan..meninggal… Ami: Innalillahi wa inna illahi roji’un……dan Ami kemudian
pingsan…Setelah bangun, Ami dihadapkan oleh mayat tunangannya. Ami yang shock
berat tak bisa berkata apa-apa. Bahkan tidak ada air mata yang mengalir.Ketika
memandikan jenazahnya, Amit terdiam. Ami memeluk tubuh Iman yang sudah dingin
dengan begitu erat dan tak mau melepaskannya hingga akhirnya orang tua Iman
mencoba meminta Ami agar tabah menghadapi semua ini.Setelah dikuburkan, Ami
tetap terdiam. Ia berdoa khusyuk di depan kuburan Iman.Sampai seminggu ke depan,
Ami tak punya nafsu makan. Ia hanya makan sedikit. Ia pun tak banyak bicara.
Menangis pun tidak. Skripsinya terlantar begitu saja. Orangtua Ami pun semakin
cemas melihat sikap anaknya tersebut.Akhirnya bapaknya Ami memarahi Ami. Sang
bapak sengaja menekan anak tersebut supaya ia mengeluarkan air mata. Tentu berat
bagi Ami kehilangan orang yang dicintainya, tapi tidak mengeluarkan air mata sama
sekali. Rasanya beban Ami belum dikeluarkan.Setelah dimarahi oleh bapaknya,
barulah Ami menangis. Tumpahlah semua kesedihan hatinya. Setidaknya, satu beban
telah berkurang.…tiga bulan kemudian…Skripsi Ami belum juga kelar. Orangtuanya
pun tidak mengharap banyak karena sangat mengerti keadaan Ami. Sepeninggal
Iman, Ami masih terus meratapi dan merasa Iman hanya pergi jauh. Nanti juga
kembali, pikirnya.Di dalam wajah sendunya, tiba-tiba ada seorang pria yang tertarik
melihat Ami. Satria namanya (bukan nama sebenarnya). Ia tertarik dengan paras Ami
yang manis dan pendiam. Satria pun mencoba mencaritahu tentang Ami dan ia
mendengar kisah Ami lengkap dari teman-temannya.Setelah mendapatkan berbagai
informasi tentang Ami, ia coba mendekati Ami. Ami yang hatinya sudah beku, tidak
peduli akan kehadiran Satria. Beberapa kali ajakan Satria tidak direspon
olehnya.Satria pun pantang menyerah, sampai akhirnya Ami sedikit luluh. Ami pun
mengajak Satria ke kuburan Iman. Disana Ami meminta Satria minta ijin kepada
Iman untuk berhubungan dengan Ami. Satria yang begitu menyayangi Ami menuruti
keinginan perempuan itu. Ia pun berdoa serta minta ijin kepada kuburan Iman.Masa
pacaran Ami dan Satria begitu unik. Setiap ingin pergi berdua, mereka selalu mampir
ke kuburan Iman untuk minta ijin dan memberitahu bahwa hari ini mereka akan pergi
kemana. Hal itu terus terjadi berulang-ulang. Tampaknya sampai kapanpun posisi
Iman di hati Ami tidak ada yang menggeser. Tetapi Satria pun sangat mengerti hal itu
dan tetap rela bersanding disisi Ami, walaupun sebagai orang kedua dihati
Ami.Setahun sudah masa pacaran mereka. Skripsi Ami sudah selesai enam bulan
yang lalu dan ia lulus dengan nilai baik. Satria pun memutuskan untuk melamar
Ami.Sebelum melamar Ami, Satria mengunjungi kuburan Iman sendirian. Ini sudah
menjadi ritual bagi dirinya. Disana ia mengobrol dengan batu nisan tersebut,
membacakan yasin, sekaligus minta ijin untuk melamar Ami. Setelah itu Satria
pulang, dan malamnya ia melamar Ami.Ami tentu saja senang. Tapi tetap saja, di hati
Ami masih terkenang sosok Iman. Ami menceritakan bagaimana perasaannya ke
Satria dan bagaimana posisi Iman dihatinya. Satria menerima semua itu dengan
lapang dada. Baginya, Ami adalah prioritas utamanya. Apapun keinginan Ami, ia
akan menuruti semua itu, asalkan Ami bahagia.Ami pun akhirnya menerima lamaran
Satria.…beberapa bulan setelah menikah…Di rumah yang damai, terpampang foto
perkawinan Ami dan Satria. Tak jauh dari foto tersebut, ada foto perkawinan Ami
ukuran 4R. Foto perkawinan biasa, namun ada yang janggal. Di foto tersebut
terpampang wajah Ami dan Iman.Ya, Ami yang masih terus mencintai Iman
mengganti foto pasangan disebelahnya dengan wajah Iman. Foto itupun terletak tak
jauh dari foto perkawinan Satria dan Ami. Sekilas terlihat foto tersebut hasil rekayasa
yang dibuat oleh Ami. Namun Satria mengijinkan Ami meletakkan foto tersebut tak
jauh dari foto perkawinan mereka.Bagaimanapun Ami tetap akan mencintai Iman
sekaligus mencintai Satria, suami tercintanya. Dan Satria merupakan pria yang
memiliki hati sejati. Baginya, cinta sejatinya adalah Ami. Apapun yang Ami lakukan,
ia berusaha menerima semua keadaan itu. Baginya tak ada yang perlu dicemburui dari
batu nisan. Ia tetap menjalankan rumah tangganya dengan sakinah, mawaddah dan
warramah, hingga saat ini…Mendengar cerita diatas, terus terang saya merasa sedih,
terharu, sekaligus miris. Saya kagum dengan sosok Satria yang ternyata benar-benar
mencintai Tante Ami. Saya juga mengerti kepedihan Tante Ami ketika ditinggalkan
tunangannya. Tentu rasanya sulit ditinggalkan oleh orang yang sudah membekas
dihati.Akankah ada pria-pria seperti Satria? Saya harap semoga banyak pria yang
akan tetap setia kepada seorang wanita, menerima mereka apa adanya

Anda mungkin juga menyukai