Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI KIMIA

KELOMPOK 3

1. Sehono
2. Yusuf Tanto W
3. Malik Pamungkas
4. Winda Nurtyas
5. Tiwik Hanif Z
6. Wanda Ndarista P
7. Yayik Elise
8. Ruli Latifa N
TERMOKIMIA : Cabang dari ilmu
kimia yang mempelajari tentang
kalor. Fokus bahasan pada
termokimia adalah tentang jumlah
kalor yang dapat dihasilkan oleh
sejumlah pereaksi tertentu, serta
cara pengukuran kalor reaksi
tersebut.
TERMOKIMIA

1. Asas Kekekalan Energi


2. Sistem Dan Lingkungan
3. Reaksi Endoterm Dan Eksoterm
4. ∆H Reaksi Dapat Dihitung Dengan
Menggunakan Hukum Hess
1. Asas Kekekalan Energi

• Asas kekekalan energi menyatakan bahwa


energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
• Asas kekekalan energi juga disebut hukum
pertama termodinamika.
• Jenis energi yang ada di alam antara lain: Energi
kinetik, Energi potensial, Energi kimia, dll.
2. SISTEM DAN LINGKUNGAN
 Sistem : Bagian dari alam
semesta yang menjadi
pusat perhatian.
 Lingkungan : Bagian dari alam
semesta yang
berinteraksi dengan
sistem.
 Sistem dibagi menjadi 3 :
– Sistem terbuka : jika antara sistem dan
lingkungan dapat mengalami
pertukaran materi dan energi.
– Sistem tertutup : jika antara sistem dan
lingkungan tidak dapat terjadi
pertukaran materi, tetapi
dapat terjadi pertukaran energi.
– Sistem terisolasi : tidak terjadi pertukaran
materi maupun energi dengan
lingkungannya.
3. Reaksi Endoterm Dan Eksoterm
1. Reaksi Endoterm
→ Reaksi yang menyerap kalor
kalor

kalor kalor

SISTEM

kalor
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap
energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih
besar daripada entalpi pereaksi (HR).
Akibatnya, perubahan entalpi (∆H), yaitu
selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi (HP-HR) bertanda positif.

Reaksi Endoterm : ∆H = HP – HR < 0


2. Reaksi Eksoterm
→ Reaksi yang membebaskan kalor.
kalor

kalor kalor
SISTEM

kalor
Pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan
energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang,
artinya entalpi produk (HP) lebih kecil daripada
entalpi pereaksi (HR). Oleh karena itu,
perubahan entalpinya bertanda negatif.

Reaksi Eksoterm : ∆H = HP – HR > 0


∆H Reaksi Dapat Dihitung Dengan
Menggunakan Hukum Hess
 Hukum Hess : Kalor reaksi tidak bergantung pada
lintasan, tetapi hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan akhir.
 Contoh soal : Menentukan Kalor Reaksi
Berdasarkan Hukum Hess.
D1 (1) S(s) + O2(g) → SO2(g) ∆H= -296,8 KJ
(2) 2SO2(g) +O2(g) → 2SO3(g) ∆H= -197,8 KJ

D2 (3) S(s) + 1,5 O2(g) → SO3(g) ∆H……?


D3 S(s) + O2(g) → SO2(g) ∆H = -296,8 KJ

SO2(g) + 0,5 O2(g) → SO3g ∆H = -98,9 KJ


+
S(s) + 1.5 O2(g) → SO3(g) ∆H = -395,7 KJ

(∆H reaksi (3) dapat di peroleh dengan menyusun dan


menjumlahkan reaksi (1) dan (2). Reaksi (1) ditulis
tetap sehingga belerang (S) berada diruas kiri. Dalam
hal ini, oksigen tidak dapat digunakan sebagai acuan
karena oksigen juga ada dalam reaksi (2). Reaksi (2)
juga ditulis tetap, sehingga SO3 berada diruas kanan).
DEMIKIAN PRESENTASI KELOMPOK
3

MATUR
THANK TOU

Anda mungkin juga menyukai