Abstrak
A. Latar Belakang
Perguruan Tinggi dewasa ini dihadapkan dengan berbagai tuntutan, salah
satunya adalah perguruan tinggi harus menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Proses ke arah tujuan yang demikian tidak mudah dan tentu
memerlukan usaha keras, sebab banyak hal terkait yang harus dikembangkan
secara terpadu. Menurut Malik Fadjar, perguruan tinggi yang bervisi kualitas
selalu memperbaharui ke arah pengembangan yang lebih baik, dengan tetap tidak
melupakan kesiapan fisik dan non fisik yang ada.1
Pengembangan dari segi fisik dapat berupa pengadaan gedung, fasilitas
pembelajaran, fasilitas praktik sesuai jurusan dan lain-lain, dengan didasarkan
konsep tata ruang yang baik dan mempertimbangkan segi pemanfaatan.
Sedangkan dari segi non fisik berupa pembaharuan semua aspek, dari manajemen
pelaksanaan, materi yang ditawarkan sampai pada penggunaan pendekatan bagi
proses pembelajaran.
Pengurus Center For Institute Teaching and Learning Development (CITLD) IAIN
Antasari Banjarmasin
1
Malik Fadjar, (1998) Visi Pembangunan Pendidikan Islam, Jakarta: LP3NI, hal. 157
2
pengguna jasa dari sebuah lembaga pendidikan, maka pandangan mahasiswa patut
dilibatkan untuk mengevaluasi kinerja dosen dalam proses pembelajaran. Dari
sudut pandang mahasiswa tersebut, diharapkan pula bahwa gambaran yang
diperoleh akan lebih bersifat objektif.
Penelitian ini diberi judul: Persepsi Mahasiswa tentang Kinerja Dosen
IAIN Antasari dalam Proses Pembelajaran. Kinerja dosen yang dimaksudkan
dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kemampuan dosen dalam hal
perencanaan, penguasaan materi, pengelolaan kelas, evaluasi, kepribadian dan
kedisiplinan.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang pemikiran di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimanakah persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen
IAIN Antasari dalam Proses Pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mendapatkan informasi yang akurat dan objektif tentang persepsi ma-
hasiswa terhadap kinerja dosen IAIN Antasari dalam Proses Pembelajaran.
2. Menginventarisir kelemahan atau kekurangan yang menjadi fenomena
umum dosen IAIN Antasari Banjarmasin dalam proses pembelajaran.
3. Memperoleh bahan masukan bagi pengembangan proses pembelajaran
yang lebih efisien dan efektif
D. Signifikasi Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan diharapkan hasilnya dapat:
1. Menjadi bahan rujukan untuk membuat dan melaksanakan program
pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dosen dan kepentingan
mahasiswa di IAIN Antasari Banjarmasin
2. Sebagai bahan kajian awal yang masih perlu ditindaklanjuti dengan
penelitian lain bagi mengetahui kondisi riil proses mengajar dan belajar di
IAIN Antasari Banjarmasin atau bahan membuat kebijakan bagi
peningkatan mutu pendidikan
4
E. Tinjauan Teori
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999, perguruan
tinggi mengemban kewajiban untuk melaksanakan tugasnya yang disebut dengan
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di antara Tri Dharma tersebut, yang paling pokok
adalah melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa 1. Sehubungan
dengan kewajiban dan tugas tersebut, maka bagian terbesar keberhasilan sebuah
perguruan tinggi dapat dilihat dari proses belajar-mengajar atau perkuliahan yang
dilaksanakan.
Kelancaran proses perkuliahan secara umum terkait langsung dengan
manajemen akademik, dan secara spesifik terkait langsung dengan manajemen
proses belajar mengajar yakni manajemen perkuliahan yang dikelola langsung
oleh setiap dosen.
Meskipun manajemen akademik yang menjadi tanggung jawab
administrator pendidikan sudah berjalan dengan baik, belum menjamin
terlaksananya proses belajar yang baik tanpa didukung oleh manajemen
perkuliahan yang menjadi tanggung jawab masing-masing dosen. Dan yang
terakhir ini terkait pula dengan manajemen kelas. Proses belajar mengajar yang
baik tersebutlah yang akan menghasilkan output yang sesuai dengan apa yang
dicita-citakan.
Seseorang manajer perguruan tinggi seharusnya menguasai hal-hal yang
berkaitan dengan manajemen akademik, juga menguasai manajemen proses
belajar mengajar, karena disamping dia harus menjalankan fungsi perencanaan,
yang lebih penting lagi adalah menjalankan fungsi pengarahan dan motivasi
kepada para dosen dan karyawannya.
Berkaitan dengan persoalan tersebut dalam kesempatan ini akan
disinggung sedikit mengenai manajemen akademik dan tentu akan lebih banyak
disinggung mengenai manajemen proses belajar mengajar sebagai bagian dari
pembahasan ini.
1
Zaini Hisyam, dkk (2002) Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta:
CTSD, hal. 3 – 217
5
dalam sebuah buku yang disebut dengan buku Panduan Perguruan Tinggi
atau Buku Panduan Akademik.
Disamping berbagai peraturan dan pedoman tersebut, dalam bidang
akademik harus pula dilaksanakan upaya peningkatan kualitas dosen baik
kualitas keilmuan, pengetahuan, sikap dan wawasan kualitas metodologi
pengajaran, penelitian maupun kualitas pengabdian kepada masyarakat.
3
T. Rake Joni, (1980), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Depdikbud, hal . 4
7
c. Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah kepemimpinan atau ketatalaksanaan guru
dalam praktik pembinaan kelasnya 7.
Bagaimana agar suasana kelas disiplin, tertib, menjadi bergairah,
efisien, dan efektif mencapai tujuan belajar mengajar atau perkuliahan ada-
lah tujuan dari manajemen kelas. Termasuk pula mengenai keindahan, ke-
bersihan, pencahayaan, ventilasi, akustik dan lainnya.
Kelas yang terlalu besar jumlah mahasiswanya kurang tepat bagi
perkuliahan tertentu yang menghendaki pendalaman suatu materi perkulia-
han, tetapi tepat untuk informasi umum.
Pengajaran bahasa asing memerlukan kelas yang dinamis dan dapat
memberikan peluang kepada setiap mahasiswa untuk berperan aktif dalam
berbicara, mengemukakan pendapat dan sebagainya, maka dibutuhkan kelas
yang jumlahnya mahasiswa terbatas, misalnya sekitar 20 orang saja. Untuk
tingkat pascasarjana yang ideal setiap kelas hanya 12 orang dan paling besar
20 orang. Bila lebih besar akan tidak efektif, sebab pada program pasca-
sarjana penekanannya pada seminar yang menghendaki keterlibatan aktif
setiap mahasiswa, bukan perkuliahan biasa apalagi perkuliahan monolog.
Manajemen kelas ini tentu sangat banyak melibatkan bagian
akademik, bagian perlengkapan dan rumah tangga sehigga tidak akan terjadi
7
T. Rake Joni , Op. Cit.
10
8
Zaini Hisyam, Op. Cit
11
2) Bila ruang lingkup bahan perkuliahan perlu dikaji dari berbagai sudut
pandang.
3) Bila perkuliahan dilaksanakan dengan metode kerja kelompok
4) Bila perlengkapan terbatas jumlahnya
5) Bila penilaian hasil belajar dilakukan dalam banyak tahap sehingga ada
kelompok mahasiswa tidak lulus untuk tiap-tiap tahap penilaiaan.
Perlu diperhatikan bahwa pengelompokkan mahasiwa tidak dibe-
narkan hingga ada kelompok yang paling rendah. Kelompok seharusnya
mencakup dua tingkatan saja yakni kelompok yang sangat maju dan yang
ada di bawahnya
Berjalan tidaknya manajemen belajar mengajar baik dalam arti
makro maupun mikro tergantung dari kepemimpinan seseorang yakni
seseorang yang mampu menyadarkan orang lain agar mendukung segala
gagasan, juga menyadarkan dirinya sebagai seorang dosen atau pendidik.
Kesemua bahasan di atas merupakan panduan umum, yang dalam
proses pendidikan atau penelitian ini akan berusaha mencari gambaran
tentang dosen dari segi perencanaan, penguasaan materi, pengelolaan kelas,
evaluasi, kepribadian dan kedisiplinan.
F. Metode Penelitian
1. Responden
Penelitian ini merupakan penelitian survey terhadap mahasiswa
IAIN Antasari untuk memperoleh gambaran tentang persepsi mereka terhadap
kinerja dosen dalam proses pembelajaran.
Pandangan mahasiswa dalam penelitian ini dijadikan sebagai data
kajian karena mahasiswa sebagai subjek pembelajaran dan sebagai pengguna
jasa dari sebuah lembaga pendidikan. Mahasiswa adalah orang yang
mengalami atau merasakan langsung proses pembelajaran yang dikelola oleh
dosen, karena itu mahasiswa patut dijadikan sebagai responden yang
mengevaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran. Melalui perspektif
mahasiswa, diharapkan akan diperoleh gambaran yang objektif tentang
kinerja dosen-dosen IAIN Antasari Banjarmasin yang meliputi aspek
12
Penguasaan Materi
Pengelolaan Kelas
Evaluasi DOSEN/
TENAGA MAHASISWA
Kepribadian
Kedisiplinan
PENGAJAR
G. Hasil Penelitian
Dari angket yang disebarkan kepada responden (mahasiswa) yang
mengikuti perkuliahan pada semester ganjil tahun akademik 2003/2004, berhasil
terkumpul sejumlah angket yang menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap
kinerja 149 orang dosen IAIN Antasari dalam proses pembelajaran.
Disadari bahwa persepsi mahasiswa terhadap kinerja dosen sangat terbuka
kemungkinan bias, hal ini dimaklumi bahwa persepsi dimaksud akan sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
♦ Tingkat kesulitan mata kuliah
Mata kuliah yang sulit umumnya cenderung tidak diminati mahasiswa. Jika
mahasiswa diminta untuk menyatakan persepsi terhadap kinerja dosen yang
mengasuh mata kuliah dimaksud, maka ada kemungkinan bias pula terhadap
kinerja dosen yang bersangkutan.
♦ Tingkat kemurahan dosen dalam memberi nilai
15
Jika seorang dosen memberikan nilai lebih tinggi, atau sebaliknya lebih
rendah dari yang seharusnya diterima oleh mahasiswa maka akan menimbul-
kan bias bagi penilaian mahasiswa terhadap kinerja dosen tersebut.
♦ Popularitas dosen
Dosen yang sudah mempunyai popoularitas di mata para mahasiswa,
cenderung akan mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap kinerja dosen
yang bersangkutan
♦ Tugas kuliah yang dibebankan kepada mahasiswa
Tingkat banyaknya tugas yang diberikan terhadap mahasiswa berpegaruh
terhadap pandangan mahasiswa atas kinerja dosen tersebut. Dosen yang terlalu
banyak memberikan beban tugas mata kuliah terhadap mahasiswanya
cenderung tidak disenangi mahasiswa.
Ada enam aspek yang dijadikan sebagai indikator gambaran kinerja dosen
IAIN Antasari Banjarmasin. Keenam aspek dimaksud adalah: 1) perencanaan, 2)
penguasaan materi, 3) pengelolaan kelas, 4) evaluasi, 5) kepribadian, dan 6)
kedisiplinan. Berdasarkan data yang diperoleh, aspek-aspek tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh
seorang dosen agar proses pembelajaran dapat berjalan baik dan efektif. Tanpa
adanya perencanaan, maka dapat ibaratkan seorang dosen dalam proses
pembelajaran bagaikan mengendarai mobil tanpa tujuan dan berjalan di jalan
yang tidak mempunyai rambu-rambu lalu lintas.
Perencanaan pembelajaran di sebuah perguruan tinggi biasanya
secara umum sudah tergambar dalam setiap silabi masing-masing mata kuliah.
Dalam setiap silabi mata kuliah, yang seharusnya disampaikan pada awal tatap
muka perkuliahan, sudah ditetapkan tujuan atau target apa yang ingin dicapai,
materi apa saja yang akan dibahas, bagaimana metodenya, dan bahkan
disampaikan pula tentang pola evaluasi hasil pembelajaran tersebut.
Secara umum, perencanaan pembelajaran yang terganbar pada
dosen-dosen IAIN Antasari Banjarmasin sudah dilakukan dengan baik, sebab
dari 149 dosen yang diteliti ternyata sebagian besar mereka yaitu 75 orang
16
i. Tidak textbook.
4. Fakultas Ushuluddin
a. Usahakan dalam menyampaikan bahan kuliah suara yang dikeluarkan
jelas terdengan seluruh mahasiswa
b. Penugasan yang diberikan hendak ada nilai yang dapat melatih sikap
kritis mahasiswa dalam berbagai hal
c. Suasana perkuliahan supaa jangan membosankan
d. Perlunya penguasaan materi perkuliahan
e. Nilai secara wajar diberikan kepada mahasiswa
f. Sistem perkuliahan supaya dibedakan antara fakultas yang satu dengan
lainnya, sesuai dengan kajian
g. Supaya tugas lebih bersifat individual, supaya diketahui mana yang
aktif dan tidak
h. Agar dosen yang mengajar lebih dulu memberikan literatur bahan yang
akan dibahas
i. Silabus agar ada perubahan dari waktu ke waktu, baik skop dan
wawasannya
j. 10.Memperhatikan waktu, dan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengemukakan pendapat.
DAFTAR PUSTAKA