Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas PPSMB dengan judul “Indonesian dental healty
analysis” di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Budi Rahardjo selaku dosen mata kuliah Keamanan
Jaringan Informasi yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah
Keamanan Jaringan Informasi.
Latar belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan penyembuhan serta pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Banyaknya masyarakat yang kurang peduli tentang kesahatan menyebabkan kondisi
kesehatan yang buruk pada negara Indonesia.Diperlukan kepedulian antar masyarakat untuk
saling mengingatkan akan pentingnya kesehatan.
Majunya teknologi dan adanya modernisasi di Indonesia menyebabkan banyaknya
penyakit yang menikuti modernisasi.Salah satunya penyakit gigi yang diderita masyarakat
terutama masyarakat desa yang kurang peka akan kesehatan gigi dan mulut.
Tujuan
Mengetahui macam-macam penyakit yang diderita oleh masyarakat dalam kesehatan gigi dan
mulut
Rumusan Masalah
1. Apa sajakah penyakit gigi dan mulut yang umumnya diderita oleh masyarakat?
2. Apakah penyebab umum terjadinya masalah gigi dan mulut?
3. Apa sajakah tindakan-tindakan yang diambil oleh masyarakat dalam menangani masalah
gigi dan mulut yang mereka derita?
Landasan teori
Saat ini kesadaran masyarakat akan kesehatan giginya dinilai masih rendah. Departemen
Kesehatan (Depkes) dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada Desember 2008
mengungkapkan terdapat sekitar 72,1 persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman gigi
berlubang (karies) dan 46,5 persen di antaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat.
Menurut drg. Iwan Dewanto, direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), penyebab rendahnya kesadaran kesehatan gigi
masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga segmen. Pada segmen masyarakat bawah, mereka
cenderung menganggap remeh jika sakit gigi. Seringkali mereka mengobati sendiri maupun
dengan pengobatan alternatif. Sedangkan masyarakat menengah cenderung lebih memperhatikan
ada keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan fasilitas maupun pelayanan yang
diperoleh. “Beda lagi dengan masyarakat menengah ke atas, mereka tidak mau dipusingkan
dengan sakit gigi sehingga masyarakat pada segmen ini lebih memperhatikan tentang kesehatan
gigi”, tegasnya.
Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia, kondisi kesehatan gigi masyarakat
Indonesia tergolong rendah. Di Malaysia dan Sri Lanka, misalnya, masyarakat yang menderita
karies hanya 55 persen, sedangkan di India angkanya lebih kecil lagi, hanya sekitar 36 persen.
Iwan menambahkan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan giginya,
RSGM mempunyai program Dental Health Education (DHE). Program ini berupa pemberian
info-info kesehatan gigi kepada masyarakat dalam bentuk leaflet, misalnya cara menggosok gigi
yang benar.
Selain pemberian edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan gigi, RSGM juga meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Karena memperoleh pelayanan bermutu merupakan salah satu
tuntutan masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Termasuk dalam hal pelayanan tentang
kesehatan gigi.
Pembahasan
Gigi tak sehat alias berlubang memang menjadi sumber segala hal. Bukan sekadar
masalah penyakit saja, dalam pergaulan sosial pun, gigi berlubang bisa berdampak hubungan
dengan kawan bahkan pacar menjadi berantakan.
Sayangnya mayoritas orang Indonesia cenderung abai dalam memelihara kesehatan giginya. Drg
Zaura Rini Matram MDS praktisi kedokteran gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia (FKG UI) menyebut 80 persen orang Indonesia mengidap penyakit gigi berlubang. Ini
bukan sesuatu yang mengejutkan karena menurut Rini 77 persen orang Indonesia ternyata malas
gosok gigi alias tak pernah gosok gigi.
Data ini pun sesuai dengan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2004 yang dilakukan
oleh Departemen Kesehatan. Survei itu menyebut prevalensi karies gigi di Indonesia adalah
90,05 persen. "Karies hanya merupakan salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut
masyarakat," kata Rini dalam kesempatan seminar tentang kesehatan gigi di Jakarta yang
berlangsung belum lama ini.
Sedangkan menurut survey kelompok tentang kesehatan gigi masyarakat dengan bertanya
kepada 20 masyarakat sekitar tentang sakit gigi yang mereka derita, dan hasilnya sekitar 40%
menderita gigi berlubang , 30% karang gigi dan sisanya menderita gigi sensitive.
Penting pula disadari oleh masyarakat penyakit gigi yang dibiarkan tentu menjadi sumber bagi
komplikasi lainnya. Gigi berlubang adalah sarang bakteri yang pada gilirannya menjadi sumber
penyakit atau infeksi untuk penyakit lainnya.
Dari penyakit gigi berlubang akan meninggalkan racun, sisa-sisa kotoran serta bakteri yang bisa
menjadi sumber infeksi bagi penyakit lain seperti ginjal, jantung, mata dan juga penyakit kulit.
Penutup
Kesimpulan
Saran
Sebaiknya masyarakat jangan menunggu hingga gigi nya sakit tapi memeriksakan gigi
secara rutin sebelum