SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Krisna Susani
NIM. 3364000024
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
Hari : Selasa
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Hari : Jum’at
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui:
An. Dekan,
Pembantu Dekan Bidang Akademik
Drs.Masrukhi, M.Pd
NIP. 131 764 049
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk
Krisna Susani
NIM. 3364000024
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
• Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman (Q.S. Ali Imron:39)
• Sesungguhnya ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya (Q.S. AL Baqarah:286)
• Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. AL Insyirah:6)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH
SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibuku tercinta
2. Mas Ajie Prasetyo, Mas Yarjo, Mbak
kristiyanti, Dik Krisna Hadi Susilo, dan Dik
Krisa Utami tersayang
3. Saudaraku Ifah, Ikha, Dik wiwin, Dik Uci
dan semua penghuni kos jamparing (thank’s
a lot)
4. Teman-teman PE.AK.A”00 seperjuangan
5. Almamaterku
v
PRAKATA
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Piutang dan
Di Kabupaten Jepara Tahun 2002-2004. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas
dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan
2. Drs. Sunardi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang
skripsi ini
vi
5. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si, Dosen Pembimbing II yang dengan penuh
skripsi ini.
Jepara yang telah memberikan ijin penelitian, bantuan dan informasi demi
7. Bapak, Ibu dan Saudara-saudaraku atas doa, bantuan dan dukungan yang
Kiranya bukanlah suatu hal yang berlebihan apabila penulis berharap semoga
Penulis
vii
SARI
Krisna Susani. 2005. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Piutang dan Persediaan
terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI ) di
Kabupaten Jepara Tahun 2002-2004. Jurusan Ekonomi. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang. 80 h.
Perputaran Kas, piutang dan persediaan sebagai komponen modal kerja dapat
mempengaruhi panjang pendeknya waktu terikatnya dana dalam modal kerja yang
pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat rentabilitas yang dicapai. Semkin tinggi
tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan menandakan semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam komponen modal kerja tersebut. Hal ini menunjukkan adanya
efisiensi dalam penggunaan modalnya yang akan menaikkan tingkat rentabilitas yang
dicapai KPRI di Kabupaten Jepara.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1). Adakah pengaruh
tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan terhadap rentabilitas pada Koperasi
Pegawai Republik Indonesia ( KPRI ) di Kabupaten Jepara tahun 2002-2004 ?, (2).
Seberapa besar pengaruh tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan terhadap
rentabilitas pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI ) di Kabupaten Jepara
tahun 2002-2004 ? Penelitian ini bertujuan: (1). Untuk mengatahui ada tidaknya
pengaruh tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan terhadap rentabilitas pada
Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI ) di Kabupaten Jepara tahun 2002-
2004, dan (2). Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh tingkat perputaran kas,
piutang dan persediaan terhadap rentabilitas pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia ( KPRI ) di Kabupaten Jepara tahun 2002-2004.
Populasi dalam penelitian ini adalah KPRI di Kabupaten Jepara tahun 2002-
2004 yang berjumlah 46 Koperasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling (Sampel bertujuan). Sampel dalam penelitian ini adalah
Laporan Keuangan KPRI yang berupa Neraca dan Laporan SHU dari dua belas (12)
KPRI di Kabupaten Jepara selama tiga (3) tahun yaitu 2002-2004, sehingga sampel
berjumlah 36. Ada empat variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: (1).
Perputaran Kas (X1), (2). Perputaran piutang (X2), (3). Perputaran Persediaan (X3),
dan (4). Rentabilitas Ekonomi (Y). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran kas, piutang dan
persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi KPRI di
Kabupaten Jepara sebesar 76,9%. Variabel X1, X2 dan X3 baik secara parsial
maupun simultan berpengaruh terhadap variabel Y. Saran yang dapat peneliti
sampaikan kepada pengurus dan manajer KPRI di kabupaten Jepara adalah
viii
hendaknya mengelola penjualan tunai dengan efisien, baik penjualan barang maupun
jasa kepada anggota dengan cara meningkatkan pelayanan dan menyediakan barang
yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen, Pengurus dan manajer
KPRI di Kabupaten Jepara hendaknya lebih mengupayakan pemberian pinjaman
dalam jangka waktu pendek agar penerimaan piutang dapat kembali dalam waktu satu
periode. Dan bagi peneliti selanjutnya agar memperhatikan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi rentabilitas ekonomi.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... ii
PERNYATAAN.............................................................................................. iv
PRAKATA...................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv
x
2.3. Modal Kerja ................................................................................ 12
2.6.1 Kas....................................................................................... 16
2.6.4 Piutang................................................................................. 20
2.6.7 Persediaan............................................................................ 24
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 38
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 61
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
10. Model regresi antara tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan
11. Uji keberartian model persamaan regresi antara tingkat perputaran kas,
xiii
16. Kriteria penafsiran periode pengumpulan kas........................................... 53
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
4. Rentabilitas ekonomi.............................................................................. 67
xv
PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS, PIUTANG DAN
PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS PADA KOPERASI
PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN JEPARA
TAHUN 2002-2004
SKRIPSI
Oleh
Krisna Susani
NIM 3364000024
BAB I
PENDAHULUAN
Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk
mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan
makmur, maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan dan
bekerja sama secara baik dan teratur. Lebih lanjut dalam pasal 33 UUD 1945
No.25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha
1
2
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan
dilakukan dengan sebaik mungkin agar bisa diharapkan menjadi koperasi yang
mampu bersaing dengan bentuk badan usaha lain sehingga bisa mencover
harus memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap
dalam hal ini laba berperan penting. Akan tetapi laba yang besar belum
merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara efisien. Efisien baru dapat
modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain adalah menghitung
tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting
adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Ada dua cara dalam penilaian
3
Rentabilitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha denga modal sendiri
dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan yaitu
akan menunjang kegiatan operasional KPRI dalam rangka mencapai tujuan KPRI.
Modal yang dipergunakan untuk kegiatan usaha ini disebut modal kerja. Modal
kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk
periode tertentu. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat dimana kas
dimana kembali lagi menjadi kas. Periode perputaran modal kerja dipengaruhi
periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan operasi suatu koperasi, lama atau
cepatnya perputaran ini juga akan menentukan besar atau kecilnya kebutuhan
4
modal kerja. Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam jangka waktu yang
relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali. Perputeran
persediaan, perputaran piutang dan saldo kas yang terlalu besar (Munawir,
modal kerja, maka peneliti hanya meneliti ketiga variabel tersebut. Komponen
modal kerja tersebut adalah kas dan bank, piutang dan persediaan.
kemampuan KPRI dalam mengelola kas, piutang dan persediaan secara efisien.
melalui penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Dengan demikian makin
volume penjualan yang dicapai oleh KPRI. Makin tinggi volume penjualan maka
potensi SHU yang diterima juga makin besar atau dengan kata lain SHU yang
diterima dalam jumlah yang banyak. Mengingat pentingnya SHU ini , maka
memperoleh SHU yang tinggi. Kemampuan KPRI untuk memperoleh SHU ini
disebut rentabilitas.
belum tentu sebagai jaminan bahwa perusahaan tersebut efisien. Perusahaan yang
mempunyai modal lebih besar lazimnya akan memperoleh laba yang besar pula
ada kemungkinan perusahaan yang mempunyai modal lebih kecil adalah lebih
hasil penelitian bahwa ada pengaruh yang signifikan antara perputaran modal
Fhitung = 4,029 > Ftabel = 2,98 dengan N=30. Ini berarti bahwa perputaran modal
topik yang sama yaitu pengaruh penggunaan modal kerja terhadap rentabilitas di
tempat atau daerah yang berbeda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh yang signifikan antara modal kerja dengan rentabilitas, dimana
Fhitung < Ftabel yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
2002 sebesar 10%, tahun 2003 sebesar 2% dan tahun 2004 sebesar 3%. Apabila
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh departemen Koperasi dan
UKM tersebut, tingkat rentabilitas yang dicapai oleh KPRI di Kebupaten Jepara
kas, piutang dan persediaan. Tingkat perputaran dari kas, piutang dan persediaan
tersebut diharapkan tinggi, sehingga SHU dan tingkat rentabilitas ekonomi yang
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat perputaran kas, piutang dan
terhadap rentabilitas.
BAB II
2.1 Rentabilitas
Laba Usaha
Rentabilitas = x 100%
Modal
Masalah rentabilitas lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang
besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan dapat bekerja dengan efisien.
diperoleh dengan kekayaan atau modal untuk menghasilkan laba tersebut. Yang
harus diperhatikan oleh perusahaan tidak hanya pada bagaimana usaha untuk
8
9
mendapat tingkat rentabilitas yang tinggi dari pada laba yang besar. Karena
tinggi pula.
dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan
satu dengan yang lainnya. Apakah laba netto setelah pajak dengan total modal
ataukah hanya dengan total modal sendiri. Perbedaan inilah yang menyebabkan
Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik atau anggota
kopersi dapat pula dari para kreditur. Menurut Riyanto (1999:36-44) rentabilitas
dapat dibedakan menjadi dua yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal
sendiri.
usaha (aktiva) yaitu modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Dalam hal ini
perusahaan.
10
pinjaman tidak diadakan perbedaan dan dianggap sebagai satu kesatuan. Modal
bekerja dari dalam perusahaan (operating capital assets). Dengan demikian modal
ekonomi hanyalah laba yang berasal dari kegiatan opersional perusahaan yaitu
yang disebut laba usaha (net operating income). Dengan demikian, laba yang
diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan atau dari efek (misalnya: deviden,
ekonomi. Laba yang dipakai sebagai dasar menghitung rentabilitas ini adalah laba
sebelum dikurangi pajak dan bunga pinjaman, karena besarnya pajak tidak
dipengaruhi oleh efisiensi tidaknya jalan usaha tetapi dipengaruhi oleh banyak
terjadi bagi pemilik modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak.
11
keuntungan. Modal yang diperhitungkan adalah modal sendiri yang bekerja dalam
adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan atau income tax. Dalam KPRI rentabilitas modal sendiri dapat dihitung
dengan rumus:
SHU
Rentabilitas Modal Sendiri = X 100%
Modal Sendiri
efisiensi penggunaan modal oleh perusahaan dengan alasan bahwa modal yang
digunakan tidak dibedakan apakah modal sendiri atau modal asing. Sebab pada
1. Profit Margin
Laba Usaha
X100%
Penjualan Bersih
12
Penjualan
X 100%
Modal Bersih
Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan
kerja adalah meliputi semua aktiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang
memiliki tingkat perputaran pendek yaitu kurang dari satu tahun. Aktiva lancar
kualitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi aktiva lancar yang benar-benar
lancar. Jadi, modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar.
periode akuntansi saja bukan untuk periode selanjutnya (future income). Jadi,
segala modal kerja yang tidak menghasilkan current income bukan termasuk
modal kerja.
operasional usaha sehari-hari. Oleh karena itu, jumlah modal kerja harus cukup
2. Melindungi perusahaan dari krisis modal kerja karena turunnya aktiva lancar.
waktunya.
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang
dibutuhkan.
1. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang nampak dalam
jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi
perusahaan. Jadi jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi
perusahaan tersebut.
Securities atau effek) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat
modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Di
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva
tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau
tersebut.
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat
pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik
konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu
bahan baku, persediaan barang jadi, tagihan, uang kas dan surat-surat berharga.
Tetapi untuk perusahaan dagang seperti usaha yang dilakukan oleh koperasi pada
umumnya terdiri dari kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha
16
anggota, piutang usaha non anggota, puitang non usaha dan persediaan barang
(Tugiman 1995:28).
aktiva lancar. Aktiva lancar tersebut berupa kas, piutang, persediaan dan persekot
biaya. Agar modal kerja dapat berfungsi dengan optimal, manajemen perusahaan
harus mampu mengelola modal kerja dengan baik. Modal kerja suatu perusahaan
selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan tersebut masih dalam keadaan
usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai
kembali menjadi kas. Periode perputaran modal kerja tergantung kepada berapa
perputaran modal kerja dalam jangka waktu yang relatif pendak berarti semakin
komponen modal kerja dalam penelitian ini adalah berupa kas, piutang dan
persediaan.
2.6.1 Kas
Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang diterima dari para
langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan
deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh
adalah uang tunai dan dapat dipersamakan dengannya serta saldo rekening giro
Kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-
pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran
tinggi tingkat likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki
perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi koperasi yang
mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas yang berlebihan,
berasal :
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud, atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun
hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka
yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
5. Adanya panerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya,
jangka panjang.
yang meliputi upah dan gaji pembelian supplies kantor, pembayaran sewa,
persekot pembelian.
(Munawir 2001:159).
Dalam setiap entitas usaha, kas merupakan komponen utama aktiva lancar.
investasi pada aktiva tetap. Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan
mempengaruhi besar kecilnya kas yang tersedia pada suatu entitas tersebut.
Apabila aliran kas masuk lebih besar dari pada kas keluar maka kas yang tersedia
pada perusahaan akan menjadi besar (Overinvestment dalam kas). Besarnya kas
perusahaan akan mengalami kerugian karena makin besarnya kas berarti makin
perusahaan akan turun. Demikian pula sebaliknya apabila aliran kas masuk lebih
kecil dari pada aliran kas keluar yang disebabkan oleh perusahaan yang hanya
mengejar profitabilitas saja, maka kas yang tersedia dalam perusahaan akan
menjadi kecil atau terjadi underinvestment pada kas. Tindakan demikian ini akan
tagihan utang.
jumlah kas rata-rata (Riyanto 1999:95). Tingkat perputaran kas merupakan ukuran
perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah
sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Dalam
dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh
20
karena itu, sumber kas dalam penelitian ini adalah berasal dari aktivitas penjualan
unit pertokoan atau pemberian kredit pada unit simpan pinjam. Makin tinggi
tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada
perusahaan.
2.6.4 Piutang
Investasi koperasi dalam bentuk piutang dagang adalah sulit untuk dihindari,
disatu pihak penjualan kredit uang sekarang adalah merupakan bagian dari strategi
1. Piutang usaha kepada anggota, yaitu tagihan yang timbul kepada anggota yang
yang jangka waktu penagihannya tidak lebih dari satu tahun atau siklus usaha
2. Piutang usaha kepada non anggota, yaitu tagihan yang timbul dari transaksi
usaha kepada pihak lain diluar anggota koperasi yang jangka waktunya sesui
3. Piutang non usaha, yaitu piutang yang tidak termasuk dalam piutang usaha
dilakukan secara kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi
langkah saja yaitu penagihan. Penentuan besar kecilnya jumlah piutang serta
kebijakan penjualan secara kredit merupakan hal yang sangat penting dalam
penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya
para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan
maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan
resiko akibat piutang tersebut. Resiko akibat piutang adalah berupa biaya-biaya
yang tentu saja akan mengurangi besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
3. Biaya administrasi
Piutang sebagai bagian dari komponen modal kerja yang selalu dalam
Semakin lama syarat pembayaran kredit, berarti semakin lama terikatnya modal
kerja tersebut dalam piutang dan menandakan semakin kecil tingkat perputaran
piutang dalam satu periode (Riyanto 1999:90). Tingkat perputaran piutang yang
tinggi menunjukkan cepatnya dana terikat dalam piutang atau dengan kata lain
cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Makin tinggi tingkat perputaran piutang
maka makin cepat pula menjadi kas. Selain itu cepatnya piutang menjadi kas
berarti kas dapat digunakan kembali serta resiko kerugian piutang dapat
dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-
hari rata-rata pengembalian piutang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun
belum efisien apabila hari rata-rata pengembalian piutang tersebut lebih besar
2.6.7 Persediaan
baranng yang dimiliki untuk tujuan dijual kembali atau digunakan untuk
Persediaan barang dagang adalah persediaan yang dibeli dengan tujuan akan
dijual kembali yang tidak mengalami proses lebih lanjut yang mengakibatkan
manufaktur, persediaan terdiri atas persediaan bahan baku dan bahan penolong,
koperasi yang disimpan di gudang atau ditempat penyimpanan yang ditunjuk yang
dimaksudkan untuk dijual kembali pada setiap waktu sebagai usaha pokok badan
pembelanjaan pada aktiva tetap. Besar kecilnya persediaan yang terdapat dalam
persediaan adalah :
ekstra yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari kehabisan persediaan dilain
pihak
persediaan
perusahaan.
capacity berarti “capital asset” dan “direct labor” tidak dapat didayagunakan
secara optimal, sehingga akan mempertinggi rata-rata yang pada akhirnya akan
dagangan diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali dalam waktu satu tahun.
dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan
dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau
persediaan yang tinggi berarti resiko kerugian dan biaya terhadap persediaan
dapat diminimalkan.
hari rata-rata barang disimpan dari dalam gudang yaitu dengan membagi hari
dalam satu tahun dengan perputaran persediaan. Hari rata-rata barang disimpan di
sejenis.
Tujuan suatu perusahaan atau badan usaha pada umumnya adalah umtuk
hal ini laba berperan penting. Perputaran kas, piutang dan persediaan sebagai
komponen modal kerja dapat mempengaruhi net operating assets serta assets
ekonomi.
Kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-
pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran
kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada kas. Kas yang
biaya atau resiko tidak kembalinya kas pada perusahaan. Tingkat perputaran kas
yang tinggi juga menunjukkan telah terjadinya volume penjualan yang tinggi pula.
Sehingga laba yang diterima perusahaan menjadi besar. Besarnya laba yang
28
syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal dalam piutang
dan berarti makin rendah tingkat perputaran piutang dan sebaliknya semakin
pendek syarat pembayaran kredit berarti semakin pendek tingkat terikatnya modal
dalam piutang, sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin
pengembalian dana yang tertanam dalam piutang menjadi kas kembali. Pelunasan
piutang menjadi kas kembali tersebut dapat digunakan lagi untuk penjualan kredit
atau pemberian pinjaman kembali. Kas yang kembali dari pelunasan piutang
meliputi unsur pokok pinjaman atau harga pokok penjualan dan jasa pinjaman
Dengan demikian pada tingkat perputaran piutang yang tinggi, satu sisi
akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya. Dengan demikian laba
bersih yang diterima akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang
persediaan yang tinggi berarti terjadi tingkat penjualan barang dagangan adalah
tinggi. Dengan demikian resiko serta beberapa biaya yang berkenaan dengan
dana yang tertanam pada persediaan tersebut. Akibatnya, laba yang dierima akan
menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima ini akan menaikkan
Dari uraian diatas dapat dibuat bagan kerangka berpikir secara sederhana
sebagai berikut :
2.8 Hipotesis
hipotesis penelitian sebagai berikut : “Ada pengaruh antara tingkat perputaran kas,
BAB III
METODE PENELITIAN
bertujuan ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus
31
32
rupiah
Ratioperputaranpiutang
Ekonomi pada KPRI di Kabupaten Jepara tahun 2002-2004 (Y). Indikator tingkat
berupa catatan laporan keuangan yang berupa neraca, laporan laba/rugi dan
catatan keuangan pendukung lainnya pada KPRI yang dipilih sebagai sampel
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang digunakan
independen (X). Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh
antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X), baik secara
simultan maupun secara parsial. Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
kriterium dan tiga variabel prediktor, sehingga metode analisis data yang
Keterangan :
a = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan
e = variabel gangguan
variabel independen yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan
dengan nol
Apabila dalam suatu model telah memenuhi asumsi klasik tersebut, maka
dapat dikatakan model tersebut sebagai model yang ideal, dalam ekonometrika
model yang digunakan diterima secara ekonometrika dan apakah estimator yang
diperoleh dengan metode kuadrat terkecil sudah memenuhi syarat BLUE, maka
nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Arti secara serentak
Selain melakukan pembuktian dengan uji F dan uji t, perlu juga dicari
terikat. Semakin besar nilai r2 maka semakin besar variasi sumbangannya terhadap
variabel terikat. Dalam uji regresi linier berganda ini dianalisis pula besarnya
yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. Jika R2 yang diperoleh
variabel terikat.
1. Uji multikolinieritas
variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model. Artinya antar variabel
37
independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau
2000:84 ). Apabila hal ini terjadi berarti antara variabel bebas itu sendiri saling
berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui variabel bebas mana yang
2. Uji Otokorelasi
time series) atau ruang data (data cross section). Untuk mendeteksi terjadinya
otokorelasi atau tidak dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian
dengan melihat tabel Durbin Watson yang telah ada klasifikasinya untuk
tidaknya korelasi dapat dihitung pada tabel Durbin Watson test dibawah ini :
BAB IV
Selain tujuan yang lebih bersifat materi tersebut, didirikannya KPRI juga
46 KPRI. Data terakhir pada tahun 2004 mengenai unit usaha unit usaha yang
telah diselenggarakan oleh KPRI yang terambil sebagai sampel dalam penelitian
38
39
Tabel 3.
Unit Usaha pada KPRI Sampel di Kabupaten Jepara
dalam penelitian ini memiliki unit usaha simpan pinjam dan pertokoan yang
menjual aneka macam barang kebutuhan anggota. Disamping memiliki unit usaha
40
mengembangkan unit usaha – unit usaha jasa lainnya seperti : KPRI ADIL yang
yang mengembangkan unit usaha pemasok bahan makanan atau lauk pauk untuk
narapidana dan tahanan rutan di Kabupaten Jepara, KPRI HIKMAH dan KPRI
PELITA yang mengembangkan usaha jasa yang berupa unit fotokopi dan wartel.
rata-rata sudah mempunyai permodalan yang besar. Terutama asset dalam bentuk
Tabel 4.
Keadaan Finansial pada KPRI Sampel di Kabupaten Jepara
mempunyai unit usaha simpan pinjam sebagai pokok usahanya disamping juga
usaha pertokoan. Namun tidak semuanya mempunyai asset dalam usaha lain-lain
Kabupaten Jepara pada tahun 2002, 2003 dan 2004 dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Keanggotaan Rata-Rata pada KPRI Sampel di Kabupaten Jepara
Tahun 2002 - 2004
No Keanggotaan KPRI Jumlah KPRI
1 49 – 280 6
2 281 – 512 4
3 513-744 1
4 745-976 -
5 977-1208 1
Jumlah 12
Sumber : Laporan pertanggung Jawaban KPRI
jumlah anggota antara 281-512 orang, 1 KPRI yang mempunyai jumlah anggota
antara 513-744 orang dan 1 KPRI yang mempunyai jumlah anggota antara 977-
1208 orang.
42
dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui
menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau
setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan. Untuk lebih
Tabel 6.
Tingkat Perputaran Kas pada KPRI Sampel di Kabupaten Jepara
Tahun 2002-2004
Kelas Interval Frekuensi Prosentase Total
yang ada pada KPRI di Kabupaten Jepara. Tingkat perputaran kas pada masing-
masing KPRI sampel di Kabupaten Jepara tahun 2002-2004 dari tabel 6 tersebut
dapat diketahui bahwa perputaran kas tertinggi terjadi pada rentang 37,23 - 43,23
kali yaitu sebanyak 2,78%. Ini berarti bahwa kas dapat terkumpul kembali dalam
modal kerja memerlukan waktu 8 -10 hari. Sedangkan perputaran kas yang paling
43
kecil terjadi pada rentang 2,23 - 8,23 yaitu sebanyak 58,33% . Ini berarti waktu
yang paling lama yaitu 44-161 hari kas dapat terkumpul kembali dalam modal
kerja.
dalam piutang dalam satu periode akuntansi. Dengan demikian, tingkat perputaran
piutang menjadi kas kembali melalui penagihan. Perputaran piutang pada KPRI di
Kabupaten Jepara terjadi karena adanya transaksi penjualan kredit kepada pihak
lain dan pemberian kredit kepada pihak lain dan dalam keadaan berputar. Untuk
Tabel 7.
Tingkat Perputaran Piutang pada KPRI di Kabupaten Jepara
Tahun 2002-2004
piutang tertinggi terjadi pada rentang 1,74 – 1,94 kali yaitu sebanyak 5,56%. Ini
berarti bahwa waktu rata-rata piutang yang terdapat pada modal kerja terkumpul
kembali paling cepat dalam waktu 186 - 207 hari. Dalam tabel 7 tersebut, juga
terjadi pada rentang 0,24 - 0,44 kali yaitu sebanyak 36,11%. Ini berarti bahwa
piutang yang tertanam pada modal kerja terkumpul kembali memerlukan waktu
818-1.636 hari.
persediaan (yang berupa harga pokok ) dijual atau diganti kembali melalui
Tabel 8.
Tingkat Perputaran Persediaan pada KPRI Sampel di Kabupaten Jepara
Tahun 2002-2004
Kelas Interval Frekuensi Prosentase Total
1.15 - 3.75 20.00 55.56% 55.56%
3.85 - 6.45 9.00 25.00% 80.56%
6.55 − 9.15 1.00 2.78% 83.33%
9.25 - 11.85 1.00 2.78% 86.11%
11.95 - 14.55 3.00 8.33% 94.44%
14.65 - 17.25 2.00 5.56% 100.00%
36.00 100.00%
Sumber : Laporan pertanggung Jawaban KPRI
persediaan tertinggi terjadi pada rentang 14,65 – 17,25 kali dengan prosentase
sebanyak 5,56%. Sehingga waktu persediaan yang terdapat pada modal kerja
terkumpul kembali paling cepat memerlukan waktu 21–25 hari. Dalam tabel 8
tersebut juga diketahui bahwa selama tahun 2002 - 2004 tingkat perputaran
persediaan terendah terjadi rentang 1,15 – 3,75 kali yaitu sebanyak 55,56%. Ini
berarti bahwa persediaan yang tertanam pada modal kerja terkumpul kembali
dalam memperoleh laba / sisa hasil usaha ( SHU ) dengan seluruh asset yang
SHU yang diperoleh dengan seluruh asset yang digunakan pada periode tertentu.
46
penggunaan seluruh asset yang dimilikinya untuk memperoleh SHU dalam satu
Tabel 9.
Tingkat Rentabilitas Ekonomi KPRI Sampel di Kabupaten Jepara
Tahun 2002 – 2004
ekonomi tertinggi terjadi pada rentang 8,66 – 10,16 yaitu sebanyak 13,89%. Ini
berarti bahwa setiap Rp. 1.000.000,00; aktiva yang digunakan akan menghasilkan
SHU rata-rata sebesar Rp. 86.600,00;-Rp. 101.600,00;. Dan tabel 9 tersebut, juga
terjadi pada rentang 1,66-3.16 yaitu sebanyak 38,89%, yang berarti bahwa setiap
^
1,207 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 1,207 +
sebesar 3,058 dengan probabilitas 0,004 < 0,05, yang berarti variabel tersebut
signifikan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh perputaran kas yang positif
persediaan sebesar 2,607 dengan probabilitas 0,014 < 0,05, sehingga hipotesis
diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dan positif perputaran
persediaan terhadap rentabilitas KPRI. Hasil analisis ini dapat dilihat pada output
Tabel 10.
Model regresi antara tingkat perputaran Kas, Piutang dan Persediaan terhadap
rentabilitas dengan program SPSS release 12
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1.207 .444 2.719 .011
x1 .072 .023 .330 3.056 .004 .620 1.613
x2 2.048 .574 .407 3.569 .001 .555 1.801
x3 .176 .067 .298 2.607 .014 .553 1.808
a. Dependent Variable: y
48
^
Model regresi Y = 1,207 + 0,072 X1 + 2,084 X2 + 0,176 X3 diuji
probabilitas 0.000. Probabilitas tersebut juga lebih kecil daripada taraf kesalahan
Tabel 11
Uji Keberartian model persamaan regresi antara tingkat perputaran
Kas, Piutang dan Persediaan terhadap rentabilitas
dengan menggunakan SPSS release 12
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 183.335 3 61.112 35.568 .000a
Residual 54.981 32 1.718
Total 238.316 35
a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2
b. Dependent Variable: y
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.769 dan koefisien korelasi 0.877. Besarnya
simultan sebesar 76,9%, sedangkan sisanya 23,1% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil analisis tersebut dapat dilihat dari
Tabel 12.
Hasil Koefisien determinasi dan koefisien korelasi antara tingkat
perputaran kas, piutang dan persediaan terhadap rentabilitas
Model Summaryb
lain rentabilitas dipengaruhi oleh tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan di
a. Multikolinieritas
sebesar 1.613, 1.801 dan 1.808 dan nilai tolerancenya yaitu 0.620, 0.555
dan 0.553.
Tabel 13.
Pengujian Multikolinieritas dengan menggunakan Program SPSS release 12
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1.207 .444 2.719 .011
x1 .072 .023 .330 3.056 .004 .620 1.613
x2 2.048 .574 .407 3.569 .001 .555 1.801
x3 .176 .067 .298 2.607 .014 .553 1.808
a. Dependent Variable: y
Tabel 14.
Korelasi Antar variabel dengan menggunakan Program SPSS release 12
Correlations
y x1 x2 x3
Pearson Correlation y 1.000 .720 .773 .732
x1 .720 1.000 .553 .555
x2 .773 .553 1.000 .617
x3 .732 .555 .617 1.000
Sig. (1-tailed) y . .000 .000 .000
x1 .000 . .000 .000
x2 .000 .000 . .000
x3 .000 .000 .000 .
N y 36 36 36 36
x1 36 36 36 36
x2 36 36 36 36
x3 36 36 36 36
b. Autokorelasi
nilai dl = 1,29 dan du = 1,65. Terbukti bahwa nilai uji Durbin Watson =
(1,65) dan 4-du (2,35) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada persamaan
Tabel 15.
Uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS release 12
Model Summaryb
4.7 Pembahasan
dengan jumlah kas rata-rata (Riyanto, 1999 : 95). Tingkat perputaran kas
sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah
berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas
52
dalam penelitian ini adalah berasal dan aktivitas penjualan unit pertokoan
atau pemberian kredit pada unit simpan pinjam. idealnya makin tinggi
tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya uang pada KPRI,
Hal ini berarti bahwa rata-rata kas tertanam dalam modal kerja terkumpul
terjadi karena adanya penerimaan kas dan volume penjualan tunai yang
tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk
ekonomi.
53
tidak, maka dibuat tabel kriteria penafsiran agar diketahui atas periode
pengumpulan kas yang sangat efektif, efektif, kurang efektif, dan tidak
sebagai berikut.
Tabel 16
Kriteria Penafsiran Periode Pengumpulan Kas
Interval Kategori
32.3 < skor < 42.4 sangat efektif
22.3 < skor < 32.3 efektif
12.3 < skor < 22.3 kurang efektif
2.2 < skor < 12.3 tidak efektif
kurang efektif.
yang tidak dapat ditagih pada waktunya. Banyaknya piutang yang tidak
tertinggi terjadi pada rentang 1,74 – 1,94 kali. Sehingga waktu piutang
yang terdapat pada modal kerja terkumpul kembali dalam waktu 186-207
0,24-0,44 kali. Ini berarti piutang yang tertanam pada modal kerja
menjadi kecil. SHU yang kecil ini akan berakibat pada besar kecilnya
Perputaran piutang yang rendah atau kecil pada KPRI di Kabupaten Jepara
pendapatan yang diterima dari piutang ini menjadi kecil atau sedikit.
berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini berarti tingkat
atau tidak, maka dibuat tabel kriteria penafsiran agar diketahui atas periode
Tabel 17
Kriteria Penafsiran Periode Pengumpulan Piutang
Interval Kategori
1.3 < skor < 1.7 sangat efektif
1.0 < skor < 1.3 efektif
0.6 < skor < 1.0 kurang efektif
0.2 < skor < 0.6 tidak efektif
kurang efektif.
tertinggi antara 14,65 – 17,25 kali setiap tahunnya, Atau dalam waktu 21-
KPRI di Kabupaten Jepara ini karena persediaan yang dimiliki oleh KPRI
56
terjadi tingkat penjualan tinggi dimana barang dapat dijual dalam waktu
ATK dan sebagainya yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari - hari oleh
Kabupaten Jepara cukup tinggi namun ada beberapa KPRI yang memiliki
juga harganya masih kurang bersaing dengan harga yang ada dipasar atau
di sekitarnya.
maka persediaan barang yang dimiliki oleh koperasi tersebut akan lama
persediaan yang rendah tentu akan merugikan bagi koperasi, karena dana
berupa makanan atau minuman itu tidak terjual maka resiko kadaluwarsa
lama tidak terjual maka nilai penyusutannya juga akan semakin besar
laba bagi KPRI akan semakin rendah dan akhirnya akan mempengaruhi
tingkat rentabilitas ekonomi yang akan menjadi lebih rendah juga. Jadi
besar, tingkat harga yang bersaing serta kemudahan dan kualitas pelayanan
pada diswalayan atau pasar setempat. Akhirnya dari unit pertokoan ini
efektif atau tidak, maka dibuat tabel kriteria penafsiran agar diketahui atas
Tabel 18.
Kriteria Penafsiras Periode Pengumpulan persediaan
Interval Kategori
13.2 < skor < 17.3 sangat efektif
9.2 < skor < 13.2 efektif
5.2 < skor < 9.2 kurang efektif
1.15 < skor < 5.18 tidak efektif
59
dan UKM, yaitu sebesar 8%. Tetapi secara umum KPRI di kabupaten
kecil.
dari volume penjualan tunai yang tinggi, dan tingkat perputaran piutang
dimana barang dapat terjual baik secara tunai maupun kredit dalam waktu
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu profit margin dan turnover of operating
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
sisanya 23,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalan
penelitian ini.
5.2 Saran
para konsumen.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta : BPFE
Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah RI. 1992. Undang- Undang
No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.
Bandung: Tarsito
63