(Putri Sarinande)
Si Pecandu
kepada : Nja.
mulanya, kita tak saling kenal. namun kini, ada puisi, di antara kita.
apa pun rasa puisiku, kau selalu mereguknya habis. benarkah? tak perlu kau jawab.
puisi-puisi itu, mengalir sendiri. mungkin, mereka telah menjadi candu. dengan cara-
cara berbeda. dalam tubuhku, dan dalam tubuhmu.
aku bertanya-tanya. dapatkah, candu ini, dibersihkan? dari tubuhku, dan mungkin, dari
tubuhmu.
bahkan, waktu tak kuasa menjawab. ia menyerah, sebelum bekerja. candu ini terlanjur,
bersaing dengan oksigen. menciptakan sesak, yang melegakan. di tubuhku. terjadi hal
yang sama kah, di tubuhmu?
biarkan saja. sini, kubisikkan sesuatu. puisi bukanlah candu. ia hanya, air kehidupan,
bagi jiwa yang meranggas.
(Putri Sarinande)