Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT UDANG

SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN


MEMBRAN ULTRAFILTRASI

Oleh: Nita Kusumawati


FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Abstract
This research was aimed to study the made of chitosan membrane.
The chitosan membrane was made from industrial waste of prawn packing
factory. The prawn husk was extracted to become chitin before it was then
transformed to chitosan. In order to make a membrane, the chitosan was
mixed with an acetic acid solution using magnetic stirrer. The mixed of
chitosan and an acetic acid solution was doing for 24 hour to make sure the
solution are homogenic. After that, chitosan solution was stored to glass
plate 10x10 cm. The glass plate that have been with chitosan solution then
dried for 48 hours. A Chitosan Membrane that have made was keeped with
the plate until it used.

Keywords: chitosan membrane, industrial waste

A. PENDAHULUAN an udang dan kepiting sebagai sum-


1. Analisis Situasi ber chitosan boleh jadi disebabkan
Indonesia merupakan Negara karena belum dikenalnya industri
yang terkenal dengan hasil lautnya chitosan secara umum atau karena
yang melimpah. Namun sayang, di tidak ada publikasi yang memuat
Indonesia masakan laut dan peng- proses yang dikerjakan secara seder-
olahan hasil laut dari Cructaceae hana di Indonesia.
belum dapat optimal. Pada umum- Chitosan (2-amino-2-deoksi-
nya sebagian besar pengolahan hasil D-glukopiranosa) adalah senyawa tu-
laut dari Cructaceae hanya diguna- runan dari chitin (N-asetil-2-amino-
kan sebagai bahan campuran pem- 2-deoksi-D-glukopiranosa) yang ter-
buatan krupuk, terasi atau makanan deasetilasi pada gugus nitrogennya
ternak, di mana harga jual ketiga (Anonim, 1998). Chitin dan chitosan
produk olahan tersebut tidak se- merupakan polimer linier. Deaseti-
tinggi harga chitosan. Salah satu lasi yang terjadi pada chitin hampir
iklan di internet menyebutkan harga tidak pernah selesai sehingga dalam
50 gram chitosan ± $ 23 US. Belum chitosan masih ada gugus asetil
dimanfaatkannya limbah pengolah- yang terikat pada beberapa gugus N.
113
114

Seperti selulosa dan chitin, bakteriostatik, immunologi, anti tu-


chitosan merupakan polimer alami- mor, cicatrizant, homeostatic dan
ah yang sangat melimpah keberada- anti koagulan, obat salep untuk luka,
annya di alam. Namun hal tersebut ilmu pengobatan mata, ortopedi dan
menunjukkan keterbatasannya da- penyembuhan jahitan akibat pem-
lam hal reaktivitas. Oleh karena itu, bedahan.
chitosan dapat digunakan sebagai Membran ultrafiltrasi yang
sumber material alami, sebab chito- sering digunakan dalam proses
san sebagai polimer alami mempu- pengolahan air adalah membran ter-
nyai karakteristik yang baik, seperti buat dari selulosa asetat, polisulfon
dapat terbiodegradasi, tak beracun, dan poliakrilonitril, yang harganya
dapat mengadsorpsi, dan lain-lain. cukup mahal. Oleh karena itu diper-
Chitosan memiliki beberapa lukan suatu bahan baku alternatif
manfaat bagi manusia, sehingga me- yang relatif mudah dan murah de-
rupakan bahan perdagangan yang ngan memanfaatkan limbah lain se-
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. bagai membran.
Manfaat chitosan antara lain adalah : Dalam penelitian ini, mem-
(1) dalam bidang pertanian, chitosan bran dibuat dari chitosan yang di-
menawarkan alternatif alami dalam larutkan dalam asam asetat dengan
penggunaan bahan kimia yang ter- beberapa variasi komposisi tertentu
kadang berbahaya bagi lingkungan dari chitosan dan pelarutnya.
dan manusia. Chitosan membuat
mekanisme pertahanan pada tum- B. METODE PENELITIAN
buhan (seperti vaksin bagi manusia), Penelitian ini dilakukan un-
menstimulasi pertumbuhan dan me- tuk mencari alternatif baru dalam
rangsang enzim tertentu (sintesa proses pengolahan air bersih dengan
fitoaleksin, chitinase, pectinnase, memanfaatkan limbah industri pe-
glucanase dan lignin). Pengontrol ngepakan udang sebagai membran-
organik baru ini menawarkan pen- nya.
dekatan sebagai alat biokontrol; (2)
dalam bidang pengolahan air, chi- 1. Persiapan Sampel
tosan dapat dimanfaatkan sebagai Dalam penelitian ini meman-
bahan baku pembuatan membran faatkan chitosan dari penelitian Wi-
ultrafiltrasi; (3) dalam bidang ma- darta (2004) dengan derajat deaseti-
kanan, chitosan sudah banyak di- lasi 79,32%. Nilai derajat deasetilasi
gunakan dalam komposisi makanan sudah memenuhi standard, yaitu >
di Jepang, Eropa dan Amerika 70% sehingga chitosan bisa diguna-
Serikat, sebagai perangkap lemak kan.
yang merupakan terobosan dalam
bidang diet; dan (5) dalam bidang
kesehatan, chitosan digunakan untuk

Inotek, Volume 13, Nomor 2, Agustus 2009


115

2. Persiapan Alat bran dengan melarutkannya dalam


Peralatan laboratorium yang Asam Asetat sebagai pelarut. Sebe-
menunjang penelitian ini adalah per- lumnya harus dipastikan bahwa ce-
alatan kaca laboratorium, neraca takan yang akan digunakan harus
analitik untuk menimbang bahan, dibersihkan dahulu dengan meng-
magnetic stirrer untuk melarutkan gunakan aseton. Setelah terbentuk
chitosan, dan cetakan membran dari suatu lapisan film basah cetakan di-
bahan acrylic berukuran 10 x 10 cm. oven sampai film menjadi kering
dimana diperlukan larutan NaOH
3. Prosedur Kerja 4% untuk merendam membran ke-
a. Pembuatan Membran Chitosan ring agar terlepas dari cetakannya.
Ada beberapa hal yang di- Selanjutnya, agar membran bersih
perlukan untuk membuat membran dari alkali diperlukan aquabidesti-
chitosan, antara lain adalah seperti lata untuk pembilas (Widarta, 2004).
berikut.
Tahap Pembuatan Kulit Udang b. Pengukuran Ketebalan Mem-
menjadi Serbuk Chitin dan Chitosan bran
Pengukuran ketebalan mem-
Tahap ini diawali dengan bran adalah indikator keseragaman
pencucian kulit udang windu dicuci dan kontrol kualitas membran.
sampai bersih dari kotoran yang me- Membran diukur sisi kanan, kiri,
nempel kemudian direbus dalam air tengah, atas dan bawah. Tebal mem-
mendidih (± 80°C) selama 15 menit. bran diukur beberapa kali, meng-
Setelah itu dikeringkan dibawah si- gunakan mikrometer sekrup ke-
nar matahari setelah itu diblender. mudian dihitung ketebalan rata-rata-
Untuk menjadi serbuk chitin akan nya.
mengalami proses isolasi chitin me-
liputi tiga tahap yaitu tahap depro-
teinasi didapat crude chitin, demi- C. HASIL PENELITIAN
neralisasi dan depigmentasi didapat- 1. Karakteristik Chitin dan Chi-
kan serbuk chitin. Setelah itu chitin tosan
melalui suatu proses dan mengalami Dalam penelitian ini, proses
transformasi menjadi chitosan (Wi- isolasi chitin terdiri dari dua tahap
darta, 2004).Serbuk chitosan inilah yaitu tahap deproteinasi dilanjutkan
yang merupakan bahan dasar pem- tahap demineralisasi dan pada akhir-
buat membran chitosan. nya akan mengalami tahap deaseti-
Tahap Transformasi Chitosan men- lasi dimana chitin mengalami trans-
jadi Membran formasi menjadi chitosan. Tahap de-
Setelah menjadi serbuk chi- proteinasi adalah tahap proses pe-
tosan dapat langsung dibuat mem- misahan protein yang terdapat pada
limbah kulit udang.

Pemanfaatan Limbah Kulit Udang sebagai Bahan Baku Pembuatan Membran Ultrafiltrasi
116

Setelah tahap deproteinasi deasetilasi, dimana derajat diaseti-


dilanjutkan dengan tahap deminera- lasi yang dihasilkan harus ada dalam
lisasi yang merupakan tahap peng- range nilai chitosan standart. Pada
hilangan mineral pada kulit udang penelitian ini chitosan yang diguna-
yang sebagian besar adalah CaCO3 kan berasal dari penelitian yang di-
dan Ca3(PO)4 pada chitin kasar se- lakukan oleh Widarta (2004) dengan
hingga dihasilkan chitin. Untuk men- karakteristik seperti yang terdapat
dapatkan chitosan dilakukan tahap pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Chitin dan Chitosan


Proses Deproteinasi Demineralisasi Deasetilasi
Warna Kuning keruh keme- Kuning keruh ora- Berubah warna dari
rahan menjadi kuning nye (lebih muda) kuning pucat menjadi
keruh oranye (lebih menjadi kuning pu- putih kekuningan
muda). cat (semi transpa- (semi transparan)
ran).
Zat yang Penambahan NaOH HCl 2 N (terbentuk NaOH 50 % (meru-
Ditamba 7% (NaOH tak ber- gelembung gas arti- sak zat warna).
hkan warna menjadi coklat nya ada CO2 yang
dan terbentuk endap- terbentuk)
an)
Pengura- 42,65% (Tanda pro- 62,18% (menunjuk- 7,078% (mengalami
ngan ses penghilangan pro- kan larutnya mine- deasetilasi)
Massa tein dari kulit udang) ral pada crude
chitin)
Hasil Crude Chitin Chitin Chitosan
akhir
Derajat - 37,25 % 79,32 %
Deasetilasi
Sumber : (Widarta, 2004)

tribusi ukuran pori. Semakin besar


Pada Tabel 4.1 yang paling derajat deasetilasi dari chitosan akan
perlu untuk diperhatikan dalam kon- memberikan distribusi ukuran pori
trol kualitas chitosan adalah nilai de- yang semakin baik, yang akan me-
rajat deasetilasi dari chitosan se- ningkatkan kualitas membran.
besar 79,32% yang artinya telah
memenuhi standard seperti pada
Tabel 2.4 yaitu harus lebih besar
dari 70%. Kontrol terhadap derajat
deasetilasi ini penting karena nanti-
nya akan berpengaruh terhadap dis-
Inotek, Volume 13, Nomor 2, Agustus 2009
117

2. Pembuatan Membran Proses pencetakan membran


Penelitian ini dimulai dengan diawali dengan pembersihan sisi-sisi
kegiatan membuat larutan chitosan cetakan menggunakan aseton. Larut-
terlebih dahulu. Bubuk chitosan di- an selanjutnya dicetak diatas pelat
timbang dengan menggunakan ne- kaca dengan berat yang sama yaitu
raca analitik sesuai dengan berat sebanyak 20 gram. Kemudian cetak-
yang diinginkan untuk selanjutnya an yang telah terisi larutan chitosan
ditambah dengan larutan asam asetat diangin-anginkan selama 24 jam
0,75%. (sampai setengah kering), selanjut-
Setelah dilakukan penimbang- nya cetakan dimasukkan ke dalam
an dilanjutkan dengan pengadukan oven pada suhu 60˚C selama ± 5
awal yaitu dengan spatula kaca agar jam. Untuk memastikan membran
bubuk chitosan benar-benar teren- kering sempurna cetakan didiamkan
dam dalam larutan asam asetat, ke- selama 24 jam di udara terbuka, ka-
mudian dilakukan pengadukan meng- rena apabila langsung direndam
gunakan magnetic stirrer untuk membran akan rusak dengan men-
memastikan serbuk chitosan larut jadi menggelembung dan berkerut.
sempurna sehingga didapatkan larut- Membran disimpan bersama dengan
an yang homogen. Pengadukan di- cetakannya, baru akan dilepas apa-
lakukan selama 24 jam untuk mem- bila akan diaplikasikan (digunakan).
percepat proses pelarutan. Sebelum Proses pengeringan membran di
dicetak di atas pelat kaca, larutan udara terbuka dapat dilihat pada
harus didiamkan selama 24 jam un- Gambar 2.
tuk menghilangkan gelembung-ge-
lembung udara yang ada di dalam-
nya. Proses pengadukan mengguna-
kan magnetic stirrer dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 2. Proses Pengeringan di Udara


Terbuka

Melepas membran harus di-


lakukan secara hati-hati karena la-
pisannya sangat tipis sehingga mu-
dah robek atau bocor. Pada mulanya
Gambar 1. Pengadukan Menggunakan membran direndam dengan larutan
Magnetic Stirrer NaOH 4% selama ± 2 menit, selan-

Pemanfaatan Limbah Kulit Udang sebagai Bahan Baku Pembuatan Membran Ultrafiltrasi
118

jutnya direndam dengan mengguna- pelarut berupa lembaran tipis tak


kan aquabidestilata ± 5 menit. La- berwarna (transparan), kaku pada
rutan NaOH dalam hal ini berfungsi keadaan kering, dan elastis pada ke-
sebagai larutan nonpelarut yang da- adaan basah.
pat berdifusi ke bagian bawah mem-
bran yang berhimpitan dengan kaca
sehingga membran tersebut akan
terdorong ke atas dan terkelupas.
Baru kemudian membran dilepas
dengan cara memotong tepi-tepi ce-
takan dengan menggunakan cutter,
pelepasan sisi-sisi membran harus
dilakukan bersamaan agar membran
tidak robek seperti pada Gambar 3.
Membran dapat dilepas karena ter-
jadi difusi pelarut kedalam air yang (a)
merupakan non pelarut, sedangkan
air segera berdifusi ke dalam mem-
bran sehingga terjadi koagulasi.
Supaya pelarut aseton yang ber-
difusi dengan air dapat terbuang dan
untuk menghilangkan sisa-sisa pe-
larut yang masih ada dalam mem-
bran maka dilakukan perendaman
dengan aquabidestilata Selanjutnya,
membran dipotong sesuai ukuran
yang diinginkan.
Kedua permukaan membran
yang terbentuk memiliki perbedaan. (b)
Bagian atas mengkilat dan halus
sedangkan permukaan bagian bawah Gambar 3. Foto SEM
buram dan berpori (Gambar 3). Ini (a) Permukaan atas
disebabkan permukaan bagian ba- (b) Permukaan Bawah
wah kontak dengan kaca dan pula (Perbesaran 3000 x)
terjadinya polimer dikontrol dengan
cara mengubahnya dari keadaan la- Padatan terbentuk karena
rutan menjadi keadaan padat. Pada adanya pertukaran pelarut dan non
proses perubahan, larutan akan me- pelarut selama proses perendaman.
madat sehingga terbentuk matriks Karena pada membran ada bagian
padat. Membran chitosan yang di- atas yang kontak dengan udara dan
hasilkan setelah proses penguapan

Inotek, Volume 13, Nomor 2, Agustus 2009


119

bagian bawah menempel pada plat Ahmad, Januar B. dan Khitam, A.


kaca, maka kecepatan difusi pelarut 1998. Transformation of Chi-
dan non pelarut beda. Pada bagian tin to Chitosan and utilization
atas pelarut lebih cepat difusi de- of Chitosan as Cu,Pb and Hg
ngan non pelarut (air) sehingga Binder. Buku Acara Seminar
struktur pori yang terbentuk lebih Sehari MIPA-ITB.
halus, sedangkan bagian bawah pro-
ses difusinya lebih lambat, karena Irawan, B. 1999. Efisiensi Ekstraksi
air harus melalui pori yang sudah Chitosan dari Udang Windu.
terbentuk untuk menuju daerah Lembaga Penelitian Univer-
pengendapan dan secara otomatis sitas Airlangga.
bagian bawah memiliki struktur pori
yang lebih besar. Dari proses pem- Knorr, D. 1991. Recovery and Uti-
buatan diharapkan struktur pori lization of Chitin and Chitosan
yang terbentuk dengan teknik infersi and Food Processing Waste
fasa didapatkan pori bagian atas atau Management. Food Techno-
permukaan berukuran kecil dan logy. Januari, 1991 : 114-120.
makin ke bawah ukuran porinya
makin besar. Mulder, M. 1991. Basic Principles
of Membran Technology.
D. KESIMPULAN Netherlands: Khewer Acade-
Proses pembuatan membran mic Publisher.
ultrafiltrasi yang memanfaatkan lim-
bah kulit udang ini mengikuti tahap- Prasetyo, BA. 2001. Rekayasa pem-
an (1) transformasi chitin menjadi buatan Membran Selulosa
chitosan; (2) pelarutan chitosan da- Asetat untuk Pemisahan De-
lam asam asetat; (3) pencetakan tergen. Tesis. Program Pasca
membran pada plat kaca; dan (4) Sarjana Teknik Lingkungan
pelepasan membran dari plat kaca ITS. Surabaya.
menggunakan larutan NaOH. Proses
pelepasan membran hanya dilaku- Ridwan, R. 2001. Penurunan Kan-
kan ketika membran chitosan ini dungan Organik pada Air
akan diaplikasikan. Gambut Menggunakan Mem-
bran Ultrafiltrasi dengan Pre-
DAFTAR PUSTAKA treatment PAC (Powdered Ac-
Acosta, N., Jimenez, C., Boraut, V tivated Carbon). Tesis, Pro-
dan Heras, A. 1991. Extraction gram Pasca Sarjanan Teknik
and Characterization of Chitin Lingkungan ITS. Surabaya.
from Crustaceans. Biomas and
Bioenergy. Vol 5 no.2:145-
153.

Pemanfaatan Limbah Kulit Udang sebagai Bahan Baku Pembuatan Membran Ultrafiltrasi
120

Wenten, I.G. 1999. Teknologi Mem-


bran Industrial. Institut Tek-
nologi Bandung. Bandung.

Wigglesworth, V.B. 1974. Insect


Physiology. London: Chapman
and Hall.

Muzarelli R. 1997. Chitin Hand-


book. European Chitin So-
ciety.

Inotek, Volume 13, Nomor 2, Agustus 2009

Anda mungkin juga menyukai