OBAT ANTIPROTOZOA • MALARIA • Empat species Plasmodium : – P.vivax – P.malarie – P.ovale – P.falciparum • P.falciparum yang mnyebabkan komplikasi serius dan kematian SIKLUS HIDUP PARASIT • Nyamuk terinfeksi dgn menghisap darah=bentuk seksual parasità sporosit berkembang dlm nyamukà pindah ke manusia • Stadium eksoeritrositik= sporosit membelah di hatià skizon jaringan • Stad. Eritrositik= skizon masuk aliran darah sebagai merozoit • Parasit masuk ke eritrosità sel menjadi pecah à melepaskan sekumpulan merozoit baru • Siklus ini dapat berulang. • Bentuk gametosit (bentuk seksual) dilepaskan ke aliran darahà terhisap oleh nyamuk • P.falcifarum& P.malarie mengalami satu kali siklus invasi dan multiplikasi di sel hati • Infeksi di hati berhenti spontan setelah <4mnggu. • Multiplikasi terbatas dalam sel darah merah • P.vivax berada dalam hati yang tidak aktif (hipnozoit)à bisa relaps GEJALA & TANDA • Trias Malaria • Masa inkubasi malaria berkisar antara 9- 30 hari. • Gejala kliniknya dikenal sebagai trias malaria yang terdiri dari demam, anemia dan splenomegali. Demam khas pada malaria adalah menggigil selama 15- 60 menit karena pecahnya skizon eritrosit, lalu demam selama 2-6 jam kemudian berkeringat selama 2-4 jam. Keringat sangat banyak, hingga membasahi tempat tidur. Gejala ini terus berulang dengan periode tertentu sesuai dengan jenis plasmodiumnya. • Di daerah endemis, gejala khas ini seringkali tidak ditemukan karena sebagian besar sudah memiliki imunitas di dalam tubuhnya. • Gejala klinik :sakit kepala, lemah, nyeri otot dan nyeri tulang. • Anamnesis: pola demam tersebut, riwayat bepergian ke daerah endemis, pernah sakit malaria,riwayat transfusi darah. • Px LAB: pemeriksaan darah tepi (tipis/tebal) – Interpretasi yang didapat jenis dan kepadatan parasit. OBAT ANTIMALARIA • Dibagi berdasar kerja selektifnya pada fase siklus hidup parasit: • Skizontisid jaringan: mengeliminasi perkembangan skizon jaringan /hipnozoit laten , misal:primakuin • Skizontisid darah: bekerja pada skizon darah, misal: klorokuin, proguanil, pirimetamin, meflokuin, kuinin • Gametosid : obat yang menghncurkan bentuk gametosit. • Sporontisidal: obat yang menyebabkan gametosit menjadi tidak bisa terinfeksi ke dalam nyamuk , misal pirimetamin, proguanil PARASIT YANG RESISTEN • Strain P.falcifarum telah mengalami peningkatan resistensi terhadap klorokuin • Skizon darah P.vivax resisten terhadap klorokuin • Skizon hati P.vivax resisten terhadap primakuin KLOROKUIN • Skizontisid darah efektif untuk mencegah dan mengakhiri serangan malaria vivax, malarie, ovale, falciparum yang sensitif • Gametosid untuk semua malaria kecuali falciparum. • DOSIS: • Dewasa: dosis awal 600mg dilanjutkan 6-8jam 300mg, lalu 300mg/hari untuk 2hari berikutnya. • P. vivax &ovale: perlu terapi radikal à primakuin 15mg/hari selama 2-3mggu diberikan setelah klorokuin • Anak: dosis awal 10mg/kgBB dilanjutkan single dose 5mg/kgBB • Overdosis sangat toksik • ES: gangguan gastrointestinal, • Sakit kepala, anoreksia, ppandangan kabur, urtikaria • Dosis toksik: Ototoksik , retinopati, miopati ireversibel • KI: gangguan hati, gangguan retina, gangguan neurologik, • Antacid dan antidiare mempengaruhi absorbsi klorokuin • Dpt untk hamil, tapi tidak untk terapi radikal MEFLOKUIN • Mekanisme kerja: – Skintozid darah pada p.falciparum, p.vivax. – Terhadap p.ovale dan malarie efektifitasnya kurang • Hanya untuk per oral, karena iritasi lokal pada pemberian parenteral • Metabolitnya diekskresi lambat terutama dalam tinja • INDIKASI: profilaksis malaria endemis malaria falciparum yg resisten klorokuin • Pengobatan malaria falciparum yang resisten klorokuin, malaria yang lain • Tidak untuk pengobatan bila sudah diberikan profilaksis • KI: hamil, ggn hati, ggn konduksi jantung, epilepsi, anak2 <15kg • ES: mual muntah diare pusing, ggn keseimbangan, insomnia • DOSIS: • Profilaksis: 1-2minggu sebelum memasuki wilayah endemis, dilanjutkan sampai 4mnggu setelah meninggalkan wilayah • Dewasa/anak>45kg : 250mg/minggu • Anak 20-30kg: setengah dosis dewasa • Pengobatan : 1250mg singgle dose untuk malaria ringan PRIMAKUIN • Mekanisme kerja: • Efek pngobatan radikal terhadap P.vivax & P.ovale pada stad lanjut hepatik (hipnozoit dan skizon) • Efektif untuk stad primer eksoeritrositik P.falciparum • Gametosit terhdap 4 species malaria • INDIKASI: • Pengobatan radikal M.vivax&ovale (eradikasi stad hepar) • Primakuin ditambah klorokuin untuk mengobati infeksi akut ini • Profilaksis , à sudah jarang • Efek samping : • Ditoleransi baik, sehingga ES minimal : nyeri perut, mual, pusing, hemolisis • Kontraindikasi : hamil, gangguan darah,anemia PIRIMETAMIN SULFADOKSIN (FANSIDAR®) • INDIKASI : pengobatan M.falciparum , tidak dianjurkan untuk profilaksis. • Untuk malaria berat , dikombinasi dengan kuinin. • Kurang efektif untuk M.vivax &ovale. • Mek.kerja : menghambat asam folat pada parasit yang rentan. • Efek lemah terhadap skizon P.vivax, tidak aktif terhadap gametosit atau stad hepatik • DOSIS: 2-3 tablet single dose • Anak 7-9thn: 1½tablet • KI: hamil menyusui, bayi. Hati-hati ggn ginjal dan hati. • ES: dose tunggal jarang, alergi sulfonamid KUININ • Alkaloid kulit kayu pohon sinkona= pengobatan &supresi malaria >300tahun • Diabsorbsi cepat, dimetabolisasi di hati diekskresi melalui urin, • Mek.kerja skizontisid ke4 malaria. • Gametosid terhadap P.vivax dan ovale • Tidak berefek sporozoit atau stad.hepatik • Diberikan per oral , mengiritasi saluran cerna. • Bersifat oksitosik ringan pada uterus gravid • DOSIS: – 3X10mg/kgBB/hari untuk 3-7hari, dilanjutkan Fansidar 3tablet single dose, atau tetrasiklin, atau doksisiklin - Parenteral untuk serangan berat: infus iv 20mg/kgBB selama 4jam • INDIKASI: strain P.falciparum yang resisten trhdp klorokuin (malaria berat dan serangan akut) harus dikombinasi dengan antimalaria lain. • Kurang kuat bila untuk serangan akut P.vivax, ovale, malarie, falciparum yang sensitif trhdp klorokuin à dikombinasi dengan antimalaria lain (mis primakuin) OBAT ANTIAMUBA • Amubiasisà menimbulkan infeksi intestinal(disentri) dari ringan – berat. Bisa tanpa gejala, Abses hati, bentuk lain dari infeksi ekstrintestinal. AMUBIASIS • gejala samar, hampir tidak diketahui. • diare yang hilang-timbul dan sembelit, banyak buang gas (flatulensi) dan kram perut. • Bila perut disentuh akan terasa nyeri • Tinja mengandung darah serta lendir. • demam ringan. • Diagnosis amuba pada contoh tinja penderita. pemeriksaan tinja sebanyak 3-6 kali. OBAT ANTIAMUBA • Obat Amubisid intesinal: bekerja di lumen usus , misal : Yodokuinol, • Obat Amubisid jaringan : meneliminasi organisme terut dinding usus, hati, jaringan ekstraintestinal lain. Kurang efektif untuk org. dalam lumen usus. Misal: Metronidazol, Tinidazol, Emetin, Klorokuin METRONIDAZOL • Antimikroba sangat baik terhadap bakteri anaerob dan protozoa • Membasmi infeksi jaringan amuba / ekstra intestinal. Tetapi pengobatan amubisid luminal tetap menggunakan obat ini untuk mencapai laju kuratif yang memuaskan. • Spektrumnya mencakup protozoa: • Trikomonas vaginalis, Entamoeba histolitika, Giardia Lambia • bakteri anaerob : • Bakteroides fragilis (kasus sepsis paska bedah atau ginekologis) • Indikasi : disentri amuba invasif, abses amuba pada hati, uretritis&vaginitis o.k trikomonas. • Tinidazol (Fasigyn®) àEfektifitas =, masa kerja lebih panjang Sehingga dosis tunggal • DOSIS • Amuba intestinal : – 750mg tiap 8 jam/hr selama 10 hari – Anak2 : 35mg/kgBB/hr dosis dibagi 3 • Trikomonas vaginalis : – 250mg tiap 8jam/hr selama 7 hari – Atau 500mg tiap 12jam/hr selama 7hari • DOSIS • Infeksi bakteri anaerob: – 7,5/kgBB/hari tiap 6jam – Sediaan : (FLAGYL®) – Tablet 250mg, forte 500mg – Suspensi: 125mg/5ml – Suppositoria: 500mg • EFEK SAMPING : – Mual, muntah, gangguan pengecapan, gangguan saluran cerna, urtikaria, • KONTRA INDIKASI : – Hamil trimester 1 OBAT ANTIHELMINTIK • Umumnya efektif untuk cacing kremi • Harus disertai perbaikan faktor higienis untuk memutuskan rantai infeksi, • Semua anggota keluarga harus diberi obat. CACING KREMI (enterobius vermikularis) • Masa hidup cacing kremi: < 6mnggu. • Telur tertelanà berkembang biak di lambung à cacing betina menempatkan telur di anus=gatal à garukan tangan telur pindah ke tangan , tertelan. • Pencegahan : cuci tangan, segera mandi setelah bangun CACING GELANG (ASKARIASIS) • Hidup di rongga usus. Telur cacing termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi. Telur menetas di usus, berkembang jadi larva menembus dinding usus, à paru-paru. = sindroma loeffler. Setelah dewasa, cacing mendiami usus manusia dan menyerap makanan disana, disamping tumbuh dan berkembang biak. à menderita kurang gizi OBAT ANTIHELMINTIK • Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu. • Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. • MEBENDAZOL (broad spektrum/luas) • PIPERAZIN • ALBENDAZOL • PIRANTEL PAMOAT MEBENDAZOL • Indikasi : broad spektrum, cacing kremi, cacing pita, cacing gelang • memberi angka penyembuhan terhadap askariasis 93 99,8%; trichuriasis 89,7 92,7%, cacing tambang 88,4 100% • Efek samping : (jarang) ggn intestinal, reaksi hipersensitifitas • KI: hamil • Dosis: dws&anak>2thn Mebendazol (Vermox®) dengan dosis tungga1 500 mg (10mg/kgBB) atau 200 mg perhari selama 3 hari berturut-turut, PIRANTEL PAMOAT • Indikasi :obat pilihan untuk :cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris lumbrocoides), dan cacing kremi (Enterobius vermicularis). • Mek kerja : melumpuhkan cacing à keluar bersama tinja àmati • Dosis : (combantrin®) dosis tunggal/ sekali minum – 10mg/kgBB skali minum (dws krng lbh 6tab skali minum) – Sediaan :tablet 125mg. Syrup 100mg/5ml PIPERAZIN • Indikasi : trichuriasis, askariasis, enterobius vermikulairs. • Efek samping: mual, muntah,diare, reaksi alergi, urtikaria, steven johnson syndrom • KI: Gangguan ginjal dan hepar, epilepsi, hati2 hamil • Dosis: dws, anak>6thn =3x1cth • Cacing kremi: 3gr sekali sehari, slama 7hari • Cacing gelang : 30ml dosis tunggal • Sediaan : syrup 1gr/5ml ALBENDAZOL • INDIKASI: Spektrum luas infeksi cacing askaris, trikuriasis, cacing tambang. Kista Hidatid o.k Echinococcus granulosus, echinococcus multikularis, • DOSIS: Kista Hidatid: 800mg/hari dosis terbagi, selama 28 hari. • Infeksi cacing/enterobius/ascaris : anak>2thn 400mg dosis tunggal diulangi 3X dengan interval waktu 2mnggu. • taeniasis: 2x400mg/hari selama 3hari • Cutaneus larva migrans : 2x200mg/hari selama 3-5hari • Kontraindikasi: hamil, menyusui • Sediaan: Tablet 400mg • Syrup 200mg/5ml PRAZIKUANTEL • Indikasi : efektif untuk spesies skistosoma, trematoda dan cestoda lain