PENDAHULUAN
Phoenix Properti merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang jasa sebagai perantara
dari pihak penjual ke pihak pembeli. Mulai dari menjual rumah, membeli rumah, dan menyewa
rumah. Usaha ini didirikan sejak Mei tahun 2009 dan sekarang telah mempunyai klien sekitar
160 klien karena perusahaan ini menerima sekitar 20 klien per bulannya. Besarnya minat
masyarakat terhadap organisasi tidak lepas dari kemampuan pihak manajemen yang berusaha
membangun brand image yang baik di masyarakat serta kemampuan untuk meningkatkan kinerja
yang tinggi terhadap para marketing terutama dalam hal berbicara dengan klien.
Berdasarkan informasi jumlah klien yang terdaftar di Phoenix Properti, menggambarkan
bahwa pangsa pasar Phoenix Properti cukup besar. Jumlah ini tentu saja jauh lebih lumayan
dibanding dengan organisasi sejenis yang baru berdiri hampir 1 tahun. Akan tetapi permasalahan
utama dari organisasi ini tidak terletak pada pangsa pasar yang dapat diraihnya, melainkan lebih
pada ketiadaannya SOP (Standard Operational Procedure) secara tertulis dan terinci yang
seharusnya menjadi landasan bagi setiap organisasi. Sampai saat ini, Institut Pembangunan
masih menjalankan aktivitas operasionalnya menurut kebiasaan semata yang hanya berlandaskan
pada job description yang dibuat secara sederhana. Tidak adanya SOP inilah yang menyebabkan
tidak adanya pemisahan tugas yang jelas untuk masing-masing pegawai, sehingga banyak
pegawai yang dapat melakukan perangkapan tugas. Selain itu penggunaan database dalam
organisasi ini masih belum bisa memberikan fasilitas yang maksimal bagi penggunanya.
Penyebabnya karena database yang digunakan masih terlalu minim.
Penyusunan SOP yang terinci, lengkap serta tertulis dapat diterapkan pada organisasi ini.
Memang saat ini tidak ada masalah dengan operasional Institut Pembangunan meskipun hanya
dijalankan berdasarkan kebiasaan yang ada. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika operasional
suatu organisasi yang sehat dijalankan berdasarkan atas prosedur yang sistematis dan tertulis.
Pembuatan desain database juga dapat diterapkan oleh lembaga ini, agar manfaat dari
penggunaan database lebih maksimal, dan efisien.
BAB II
LATAR BELAKANG ORGANISASI
Marketing
• Mencari pangsa pasar yang dapat dituju.
• Me-lobby klien, menemani klien ke notaris sampai penyerahan kunci-kunci rumah.
• Pihak yang meng-otorisasi surat ikatan.
Administrasi
• Menyiapkan surat ikatan, surat-surat yang berkaitan dengan pajak.
• Bertindak sebagai pihak ketiga dalam penanda tanganan di notaris (tidak selalu).
• Memegang keuangan kantor.
Office Boy
• Membersihkan kantor.
• Sebagai pengantar surat-surat ke klien.
• Menempel spanduk sebagai tanda bahwa rumah tersebut dijual.
2.5 Produk
Produk yang dimiliki oleh Phoenix Properti adalah: Menjual, Membeli, dan Sewa
properti.
2.6 Konsumen
Konsumen Phoenix Properti adalah dari berbagai kalangan mulai dari orang dewasa
sampai orang tua yang sudah lanjut usia.
2.7 Pasar
Melalui beberapa pengalaman tahun kemarin maka dapat disimpulkan rata-rata pangsa
pasar dari Phoenix Properti adalah kalangan menengah keatas seperti: pasangan muda yang
baru saja menikah dengan tujuan mencari tempat tinggal, orang tua yang sudah lanjut usia
dengan tujuan untuk tempat peristirahatan, dan pengusaha-pengusaha kaya lainnya. Akan
tetapi, tidak menutup kemungkinan ada konsumen dari kalangan lain yang tertarik.
PROBLEM STATEMENT
Perancangan Database
Penjualan dan SOP pada MANAJER Ristra
PROYEK :
Phoenix Properti di PROYEK : Ika Intan
Surabaya.
Ristra
Ika Intan
Disusun Oleh : Ristra Ika Intan CS Group Diperbarui Oleh :
CS
Group
Diperbarui 9 Maret
Disusun Tanggal : 4 Maret 2010
Tanggal : 2010
Masalah/
Ranking Opini
Opportunity
SOP ini dapat menjadi standar
Penyusunan SOP 2 acuan bagi setiap kegiatan
operasional.
Agar dapat menghasilkan
desain yang lebih sederhana,
Pembuatan desain database 1 memuat data yang diperlukan
saja sehingga penggunaannya
optimal.
Agar dapat menjangkau klien
Melakukan jual, beli, sewa properti
3 dari berbagai kota serta dapat
secara online
meningkatkan daya saing.
Agar fasilitas yang tersedia
dapat menunjang kegiatan di
Perluasan kantor dan menambah
4 Phoenix Properti sehingga
ruangan
karyawan dapat loyal dalam
berkerja.
Struktur organisasi ini dikepalai oleh owner yaitu Phoenix Properti di Surabaya. Tim
pengembangan proyek diketuai oleh manajer proyek yang bertanggung jawab penuh atas segala
hasil dari pengerjaan proyek. Manajer proyek juga menjadi penanggungjawab dalam
perancangan database dan SOP. Dimana manajer proyek dibantu dengan seorang asisten
bertanggung jawab untuk merancang SOP dari sistem ini. Sedangkan dua asisten lainnya
bertanggungjawab untuk perancangan database penjualan sederhana yang nantinya secara
konseptual dapat diterapkan oleh perusahaan ini.
BAB IV
ANALISIS SISTEM & PERANCANGAN SISTEM
Berdasarkan analisis kami di perusahaan dan landasan teori yang kami jadikan acuan
maka dapat kami simpulkan bahwa terdapat 2 kekurangan pada sistem adminstrasi dan penjualan
yang dijalankan di Phoenix Properti adalah tidak adanya pembagian tugas yang jelas pada setiap
bagian yang disebabkan karena tidak adanya Standard Operational Procedure baku yang dapat
dijadikan acuan. Menjawab kekurangan ini maka kami akan menyusunkan SOP yang akan
diuraikan secara mendetail mengenai:
a. Tujuan disusunnya SOP.
b. Definisi dari SOP yang disusun.
c. Ruang lingkup dari SOP yang disusun.
d. Catatan yang berisi, persyaratan yang dibutuhkan, pihak-pihak yang terlibat, serta tata
cara dan prosedur pelaksanaan.
e. Lampiran berupa dokumen flowchart, contoh formulir yang dibutuhkan, serta instruksi
kerja.
Kedua adalah interface database yang digunakan kurang memenuhi kriteria user friendly
sehingga kegunaan database yang digunakan menjadi kurang optimal. Oleh sebab itu kami
mencoba untuk memecahkan masalah ini dengan mendesainkan database yang lebih mudah
dipahami dengan menggunakan program microsoft access 2007.
Dalam proyek kami ajukan, kami menyarankan agar merancang database penjualan
terlebih dahulu. Mengingat penerapan database dalam perusahaan ini kurang dimanfaatkan.
Karena penerapan SOP akan menjadi lebih mudah dan optimal apabila sudah di desain database-
nya. Percuma saja apabila perusahaan ini memiliki SOP yang tersusun rapi dan jelas tetapi tidak
diimbangi oleh database yang mendukung.
Setelah tahapan analisis sistem dilakukan, maka kelompok kami membagi-bagi ke dalam
2 bagian, yaitu:
1. Desain sistem secara umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara
umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum merupakan
persiapan secara terinci. Desain terinci dimaksudkan untuk memprogram komputer dan
ahli teknik lainnya akan mengimplementasikan sistem. Tahap desain sistem secara umum
dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh
manajemen.