Anda di halaman 1dari 9

Pendataan Umat

di Paroki Administratif
St. Petrus & Paulus Babadan,
Wedomartani, Sleman, Yogyakarta
Keuskupan Agung Semarang

Latar Belakang
Dalam kesimpulan penelitianya, Hub Boelaars menulis tentang perkembangan Gereja
Indonesia:
- Faktor pertumbuhan umat Katolik yang paling penting adalah baptisan baru.
Selama 15 tahun (sampai tahun 1990) ternyata 30-38% diantara semua baptisan
di Indonesia berumur lebih dari tujuh tahun.[...] Informasi sosiologis tentang
ciri-ciri latar belakang umat katolik memang terbatas, dari tahun 1980 hanya
dikenal data-data. Suatu profil umat Katolik yang terbatas menghasilkan gambar
berikut.
- Mengingat latar belakang kejuruan, ternyata 68% umat Katolik Indonesia
berkerja di sektor pertanian, hidup di pedesaan. Profil itu berbeda-beda dari
keuskupan ke keuskupan.
- Ditinjau dari sudut sosial ekonomi, ternyata 41% umat Katolik sudah
berpenghasilan memadai, 10% tampak serba kecukupan, tetapi 49% hidup di
bawah garis kecukupan (bahkan 17% ternyata sama sekali tidak berkecukupan).
Profil ini berlain-lainan per provinsi gerejawi dan keuskupan.
- Dipandang dari sudut etnis, ternyata 32% umat katolik terdiri dari umat Flores,
18 % dari Jawa, 9.5% dari Timor, 9 % dari Batak, 7 % dari Cina dan Dayak, 5 %
dari Papua. Kelompok penduduk lainnya kurang dari 3 % terwakili dalam umat
katolik (Hub Boelaars, 467-468).
Pembangunan sistematis Gereja setempat ialah proses pertumbuhan lambat laun.
Dalam hal itu, faktor-faktor pendorong maupun penghambat memainkan peran. Yang
mendukung antara lain: mekanisme persekutuan sosial dan budaya dalam masyarakat
tradisional; data demografis bahwa sebagian besar umat terdiri dari kaum muda; kaum
muda ini merupakan angkatan pertama atau kedua umat katolik [...].
Faktor penghambat terhadap pembangunan Gereja setempat ialah proses modernisasi
yang merenggangkan pola tradisional budaya dan sosial (yang membantu); sikap para
pastor yang kadang otoriter dan mengakibatkan kaum awam mengalami frustrasi;
berkurangnya keyakinan yang mendalam di dalam diri umat beriman yang masih muda
dan kurangnya fasilitas perlatihan; kurangnya ruang ibadat untuk perayaan-perayaan

1
dan pada umumnya kurangnya upaya finansial untuk membangun Gereja setempat
(Hub Boelaars, 472-473).
Kesimpulan Boelaars tersebut ditarik dari studi sejarah perkembangan Gereja
Indonesia sejak jaman sebelum 1945 hingga tahun 90-an. Karya pastoral para Uskup,
Imam dan para awam telah memberikan hasil yang tidak mengecewakan. Banyak umat
telah dihantar kepada kesatuan Gereja dan hidup serta berkembang di dalamnya, ikut
mewartakan Kerajaan Allah di bawah bimbingan Roh Kudus. Diakui juga bahwa
banyak awam telah terlibat dengan berbagai cara bagi pengembangan Gereja, baik
melalui keterlibatan di dunia yang menjadi kekhasan kaum awam, maupun di dalam
Gereja ( LG 31). Dengan kehendak baik dan dalam semangat persaudaraan yang sejati,
semua anggota Gereja telah terlibat dalam mengembang tiga tugas Kristus sebagai raja,
imam, nabi. Visi dan misi pastoral di banyak paroki sudah disusun guna mengarahkan
seluruh gerakan pastoral dan untuk menjawab kebutuhan dan kerinduan umat guna
membangun Tubuh Mistik Kristus dalam kesatuan dengan seluruh Gereja. Untuk
tujuan tersebut diperlukan data-data yang mencerminkan dinamika kehidupan Umat
Allah.

Setiap tahun, romo paroki diminta untuk mengisi blangko sensus pendataan
perkembangan umat yang berasal dari keuskupan. Diharapkan bahwa data yang
dikirimkan dapat mencerminkan keadaan umat yang sesungguhnya. Di banyak tempat,
pengisian blangko tersebut didasarkan kepada data terakhir yang dikirim oleh paroki,
ditambah (dikurangkan) dengan jumlah baptisan yang tercatat dalam buku baptis, data
perkawinan, data kematian, data krisma, data komuni pertama dsb. Namun demikian,
hingga hari ini jarang sekali dapat dilihat laporan-laporan yang dibuat oleh pihak yang
berwenang di dalam Gereja berkaitan dengan pendataan umat yang dikirimkan oleh
masing-masing paroki.
Sementara itu, menurut kesan umum, jumlah umat katolik semakin bertambah,
ditandai dengan banyaknya baptisan baik anak-anak maupun dewasa. Dari segi
pembangunan fisik, kita mendapat kesan bahwa pertambahan jumlah umat tersebut
menuntut juga pertambahan sarana berkumpul dan ibadah. Di beberapa daerah,
tampak dengan jelas bahwa beberapa gereja yang cukup besar dibangun untuk
menjawab tantangan.
Dalam hal penggembalaan umat, beberapa fenomena dapat dicermati. Keluarga
merupakan basis bagi kehidupan iman kristiani. Pastoral keluarga merupakan pilar
pokok di dalam setiap paroki. Dalam perjalanan waktu, ditemukan berbagai masalah-
masalah dalam pendampingan keluarga-keluarga katolik. Namun demikian sering kali,
data-data yang dimiliki oleh paroki belum memungkinkan para petugas pastoral untuk
membantu dan mendampingi keluarga-keluarga secara optimal, khususnya
pendampingan personalnya.
Diakui oleh semua pihak bahwa orang muda merupakan harapan masa depan bagi
Gereja dan juga masyarakat. Pendampingan bagi mereka sungguh dibutuhkan dalam
2
semua aspeknya, baik kemanusiaan dan kerohaniannya. Kiranya kebutuhan ini juga
yang disuarakan baik dalam SAGKI 2005, maupun dalam rekomendasi-rekomendasi
pastoral KWI pada akhir-akhir ini. Kiranya diperlukan data yang lebih memadai untuk
menjawab kebutuhan ini. Kelompok orang muda ini sangat vareatif (12 th – 35 th),
sangat mobil, dengan segala kreativitas dan keunikannya. Kiranya diperlukan data yang
lebih tepat untuk memahami mereka dan untuk mendampingi mereka.
Dalam hal pastoral pendampingan anak-anak, bantuan sosial, bantuan sekolah,
bantuan untuk kesehatan, banyak pastor paroki dan anggota dewan paroki sering kali
mengalami kesulitan untuk menentukan kebijakan yang tepat sasaran. Hal tersebut
disebabkan karena data umat yang ada belum cukup untuk memberikan informasi yang
membantu untuk mengambil kebijakan. Kita dapat melanjutkan lebih banyak lagi
masalah-masalah pastoral di tingkat paroki.
Sementara itu, di dalam jaman modern ini, setiap keputusan penting dalam sebuah
organisasi perlu didukung oleh sebuah data yang kurang lebih bisa
dipertanggungjawabkan sehingga keputusan itu dapat tepat sasaran dan mencapai
sasaran. Kiranya Pastoral Gereja Katolik juga perlu didukung oleh data-data umat yang
akurat. Data-data tersebut diharapkan memberi dasar-dasar bagi analisa-analisa yang
lebih mendalam tentang dinamika umat Allah. Diharapkan, banyak Umat Allah yang
memiliki keahlian dan kompetensi khususnya dalam hal-hal duniawi akan ikut
berkontribusi dalam menganalisa data Umat tersebut. Guna memperoleh data yang
akurat dan guna memperoleh analisa yang lengkap, kiranya kerjasama antara awam
dan hirarki merupakan sebuah tantangan dan sekaligus sebuah kekayaan.
Gereja adalah sebuah himpunan Umat Allah yang sekaligus berciri ilahi karena
kekuatan Roh Kudus tetapi sekaligus berciri manusiawi karena terdiri dari manusia-
manusia yang hidup dalam masa dan tempat serta waktu tertentu. Oleh karena itu,
sudah selayaknya kita memiliki data empiris yang tepat dan dapat membantu para
pelayan pastoral untuk membuat analisa yang tepat dan mengambil kebijakan pastoral
yang dapat membantu umat untuk semakin mencintai Gereja dan Yesus Kristus.

Dinamika Keuskupan Agung Semarang

Dinamika pelayanan pastoral Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) membutuhkan


pengembangan dan peningkatan kualitas terus-menerus para pelayan dan pelaksana
pastoral demi terwujudnya situasi umat Allah yang dicita-citakan sesuai Arah Dasar
Pastoral KAS. Dinamika Pastoral tersebut mencakup dimensi-dimensi:
1. Pastoral: keterlibatan seluruh umat bersama para gembala dan para pemuka
umat (pengurus lingkungan, pengurus komunitas kategorial, para aktivis/
petugas pastoral, dsb.).
2. Dinamika dan keragaman umat: kebutuhan-kebutuhan dan kerinduan umat,
“tanda-tanda jaman”/dinamika situasi sosial, dialog Gereja dengan situasi
dunia untuk mencapai keselamatan.

3
3. Tradisi Gereja: dinamika sejarah KAS dan paroki-paroki, visi-misi-strategi
dalam Arah Dasar Pastoral KAS.

Dalam Kunjungan Pastoral di paroki-paroki se-KAS sepanjang tahun 2009, Uskup


Agung Semarang menegaskan bahwa penyelenggaraan pelayanan pastoral tersebut
harus berdasarkan data umat dan situasi lingkungan sekitarnya. Untuk itu dibutuhkan:
- Data umat yang valid/akurat, yang diperoleh dengan metode-metode pendataan/
penelitian yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan.
- Analisis data umat yang kritis dan bisa dipertanggungjawabkan (bidang pastoral,
sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dsb.).
- Implementasi Arah Dasar Pastoral KAS secara konkret dalam bidang-bidang
pelayanan spesifik (lingkungan, seksi-seksi pelayanan paroki, komunitas-
komunitas kategorial, lembaga-lembaga Gereja, Komisi-komisi Keuskupan)
berdasarkan temuan analisis data tersebut dan rekomendasi-rekomendasi yang
dihasilkannya.

Pendataan umat tersebut secara sporadis sudah diselenggarakan di paroki-paroki KAS.


Data-data sudah dimanfaatkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pastoral.
Data tersebut berguna untuk memberi dasar bagi analisis yang lebih menyeluruh
sehingga dapat memberi insight-insight pastoral yang lebih komprehensif. Untuk itu
dibutuhkan sistem, strategi dan program-program pendataan umat di seluruh KAS yang
berbasis lingkungan dan paroki (teritorial). Untuk merintisnya, paroki St. Petrus &
Paulus, Babadan, menyelenggarakan program pendataan umat yang didedikasikan
sebagai pilot project KAS.

Rumusan masalah
Tata kelola paroki mencakup tata kelola pastoral, tata kelola finansial, tata kelola harta
benda dan tata kelola administrasi. Supaya dapat memiliki tata kelola yang tepat guna
untuk membantu perkembangan Umat Allah yang berziarah di jaman ini, kiranya
diperlukan data yang valid, analisa yang lengkap, visi-misi yang kristiani, sumber daya
manusia yang menjalankan kebijakan tersebut, dana yang mendukung, evaluasi yang
mengiringi dan mengontrol berjalannya kebijakan tersebut. Semua sarana tersebut
diperlukan untuk membantu Umat Allah agar dapat hidup dan bertanggungjawab
secara kristiani di tengah dunia. Dalam hal tata kelola paroki, data-data tersebut akan
memberikan berbagai informasi yang akurat guna membantu seluruh pertumbuhan
Umat Allah di bawah asuhan Roh Kudus yang senantiasa meremajakan Gereja.
Sementara itu, sering kali program-program yang sudah ditetapkan oleh rapat pleno
Dewan paroki yang mencoba menterjemahkan visi dan misi paroki baru berhenti dalam
rumusan saja. Beberapa program kurang berjalan dengan baik atau kurang tepat
sasaran. Karya pastoral dari para penanggungjawab pastoral (para imam dan anggota
Dewan Paroki) sering kali menghadapi kendala yang cukup besar dan belum mampu
menjawab kebutuhan umat secara lebih tepat. Selain itu, kegiatan-kegiatan berbasis
lingkungan sering kali kurang menunjukkan daya ubahnya yang menyangkut bidang

4
liturgi, pewartaan, kesaksian, solidaritas dan paguyuban. Beberapa kebutuhan umat
sering kali belum terjawab secara seimbang.
Masalah yang muncul: fenomena-fenomena tersebut diatas mungkinkah disebabkan
karena data-data umat yang miliki dimasing-masing parok belum mencerminkan
kekuatan, masalah dan tantangan yang dihidupi oleh Umat Allah. Kiranya kita belum
memiliki data umat yang valid berkaitan dengan umur, pendidikan, pekerjaan, status
kesehatan, status perkawinan, status keterlibatan.

Usulan kegiatan
Untuk menjawab permasalahan diatas, diusulkan untuk mengadakan pengumpulan
data umat. Pengumpulan data ini mencakup vareable (variabel) berikut :
Jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, Etnisitas, status kesehatan, status baptis,
status krisma, status perkawinan, status sosial dan ekonomi, statut keberadaan, status
agama dalam rumah tangga dan status keterlibatan.

Tujuan pengumpulan data


1. Memberikan data umat yang valid sesuai dengan keadaan.
2. Memberikan informasi-informasi mendasar tentang kekuatan, masalah dan
tantangan yang terdapat dalam Umat Allah.
3. Menyusun analisis dasar untuk pastoral

Manfaat
1. Dinamika Umat dapat dipetakan.
2. Kebutuhan Umat diidentifikasikan
3. Memberikan dasar-dasar pelayanan bagi umat agar bisa dilaksanakan lebih efektif
(termasuk untuk memandu para imam dan para petugas pastoral dalam memastikan
agar tak satu pun umat yang terlewatkan/terabaikan dalam pelayanan pastoral).
4. Petugas pastoral diberi data untuk dianalisa dalam bidang:
a. Leiturgia (bidang pelayanan liturgis dan peribadatan),
b. Kerygma (bidang pelayanan pewartaan),
c. Diakonia (pelayanan sosisal kemasyarakatan), dan
d. Koinonia (bidang pelayanan untuk memelihara persekutuan umat).

Dinamika pengumpulan data


1. Pengumpulan data ini berdasarkan keanggotaan Rumah Tangga katolik (baik
biasa maupun luar biasa).
2. Pengumpulan data ini berdasarkan formulir yang sudah disiapkan oleh tim
pendataan umat.
3. Pendataan umat ini akan dilaksanakan oleh para petugas pengumpul data.
4. Tim pendataan Umat bertugas mempersiapkan formulir, melatih para petugas
pengumpul data, mengorganisir validasi data, meng-entry dan mengolah data.

5
5. Pastor Paroki dan Pastor rekan, Dewan Paroki dan ketua-ketua lingkungan
menjadi pihak-pihak yang membantu terselenggaranya pendataan ini.
6. Para ketua Lingkungan diharapkan bekerjasama dengan tenaga pengumpul data
dengan memberi informasi dimana umat berada, serta memberi data tambahan
yang diperlukan setelah pengumpulan data diverifikasi.
7. Umat diharapkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dan berkenan
mempersiapkan copy surat perkawinan, copy surat baptis dan surat kartu
Keluarga.

Rencana kegiatan
1. Kegiatan ini akan diadakan di paroki St. Petrus & Paulus Babadan, Yogyakarta
2. Penanggungjawab : Rm. Robertus Triwidodo Pr (pastor paroki) dan Rm.
Purwanto, SCJ (pastor rekan)
3. Koordintor Pelaksana : Tim Litbang Paroki Administratif St. Petrus & Paulus
Babadan.
4. Asisten lapangan : Mahasiswa tkt. akhir orang muda dari paroki St. Petrus &
Paulus, Babadan
5. Tanggal pelaksanaan tgl 1-30 Oktober 2010.
Jadual Kegiatan
1. Kegiatan perencanaan dan persiapan:
a. Rancang bangun pendataan : Agustus – September 2010
b. Uji Coba : September 2010
c. Rekrutmen petugas : September 2010
d. Publisitas (sosialisasi) : September – Oktober 2010
e. Pelatihan petugas : September 2010
2. Kegiatan Pelaksanaan pendataan:
a. Penjaringan awal : Oktober 2010
b. Penjaringan umum : Oktober 2010
c. Pencacahan RTK : Oktober 2010
d. Receiving & Batching : November 2010

3. Kegiatan Pengolahan data:


a. Editing & Coding : November 2010
b. Data Entry : November 2010
c. Validasi dan tabulasi awal : November 2010
d. Penyelesaian database : Desember 2010
4. Kegiatan Publikasi dan Analisis:
a. Rancang bangun database : September – Oktober 2010
b. Rancang bangun tabulasi umum : Oktober 2010
c. Rancang bangun publikasi : November 2010
6
d. Analisis data khusus : November - Desember 2010
5. Kelengkapan jadwal kegiatan rinci disiapkan tim Data Umat Babadan.

7
8
Rencana Anggaran
Kegiatan Rincian Jumlah (Rp)
Perencanaan & Satu unit komputer 5,000,000 5,000,000.00
Persiapan Satu unit printer 1,500,000 1,500,000.00
Rancang Bangun Pendataan 4 x 10 x 5,000 200,000.00
Rancang Bangun program 1,500,000 1,500,000.00
komputer
Pelatihan Tenaga Pencacah 2 x 300,000 600,000.00
Lapangan
Tranportasi tentor 2 x 250,000 500,000.00
ATK 50,000 50,000.00
Pelaksanaan Panduan SOP 30 eks x 500 15,000.00
Pendataan Penggandaan koding sheet 1,000 x 1,000 1,000,000.00
Pencacahan RTK 20 x 30 x 15,000 9,000,000.00
Rapat Koordinasi Lapangan 4 x 25 x 5,000 500,000.00
ATK 100,000 100,000.00
Pengolahan Editing & Coding 1,000 x 1,000 1,000,000.00
Data Data Entry 1,000 x 1,000 1,000,000.00
Validasi dan tabulasi awal 1,000 x 1,000 1,000,000.00
Penyelesaian database 4 x 25 x 5,000 500,000.00
ATK 100,000 100,000.00
Analisis dan Rancang bangun database, 4 x 25 x 5,000 500,000.00
Publikasi tabulasi umum, publikasi
Analisis data khusus 4 x 25 x 5,000 500,000.00
Publikasi Analisis Data 100 eks x 5,000 500,000.00
ATK 100,000 100,000.00
Jumlah 25,165,000.00
Rekapitulasi Kebutuhan Dana
Rencana Pengeluaran Dana Swadaya Bantuan Dana yang dimintakan
25,165,000 800,000 24,365,000

Anda mungkin juga menyukai