Anda di halaman 1dari 3

1. Yang menjadi masalah kependudukan di DKI Jakarta adalah peningkatan jumlah penduduk.

Hal ini berdampak pada tingkat kepadatan kota Jakarta. Masalah yang timbul antara lain:
 Banyak masalah sosial yang timbul
 Ancaman di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat dimasa mendatang
 Tantangan kriminalitas yang disebabkan oleh kelompok massa destruktif yang tumbuh
dan berkembang sebagai akibat ketidakseimbangan berbagai faktor lingkungan alamiah
yang akhirnya dapat menimbulkan rasa frustasi sehingga menumbuhkan kebringasan
2. Faktor pendorong urbanisasi:
 Makin berkurangnya sumber daya alam (SDA) di daerah asal, seperti hasil pertanian,
hasil hutan, dan bahan galian
 Sulit mendapatkan lapangan pekerjaan yang cocok
 Lahan pertanian yang semakin sempit karena terdesak oleh pembangunan perumahan
dan pembangunan lainnya
 Budaya, adat, dan tradisi di daerah asal dianggap tidak cocok lagi dengan kemajuan di
zaman sekarang
 Di daerah asal terjadi bencana alam atau tidak tersedia fasilitas pendidikan yang
memadai sesuai dengan tuntutan masa kini
Faktor penarik urbanisasi:
 Tersedianya kesempatan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dan penghasilan yang
lebih baik serta fasilitas pendidikan yang lebih tinggi dan fasilitas hiburan dan rekreasi
yang lebih baik
 Keadaan lingkungan budaya dan adat-istiadat di daerah baru dianggap lebih cocok
3. Berkembangnya penduduk di Jakarta berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan penduduk
Jakarta, karena, pesatnya pertumbuhan penduduk di Jakarta dapat menciptakan berbagi
masalah akibat tidak tersedianya lapangan kerja serta ketidaksiapan infrastruktur,
perumahan, dan layanan publik, seperti masalah kemiskinan dan kurangnya akses terhadap
air bersih serta masalah kesehatan dan lingkungan.
4. Yang dimaksud dengan proyek padat karya adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menampung sebanyak mungkin tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur dengan
menggunakan modal yang relatif kecil. Contoh konkretnya adalah proyek pembuatan
jembatan, jalan, dll.
5. Penduduk dari seluruh Indonesia banyak yang merantau ke Jakarta, sebab mereka datang
dengan tujuan mencari nafkah atau pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
pendorong dan faktor penarik.
6. Cara seseorang dapat memperoleh:
a. Kartu Tanda Penduduk (KTP):
1) Membawa:
 Surat Keterangan Pindah dari tempat asalnya, sekurang-kurangnya diketahui
camat setempat.
 Surat Keterangan Kelakuan Baik dari kepolisian mapupun pemerintah daerah
asal.

Juan Karnadi
IX – 2 / 18
 Surat Jaminan Bertempat Tinggal dari kepala keluarga yang ditempati dengan
kesaksian lurah bahwa keterangan tersebut benar dibuat oleh warga yang
bertempat tinggal di lingkungan kelurahannya.
 Surat Keterangan Jaminan Pekerjaan dari perusahaan, PT, NV, dsb dimana yang
bersangkutan dipekerjakan dengan kesaksian lurah yang bersangkutan,
sedangkan mahasiswa perlu melampirkan surat keterangan dari perguruan
tinggi yang menerangkan bahwa yang bersangkutan terdaftar sebagai
mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
2) Menyerahkan uang jaminan sebesar 2 kali lipat harga karcis ekonomi / kapal api
ekonomi dari daerah asal. Penyerahan uang jaminan tidak berlaku bagi yang datang
mengikuti suami / istri / anak / cucu / orang tua dan bagi pegawai negeri sipil
(PNS) / anggota TNI beserta keluarganya yang dipindahkan ke DKI karena tugas
pekerjaannya.
3) Khusus bagi pendatang baru WNI keturunan asing dari luar negeri, selain syarat-
syarat diatas, juga wajib melampirkan paspor dan dokumen lainnya yang dimiliki.
4) Pendatang baru WNI keturunan asing dari daerah lain terlebih dahulu harus
memperoleh Surat Izin Menetap dari Gubernur DKI Jakarta melalui tim peneliti data
kependudukan.
5) Pendatang baru WNA dan WNA dari daerah lain sebelum melaporkan diri di kantor
kelurahan terlebih dahulu harus mendaftarkan diri di Dinas Kependudukan dengan
memperlihatkan dokumen imigrasi, Surat Keterangan Izin Tenaga Kerja dari
Depnaker, Surat Tanda Lapor Diri (STLD) dari kepolisian daerah asal, Surat Fiskal
Pajak Bangsa, maupun surat kependudukan yang lain.
b. Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM):
1) Ketentuan:
KIPEM adalah kartu tanda pengenal bagi penduduk musiman yang bertempat
tinggal di DKI Jakarta lebih dari 180 hari dan diberikan kepada WNI yang datang dari
luar wilayah DKI Jakarta dan telah berusia 17 tahun atau sebelumnya pernah
menikah.
2) Persyaratan:
 Melampirkan KTP atau surat jalan dari daerah asalnya, surat pengantar dari
kantor lurah setempat yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kependudukan
wilayah kota, dan dua buah pasfoto 2 x 2,5 cm.
 Menyelesaikan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Persyaratan lainnya yang dianggap perlu.
c. Surat Keterangan Penduduk Sementara:
1) Penduduk sementara yang ingin memperoleh Surat Keterangan Penduduk
Sementara dan Surat Keterangan Tempat Tinggal terlebih dahulu harus ke Kantor
Dirjen Imigrasi untuk mendapatkan Kartu Izin Masuk Sementara (KIMS), Kartu Ijin
Masuk (KIM), dan Surat Keterangan Izin Tenaga Kerja dari Depnaker.
2) Surat Keterangan Penduduk Sementara dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dapat
diperpanjang sesuai dengan perpanjangan masa berlakunya KIMS / KIM yang
dimiliki.
3) Waktu pelaporan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 hari sejak penduduk
sementara tinggal di wilayah kelurahan setempat.

Juan Karnadi
IX – 2 / 18
d. Surat Keterangan Pelaporan Tamu:
1) Tamu wajib melapor ke kantor lurah setempat dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 14 hari dengan menunjukkan Surat Jalan dan KTP serta Surat Keterangan
Kelakuan Baik dari daerah asalnya.
2) Khusus untuk tamu WNA, sebelum melapor di kantor lurah terlebih dahulu harus
melapor ke Dinas Kependudukan dengan menunjukkan:
 Surat keterangan tamu dari kepolisian atau visa kunjungan dari Kantor Imigrasi
bagi tamu yang datang dari luar negeri
 Surat fiskal pajak bangsa asing bagi tamu yang akan tinggal lebih dari tiga bulan
7. Soal a. dan b. dapat dijawab dengan bertanya kepada orang tua, sedangkan soal c. dijawab
menurut pendapat anda masing-masing.
a. Waktu yang diperlukan untuk membuat KTP adalah sekitar 3-7 hari.
b. Biaya yang dikeluarkan saat membuat KTP dan KK = tidak ada.
c. Berdasarkan hasil pemantauan saya, sistem administrasi kependudukan selama ini sudah
cukup baik, namun masih ada saja pungutan liar (pungli) di sejumlah kelurahan dan
catatan sipil.
8. Yang harus dilakukan jika melihat terjadinya penyuapan saat tengah mengurus administrasi
adalah melaporkan hal itu ke pihak berwajib agar kasusnya bisa segera ditangani atau
mengingatkan kepada pelakunya agar tidak melakukan hal itu.

Juan Karnadi
IX – 2 / 18

Anda mungkin juga menyukai