SKRIPSI
Oleh
.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Penguji Skripsi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan IKM
Panitia Ujian
Dewan Penguji,
Motto :
• “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran
Persembahan:
• Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan semangat, dorongan dan
• Kak Agus dan dik Nur yang saya rindukan serta kak Aris selalu saya sayangi
• Jurusan IKM tempat saya menimba ilmu, beserta segenap dosen dan
karyawannya.
rindukan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT
penulisan skripsi ini, akhirnya dapat diatasi berkat kerja keras, bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
1) Dekan FIK UNNES Drs. Sutardji, M.S. yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
2) Ketua Jurusan IKM FIK UNNES dr. Oktia Woro KH, M. Kes. yang telah
Penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari skripsi ini sangat
diharapkan. Hasil yang dituangkan dalam skripsi ini semoga bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Tri Rahayuningsih
NIM. 6450401092
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN ................................................................................................ 50
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi kolostrum, ASI dan Susu Sapi Per 100 Gram ......................... 10
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
1. Kuesioner ............................................................................................... 51
3. Data Hasil Uji Coba Instrumen Skor Pengetahuan Ibu Tentang ASI ........ 59
PENDAHULUAN
(Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, lebih mandiri, sejahtera, cerdas dan
produktif dalam bekerja. Upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan
Ketika bayi lahir, alam menyediakan makanan dalam bentuk ASI. ASI telah
dipersiapkan ibu pada waktu hamil, sehingga pada saat bayi lahir dapat diproduksi
suatu kegiatan yang dianjurkan oleh kitab suci Al Quran (Suharyono, Rulina
Suradi, 1992:101). Satu jam pertama setelah melahirkan, ASI dapat segera
diberikan pada bayi. Pemberian ASI pada satu jam pertama setelah melahirkan
Sentuhan kulit antara ibu dan bayi, serta isapan bayi akan membantu
yang saling percaya antara ibu dan bayi. ASI merupakan sumber nutrisi yang
sangat penting bagi bayi, karena sumber nutrisi yang terdapat dalam ASI
gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, baik zat pembangun, zat pengatur
dan zat tenaga dengan komposisi ASI yang sesuai untuk memelihara pertumbuhan
dan perkembangan otak bayi, sistem kekebalan dan faal tubuh secara optimal, dan
faktor yang vital untuk pencegahan penyakit terutama diare dan infeksi saluran
nafas (Pneumonia). Bayi yang diberi ASI tidak akan mudah terkena infeksi,
dan tepat. Praktek pemberian ASI yang tepat dan sesuai dengan perkembangan
fisiologis bayi adalah dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif pada bayi
yang mendasar seperti menyusui justru terlupakan. Di masa sekarang ibu yang
dengan tingkat pendidikan yang cukup, justru tidak memberikan ASI dengan tepat
dan sesuai dengan praktek pemberian ASI yaitu pemberian kolostrum dan ASI
eksklusif terhadap bayi. Praktek pemberian ASI eksklusif di kota besar
mengalami penurunan.
diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya
5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga
informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar
tentang ASI menyebabkan ibu-ibu percaya kepada mitos-mitos bahwa ASI yang
keluar pertama kali itu kotor, hal ini meyebabkan adanya kebiasaan dikalangan
ibu untuk membuang kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) (Utami Roesli,
2000:66).
balita usia 0-4 bulan sebanyak 1.699 jiwa (Data Puskesmas). Ibu-ibu yang yang
Tetapi dengan pendidikan yang cukup justru tidak memberikan ASI secara tepat
dan sesuai, dari hasil observasi Ibu baru melahirkan sudah memberikan makanan
pada bayinya serta mengganti ASI dengan susu formula. Pernyataan dari bidan di
Kelurahan Purwoyoso, banyak ibu yang memberikan susu forrnula pada bayinya
karena beranggapan dengan pemberian susu formula dapat membuat badan bayi
gemuk dan pemberian makanan sebelum waktunya merupakan anjuran dari orang
tua, fenomena tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
1.2 Permasalahan
kecamatan Ngaliyan.
ASI eksklusif pada bayi dapat menurunkan angka kejadian diare pada bayi.
kolostrum dan ASI eksklusif, bayi dapat hidup sehat dan cerdas.
2) Bagi ibu yang tidak memberikan kolostrum dam ASI eksklusif dapat
berikutnya.
ASI eksklusif.
Dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut di masa yang akan datang.
BAB II
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam organik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu (Mammae), sebagai
makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997:20). ASI (Air Susu Ibu) sebagai
makanan yang alamiah juga merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan
oleh seorang ibu kepada anak yang baru dilahirkannya dan komposisinya yang
sesuai untuk pertumbuhan bayi serta ASI juga mengandung zat pelindung yang
ASI merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi bayi dan dalam
jumlah yang cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4-6 bulan
pertama.
tentang Pengganti ASI, ASI adalah makanan bayi yang paling baik dan tepat
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi dan oleh karena itu
4) Suhu sudah sesuai dengan kebutuhan bayi apabila ibu dalam keadaan sehat.
5) Mengandung beragam zat penolak penyakit yang tidak terdapat pada air susu
buatan.
6) Terjalin hubungan batin yang bersifat perlindungan dan kasih sayang secara
7) Ekonomis dan praktis, karena tak usah menyisihkan anggaran khusus untuk
Air susu ibu menurut stadium laktasi (masa mengeluran air susu) dibagi menjadi
2) Air susu transisi atau peralihan yaitu air susu ibu peralihan dari kolostrum
sampai menjadi ASI matur, disekresi dari hari ketujuh sampai hari keempat
belas.
3) Air susu matur atau matang yaitu air susu ibu yang keluar pada hari keempat
kuningan, lebih kuning dibanding dengan susu matur (ASI yang kelur pada hari
ke-14 sampai seterusnya). Di sekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama
sampai hari keempat atau hari ketujuh. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke
hari selalu berubah. Pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, tidak jarang
kita mendengar seorang ibu baru mengatakan, “ASI saya belum keluar”.
Meskipun ASI yang keluar pada hari pertama sedikit, tetapi volume kolostrum
yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2
hari.
Walaupun ASI yang keluar sedikit tetap disusukan, karena isapan bayi
akan merangsang ujung saraf di daerah punting susu dan di bawah daerah yang
Hormon prolaktin ini akan merangsang sel-sel di pabrik susu untuk membuat ASI.
Selain itu, isapan bayi juga akan merangsang bagian belakang kelenjar
sel-sel otot yang mengelilingi pabrik susu mengerut atau berkontraksi sehingga
ASI terdorong keluar dari pabrik ASI dan mengalir melalui saluran susu ke dalam
gudang susu yang terdapat di bawah daerah yang berwarna coklat. Volume
1) Merupakan suatu pencahar yang ideal untuk membersihkan selaput usus bayi
yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6
bulan.
Menyusui sebaiknya dilakukan segera setelah bayi lahir, dan setelah itu
setiap kali bayi menginginkannya. Beberapa alasan agar ibu menyusui bayinya
2) Hisapan air susu akan mempercepat proses kembalinya uterus (Rahim) ibu ke
berhenti.
3) Bayi yang disusui segera setelah lahir (60 menit setelah lahir) jarang
menderita infeksi dan keadaan gizinya dalam tahun pertama usianya jauh
4) Produksi ASI akan lebih lancar (Merangsang produksi ASI) (Depkes RI,
1999:15).
2.1.3 Komposisi Kolostrum, ASI, Dan Susu Sapi
Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi per 100 gram dapat dilihat pada
Tabel 1
Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi Per 100 gram
Susu
Gizi Kolostrum (1-5 hr)
(100 gr)
ASI Susu Sapi
(100 gr) (100 gr)
1 2 3 4
Energi (Kal) 58 77 65
Protein (g) 2,7 1,1 3,5
Lemak (g) 2,9 4,0 3,5
Karbohidrat (g) 5,3 9,5 4,9
Kalsium (mg) 31 33 118
Fosfor (mg) 14 14 93
Besi (mg) 0,09 0,1 -
Vit A (SI) 296 240 140
Thiamin (mg) 0,015 0,01 0,03
Riboflavin (mg) 0,029 0,04 0,17
Niacin (mg) 0,075 0,2 0,1
Asam Askorbat 4,4 5 1
Sumber : F. G. Winarno (1992:78)
kepada makanan berupa ASI sampai usia 6 bulan. Biasanya tidak terdapat
gangguan pertumbuhan dalam usia 6 bulan, kecuali jika anak menderita penyakit.
ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan selama jangka waktu minimal
empat bulan dan akan lebih baik apabila diberikan sampai bayi berusia enam
bulan serta bayi tanpa diberi tambahan cairan lain seperti: susu formula, jeruk,
madu, air teh, bahkan air putih dan tidak diberi makanan padat lain seperti :
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim dan lain-lain (Utami Roesli,
2001:1).
Sampai usia 4 bulan atau maksimal 6 bulan sebaiknya bayi hanya diberi
ASI saja. Meskipun pada usia satu bulan kemungkinan bayi sudah mampu
apapun sampai usia minimal 4 bulan dan maksimal 6 bulan (Muhilal, 1993:14).
Dalam usia 4 bulan pertama sejak bayi lahir keseluruhan kebutuhan zat
gizi yang diperlukan untuk tumbuh dan kembangnya tubuh bayi dapat dipenuhi
oleh ASI. Seorang bayi sepenuhnya diberi ASI saja, tidak akan kurang gizi selama
6 bulan pertama kehidupan, jika bayi tidak menderita penyakit atau infeksi.
Bahkan bagi ibu yang gizinya kurang baik sekalipun masih dapat memberikan
ASI yang cukup tanpa makanan tambahan selama 4 bulan pertama (F. G Winarno,
1992:16).
Bayi yang diberi ASI eksklusif tidak akan alergi dan diare, karena dalam
ASI terdapat protein alfa-laktalbumin yang tidak menyebabkan alergi. ASI dalam
dalam usus bayi akan mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat
sehingga suasana usus lebih asam. Suasana asam pada usus akan menghambat
pertumbuhan kuman Escherichia coli (E. coli) (suatu jenis kuman yang sering
1) Sebagai nutrisi terbaik karena sumber gizi yang ideal dengan komposisi
otak.
7) Bayi yang menyusu pada ibunya, pertumbuhan gigi gerahamnya lebih baik.
8) Buah dada ibu telah diciptakan sedemikian rupa sehingga waktu bayi
Kolostrum terdapat pada ASI dengan jumlah yang tidak banyak tetapi
kaya akan zat-zat yang bergizi dan sangat baik untuk dikonsumsi bayi. Tetapi
karena faktor kekurangtahuan atau kepercayaan yang salah, banyak ibu yang baru
percaya bahwa kolostrum akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak (F. G
Winarno, 1992:54).
Sedangkan diberbagai daerah, kolostrum sengaja diperas dengan tangan
bayi belum dapat menghisap, dianggap kotor, bila diberikan bayi membuat
eksklusif yaitu faktor kejiwaan ibu, faktor dari bayi sendiri, faktor lingkungan dan
Faktor kejiwaan ibu dapat berasal dari faktor internal dan eksternal.
Faktor kejiwaan ibu yang berasal dari faktor internal (Utami Roesli, 2000:20)
yaitu :
1) Rasa percaya diri atau keyakinan ibu bahwa ASI yang diberikan secara
eksklusif kepada bayi tidak cukup sehingga ibu ingin cepat memberikan susu
formula atau bubur yang terbuat dari tepung biji bijian kepada bayinya.
2) Kepribadian ibu yang selalu mengalami tekanan batin karena tidak mendapat
3) Tingkat kecemasan karena ibu takut apabila hanya diberi ASI sampai usia 4
bulan atau selebihnya 6 bulan saja bayi tidak dapat tumbuh besar.
4) Kestabilan emosional, ibu takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
5) Sikap ibu lebih tertarik terhadap penerangan dan dorongan tentang promosi
susu formula.
6) Pengalaman menyusui, ibu yang mempunyai anak satu akan berbeda dengan
2000:40) yaitu :
penyendawakan bayi.
dalam bekerja.
Faktor dari bayi sendiri adalah anak yang lahir sebelum waktunya
(Prematur) atau lahir dengan berat badan yang sangat rendah, anak sakit dan
eksklusif adalah faktor perubahan sosial budaya seperti ibu bekerja, meniru teman
, tetangga dan orang terkemuka yang memberikan susu formula, serta merasa
Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif dengan cara memerah ASInya
sehari sebelum ibu pergi. Karena ASI dapat tahan simpan selam 24 jam didalam
termos es yang diberi es batu, tahan selama 6-8 jam diudara bebas dan didalam
lemari es selama 48 jam dan juga 3 bulan-6 bulan dalam freezer. Untuk karyawati
disediakan tempat kerja sayang ibu yaitu tempat kerja yang memungkinkan
karyawatinya menyusui secara eksklusif selama 4 bulan atau sampai 6 bulan, akan
1997: 17).
Faktor kelainan payudara pada ibu seperti puting susu nyeri atau lecet,
anatomis pada punting susu ibu sehingga membuat ibu kesukaran dalam
menyusui, yaitu bayi tidak menyusu sampai ke kalang payudara. Bila bayi
menyusu hanya pada puting susu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit karena
gusi bayi tidak menekan pada daerah sinus laktiferus sedangkan pada ibu akan
terjadi nyeri atau kelecetan pada puting susu. Selain itu puting susu yang lecet
dapat disebabkan oleh moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu
ibu. Serta akibat pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat iritasi lainnya untuk
sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus yang mengakibatkan terjadinya
pembengkakan. Pembengkakan terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah ibu
melahirkan.
Saluran susu tersumbat disebabkan oleh air susu yang terkumpul tidak
Seorang ibu yang hanya tamat SD belum tentu tidak mampu menyusun
makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang yang lebih
mendengarkan TV, radio serta dalam penyuluhan ikut serta tidak mustahil
pengetahuan gizinya akan lebih baik. Hanya saja perlu dipertimbangkan bahwa
1992:19).
makanan anak. Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat ketidaktahuan ibu
mengenai tata cara pemberian ASI kepada anaknya. Keadaan ini akan membawa
yang baik tentang kegunaan ASI dan mempunyai sikap yang positif terhadap
Eksklusif
oleh beberapa faktor antara lain yang terwujud dalam pengetahuan, keyakinan dan
yang benar akan menunjang untuk berhasil menyusui. Wanita dari semua tingkat
Kolostrum terdapat pada ASI dengan jumlah yang tidak banyak tetapi
kaya akan zat-zat yang bergizi dan sangat baik untuk dikonsumsi bayi. Tetapi
karena faktor kekurangtahuan atau kepercayaan yang salah, banyak ibu yang baru
Faktor ibu
1. Faktor kejiwaan
a) Faktor Eksternal
− Pengetahuan Gizi
− Hubungan Keluarga
− Lingkungan
pekerjaan
b) Faktor Internal
− Kepribadian Ibu
− Rasa percaya diri
− Kestabilan mental
− Tingkat kecemasan
− Sikap Ibu
2. Faktor kelainan payudara
- Bekas operasi payudara
- Puting masuk
- Puting lecet
Gambar 1
Kerangka Teori
Keterangan
hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat
langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui
konstruk atau yang lebih dikenal dengan variabel. Jadi variabel adalah simbol atau
lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah
Pemberian ASI:
Tingkat Pengetahuan a) Kolostrum
Ibu Tentang ASI b) ASI Eksklusif
Gambar 2
Kerangka Konsep
adalah :
1) Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian
kolostrum.
2) Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian
ASI eksklusif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi
ibu yang mempunyai bayi usia 4-6 bulan di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan
Ngaliyan.
3.2 Sampel
Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
Sampel penelitian ini diambil secara Purposive Sampling didasarkan pada suatu
sebagai berikut:
1) Primipara adalah wanita yang pernah hamil satu kali dan melahirkan anak
yang hidup.
inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab, antara lain:
1) Janda.
2) Bayi kembar.
5) Bayi sakit.
6) Kelainan payudara.
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
digunakan satu variabel bebas (Variabel Independen) dan dua variabel terikat
(Variabel Dependen).
yang berhubungan dengan ASI meliputi kolostrum dan ASI eksklusif yang
Skala : Ordinal
3.4.2 Pemberian kolostrum adalah pemberian ASI yang pertama kali keluar
dan berwarna kekuningan kuningan, yang disekresi pada hari pertama setelah
2000:65).
Skala : Nominal
3.4.3 Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI, tanpa tambahan cairan
lain, seperti susu formula, jeruk , madu, air teh, bahkan air putih dan juga
makanan padat lain seperti :pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur tim, dan
lain-lain untuk jangka waktu minimal empat bulan dan akan lebih baik lagi
apabila diberikan sampai bayi berusia enam bulan (Utami Roesli, 2001:1).
Skala : Nominal
3.6.1 Data
Penelitian ini dalam pengambilan data bersumber dari data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung atau bercakap-
tertulis yang telah disusun dengan baik, sudah matang yang digunakan untuk
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu kuesioner
1) Identitas responden berisi identitas ibu dan bayi, yang meliputi nama,
1) Identitas responden berisi identitas ibu dan bayi, yang meliputi nama,
2) Kriteria sampel.
1) Waktu
2) Lokasi
Ngaliyan.
orang ibu yang mempunyai bayi usia 4-6 bulan. Uji coba instrumen ini berguna
untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat ukur layak dan
penyaringan diberikan pada populasi untuk mencari dan menetapkan calon sampel
penelitian.
gizi, pemberian kolostrum dan ASI eksklusif yang sebelumnya telah diuji
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
digunakan dalam penelitian ini adalah angket pertanyaan (Kuesioner) yang diuji
1) Nilai dari tiap item yang ada pada kuesioner masukkan pada data editor yang
2) Setelah data selesai buka menu Analyze pilih submenu Scale kemudian pilih
Reliability Analysis.
kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
komputer, pengambilan keputusan jika r hasil > r tabel, maka butir atau variabel
tersebut valid, sebaliknya jika r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut
tidak valid. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 25 butir angket
pengetahuan gizi yang diuji cobakan terdapat 2 butir yang tidak valid yaitu nomor
4 dan 13 karena memiliki r hasil < r tabel (0,632) yaitu yang terlihat pada kolom
Corrected Item Total Correlation diperoleh nilai untuk soal nomor 4 (0,3092) dan
Hasil uji validitas angket pemberian kolostrum dan ASI eksklusif pada
lampiran seluruhnya memperoleh harga hasil > r tabel (0,632) yaitu yang terlihat
pada kolom Corrected Item Total Correlation untuk α=5 % dengan n=10 dengan
demikian seluruh butir soal tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data.
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
gizi yang diuji cobakan diperoleh nilai alpha 0,9525 > 0,632 maka instrumen itu
dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena r hasil > r tabel.
Hasil uji reliabilitas angket dengan menggunakan program komputer,
pemberian kolostrum dan ASI eksklusif pada lampiran diperoleh nilai alpha
0,8520 > 0,632 maka instrumen dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
responden.
dengan skor yang ditentukan. Bila jawaban benar diberi skor 2, salah diberi
data. Hal ini dilakukan agar lebih mudah penyajian data dalam bentuk
distribusi frekuensi.
Setelah data diolah dianalisis dengan komputer dengan analisis Chi Square
Test untuk membuktikan hipotesis ada hubungan antara variabel bebas dan
2) Setelah data selesai, pilih menu Analyze pilih submenu Descriptive Statistics,
3) Dari Cross Tabs pilih uji Chi Square Test dan Contingency Coefficient.
1) Berdasarkan perbandingan Chi Square Tests, jika Chi Square hitung < Chi
Square tabel maka HO diterima (tidak ada hubungan), sebaliknya jika Chi
Square hitung > Chi Square tabel maka HO ditolak (ada hubungan).
ada hubungan), sebaliknya jika probabilitas < 0,005 maka HO diterima (ada
4.1.1 Umur
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
31
Umur
20
10
Percent
0
20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 31 36
Umur
Gambar 3
Grafik Umur
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
40
30
20
10
Percent
0
DIII SMA SMK SMP SD
Pendidikan
Gambar 4
Grafik Pendidikan
mempunyai pengetahuan kurang tentang ASI dan 40,6 % (13 orang) mempunyai
pengetahuan cukup, dan 43,8 % (14 orang) mempunyai pengetahuan baik. Untuk
tabel 4.
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang ASI
Pengetahuan ASI
50
40
30
20
10
Percent
0
Kurang Cukup Baik
Pengetahuan ASI
Gambar 5
Grafik Pengetahuan ASI
4.1.4 Persalinan
tabel 5.
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan
Persalinan
70
60
50
40
30
20
Percent
10
0
Bidan Dokter
Persalinan
Gambar 6
Grafik Persalinan
4.1.5 Pemberian Kolostrum
(61,91%), karena ASI yang pertama kali keluar banyak mengandung vitamin
yang bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi, dan sisanya karena anjuran petugas
kolostrum dengan alasan karena warna kolostrum keruh dan kotor sebesar 63,64%
(7 orang), dan 36,36% (4 orang) dengan alasan anjuran orang tua. Distribusi
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Kolostrum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Diberi 21 65.6 65.6 65.6
Tidak diberi 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Pemberian Kolostrum
70
60
50
40
30
20
ercent
10
P
0
Diberi Tidak diberi
Pemberian Kolostrum
Gambar 7
Pemberian Kolostrum
4.1.6 Informasi Tentang Kolostrum
mendengar istilah kolostrum hanya 7 orang (21,9%) dan sisanya 25 orang (78,1%)
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang Kolostrum
Istilah Kolostrum n Persen (%)
Pernah mendengar 7 21,9
Tidak Pernah Mendengar 25 78,1
Jumlah 32 100
Informasi Kolostrum
100
80
60
40
20
Percent
0
Pernah mendengar Tidak Pernah Mendeng
Informasi Kolostrum
Gambar 8
Grafik Informasi Kolostrum
4.1.7 Pemberian ASI Eksklusif
ASI eksklusif sebanyak 9 orang (28,1%) karena alasan kesehatan sebesar 55,56 %
(5 orang), karena anjuran petugas kesehatan sebesar 11,11% (1 orang), dan karena
alasan takut apabila bayi diberi susu formula bisa diare sebesar 33,33% (3 orang).
karena alasan bayi rewel atau nangis sebanyak 14 orang (60,87%), alasan bila
bayi diberi ASI saja tidak gemuk sebanyak 4 orang (17,39%), dan karena anjuran
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Diberi 9 28.1 28.1 28.1
Tidak diberi 23 71.9 71.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
60
40
20
Percent
0
Diberi Tidak diberi
Gambar 9
Grafik Pemberian ASI Eksklusif
4.1.8 Informasi Tentang ASI Eksklusif
mendengar istilah ASI eksklusif hanya 15 orang (46,9%) dan sisanya tidak pernah
pernah mendengar istilah ASI eksklusif berasal dari petugas kesehatan sebanyak 9
sebanyak 4 orang (26,67%) dan bersumber dari media massa sebanyak 2 orang
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang ASI Eksklusif
Istilah ASI Eksklusif n Persen (%)
Pernah Mendengar 15 46,9
Tidak Pernah Mendengar 17 53,1
Jumlah 32 100
50
40
30
20
10
Percent
0
Pernah Mendengar Tdk Pernah Mendengar
Gambar 10
Grafik Informasi ASI Eksklusif
4.1.9 Hubungan Antara Pengetahuan Tentang ASI Dengan Pemberian
Kolostrum
Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan Tentang ASI
Dengan Pemberian Kolostrum
Pemberian Kolostrum
Pengetahuan Memberi Tidak Memberi n Persen
Tentang ASI n % n % (%)
didapatkan P value sebesar 13,041 maka 13,041 > 5,99 (P tabel) atau
0,001 < 0,05 adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
dengan pemberian kolostrum yang bermakna dengan tingkat signifikansi (α) 5%,
derajat kebebasan (df) 2 dan n=32., dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11
Chi-Square Test
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-quare 13,041 2 ,001
Likelihood Ratio 17,130 2 ,000
Linear-by-Linear Association 9,683 1 ,002
N of Valid Cases 32
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan
nilai Approx. Sig sebesar 0,001. Hal ini berarti, benar-benar ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum karena nilai
Approx. Sig sebesar 0,001 di bawah 0,05 (nilai probabilitas) dan hubungan
tersebut ternyata cukup kuat karena nilai pada Contingency Coefficient 0,538
Tabel 12
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,538 ,001
N of Valid Cases 32
pengetahuan baik tentang ASI dan memberikan ASI eksklusif sebanyak 8 orang
(88,89%), dan pengetahuan cukup tentang ASI tetapi memberikan ASI eksklusif
didapatkan P value sebesar 10,473 maka 10,473 > 5,99 (P tabel) atau pengambilan
< 0,05 adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan
pemberian ASI eksklusif yang bermakna dengan tingkat signifikansi (α) 5%,
derajat kebebasan (df) 2 dan n=32, dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14
Chi-Square Test
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-quare 10,473 2 ,005
Likelihood Ratio 11,852 2 ,003
Linear-by-Linear Association 8,703 1 ,003
N of Valid Cases 32
ASI eksklusif terlihat pada Contingency Coefficient adalah 0,497 dengan nilai
Approx. Sig sebesar 0,005. Hal ini berarti, benar-benar ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif karena nilai
Approx. Sig sebesar 0,005 di bawah 0,05 (nilai probabilitas) dan hubungan
tersebut ternyata cukup kuat karena nilai pada Contingency Coefficient 0,497
Tabel 15
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,497 ,005
N of Valid Cases 32
4.2 Pembahasan
pengetahuan kolostrum dan ASI eksklusif. Seorang ibu yang hanya tamat SD
belum tentu tidak mau memberikan ASI pada bayinya karena ibu mempunyai
pengetahuan yang baik tentang ASI dan memahami arti penting ASI bagi
perkembangan bayi. Pengetahuan ibu tentang ASI baik, secara otomatis apabila
anak maupun ibu tidak sakit dapat memberikan ASI secara eksklusif pada
bayinya.
kurang penyuluhan dari petugas kesehatan yang ada pada Kelurahan Purwoyoso..
Serta dokter dan bidan yang ada di klinik bersalin dan RS tidak memberikan
pengertian tentang manfaat ASI terutama kolostrum dan ASI eksklusif, tetapi ibu
Dengan begitu menghambat penggunaan kolostrum dan ASI eksklusif. Dari hasil
pemberian kolostrum dan ASI eksklusif. Petugas kesehatan yang berada pada tiap
kelurahan menjadi ujung tombak dalam aktivitas kesehatan ibu dan anak, dimana
pada bayi. Besarnya responden yang memberikan kolostrum kepada bayi karena
alasan ASI yang pertama keluar merupakan ASI yang paling bagus untuk
kekebalan bayi sebesar 61,91% (13 orang) ini menunjukkan ibu mengetahui arti
lahir), maka bayi jarang menderita infeksi dan keadaan gizi bayi dalam tahun
pertama usianya jauh lebih baik dibandingkan yang terlambat memberikan ASI.
Pemberian kolostrum segera pada bayi akan memperlancar ASI, karena hisapan
bayi terhadap infeksi dalam jangka waktu 6 bulan, karena warna kuning
yang tidak menyebabkan alergi atau diare pada bayi. Bayi yang baru lahir sistem
yang baru lahir, sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan
(Soetjiningsih, 1997:21).
4.2.3 Pemberian ASI Eksklusif
memberikan ASI eksklusif {71,87% (23 orang)} kepada bayinya sampai usia 4
bulan atau paling lama 6 bulan. Tingginya persentase yang tidak memberikan ASI
lain atau cairan lain selama kurun waktu minimal 4 bulan dan yang paling bagus 6
bulan. Pemberian ASI eksklusif tidak akan membuat bayi kurang gizi selama 6
bulan pertama kehidupan, bahkan ibu yang gizinya kurang baik sekalipun masih
dapat memberikan ASI yang cukup tanpa makanan tambahan lain (F. G. Winarno,
1992:16).
menjalin hubungan kasih sayang yang erat antara ibu dan anak, pertumbuhan gigi
Kolostrum
Tingkat pengetahuan gizi yang rendah merupakan salah satu faktor yang
menghambat perbaikan gizi. Kolostrum yang terdapat ASI dalam jumlah yang
tidak banyak tetapi kaya akan zat-zat gizi dan sangat baik untuk dikonsumsi bayi.
Tetapi karena faktor kekurangtahuan atau kepercayaan yang salah, banyak ibu
kekuningan pada kolostrum yang mengandung karoten dan vitamin A yang tinggi
ASI Eksklusif
makanan anak. Buruknya gizi anak dapat saja terjadi akibat ketidaktahuan ibu
merupakan hal yang penting sebelum seseorang melakukan tindakan. Hal ini
1) Faktor internal ibu dan hubungan keluarga yang tidak dapat dikendalikan,
kepada bayinya.
5.1 Simpulan
5.2 Saran
memberikan motivasi pada ibu rumah tangga dan calon ibu untuk
3) Bagi dinas kesehatan untuk dapat menyebarluaskan istilah kolostrum dan ASI
Agus Irianto. 2004. Statistik Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta : Prenada
Media.
Depkes RI. 1999. Pedoman Penyuluhan Cara Menyusui Yang Baik. Jakarta :
JICA.
F. G. Winarno. 1992. Gizi Dan Makanan Bagi Bayi Dan Sapihan. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.
Handrawan Nadesul. 2002. Makanan Sehat Untuk Bayi. Jakarta : Puspa Swara.
Muhilal. 1993. Gizi Yang Tepat Mulai Dalam Kandungan Sampai Usia Lanjut.
Bogor: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Gizi.
Sajogyo dkk. 1994. Menuju Gizi Baik Yang Merata Dipedesaan Dan Dikota.
Yokyakarta : Gajah Mada University Press.
Suharyono, Rulina Suradi dkk. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Utami Roesli. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, Makanan Pendamping
Tepat dan Imunisasi Lengkap. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.