Pengantar
untuk mengadili menurut hukum, karena kalau hal itu tidak dilakukan
akan membuat putusan menjadi batal demi hukum (null and void, van
1
Baca pasal 5 ayat (1) UU No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang menetukan” Pengadilan
mengadili menurut hukum dan tidak mebeda-bedakan orang”.
keputusan juga tidak boleh membeda-bedakan orang. Penyimpangan
lain:3
ini timbul karena ada aturan yang tidak jelas atau karena suatu
undang-undang.
2
Bagir Manan, Ketua Mahkamah Agung RI. Mengadili Menurut Hukum. Varia Peradilan.No.238, Juli
2005, hal.5.
3
Bagir Manan, Ketua Mahkamah Agung RI. Mengadili Menurut Hukum. Varia Peradilan.No.238, Juli
2005, hal. 11.
3. Hakim sebagai pembentuk hukum (recshtshepper, judge made
hal-hal tertentu.
B. Beban Pembuktian
sudah ada niatan untuk bertindak secara adil dan tidak memihak.
harus diajukan dan siapa yang harus lebih banyak menanggung beban
bukti mengajukan juga harus secara adil pula. Ini berarti bahwa kedua
bantahannya.
harus dilakukan dengan adil dan tidak berat sebelah, karena suatu
dianggap sebagai suatu masalah hukum atau soal yuridis, yang dapat
bersangkutan.
membuktikan yang serba tidak itu pada umumnya tidak mungkin atau
sukar. Oleh karena itu maka pembuktian suatu negatie “should not be
tersebut yakni :
sebaliknya.
Ibid.
d. Dalam hal perbuatan melawan hukum, maka Penggugatlah yang
harus membuktikan?.
Ini berarti bahwa kedua belah pihak, baik penggugat maupun tergugat
5
Saat ini ada pergerseran mengenai beban pembuktian, hal ini dapat dilihat
pada UU Lingkungan Hidup, UU Perlindungan Konsumen dimana Tergugat yang wajib
membuktikan bahwa dia tidak bersalah baik karena sengaja maupun karena
kelalaian.
membuktikan kebenaran bantahan tergugat, demikian pula sebaliknya
tercantum dalam pasal 163 HIR (ps. 283 Rbg jo 1865 KUHPerdata).
affirmatief).7
ditinggalkan.
9
P.A. Stein. Op. cit., hal. 118.
10
Ibid, hal. 119; Pitlo. Op. cit., hal. 40.
11
Baca lebih lanjut Asser — Anema — Verdam, Op. cit., hal. 74.
kebenaran daripada peristiwa yang diajukannya dan kemudian
tersebut.
hal itu tidak disebutkan dalam pasal 1320 BW. Tentang adanya
formalistis.13
12
14
Ibid., hal.72.
Menurut teori ini maka mencari kebenaran suatu peristiwa di
para pihak. Asas kedudukan prosesuil yang sama dari para pihak
pihak harus sama. Oleh karena itu hakim harus membebani para
bertumpu pada hukum acara. Jalan keluar asas persamaan para pihak
15
mereka, persamaan harus ada. Oleh karena itu hakim tidak pernah
lawan.17
C. Kepentingan Umum
17
Ibid.
18
Baca juga M.A. 15 Maret 1972 no. 549 K/Sip/1971. Yurisprudensi JawaBarat
1969—1972 I. hal. 108.
Dinyatakan dalam undang-undang ini, kepentingan umum
pembangunan.
Negara.
pembangunan.
Indonesia.
masyarakat.
Kepentingan Umum.
masyarakat.
19
doktrin yang dikemukakan oleh para sarjana pada waktu itu yakni
antara lain dapat dilihat pada Arrest tanggal 6 Januari 1905 mengenai
toko mesin jahit merek Singer dan Arrest tanggal 10 Juni 1910
c. Kaedah kesusilaan.
21
Setiawan, SH. Empat Kriteria Perbuatan Melawan Hukum dan Perkembangan
dalam Yurisprudensi. Varia Peradilan No. 16 bulan Januari 198, hal. 176.
d. Kepatutan dalam masyarakat.
berat bagi hakim dengan menuntut yang lebih berat daripada ajaran
lama. Hal ini tidak hanya berlaku untuk perbuatan melawan hukum
dilakukan karena tidak dapat menampung semua hal dan juga kalau
semakin luas.22
J.M. van Dunne dan Gr.van der Burght, Perbuatan Melawan Hukum (Pasal
22
1365 KUH Perdata), diterjemahkan oleh Lely Niwan, SH., Dewan Kerjasama Ilmu
Hukum Belanda dengan Indonesia, Proyek Hukum Perdata. Semarang 22 Agustus – 3
September 1988.
Adalah sulit untuk memberikan definisi umum mengenai hak
yaitu :
dan sebagainya.
tertulis yang seharusnya tidak dilanggar oleh pelaku dan tidak ada
waktu.
Mr.Drs.Utrecht23 menulis bahwa yang dimaksud dengan
agama.
moral dan susila hanya berbeda nisbi (hanya berbeda graduil saja
gemeenschap. De moraal komt tot den mens met den eis: Wees
23
Mr.Mahadi, Sumber-Sumber Hukum, (Jakarta: N.V. “Soeroengan”, 1958)
hal.50
24
Ibid., hal.51.
Dikatakan bahwa moral hanya menunjukkan norma-normanya
25
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, (Jakarta: Pasca Sarjana Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2003), hal.13 dst.
26
Dimuat dalam Yurisprudensi Indonesia (Penerbit : Mahkamah Agung RI. Tahun
1985)
Dengan mendasarkan pada norma kesusilaan dan kepatutan dalam
jawabkan.
27
Prof.Dr.R.Wirjono Prodjodikoro, SH., Perbuatan Melanggar Hukum , (Bandung
: Sumur Bandung , 1993) hal.28.
28
Dikutip oleh Moegni Djojodirdjo dalam bukunya Perbuatan Melawan Hukum
(Jakarta: Pradnya Paramita, 1982), hal.66.
dipersalahkan kepadanya, apakah keadaan jiwanya adalah
dipertanggung jawabkan.
Maka akan ada schuld dalam arti konkrit atau dalam arti
29
Wesseling van Gent, Minimum vereisten voor een Viviele Procedure, (Open bestuur omgan met
mondige mensen), Samson Uitgeverij, Alpen aan Rijn, 1980, hal 28.
3. Persidangan yang terbuka untuk Umum (Openbaarheid van
behandelling en uitpraak).
van de beslissing).
Apabila hal ini dikaitkan dengan perkara ini maka akan terlihat adanya
di MA, diantaranya:
persidangan.
relevan.
Pengadilan Tinggi
perkara tersebut.
Mahkamah Agung:
antara lain :
a) Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang.
cukup membuktikan
30
The greater weight of evidence; superior evidentiary weight that,
though not sufficient to free the mind wholly from all reasonable
doubt, is still sufficient to incline a fair and impartial mind to one
side of the issue rather than the other. This is a burden of proof in a
civil trial, in which the jury is instructed to find for the party
that, on the whole, has the stronger evidence, however slight the edge
may be. -Also termed preponderance of proof; balance of probability.
Cf. clear and convincing evidence under evidence (Bryan A. Graner.
et.al ed, Black’s Law Dictionary, Seventh Edition, St. Paul: West
group, 1999, p. 1201)
31
kebenaran formil.