diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial
disusun oleh :
2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Pada saat ini kita berada di dalam era politik yang demokratis, dimana sistem politik
ketatanegaraan, sistem pemilu, dan sistem kepartaiannya, sudah amat berbeda secara
mendasar dibandingkan dengan era Orde Baru
Meninjau hal tersebut maka kami merasa tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai
harapan masyarakat terhadap calon pemimpin di masa yang akan datang. Maka dari itu
dilakukanlah penelitian lapangan melalui wawancara yang hasilnya dituangkan dalam
laporan ini.
3. Hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki pada kepemimpinan dimasa yang akan
datang.
3
1.3 Tujuan Penelian
Sesuai dengan topik yang diteliti maka secara spesifik tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bagi Lembaga
Bagi Penyusun
4
2. Menambah wawasan mengenai kepemimpinan yang ideal.
Bagi Pembaca
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun
masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam
susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell
mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang
tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama .
2.2 Pemimpin Yang Ideal
Seorang pemimpin harus selalu lebih memiliki kelebihan dan keunggulan dari pada
rakyatnya. Kita bisa simak bersama beberapa petikan pendapat para pakar Negara
keppemimpinan:
1. “Pemimpin adalah pengaruh”. John Mawell deskripsi satu kata yaitu Kepemimpinan
adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lain.
4. Nasib merupakan sisa dari rancangan. Branch Rickey selanjutnya menyatakan : Orang
bilang; " Nasib baik terjadi ketika peluang sesuai dengan persiapan ".
6
1. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Jujur dengan kekuatan diri dan
kelemahan dan usaha untuk memperbaikinya.
3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman
dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas
dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka
dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
6. Memiliki rasa kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan
mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat " team work ", kreatif, percaya
diri, inovatif dan mobilitas.
Menilai kualitas suatu kepemimpinan nasional tentu memerlukan beberapa tolak ukur
tersendiri. Karena, kepemimpinan nasional tentu berbeda dengan kepmimpinan di tingkat RT,
RW sampai di tingkat daerah sekalipun. Apalagi mengingat bagaimana beratnya kondisi
Negara saat ini akibat banyaknya permasalahan memasuki era reformasi nasional yang
tampak tidak dapat diselesaikan dengan baik, seperti krisis kepercayaan rakyat dan krisis
demokrasi sendiri.
Suatu kondisi nasional yang setiap harinya dapat dianggap makin meburuk dan terjadi
secara revolutif, dapat dilihat dari semakin beratnya beban kehidupan rakyat. Dan semakin
cepatnya akumulasi ketidakpuasan masyarakat, tentu memerlukan penilaian yang tepat, yaitu
dari mana bangsa ini akan memulai upaya perbaikan kondisi buruk tersebut. Apakah dimulai
7
dari kondisi terburuk dari salah satu aspek kehidupan nasional ? Memperbaiki kondisi
nasional dengan memilih suatu aspek kehidupan nasional yang terburuk, tentu seharusnya
dikaitkan dengan dampak timbal baliknya secara positif pada aspek kehidupan nasional yang
lain. Artinya, kita tidak seharusnya memilih dampak positif yang terbanyak pada aspek-aspek
kehidupan nasional lainnya.
Kualitas pemimpin nasional yang kita butuhkan adalah seorang pemimpin yang
mampu menunjukkan suatu bentuk kepemimpinan nasional yang dapat menggalang semua
potensi bangsa ini untuk dapat menyelesaikan krisis nasional. Kita dapat menyebutkan
beberapa persyaratan klasik dari kepemimpinan, baik itu dilihat pada nilai-nilai
kepemimpinan umum maupun didasarkan pada nilai-nilai dalam ajaran semua agama.
Belum lagi konflik horizontal, baik yang bermotif sara ataupun bermotif ekonomi. Ini
pertanda negara tidak hadir di saat rakyat membutuhkan sebagai lembaga yang memiliki
otoritas mengatur ketertiban.
Kenapa itu semua terjadi ? Banyak faktor yang menjadi sebabnya. Tapi, ada satu
faktor mendasar yang menjadikan itu semua terjadi, yaitu kegagalan para elite kita memimpin
bangsa ini. Sejatinya seorang pemimpin adalah orang yang secara berani mengambil alih
masalah orang lain menjadi tanggung jawab dirinya. Ia problem solver masalah
lingkungannya. Celakanya, beberapa dekade kepemimpinan bangsa ini justru diemban bukan
oleh seorang problem solver. Jika pun ada, masih malas berpikir. Tidak kreatif dalam mencari
solusi. Setidaknya masih tambal sulam. Akibatnya, tidak ada satu masalah bangsa pun yang
terselesaikan secara tuntas. Kenyataan itu bisa kita dapati dalam potret keseharian
8
masyarakat, tercetak di surat kabar, dan terekspose di kotak kaca televisi di ruang keluarga
rumah kita.
Siapapun presidennya, rakyat selalu harus antre minyak tanah untuk kompor mereka.
Siapapun gubernur di ibukota, macet dan banjir adalah penyakit akut yang entah kapan akan
enyah dari kehidupan keseharian warga kota.
Repotnya lagi jika pemimpin yang terpilih justru menjadi problem bagi bangsa ini.
Setiap hari rakyat digempur dengan masalah-masalah yang tidak perlu tapi dibuat pemimpin
jenis ini. Sehingga tak heran jika hampir semua pemimpin di negeri ini masa akhir jabatannya
adalah tragedi. Soekarno sebelumnya dielu-elukan rakyat, akhir masa jabatannya tercatat
begitu suram. Ia digoyang dan dijatuhkan oleh rakyat. Mati dalam kesendirian.
Begitu juga Soeharto. Bapak Pembangunan ini pun tersungkur di masa akhir
jabatannya. Bahkan, Presiden Abdurrahman Wahid lebih menyedihkan lagi. Hanya seumur
jagung memerintah. Kursinya dicopot beramai-ramai lewat sebuah mekanisme yang hampir
tidak masuk akal. Tak heran jika akhirnya masalah-masalah yang membelit bangsa ini jadi
bertumpuk dan tidak pernah diselesaikan. Sebab, kepemimpinan yang ada hanya sibuk
membangun benteng kekuasaan dengan permainan citra. Semua masalah bangsa diselesaikan
dengan retorika, iklan di media massa, atau setidaknya dengan kata “akan” lewat statemen di
forum kenegaraan.
Dengan kata “akan” itu seolah-olah masalah telah terselesaikan. Padahal tidak. Persis
seperti seorang ABG yang mendempul wajahnya dengan bedak tebal guna menutupi bopeng
bekas jerawat. Wajahnya terlihat mulus memang. Tapi, bopeng di wajahnya masih tetap ada.
Karena itu, bangsa ini memerlukan pemimpin baru. Pemimpin yang menjadi problem
solver. Pemimpin seperti ini tentu lahir dari generasi baru. Bukan dari generasi lawas pewaris
kepemimpinan pola lama. Bukan juga berasal dari individu yang terlibat dan menyangga
kepemimpinan masa lalu.
Itulah hukum besi suatu perubahan. Sesuatu berubah dan menjadi baru karena
memang diganti dengan yang baru. Banyak cara melakukan perubahan. Ada yang mengambil
jalan radikal revolusioner. Perubahan radikal. Terbuka juga model persuasif gradual. Hanya
saja cara terakhir ini ternuansa kompromi. Di tahun 1998 bangsa ini memilih cara kompromi.
9
Reformasi adalah buah kompromi rejim Orde Baru yang membuka ruang bagi kaum reformis
untuk tampil di tingkat nasional. Yang terjadi kemudian dan itu kenyataan hari ini—
kompromi itu menghasilkan simbiosis yang aneh yang kemudian menjadi paradoks gerakan
reformasi. Tak jelas lagi siapa yang reformis dan siapa yang antireformasi.
Perubahan baru yang signifikan baru akan terjadi jika terjadi perubahan
kepemimpinan yang cukup radikal. Bangsa ini membutuhkan pemimpin baru. Pemimpin
yang menjadi antitesis karakteristik kepemimpinan gaya lama. Tapi, tentu saja kepemimpinan
baru itu tidak berpola pikir nihilis. Pasti ada sisi-sisi positif yang dihasilkan dari kerja
kepemimpinan masa lalu. Hal-hal positif itu tentu saja batu pijakan yang bagus untuk
memulai step baru bagi perjalan bangsa ini ke depan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan data untuk pemecahan
masalah yang di teliti dengan menggunakan teknik dan alat tertentu, adapun penelitian ini
menggunakan metode deskriptif .
Metode deskriptif, pada teknik pengumpulan datanya dapat ditampilkan dalam bentuk
tabel, bagan, grafik, daftar dan peta, sehingga analisis dan interpretasi data tersebut memilki
makna dan akhirnya membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian lebih lanjut. Surachmad
(1985:139) menyatakan bahwa:
Alasan digunakannya metode deskriftif karena pada wawancara ini kami bermaksud
mengambil data dan sampel dari para pegawai swata.
Melalui Teknik survey, kami dapat memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara faktual baik mengenai masalah-masalah yang akan
terjadi, dan juga pembenaran terhadap keadaan yang sedang berlangsung, juga dikerjakan
perbandingan-perbandingan terhadap pemimpin - pemimpin masa depan, dan yang akan
dating. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap masalah tersebut?
Penyelidikan dengan menggunakan Teknik survey dilakukan kami dalam waktu yang
bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, dengan menggunakan sampel. Penulisan
11
mengenai masalah yang diteliti ini menggunakan data dari hasil wawancara dan observasi
terhadap pegawai swasta.
Dalam wawancara ini, kami mengambil atau mempergunakan metode yang sudah
kami catat di atas untuk memudahkan kita melakukan wawancara terhadap apa yang sedang
kami tanyakan terhadap narasumber (pegawai swasta), dan masalah-masalah yang sedang di
hadapi juga apa solusi untuk menghadapi masalah tersebut.
Hari : Sabtu
Lokasi : Lokasi tempat kami mengumpulkan sumber data, yaitu di daerah Buah Batu
tepatnya di daerah Bandung Tengah. Karena tempat tersebut meruapakan
sentra dari para pegawai swasta.
Di saat para pegawai kantor sedang libur kerja atau pada saat jam istirahat agar kami mudah
untuk melakukan wawancara, dan tidak mengganggu aktivitas mereka.
1. Populasi
Populasi menurut Sumaatmadja (1988:12). …“Populasi adalah keseluruhan kasus,
gejala, dan masalah yang diteliti, yang ada di daerah penelitian dan menjadi objek penelitian
geografi”. Sedangkan menurut Suharto (1990:100) adalah …“keseluruhan objek penelitian
berupa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola, sikap, dan tingkah laku dan lain
sebagainya yang menjadi objek penelitian."
2. Sampel
Menurut Pabundu Tika (2005:24) sampel adalah sebagian dari objek atau individu-
individu yang mewakili suatu populasi. Kriteria ini dari keseluruhan sifat-sifat atau
12
generalisasi yang ada pada populasi yang harus dimiliki sampel yaitu karyawan swasta di
wilayah Bandung Tengah – Buah Batu
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan beberapa cara yaitu :
a. Observasi Lapangan yaitu cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan untuk mendapatkan gambaran yang aktual secara
sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian yang sesuai
dengan masalah yang ditelit.
c. Studi Lapangan yaitu cara dan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk
mendapatkan data komparasi dari hasil wawancara di derah atu tempat yang berbeda.
Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh suatu kesimpulan mengenai keinginan
atau harapan para pegawai swasta terhadap pemimpin bangsa di masa depan.
d. Studi pustaka
Studi pustaka yang dimaksud adalah dengan membaca buku-buku yang menunjang
dan berhubungan dengan masalah yang diambil oleh pewawancara.
13
Menurut Sumaatmadja (1988:14),…“analisis data merupakan; pengolahan dan
interpretasi data untuk menguji kebenaran hipotesis dan untuk menarik kesimpulan hasil
penelitian”.
Secara sistematis langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kami melkukan pengelompokan terhadap setiap tempat yang ada di Buah Batu,
Bandung yang akan di jadikan patokan untuk melakukan wawancara.
2. Kami berangkat dari UPI kedaerh yang telah kami spakati sebelumnya.
3. Setelah kami sampai ketempat yang kami tuju, kami langsung meminta izin
kepada narasumber untuk diwawancarai mengenai masalah yang kami tanyakan
atau yang kami ajukan kepada nara sumber.
4. Setelah melakukan wawancara kamipun mengumpulkan data yang telah ada untuk
membuat satu kesimpulan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan
kepada narasumber.
BAB IV
Kondisi kepemimpinan saat ini dirasakan oleh sebagian besar masyarakat pada
umumnya masi sangat memprihatinkan.karen pada kenyataannya sebagian masyarakat
merasakan kinerja pemerintah masih jauh dari apa yang di harapkan.dirasakan perhatian
14
pemerintah pada setiap kalangan,di segala tempat dan segala bidang tidak efektif dan masih
diskriminatif.
Sebagai contoh dari hasil survey yang turut merasakan keadaan ini adalah masyarakat
sektor swasta (karyawan swasta). Sebagai contoh di bidang kesehatan, pelayanan yang di
dapat karyawan swata dan pegawai negri dengan adanya askes, pegawai negeri mendapatkan
jaminan kesehatah yang lebih tinggi dari pada karyawan swsta.padahal kesehatan, merupakan
aspek yng sangat penting untuk menunjang kesejahteraan suatu bangsa. Contoh lain yaitu
dari segi ekonomi, dinilai para pegawai negri lebih memeliki kehidupan yang layak dengan
jaminan dari pemerintah daripada karyawaan swasta skala kecil, misalnya terdapat beberapa
tunjangan dan beberapa keistimewaan yang didapat para pegawai pemerintah namun tidak
didapatkan oleh pegawai swasta.
Yang paling memprihatinkan adalah kehidupan masyarakat kecil yang sama sekali
tidak tersentuh perhatian pemerintah, salah satunya karyawan swasta skala kecil yang rata-
rata berpenghasilan rendah dan tidak mencukupi tanggungan kebutuhan hidupnya, sehingga
muncullah berbagai permasalahan sosial. Yang akan terus merembet pada masalah-masalah
lainnya. Pemerintah tidak terlalu tanggap terhadap kondisi seperti ini karena selalu dianggap
hal kecil, padahal setiap individu yang membentuk suatu bangsa memiliki hak yang sama
terhadap perhatian pemimpinnya.
15
Dimasa era reformasi ini sangat sulit mencari sosok seorang pemimpin yang sangat
ideal untuk menjadi pemimpin yang kita inginkan. Sebagai karyawan di sebuah instansi
swasta kami hanya berharap agar kiranya nanti seorang yang menjadi pemimpin kita mau
melihat bahwa kami yang bekerja di instansi swasta juga memerlukan suatu perhatian dari
pemerintah agar kami dapat dianggap, tidak dipandang sebelah mata. Dan juga agar lapangan
pekerjaan semakin luas terbuka. Dan angka pengangguran semakin berkurang.
4.3 Hal-Hal yang Perlu Diperbaiki Pada Kepemimpinan di Masa yang Akan
Datang
Adapun hal-hal yang selanjutnya perlu diperbaiki di masa yang akan datang sesuai
dengan harapan masyarakat luas pada umumnya dan karyawan swasta pada khususnya adalah
sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan harus ditingkatkan dan berhak di dapatkan secara adil dan
merata oleh seluruh rakyat dengan tidak memperhatikan lapisan social
2. Program Pendidikan
3. Sarana Sosial
Peran pranata social serta berbagai sarananya harus lebih di tingkatkan sehingga
terasa manfaatnya oleh setiap masyarakat
Pemimpin harus member contoh yang baik dan tanggap dalam mengatasi
penyimpangan social untuk menjunjung tinggi moral dan akhlak rakyat yang di
pimpinnya juga untuk menumbuhkan kepatuhan.
16
5. Penanggulangan Penganggurans memperhatikan
Penyelanggaraan Negara harus transparan tidak ada yang di tutup tutupi serta penuh
kesungguhan dengan keyakinan kepemimpinan adalah suatu amanah.
Segala tindak korupsi harus diberi sanksi yang lebih tegas serta penanganan dan
pencegahannya harus lebih ditingkatkan
8. Pemerataan Pembangunan
9. Kinerja KPK
Seluruh sector ekonomo harus mendapat pengawasan dan perhatian langsung dari
pemerintah
17
14. Eksekusi Terpidana Mati
18
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Seraya menjalankan peranannya sebagai negarawan yang dipercaya oleh Rakyat melalui
pemilu era reformasi yang semua pihak mengakui sebagai pemilu yang paling
demokratis selama Indonesia merdeka, maka para negarawan harus dapat
mengimplementasikan “Karakter kepemimpinan KONSTITUSIONAL“. Yakni suatu
20
karakter kepemimpinan yang berdisiplin, demokratis, memiliki sifat hangat dalam
bergaul tanpa meninggalkan etika berkomunikasi antarpersona. Suatu karakter
kepemimpinan yang memiliki daya dorong bangkitnya INSPIRASI membentuk kerangka
kerja pemerintahan yang memahami bahwa undang-undang harus jelas dan cukup
spesifik untuk membantu terciptanya bentuk masyarakat yang ideal.
2. Dengan penuh keterbukaan pemimpin berprestasi menyalin komunikasi dua arah antar
sesama pemimpin maupun dengan pengikutnya. Saat inilah pendidikan politik dapat
diberikan kepada para pengikut. Seni dasar demokrasi dipersemaikan sejak dini oleh para
pemimpin kepada para pengikutnya.
3. Pemimpin berkarakter tegas dalam menjalankan kewajiban kepemimpinannya.,
melakukan persuasi dalam membangun konsensus dengan seni mempengaruhi
( persuasif ). Mereka harus mampu memimpin orang untuk bekerja dengan cara yang
tepat dan melakukan hal yang tepat.
4. Efek riak kepemimpinan merembet dan menular ke strata kepemimpinan yang
dibawahnya, maka tidak heran bila para elite telah berhenti bertikai kata dan
bersilaturahmi, ternyata dibawah dan daerah yang jauh dari rentang kendali organisasi
pertikaian baru dimulai. Ini harus dicegah melalui pendidikan politik dengan keteladanan
pemimpin yang bijak, mengendalikan lidah dan mulutnya.
5. Pemimpin berkarakter memiliki gaya emosi yang istimewa, senang bergaul, secara emosi
lebih ekspresif dan dramatis, lebih hangat dan lebih sosial, bebas dari prasangka buruk
terhadap lawan politik, lebih kooperatif, lebih menyenangkan, lebih apresiatif dan dapat
dipercaya, bahkan lebih lembutdaripada pemimpin biasa.
6. Pemimpin yang berkarakter menonjol positif memiliki kemampuan visioner yang
komprehensif terhadap pola-pola yang mencolok ditengah-tengah informasi yang Chaos
(kacau dan membingungkan ), chaos yang tercipta secara otomatis akibat perbuatan
buruk pemimpin dapat menimbulkan chaos baru yang lebih vandal dan vulgar.
7. Pemimpin berkarakter mampu memadukan realitas emosi dengan apa yang mereka
lihat, sehingga dapat menghasilkan pengaruh yang mendalam bagi pengikutnya dan
menjadikan visi yang mampu membangkitkan inspirasi (Bill Newman ; The Ten Laws of
Leadership).
8. Pemimpin berkarakter terbaik memiliki ; “ Kecakapan yang dapat membangkitkan
daya cipta orang lain, dan mengilhami mereka untuk bergerak kearah yang dikehendaki
“, seperti dikatakan oleh Robert E. Kaplan dari Center for Creative Leadership.
21
9. Pemimpin berkarakter terbaik mampu mengalirkan Energi. Seperti Ronald Reagan
yang dikenal sebagai, “ Komunikator Ulung “ selama masa kepresidenannya, ia adalah
aktor professional. Daya emosi dalam karismanya menonjolkan kemampuan
mempengaruhi pendengarnya dalam debat terbuka melawan Walter Mondale.
10. Sisi negatif pemimpin berkarakter kharismatik adalah mudahnya tersebar emosi
kepada kelompok pengikut fanatiknya. Disini berlaku pepatah “ Ikan membusuk dari
kepalanya dulu “. Perangai kasar, angkuh dan sembarangan akan mampu menjatuhkan
moral kelompoknya. Birgitta Wistrand menyebutnya sebagai ; “ Ketidak mampuan
menahan emosi “, ( emotional incontinence ), untuk menularnya emosi merusak yang
datangnya dari atas kebawah.
LAMPIRAN
A. IDENTITAS WAWANCARA
Usia : 32 tahun
Asal : Subang
22
Lama Tinggal di Bandung : 13 tahun
Usia : 28 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Palembang
Usia : 26 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Medan
Usia : 29 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Nganjuk
Usia : 22 tahun
Asal : Manado
Usia : 25 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal :Bandung
Usia : 23 tahun
Asal :Semarang
Usia : 23 tahun
Asal :Jakarta
Usia : 24 tahun
Asal :Cirebon
Usia : 27 tahun
Asal :Padang
Usia : 29 tahun
Pendidikan Terakhir : SE
Asal : Jakarta
Usia : 22 tahun
Asal : Garut
Usia : 21 tahun
Usia : 28 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Bandung
Usia : 29 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Brebes
Usia : 23 tahun
Asal : Surabaya
Usia : 24 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Tangerang
Usia : 27 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal :Bandung
Usia : 29 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Solo
Usia : 25 tahun
Asal : Subang
Usia : 22 tahun
Asal : Jakarta
Usia : 35 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Solo
Usia : 29 tahun
Asal : Cilacap
29
25. Nama : Ferry Siregar
Usia : 25 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Medan
Usia : 22 tahun
Asal : Malang
Usia : 25 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Jakarta
Usia : 24 tahun
Asal : Lampung
Usia : 25 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Batam
Usia : 22 tahun
Asal : Makassar
Usia : 25 tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Asal : Padang
1. Bagaimana layanan kesehatan saat ini di Negara kita apakah sudah dirasakan
baik?
A. Ya
B. Tidak
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan di Negara kita saat ini apakah sudah tepat ?
A. Ya
B. Tidak
3. Menurut anda, apakah sarana sosial yang ada saat ini di Negara kita sudah
memadai ?
A. Ya
B. Tidak
32
4. Bagaimana penanganan berbagai penyimpangan social saat ini oleh pemerintah
sudah tepat ?
A. Ya
B. Tidak
A. Ya
B. Tidak
6. Apakah menurut anda transparansi dalam penyelenggaraan Negara saat ini sudah
baik?
A. Ya
B. Tidak
7. Menurut anda, apakah cara penanganan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah
pada saat ini sudah tepat ?
A. Ya
B. Tidak
A. Ya
33
B. Tidak
A. Ya
B. Tidak
10. Menurut Anda apakah ekonomi di Negara kita saat ini sudah lebih baik ?
A. Ya
B. Tidak
11. Apakah Anda setuju pemerintah membuka kesempatan investasi yang kian
terbuka ?
A. Ya
B. Tidak
12. Apakah harga barang-barang kebutuhan pokok sudah sesuai dengan harapan ?
A. Ya
B. Tidak
13. Menurut anda, apakah bahan makanan pokok yang di sediakan oleh pemerintah
saat ini sudah dapat mencukupi kebutuhan masyarakat kita ?
A. Ya
B. Tidak
34
Berikan tanggapan, alas an & harapan anda !
14. Menurut pendapat Anda apakah pemerintah serius dalam menegakan hukum ?
A. Ya
B. Tidak
15. Menurut anda, apakah anda setuju dengan di lakukannya eksekusi terpidana mati
yang ada di Negara kita ?
A. Ya
B. Tidak
16. Bagaimana pendapat anda tentang penegakan Hak Asasi Manusia yang di lakukan
pemerintah saat ini ?
A. Ya
B. Tidak
17. Menurut anda, apakah masih terdapat pihak-pihak atau lembaga yang melanggar
hukum tetapi tidak tersentuh oleh hukum ?
A. Ya
B. Tidak
35
DAFTAR PUSTAKA
Agung.
36