Anda di halaman 1dari 28

A.

DASAR HUKUM
1. UU No.25 th 1956 ttg Pembentukan Daerah-daerah
Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
dan Kalimantan Timur;
2. UU No. 8 th 1985 ttg Organisasi Kemasyarakat;
3. UU No. 25 th 1992 ttg Koperasi ;
4. UU No. 31 th 1999 ttg Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, sebagaimana telah diubah dgn UU RI No. 20 th
2001 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
5. UU No.17 th 2003 ttg Keuangan Negara;
6. UU No. 20 th 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional;
7. UU No. 1 th 2004 ttg Perbendaharaan Negara;
8. UU No. 10 th 2004 ttg Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
9. UU No. 15 th 2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
10. UU No. 28 th 2004 ttg Perubahan atas UU No. 16 th
2001 ttg Yayasan;
11. UU No. 32 th 2004 ttg Pemerintahan Daerah;
12. UU No. 33 th 2004 ttg Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
13. UU No. 20 th 2008 ttg Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah;
14. PP No. 24 th 2005 ttg Standar Akuntansi Pemerintah;
15. PP No. 55 th 2005 ttg Dana Perimbangan;
16. PP No. 56 th 2005 ttg Sistem Informasi Keuangan
Daerah;
17. PP No. 57 th 2005 ttg Hibah Kepada Pemerintah Daerah;
18. PP No. 58 th 2005 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. PP No. 65 th 2005 ttg Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Strandar Pelayanan Minimal; ‘
20. PP No. 8 th 2006 ttg Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
21. PP No. 38 th 2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemprov, dan Pemkab/Pemkot;
22. PP RI No. 60 th 2008 ttg Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
23. PP No. 19 th 2010 ttg Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang serta Kedudukan Keuagan Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi;
24. Kepres No. 80 th 2003 ttg Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
25. Kepres No. 117/P th 2008 ttg Pengangkatan Drs. H.
Awang Faroek Ishak, MM, M.Si dan Drs.H. Farid
Wadjdy, M.Pd sebagai Wakil Gubernur dan Wakil
Gubernur Kaltim masa jabatan th 2008-2013;
26. Permendagri No.13 th 2006 ttg Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Permendagri No. 59 th 2007 ttg Perubahan atas
Permendagri 13 th 2006;
27. Permendagri No.168 /PMK.07 th 2008 ttg Hibah
Daerah;
28. Peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri No. 9 th 2006 dan No.8 th 2006 ttg Pedoman
Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah / Wakil Kepala
Daerah dalam pemeliharaan Kerukunan Umat beragama,
Pemberdayaan Umm, Pemberdayaan Forum Kerukunan
Umat beragama dan Pendirian rumah ibadah;
29. Perda Pemprov Kaltim No. 02 th 2008 ttg Pengelolaan
Barang Milik Daerah;
30. Perda Pemprov Kaltim No. 6 th 2008 ttg Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim;
31. Perda Pemprov Kaltim No. 8 th 2008 ttg Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Kaltim;
32. Perda Pemprov Kaltim No. 09 th 2008 ttg Organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat, BAPPEDA, dan Lembaga
Teknis Daerah Provinsi Kaltim;
33. Perda Pemprov Kaltim No. 10 th 2008 ttg Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Kaltim;
34. Perda Pemprov Kaltim No. 13 th 2008 ttg Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan daerah;
35. Perda Pemprov Kaltim No. 13 th 2009 ttg Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Lain Perangkat Daerah
Provinsi Kaltim;
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Pemerintah adalah Presiden RI yang memegang


kekuasaan Pemerintahan Negara RI sebagaimana
dimaksud dalam UU Dasar RI th 1945;
2. Pemerintah Daerah Provinsi Kaltim selanjutnya disebut
Pemerintah Provinsi adalah seperti yang dimaksud dgn
UU yg mengatur Pemda dan Pembentukan Pemprov
Kaltim;
3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Timur;
4. Hibah adalah pemberian bantuan dalam bentuk
uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah,
masyarakat, orgnasisasi kemasyarakatan, yg secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak
wajib dan tidak mengikat, serta tdk secara terus menerus;
5. Bantuan Sosial selanjutnya disingkat BANSOS adalah
pemberian bantuan yg sifatnya tdk secara terus menerus
dan selektif dalam bentuk uang dan/atau barang kepada
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
6. Tim seleksi adalah Tim yg dibentuk oleh Gubernur
untuk melakukan penelitian administratif dan substantif
atas proposal yg masuk dan melakukan pemeriksaan
lapangan atas calon yang mengusulkan proposal;
7. Naskah perjanjian adalah naskah perjanjian hibah yg
dibuat antara pemerintah Provinsi dan penerima hibah;
8. Surat pernyataan adalah pernyataan yg dibuat oleh calon
penerima Bansos yg berisikan kesanggupan dan
tanggung jawab.
BAB 1I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

1. Maksud pemberian HIBAH adalah sebagai upaya


Pemprov dalam penunjang penyelenggaraan fungsi
pemerintah daerah, pelayanan kepada masyarakat;
2. Maksud pemberian BANSOS adalah sebaya upaya
Pemprov dalam rangka mendorong terwujudnya
kesejahteraan masyarakat;
3. Tujuan pemberian BANSOS adalah untuk meningkatkan
kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masy secara
langsung serta mendukung bagi program pemda.
BAB III
PRINSIP DAN SIFAT PEMBERIAN HIBAH DAN BANSOS
Pasal 3

1). PRINSIP PEMBERIAN HIBAH

1. Pemberian hibah dlm bentuk uang dpt dianggarkan


apabila Pemda telah memenuhi seluruh kebutuhan
belanja urusan wajib guna memenuhi standar pelayanan
umum yg ditetapkan dlm peraturan perundang-
undangan;
2. Pemberian hibah dlm bentuk barang dpt dilakukan
apabila barang tsb tidak mempunyai nilai ekonomis bagi
pemerintah daerah yg bersangkutan tetapi bermanfaat
bagi pemerintah atau pemerintah daerah lainnya
dan/atau kelompok masy/perorangan;
3. Pemberian hibah dlm bentuk jasa dapat dianggarkan
apabila pemda telah memenuhi seluruh kebutuhan
belanja urasan wajib guna memenuhi standar pelayanan
umum yg ditetapkan dlm peraturan perundang-
undangan;
4. Pemberian hibah dlm bentuk uang atau barang atau jasa
dpt diberikan kepada pemda tertentu sepanjang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
5. Pemberian hibah bersifat bantuan yg tdk mengikat/tdk
secara terus menerus dan harus digunakan sesuai dgn
persyaratan yg ditetapkan dlm naskah perjanjian hibah
daerah.
2). PRINSIP PEMBERIAN BANSOS

1. Pemberian bansos kepada masy dpt berbentuk uang


dan/atau barang;
2. Pemberian bansos diberikan tdk terus menerus, tdk
wajib dan tdk harus diberikan setiap tahun anggaran,
selektif dn memiliki kejelasan peruntukannya;
3. Pemberiah bansos dlm bentuk uang dpt dianggarkan
apabila pemda telah memenuhi seluruh kebutuhan
belanja urusan wajib guna terpenuhinya standar
pelayanan minimum yg ditetapkan dlm peraturan
perundang-undangan.
Sifat Pemberian Hibah dan Bansos
Pasal 3

1). Sifat pemberiah hibah


1. Selektif dan spesifik;
2. Diutamakan untuk program/kegiatan yg umumnya sulit
untuk dilaksanakan secara efektif oleh SKPD Pemprov;
3. Untuk mendukung penyelenggaraan program Pemprov;
4. Tidak mengikat/tidak secara terus menerus diartikan
bahwa pemberian hibah tsb ada batas akhirnya
tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan
kebutuhan atas kegiatan tsb dlm menunjang
penyelenggaraan pemda dan harus digunakan sesuai dgn
persyaratan yg ditetapkan dlm naskah perjanjian hibah
daerah
2). Sifat pemberiah bansos
1. Stimulan;
2. Diutamakan untuk program/kegiatan yg umumnya sulit
dilaksanakan secara efektif oleh SKPD Pemprov;
3. Diberikan secara selektif, memiliki kejelasan
peruntukannya;
4. Tidak mengikat atau tidak terus menerus dalam arti
bahwa pemberian bantuan tsb tdk wajib dan tdk harus
diberikan setiap tahun anggaran;
5. Penganggaran memperhatikan kemampuan keuangan
daerah sehingga tdk mengganggu penyelenggaraan
urusan wajib dan pelayanan dasar kepada masy.
BAB IV
PENERIMA HIBAH DAN BANSOS
Pasal 3

1. Penerima hibah terdiri atas;


a. Pemerintah;
b. Perusahaan Daerah;
c. Pemerintah Daerah Lainnya;
d. Masy dan organisasi kemasyarakatan;
e. Organisasi fungsional.
2. Penerimaan Bansos antara lain terdiri atas;
a. Organisasi sosial, kemasyarakatan dan profesi;
b. Organisasi tempat ibadah;
c. Yayasan pendidikan dan sosial;
d. Kelompok/anggota masyarakat.
BAB V
PERSYARATAN HIBAH DAN BANSOS
Pasal 7

1. Penerima hibah dan bansos diutamakan yg telah dibentuk dan


berdiri sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan berkedudukan di
wilayah Kaltim, atau berkedudukan di luar wilayah Kaltim, atau
orgganisasi yg dibentuk badan hukum Indonesia yg berdudukan di
luar negeri, yg dinilai mendukung program prioritas pembangunan
Pemprov;
2. Penerima hibah dan bansos diutamakan pada organisasi yg lingkup
operasionalnya di tingkat Provinsi dan Kab/Kota yg dinilai
mendukung program prioritas Pembangunan Pemprov. Kaltim;
3. Pendirian organisasi didasarkan pada bukti-bukti pendirian
organisasi seperti akta notaris atau bukti-bukti lainnya yg sah;
4. Kegiatan-kegiatan yg sudah mendapatkan dukungan bantuan
Pemerintah Kab/Kota tidak dapat diajukan kembali untuk
mendapatkan hibah dan/atau bansos Pemprov. kecuali dlm item yg
berbeda;
5. Hibah dan bansos tidak dapat digunakan kepentingan pribadi,
keluarga atau modal usaha pribadi yg bersifat mencari keuntungan;
6. Hibah dan bansos tidak dapat digunakan untuk membiayai
pembelian lahan, gaji bulanan, dan peralatan yang tidak digunakan
langsung dalam kegiatan, kecuali yg diatur dlm ketentuan
perundang-undangan;
7. Organisasi-organisasi (kemasyarakat, keagamaan sosial) yg
memiliki orang yg sama yg duduk sebagai pelaksana dan atau
pengambil kebijakan dalam struktur organisasi hanya dapat
mengajukan satu proposal untuk tahun anggaran yg sama kecuali
organisasi fungsional.
BAB VI
LINGKUP KEGIATAN HIBAH DAN BANSOS
Pasal 8

1. Keagamaan pendidikan keagaamaan, pengembangan kemandirian


umat dan peningkatan kerukunan antar umat beragama;
2. Kepemudaan termasuk kesehatan remaja, pencegahan dan
penanggulangan penggunaan narkoba dan HIV/Aids;
3. Pemberdayaan perempuan, kesehatan ibu dan anak dan upaya-
upaya mendukung keadilan gender;
4. Pendidikan formal, nonformal, informal dan pendidikan berbasis
masyarakat;
5. Upaya untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada rakyat
miskin;
6. Upaya-upaya pengembangan kebudayaan dan kesenian daerah;
7. Penguatan harmonisasi antar kelompok-kelompok sosial masy;
8. Upaya-upaya memperbaiki dan atau mempertahankan kualitas
lingkungan hidup dan sumberdaya alam;
9. Penguatan kelembagaan-kelembagaan masyarakat agar dapat
berfungsi untuk memberikan pelayanan bagi warga masy;
10. Pemberdayaan ekonomi lokal baik melalui penguatan koperasi,
usaha mikro, kecil dan menengah maupun usaha lainnya terutama
usaha ekonomi kelompok perempuan;
11. Pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran politik;
12. Pembelaan hak-hak masyarakat terpinggirkan;
13. Upaya-upaya untuk mendukung program pemerintah dan
pembangunan baik di tingkat provinsi maupun kab/kota;
14. Bantuan kemanuasiaan untuk menanggulangi kerentanan kehidupan
kaum miskin dan korban bencana;
15. Anggota masyarakat yg berjasa/berprestasi bagi Kaltim;
16. Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi instansi vertikal di daerah
Kaltim;
17. Peningkatan pelayanan publik.
BAB VII
HIBAH KEPADA INSTANSI VERTIKAL
Pasal 9

Hibah kepada instansi vertikal dibatasi dengan memperhatikan ketentuan


pengelolaan keuangan daerah, dan bagi instansi penerima dana hibah
pelaksanaan dan pertanggungjawabannya mempedomani ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
PEMBUATAN, PENGAJUAN DAN SELEKSI PROPOSAL

Pembuatan Proposal
Pasal 10

1. Proposal terdiri dari atas proposal kegiatan dan rencana kegiatan;


2. Proposal sebagaimana dimaksuk ayat (1) dilengkapi dengan :
a. Profil organisasi;
b. Anggaran Dasar Organisasi yg sudah tercatat pada notaris;
c. Anggaran Rumah Tangga Organisasi khususnya mengenai aturan
pengelolaan keuangan internal;
d. Rekomendasi dari Kanwil dan/atau Kantor Kementrian Agama,
Kepala Kelurahan/Desa khsusnya untuk organisasi pengurus tempat
ibadah dan satuan pendidikan keagamaan, seperti pondok pesantren,
semenari, sekolah teologi, dan yg sejenisnya;
e. Rekomendasi instansi teknis lainnya yg berkenaan dengan proposal
yg diajukan.
3. Rencana anggaran sebagaimana dimaksud ayat (1) merincikan
komponen biaya yang dibutuhkan.
Pengajuan Proposal
Pasal 11
1. Proposal yang permohonannya dalam bentuk bantuan keuangan
ditujukan kepada Gubernur Cq. Kepala Biro Sosial melalui surat
pengantar yang ditandatangi oleh pimpinan orgnasasi;
2. Proposal yang permohonannya dalam bentuk barang ditujukan
kepada Gubernur Cq. Kepala SKPD yang terkait, untuk diusulkan
menjadi bagian program dan kegiatan SKPD sesuai ketentuan yg
berlaku.
Seleksi Proposal Hibah dan Bansos
Pasal 12
1. Seleksi proposal dilakukan oleh Tim seleksi dgn cara melakukan penelitian
administratif dan substantif atas proposal yg masuk dan dapat melalukan
pemeriksaan lapangan atas calon penerima hibah;
2. Penilaian administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
penilaian yg didasarkan dgn meneliti kelengkapan adminstrasi proposal yg
diajukan dan mengisi format penilaian standar yg telah ditetapkan;
3. Penilaian subtansif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penilaian yg
didasarkan dgn meneliti isi proposal yg diajukan telah sesuai dgn prinsip,
sifat, dan persyaratan yg telah ditetapkan dlm peraturan ini dan peraturan
perundang-undangan yg berlaku;
4. Tim seleksi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur
BAB IX
PENCAIRAN HIBANG DAN BANSOS

Pasal 16

1. Calon penerima yg lolos dalam proses seleksi/validasi atau yg telah


tertuang dalam DPA ditetapkan dengan keputusan Gubernur;
2. Calon penerima yg telah ditetapkan dgn keputusan gubernur
sebagaimana dimaksud ayat (1) mengajukan permohonan pencairan
hibah dan bansos dilampiri dengan proposal dan rencana
penggunaan dana, naskah perjanjian atau surat pernyataan serta
kelengkapan persyaratan pencairan lainnya berdasarkan ketentuan
yg berlaku;
3. Hibah dan bansos yg telah disetujui, ditransfer langsung dari
rekening kas daerah kepada rekening penerima yg bersangkutan.
BAB X
PENATAUSAHAAN DAN LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 17
1. Penerima hibah dan bansos wajib menatausahakan penggunaan
uangnya;
2. Penerima hibah dan bansos bertanggungjawab penuh secara
administrasi dan keuangan atas pelaksanaan kegiatan dan
akuntabilitas keuangan atas dana yg diterimanya sesuai dgn
ketentuan dan peraturan yg berlaku.

Pasal 18
1. Penerima hibah dan bansos wajib membuat laporang
pertanggungjawaban;
2. Laporan pertanggungjawaban hibah dan bansos sebagaimana ayat
(1) menimal memuat realisasi penerimaan dan realisasi pengeluaran;
3. Laprang pertanggungjawaban hibah dan bansos sebagaimana ayat
(1) disampaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
pelaksanaan kegiatan;
4. Penerima bantuan mengirimkan laporan pertanggungjawaban
kepada Gubernur cq. Kepala Binsos dgn tembusan kepada
Inspektorat Provinsi dan Biro Keuangan
BAB XI
AUDIT KEUANGAN, MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 19
1. Pemerintah Provinsi berhak melakukan audit dan evaluasi kepada
penerima hibah dan bansos;
2. Audit dapat dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Kaltim, lembaga
auditor internal pemerintah lainnya maupun oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi;
3. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Tim Monitoring dan
Evaluasi Hibah dan Bansos;
4. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan
keputusan Gubernur.
BAB XII
SANKSI

Pasal 20
1. Penerima hibah dan bansos yang tidak menyampaikan laporan
pertanggungjawaban lebih dari tiga bulan setelah batas waktu yang
ditentukan sebagaimana dimaksud dalam naskah perjanjian maka
penerima bantuan tidak mendapat bantuan lagi dari pemerintah
provinsi;
2. Bagi penerima hibah dan bansos yang belum menyampaikan laporan
pertanggungjawaban atas bantuan yang diberikan tahun-tahun
sebelumnya, tidak akan direalisasikannya.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 21
1. Dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan
Gubernur Kaltim nomor 14 tahun 2008 tentang Tata Cara dan
Pertanggungjawaban Bantuan Sosial dan Hibah Pemerintah Provinsi
Kaltim termasuk pengaturan lainnya yang tidak sesuai dengan
Peraturan Gubernur ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi;
2. Hal-hal lain yang bersifat teknis dan belum diatur dalam Peraturan
Gubernur ini akan diatur dalam Keputusan Gubernur.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22
Peraturan Gubernur ini dimulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2010.
Agar setiap orang dapt mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Kalimantan Timur

Ditetapkan di Samarinda
Pada tanggal 17 Mei 2010

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR


Ttd
H. Awang Faroek Ishak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai