Anda di halaman 1dari 26

PRASASTI DIPLOMASI MATARAM

DIPLOMASI ADALAH :

 Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake,


menehi tanpo kelangan, lan sugih tanpo bondo
 “Diplomasi adalah menang tanpa bala bantuan,
mencapai kemenangan tanpa menimbulkan rasa
kekalahan pada lawan, memberi tanpa
kehilangan dan kaya tanpa modal harta.”
DIPLOMATS AND DIPLOMACY

Presented for The Session of Diplomacy Class


The Department of International Relations
The Jakarta’s Institute of Social and Political Sciences
2009
MEMBAYANGKAN SEORANG DIPLOMAT
STEREOTYPES ABOUT DIPLOMAT

 Travelling Abroad At The State’s Expenses


 Dandy (Excellent) Suite’s Style

 Glamorous Life

 3 Ols : “Alcohol, Protocol, Cholesterol”

 Courteous Language

 Immune From Law


THIS IS THE TIME TO PROVE THAT
THOSE STEREOTYPES ARE NOT
ENTIRELY TRUE
 Who are the diplomats ?
 Job Description of Diplomat and their Importance

 The Special Facilities Entitled to Diplomats

 Requirements to be a Diplomat

 Study Case: The Abuse of Diplomatic Immunity in


Practice of Diplomacy
WHO ARE THE DIPLOMATS
SIAPAKAH PARA DIPLOMAT
 According to / Menurut :
 Longman Advance American Dictionary
 adalah “someone who officially represents their government in a

foreign country” / Seseorang yang Secara Resmi Merepresentasikan


Pemerintahannya di Negara Asing
 “someone who is good at dealing with people without upsetting

them.” / Seseorang yang ahli dalam membuat kesepakatan dengan


orang lain tanpa membuat mereka merasa kecewa.

 Olton dan Plano dalam kamus Hubungan Internasional menyatakan


bahwa seorang diplomat adalah “seorang wakil kepala Negara yang
diakreditasikan untuk berfungsi sebagai media utama dalam
menyelenggarakan hubungan internasional.”
 Diplomats (WERE- - -ANCIENT TERMS)
 The Relatives of Rulers / Kerabat Para Pemimpin Kerajaan
 Sent Abroad to Finish one Mission / Dikirim ke Luar negeri untuk menyelesaikan
Satu Misi Saja

 Praktek Diplomasi Modern dan Sistem Perwakilan tetap / Kedutaan Dimulai pada
abad ke 13 dengan Dibukanya misi perwakilan diplomatik negara Kota Milan
oleh Francesco Sforza di Negara kota lainnya di Italia Utara dan juga dibukanya
Kedubes Milan di Paris

 DiItalia lah banyak tradisi diplomasi modern lahir semisal tradisi dubes
menghadap kepala Negara dan memberikan surat credentials kepada kepala
Negara.

 Staf kedutaan pada saat itu tidak jauh berbeda komposisinya dengan staf diplomat
di kedutaan pada masa kini. Setiap orang memiliki keahlian dan kualifikasi
khusus dalam penugasannya. Beberapa orang mengurusi bidang umum, lainnya
bidang komunikasi dan ada pula yang khusus ditugaskan memata-matai.
BILA DITELUSURI DENGAN BAIK, SEBENARNYA BENTUK-BENTUK
DIPLOMASI YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG HINGGA MASA
MODERN TIDAK HANYA BERASAL DARI EROPA SAJA. NAMUN JUGA
WILAYAH ASIA DAN TIMUR TENGAH. DI JEPANG MISALNYA,
KONSEP UTUSAN REMSI NEGARA (DIPLOMAT) DIKENAL DENGAN
NAMA ( 府 ) MIKOTOMOCHI SEJAK TAHUN 645 MASEHI, JAUH
SEBELUM EROPA MENEMUKAN KONSEP YANG SERUPA. UTUSAN
UTUSAN NEGARA KHUSUS JUGA TELAH DIKENAL BANGSA CHINA
MELALUI UTUSAN-UTUSAN YANG DIKIRIM DALAM MISI
DIPLOMATIC DAMAI KE SELURUH PENJURU DUNIA, MELALUI
JALUR SUTERA, DAN BAHKAN KITA MENGENAL BAIK SALAH SATU
DIPLOMAT ULUNG MASA LAMPAU CHINA, LAKSAMANA CHENG HO
YANG DEMIKIAN DIELU-ELUKANNYA DI NEGARA KITA. DI TIMUR
TENGAH KONSEP –KONSEP DALAM HUBUNGAN DIPLOMATIC JUGA
TELAH DITERAPKAN SEJAK LAMA, SEMISAL KONSEP KEKEBALAN
DIPLOMATIC BAGI PARA JEMA’AH YANG INGIN MENGADAKAN
HAJI (HAJI DALAM MASA PRA-ISLAM) DAN JUGA KETIKA MASA
JAYANYA ISLAM DENGAN PENGIRIMAN-PENGIRIMAN UTUSAN
PERDAMAIAN KE NEGARA-NEGARA TETANGGA
KEISTIMEWAAN YANG DIMILIKI
DIPLOMAT
 Dimulai sejak abad ke-16 dan 17 di Eropa dimana
pertukaran perwakilan diplomatik sudah dianggap sebagai
hal yang umum saat itu, hal mengenai kekebalan dan
keistimewaan diplomatik sudah dapat diterima dalam praktik
negara-negara dan pada abad ke-17 sudah dianggap sebagai
sebuah kebiasaan internasional
 Pada pertengahan abad ke 18, aturan-aturan kebiasaan
hukum internasional mengenai kekebalan diplomatik mulai
diterapkan termasuk harta milik, gedung dan komunikasi
para diplomat. Untuk menunjukkan kekebalan itu, dikenal
istilah ekstrateritorialitas. Tujuan dari pengenaan
ekstrateritorialitas itu adalah demi keperluan para perwakilan
dalam menjalankan tugasnya dengan bebas dan optimal
HAK DAN KEWENANGAN PEJABAT PERWAKILAN
DIPLOMATIK
 Mengenai kekebalan dan keistimewaan diplomatik itu dibagi menjadi dua, yaitu :

 Inviolability

 Diperuntukkan kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan kekebalan terhadap semua gangguan yang merugikan serta mendapatkan perlindungan dari aparat

negara yang berkepentingan.

 Immunity

 Kekebalan dari yurisdiksi negara penerima..

 Kekebalan diplomatik adalah hal yang tidak dapat diganggu gugat, kekebalan diplomatik yang diberikan berdasarkan Konvensi Wina 1961 dapat dikelompokkan menjadi :

 a. kekebalan terhadap diri pribadi

 b. Kekebalan yurisdiksional

 c. Kekebalan dari kewajiban menjadi saksi.

 d. kekebalan kantor perwakilan dan rumah kediaman

 e. kekebalan korespondensi (berkenaan dengan kerahasiaan dokumen).

 f. kekebalan dan keistimewaan di negara ketiga.

 g. penanggalan kekebalan diplomatik.

 h. pembebasan dari pajak dan bea cukai/bea masuk.

 Berdasarkan pada konvensi Wina 1961 itu, kekebalan itu diberikan pada :

 a. pejabat perwakilan diplomatik.

 b. Staf pribadi

 c. Anggota keluarga pejabat diplomatik

 d. Kurir diplomatik dan lainnya.


BERAKHIRNYA KEKEBALAN DIPLOMATIK DAN
FASILITAS

Kekebalan diplomatik dimulai sejak (menurut Oppenheimer-Lauterpact) :


 Pemerintah Negara penerima telah memberikan agreement pada sang calon dubes untuk diakreditasikan
sebagai dubes di negara penerima,\
 Kemudian Kedubes negara tersebut di negara pengirim telah memberikan visa diplomatic

 Lalu Kedatangan pertama dubes itu telah diberitahukan pertama kali pada kementrian luar negeri negara
penerima.

Kekebalan diplomatik berakhir sejak : (menurut Starke)


 Pemanggilan kembali dari negaranya

 Pemanggilan kembali atas permintaan negara penerima

 Penyerahan paspor pada wakil dan staf serta para keluarganya sang diplomat pada pecahnya perang
kedua negara yang bersangkutan. Selesainya tugas
 Berakhirnya surat kepercayaan yang diberikan dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan
dalam kepercayaan.
Secara umum, fasilitas yang diterima secara global oleh seorang pejabat dengan status diplomat adalah :
 Registrasi Plat Mobil Khusus

 Dihapuskannya pajak dalam hal tertentu

 Bebas Keluar Masuk Wilayah Internasional di Bandara, dan bebas lalu tanpa pemeriksaan di bandara
Internasional
FUNGSI DAN PERANAN DIPLOMAT
 FUNGSI DIPLOMAT :
 A.    Bekerja untuk mewakili negaranya

 B.     Menganalisa dan melaporkan kondisi di


Negara tempat ia bertugas
 C.     Pemimpin dalam bernegosiasi

 D.    Manajemen hubungan luar negri


SYARAT MENJADI DIPLOMAT (DEPLU RI)
 PNS Deplu terdiri Dari
 Pejabat Dinas Luar Negeri (PDLN):

 Pejabat Diplomatik dan Konsuler (Diplomat);


 Bendaharawan dan Penata Kerumahtanggaan Perwakilan
(BPKRT); dan
 Petugas Komunikasi.

 Pegawai Dinas Dalam Negeri (PDDN)


DIPOLOMAT MERUPAKAN PROFESI
YANG
 Diatur berdasarkan Hukum Internasional
 Di Indonesia, hierarki Gelar Diplomatik diatur dalam
Kepmenlu SK. 279/OR/VIII/83/01 Tahun 1983
 Gelar Diplomatik, mulai dari yang tertinggi :
 Duta Besar LBBP (E n P) Duta Besar (Ambassador);
 Minister; (HOC)
 Minister Counselor;
 Counselor;
 Sekretaris Pertama (First Secretary);
 Sekretaris Kedua (Second Secretary);
 Sekretaris Ketiga (Third Secretary);
 Atase (Attache).
DIPLOMAT INDONESIA
14

 Pelaku diplomasi, profesi yang


diakui secara internasional
 Harus memiliki kualitas dan
kompetensi tertentu
 Dijaring melalui sistem
rekrutmen yang ketat, adil,
transparan dan komprehensif
 Dikembangkan melalui sistem
pendidikan dan pelatihan yang
bertahap dan berkesinambungan
 Memiliki tugas dan tanggung
jawab yang besar
 Menghadapi tantangan yang
berat
SYARAT UMUM
15

 Warga Negara Indonesia;


 Sehat jasmani dan rohani;
 Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum penjara;
 Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS
atau pegawai swasta;
 Bukan Calon/PNS dan tidak sedang terikat kontrak kerja;
 Bersedia untuk ditempatkan pada Perwakilan RI manapun di
seluruh dunia;
 Tidak bersuami atau beristri Warga Negara Asing;

* disarikan dari PP No. 11 Tahun 2002 jo. PP No. 98 Tahun 2000 dan Kepmenlu No.
SK.279/OR/VIII/83/01 Tahun 1983
SYARAT KHUSUS
16

Untuk Golongan III (Diplomat/PDK)


 Berijazah S1, S2, atau S3:
1.Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Jurusan Ilmu Politik, Hub. Internasional, Studi
Kawasan, Komunikasi, Sosiologi, Ilmu Pemerintahan dan Adm. Negara);
2.Ilmu Hukum (Hukum Internasional, Hukum Bisnis, Hukum Perdata, Hukum Tata
Negara, dan Hukum Administrasi Negara);
3.Ilmu Ekonomi (Jurusan Studi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi);
4.Sastra/Ilmu Pengetahuan Budaya (Inggris, Arab, Perancis, Spanyol, Rusia, Cina, dan
Jepang).
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri;
IPK minimal 2,75 (bagi S1) dan minimal 3,00 (bagi S2 dan S3);
Penguasaan Bahasa Inggris yang memadai (lisan dan tulisan) dan/atau bahasa asing
lainnya;
Usia maksimum :
28 tahun Sarjana (S-1);
32 tahun Magister (S-2);
35 tahun Doktor (S-3).
SELEKSI JALUR UMUM
17

1. Seleksi Administrasi
2. Ujian Tulis Substansi
3. Ujian Kemampuan/Penguasaan Bahasa Asing
4. Tes Pemeriksaan Psikologi
5. Wawancara Substansi
6. Tes Penguasaan Teknologi Informasi/Komputer
Ujian Tulis Substansi
18

 Bagi yang lulus Seleksi Administrasi


 Materi ujian mencakup pengetahuan umum dalam
bidang hubungan internasional, politik luar
negeri, hukum, ekonomi internasional, HAM,
organisasi internasional, serta isu-isu domestik
dan internasional terkini
 Penilaian
 Soal Bahasa Indonesia : 40 %
 Pilihan Ganda : 5%
 Isian Singkat : 10%
 Esai : 25%
 Soal Bahasa Inggris : 60 % (Esai)
TAHAP V
WAWANCARA SUBSTANSI
19
 Satu rangkaian kegiatan dengan Tes Pemeriksaan
Psikologi

 Cakupan wawancara :
 penguasaan substansi
 kemahiran dalam berbahasa Indonesia/asing
 kepribadian

 Tim pewawancara
 Pejabat Eselon I dan II Deplu
 Mantan Duta Besar
 Pengamat politik luar negeri
 Kalangan akademisi
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
20

 PENDIDIKAN FUNGSIONAL DIPLOMAT :


SEKDILU (DIPLOMAT JUNIOR)
SESDILU (DIPLOMAT MADYA)
SESPARLU (DIPLOMAT SENIOR / CALON PIMPINAN)
DAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN LAINNYA
 DIKLAT SEBAGAI SYARAT :
UNTUK MENJADI PDLN
UJI KOMPETENSI
KENAIKAN GELAR DIPLOMATIK
 PENDIDIKAN LAINNYA:
PEGAWAI DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MELANJUTKAN
PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI
TAWARAN BEASISWA DARI NEGARA / LEMBAGA
LULUS SELEKSI
PROGRAM MASTER DAN DOKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
DUNIA DIPLOMASI
SEORANG DIPLOMAT JUGA HARUS
 memiliki kemampuan komunikasi dan interaksi yang baik.
 Penguasaan bahasa Inggris yang baik, bahkan mendekati sempurna,

 Akan menjadi nilai lebih jika memiliki kemampuan bahasa asing lainnya, khususnya bahasa yang
digunakan di PBB (Arab, Perancis, China, Jepang, Spanyol, Jerman, atau Rusia).
 Kecakapan berbicara di depan publik (public speaking) juga merupakan suatu keharusan bagi seorang
diplomat.
 kemampuan berinteraksi, termasuk interaksi interkultural.

 Seorang diplomat harus luwes bergaul dengan siapa saja dan dari latar belakang apa saja.

 Seorang diplomat juga memiliki pikiran yang terbuka serta fleksibilitas dalam berinteraksi.

 Singkatnya, seorang diplomat harus tegas dalam prinsip namun fleksibel dalam pendekatan.

 Seorang yang dogmatis dan kaku tidak cocok untuk menjadi seorang diplomat.

 Dengan kemampuna komunikasi dan interaksi yang baik, seorang diplomat akan mampu membangun
hubungan dan jaringan yang luas di mana saja yang sangat penting untuk mendukung tugasnya.
 Menurut H Roeslan Abdulghani Seorang diplomat haruslah memelihara hubungan baik dengan Negara
dimana dia ditempatkan, namun tidak berlebihan.
 Pengetahuan tentang politik negaranya, sejarah dan kebudayaannya tidak boleh kalah dengan
pengetahuan luar negerinya.
 Seorang diplomat harus bisa tahu kapan dia bicara, diam atau abstain.

 Seorang diplomat juga tidak boleh memiliki inferiority complex dan jangan pula menunjukkan
superiority complex, jangan angkuh karena kedudukan diplomatiknya dan jangan ingin benar atau
menang sendiri.
 Diplomat juga harus teliti karena kesalahan dalam menganalisa mampu memiliki impilkasi besar.

 Diplomat juga harus jujur, bersahaja dan tenang. Dan terakhir, diplomat harus dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya.
 
PENYALAHGUNAAN KEKEBALAN
DIPLOMATIK
 Diplomat adalah jabatan yang paling sering disusupi
oleh kepentingan-kepentingan lain semisal mata-mata,
agen rahasia dan lain sebagainya.
 Sudah menjadi rahasia umum bahwa dengam
mempergunakan posisi sebagai diplomat, maka sebuah
Negara mampu saja mengirimkan seseorang yang
sebenarnya merupakan agen rahasia atau mata mata
untuk menyusup ke Negara lain menggunakan cover
status sebagai Diplomat
 Sering disalahgunakan sebagai alasan untuk melakukan
pelanggaran ketika mengemudi semisal DUI ( Menyetir sambil
mabuk)

 Sering melanggar wilayah parkir

 Di Kota New York dimana lahan parkir adalah permasalahan


pelik, para diplomat seakan melenggang kangkung dengan
adanya status kekebalan diplomatik terhadap kendaraan
mereka. Kebanyakan dari para diplomat itu tidak
mengindahkan rambu larangan parkir di wilayah-wilayah
terlarang yang mencakup wilayah 20 kaki sebelum
persimpangan, wilayah dekat hidran dan tempat-tempat lainnya
 Bila dihitung dari berdirinya PBB hingga 1997, maka kas
pemasukan yang hilang dari pemerintah kota New York akibat
aksi para diplomat ini adalah sekitar 32,8 Juta Dollar Amerika
Serikat. Perwakilan Indonesia di New York juga tercatat sebagai
salah satu perwakilan yang paling sering melanggar larangan
parkir dan jarang membayarnya.

   Ketika seorang diplomat gagal membayar denda parkir selama


dua belas bulan, maka yang bersangkutan akan dianggap sebagai
pelanggar hukum serius. Kemudian OFM akan memberikan
peringatan tertulis bahwa bila dalam jangka 30 hari setelah
pemberitahuan ybs belum membayar juga, maka OFM akan
mematikan status STNK diplomatiknya sehingga kendaraan
tersebut tidak aakan mampu berada di jalan raya secara legal

Anda mungkin juga menyukai