Anda di halaman 1dari 9

dr.

Afiana Rohmani ( OBAT ANTI PARASIT )


OBAT ANTIPROTOZOA
• MALARIA
• Empat species Plasmodium :
– P.vivax
– P.malarie
– P.ovale
– P.falciparum
• P.falciparum yang mnyebabkan komplikasi serius dan kematian
SIKLUS HIDUP PARASIT
• Nyamuk terinfeksi dgn menghisap darah=bentuk seksual parasità sporosit
berkembang dlm nyamukà pindah ke manusia
• Stadium eksoeritrositik= sporosit membelah di hatià skizon jaringan
• Stad. Eritrositik= skizon masuk aliran darah sebagai merozoit
• Parasit masuk ke eritrosità sel menjadi pecah à melepaskan sekumpulan
merozoit baru
• Siklus ini dapat berulang.
• Bentuk gametosit (bentuk seksual) dilepaskan ke aliran darahà terhisap
oleh nyamuk
• P.falcifarum& P.malarie mengalami satu kali siklus invasi dan multiplikasi
di sel hati
• Infeksi di hati berhenti spontan setelah <4mnggu.
• Multiplikasi terbatas dalam sel darah merah
• P.vivax berada dalam hati yang tidak aktif (hipnozoit)à bisa relaps
GEJALA & TANDA
• Trias Malaria
• Masa inkubasi malaria berkisar antara 9- 30 hari.
• Gejala kliniknya dikenal sebagai trias malaria yang terdiri dari demam,
anemia dan splenomegali. Demam khas pada malaria adalah menggigil selama 15-
60 menit karena pecahnya skizon eritrosit, lalu demam selama 2-6 jam kemudian
berkeringat selama 2-4 jam. Keringat sangat banyak, hingga membasahi tempat
tidur. Gejala ini terus berulang dengan periode tertentu sesuai dengan jenis
plasmodiumnya.
• Di daerah endemis, gejala khas ini seringkali tidak ditemukan karena
sebagian besar sudah memiliki imunitas di dalam tubuhnya.
• Gejala klinik :sakit kepala, lemah, nyeri otot dan nyeri tulang.
• Anamnesis: pola demam tersebut, riwayat bepergian ke daerah endemis,
pernah sakit malaria,riwayat transfusi darah.
• Px LAB: pemeriksaan darah tepi (tipis/tebal)
– Interpretasi yang didapat jenis dan kepadatan parasit.
OBAT ANTIMALARIA
• Dibagi berdasar kerja selektifnya pada fase siklus hidup parasit:
• Skizontisid jaringan: mengeliminasi perkembangan skizon jaringan
/hipnozoit laten , misal:primakuin
• Skizontisid darah: bekerja pada skizon darah, misal: klorokuin, proguanil,
pirimetamin, meflokuin, kuinin
• Gametosid : obat yang menghncurkan bentuk gametosit.
• Sporontisidal: obat yang menyebabkan gametosit menjadi tidak bisa
terinfeksi ke dalam nyamuk , misal pirimetamin, proguanil
PARASIT YANG RESISTEN
• Strain P.falcifarum telah mengalami peningkatan resistensi terhadap
klorokuin
• Skizon darah P.vivax resisten terhadap klorokuin
• Skizon hati P.vivax resisten terhadap primakuin
KLOROKUIN
• Skizontisid darah efektif untuk mencegah dan mengakhiri serangan
malaria vivax, malarie, ovale, falciparum yang sensitif
• Gametosid untuk semua malaria kecuali falciparum.
• DOSIS:
• Dewasa: dosis awal 600mg dilanjutkan 6-8jam 300mg, lalu 300mg/hari
untuk 2hari berikutnya.
• P. vivax &ovale: perlu terapi radikal
à primakuin 15mg/hari selama 2-3mggu diberikan setelah klorokuin
• Anak: dosis awal 10mg/kgBB dilanjutkan single dose 5mg/kgBB
• Overdosis sangat toksik
• ES: gangguan gastrointestinal,
• Sakit kepala, anoreksia, ppandangan kabur, urtikaria
• Dosis toksik: Ototoksik , retinopati, miopati ireversibel
• KI: gangguan hati, gangguan retina, gangguan neurologik,
• Antacid dan antidiare mempengaruhi absorbsi klorokuin
• Dpt untk hamil, tapi tidak untk terapi radikal
MEFLOKUIN
• Mekanisme kerja:
– Skintozid darah pada p.falciparum, p.vivax.
– Terhadap p.ovale dan malarie efektifitasnya kurang
• Hanya untuk per oral, karena iritasi lokal pada pemberian parenteral
• Metabolitnya diekskresi lambat terutama dalam tinja
• INDIKASI: profilaksis malaria endemis malaria falciparum yg resisten
klorokuin
• Pengobatan malaria falciparum yang resisten klorokuin, malaria yang lain
• Tidak untuk pengobatan bila sudah diberikan profilaksis
• KI: hamil, ggn hati, ggn konduksi jantung, epilepsi, anak2 <15kg
• ES: mual muntah diare pusing, ggn keseimbangan, insomnia
• DOSIS:
• Profilaksis: 1-2minggu sebelum memasuki wilayah endemis, dilanjutkan
sampai 4mnggu setelah meninggalkan wilayah
• Dewasa/anak>45kg : 250mg/minggu
• Anak 20-30kg: setengah dosis dewasa
• Pengobatan : 1250mg singgle dose untuk malaria ringan
PRIMAKUIN
• Mekanisme kerja:
• Efek pngobatan radikal terhadap P.vivax & P.ovale pada stad lanjut
hepatik (hipnozoit dan skizon)
• Efektif untuk stad primer eksoeritrositik P.falciparum
• Gametosit terhdap 4 species malaria
• INDIKASI:
• Pengobatan radikal M.vivax&ovale (eradikasi stad hepar)
• Primakuin ditambah klorokuin untuk mengobati infeksi akut ini
• Profilaksis , à sudah jarang
• Efek samping :
• Ditoleransi baik, sehingga ES minimal : nyeri perut, mual, pusing,
hemolisis
• Kontraindikasi : hamil, gangguan darah,anemia
PIRIMETAMIN SULFADOKSIN (FANSIDAR®)
• INDIKASI : pengobatan M.falciparum , tidak dianjurkan untuk
profilaksis.
• Untuk malaria berat , dikombinasi dengan kuinin.
• Kurang efektif untuk M.vivax &ovale.
• Mek.kerja : menghambat asam folat pada parasit yang rentan.
• Efek lemah terhadap skizon P.vivax, tidak aktif terhadap gametosit atau
stad hepatik
• DOSIS: 2-3 tablet single dose
• Anak 7-9thn: 1½tablet
• KI: hamil menyusui, bayi. Hati-hati ggn ginjal dan hati.
• ES: dose tunggal jarang, alergi sulfonamid
KUININ
• Alkaloid kulit kayu pohon sinkona= pengobatan &supresi malaria
>300tahun
• Diabsorbsi cepat, dimetabolisasi di hati diekskresi melalui urin,
• Mek.kerja skizontisid ke4 malaria.
• Gametosid terhadap P.vivax dan ovale
• Tidak berefek sporozoit atau stad.hepatik
• Diberikan per oral , mengiritasi saluran cerna.
• Bersifat oksitosik ringan pada uterus gravid
• DOSIS:
– 3X10mg/kgBB/hari untuk 3-7hari, dilanjutkan Fansidar 3tablet
single dose,
atau tetrasiklin, atau doksisiklin
- Parenteral untuk serangan berat:
infus iv 20mg/kgBB selama 4jam
• INDIKASI: strain P.falciparum yang resisten trhdp klorokuin (malaria
berat dan serangan akut) harus dikombinasi dengan antimalaria lain.
• Kurang kuat bila untuk serangan akut P.vivax, ovale, malarie, falciparum
yang sensitif trhdp klorokuin à dikombinasi dengan antimalaria lain (mis
primakuin)
OBAT ANTIAMUBA
• Amubiasisà menimbulkan infeksi intestinal(disentri) dari ringan – berat.
Bisa tanpa gejala, Abses hati, bentuk lain dari infeksi ekstrintestinal.
AMUBIASIS
• gejala samar, hampir tidak diketahui.
• diare yang hilang-timbul dan sembelit, banyak buang gas (flatulensi) dan
kram perut.
• Bila perut disentuh akan terasa nyeri
• Tinja mengandung darah serta lendir.
• demam ringan.
• Diagnosis amuba pada contoh tinja penderita. pemeriksaan tinja sebanyak
3-6 kali.
OBAT ANTIAMUBA
• Obat Amubisid intesinal:
bekerja di lumen usus , misal : Yodokuinol,
• Obat Amubisid jaringan : meneliminasi organisme terut dinding usus, hati,
jaringan ekstraintestinal lain. Kurang efektif untuk org. dalam lumen usus. Misal:
Metronidazol, Tinidazol, Emetin, Klorokuin
METRONIDAZOL
• Antimikroba sangat baik terhadap bakteri anaerob dan protozoa
• Membasmi infeksi jaringan amuba / ekstra intestinal. Tetapi pengobatan
amubisid luminal tetap menggunakan obat ini untuk mencapai laju kuratif yang
memuaskan.
• Spektrumnya mencakup protozoa:
• Trikomonas vaginalis, Entamoeba histolitika, Giardia Lambia
• bakteri anaerob :
• Bakteroides fragilis (kasus sepsis paska bedah atau ginekologis)
• Indikasi : disentri amuba invasif, abses amuba pada hati,
uretritis&vaginitis o.k trikomonas.
• Tinidazol (Fasigyn®)
àEfektifitas =, masa kerja lebih panjang
Sehingga dosis tunggal
• DOSIS
• Amuba intestinal :
– 750mg tiap 8 jam/hr selama 10 hari
– Anak2 : 35mg/kgBB/hr dosis dibagi 3
• Trikomonas vaginalis :
– 250mg tiap 8jam/hr selama 7 hari
– Atau 500mg tiap 12jam/hr selama 7hari
• DOSIS
• Infeksi bakteri anaerob:
– 7,5/kgBB/hari tiap 6jam
– Sediaan : (FLAGYL®)
– Tablet 250mg, forte 500mg
– Suspensi: 125mg/5ml
– Suppositoria: 500mg
• EFEK SAMPING :
– Mual, muntah, gangguan pengecapan, gangguan saluran cerna,
urtikaria,
• KONTRA INDIKASI :
– Hamil trimester 1
OBAT ANTIHELMINTIK
• Umumnya efektif untuk cacing kremi
• Harus disertai perbaikan faktor higienis untuk memutuskan rantai infeksi,
• Semua anggota keluarga harus diberi obat.
CACING KREMI (enterobius vermikularis)
• Masa hidup cacing kremi: < 6mnggu.
• Telur tertelanà berkembang biak di lambung à cacing betina menempatkan
telur di anus=gatal à garukan tangan telur pindah ke tangan , tertelan.
• Pencegahan : cuci tangan, segera mandi setelah bangun
CACING GELANG (ASKARIASIS)
• Hidup di rongga usus. Telur cacing termakan oleh manusia melalui
makanan yang terkontaminasi. Telur menetas di usus, berkembang jadi larva
menembus dinding usus, à paru-paru. = sindroma loeffler. Setelah dewasa, cacing
mendiami usus manusia dan menyerap makanan disana, disamping tumbuh dan
berkembang biak. à menderita kurang gizi
OBAT ANTIHELMINTIK
• Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing,
sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu.
• Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva
dalam tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita.
• MEBENDAZOL (broad spektrum/luas)
• PIPERAZIN
• ALBENDAZOL
• PIRANTEL PAMOAT
MEBENDAZOL
• Indikasi : broad spektrum, cacing kremi, cacing pita, cacing gelang
• memberi angka penyembuhan terhadap askariasis 93 99,8%; trichuriasis
89,7
92,7%, cacing tambang 88,4 100%
• Efek samping : (jarang) ggn intestinal, reaksi hipersensitifitas
• KI: hamil
• Dosis:
dws&anak>2thn Mebendazol (Vermox®) dengan dosis tungga1 500 mg
(10mg/kgBB) atau 200 mg perhari selama 3 hari berturut-turut,
PIRANTEL PAMOAT
• Indikasi :obat pilihan untuk :cacing tambang (Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris lumbrocoides), dan cacing kremi
(Enterobius vermicularis).
• Mek kerja : melumpuhkan cacing à keluar bersama tinja àmati
• Dosis : (combantrin®)
dosis tunggal/ sekali minum
– 10mg/kgBB skali minum (dws krng lbh 6tab skali minum)
– Sediaan :tablet 125mg. Syrup 100mg/5ml
PIPERAZIN
• Indikasi : trichuriasis, askariasis, enterobius vermikulairs.
• Efek samping: mual, muntah,diare, reaksi alergi, urtikaria, steven johnson
syndrom
• KI: Gangguan ginjal dan hepar, epilepsi, hati2 hamil
• Dosis: dws, anak>6thn =3x1cth
• Cacing kremi: 3gr sekali sehari, slama 7hari
• Cacing gelang : 30ml dosis tunggal
• Sediaan : syrup 1gr/5ml
ALBENDAZOL
• INDIKASI: Spektrum luas infeksi cacing askaris, trikuriasis, cacing
tambang.
Kista Hidatid o.k Echinococcus granulosus, echinococcus multikularis,
• DOSIS: Kista Hidatid: 800mg/hari dosis terbagi, selama 28 hari.
• Infeksi cacing/enterobius/ascaris : anak>2thn 400mg dosis tunggal
diulangi 3X dengan interval waktu 2mnggu.
• taeniasis: 2x400mg/hari selama 3hari
• Cutaneus larva migrans : 2x200mg/hari selama 3-5hari
• Kontraindikasi: hamil, menyusui
• Sediaan: Tablet 400mg
• Syrup 200mg/5ml
PRAZIKUANTEL
• Indikasi : efektif untuk spesies skistosoma, trematoda dan cestoda lain

Anda mungkin juga menyukai